NovelToon NovelToon
Ada Kisah Di Pesantren

Ada Kisah Di Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: @nyamm_113

Kiyai Aldan menatap tajam Agra dkk dan Adira dkk. Ruangan ini begitu sagat panas dan terasa sesak dengan aura yang dikeluarkan oleh kiyai Aldan.

“Sedang apa kalian di sana?” Tanyanya pelan namun dingin.

“Afwan kiyai, sepertinya kiyai salah paham atas…,” Agra menutup matanya saat kiyai Aldan kembali memotong ucapannya.

“Apa? Saya salah paham apa? Memangnya mata saya ini rabun? Jelas-jelas kalian itu sedang… astagfirullah.” Kiyai Aldan mengusap wajahnya dengan kasar. “Bisa-bisanya kalian ini… kalian bukan muhrim. Bagaimana jika orang lain yang melihat kalian seperti itu tadi ha? “

“Afwan kiyai.” Lirih mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @nyamm_113, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEBENARAN AKAN SELALU MENANG DARI KEBOHONGAN

Abyan membawa istrinya menjauh dari keramaian dan sedikit gelap, sangat minim cahaya entah berada dimana mereka itu.

Ayyara mengusap pelan pergelangan tangannya dan meringis pelan karena cengkraman tangan ustadz Abyan begitu menyakitkan hingga meninggalkan bekas merah.

Abyan mengatur napasnya sebisa mungkin menahan intonasi suaranya agar tidak membentak sang istri hingga bisa membuatnya ketakutan, saat hendak menyusul istrinya kekoperasi pondok ia malah melihat adegan dimana Ayyara mendorong Gia yang ia ketahui adalah anak dari donatur pondok.

Ayyara menatap balik tatapan Abyan, ingatkan ia untuk tidak takut lagi dengan tatapan itu. Karena apa yang ia lakukan sudah benar, ia berusaha membela Adira yang terluka karena ulah Gia.

“Kenapa mendorongnya?” Tanya Abyan. Sedikit kaget karena Ayyara membalas tatapannya.

Sebelum menjawab Ayyara memainkan lidahnya didalam sana, kemudian menjawab. “Dia yang salah.” Jawabnya tidak ada nada ketakutan di sana.

Abyan diam, sedetik kemudian kembali bersuara. “Kenapa?”Tanyanya kembali.

“Dia melukai tangan Adira sampai bengkak, dari dulu dia memang selalu mencari masalah dengan kami. Aku mana bisa diam ajah disaat teman-teman aku mendapat perlakuan kasar dari dia!” Jelas Ayyara.

Dia mengepalkan jari-jarinya, napasnya kian berat dan cepat, sementara matanya menyala. “Dia… dari awal kami masuk kepesantren ini sampai detik ini, dia selalu mencari masalah ustadz. Kami bahkan tidak pernah mengusiknya lebih dulu, bahkan kami juga tidak tahu kenapa dia begitu tidak menyukai kami.”

Abyan diam, memberi ruang kepada Ayyara untuk menyelesaikan ucapannya. Dia tidak akan menjeda, menunggu sampai Ayyara selesai adalah pilihan yang tepat.

“Aku membela teman ku ustadz, saat aku datang dia… aku melihat Adira dengan tangan yang merah dan bengkak.”

“A-aku tidak takut dengan dia, atau bahkan ayahnya yang donatur dipondok. Selama kami tidak salah, maka kami tidak takut.”

“Ayyara, namun mendorong Gia seperti tadi itu tidak benar.” Abyan akhirnya angkat bicara setelah melihat Ayyara tak lagi melanjutkan ucapannya.

Ayyara tak menyangka jika Abyan akan mengatakan seperti itu. “U-ustadz bela dia? Aku mendorongnya karena dia lebih dulu melukai Adira ustadz!”

“Ayyara pelankan suara mu!” Tekan Abyan. Tidak menyukai saar istrinya meninggikan suaranya. Ayyara menggeleng pelan.

“Dengar, saya tidak membela siapapun. Bahkan sekalinya pun kamu istri saya, perbuatan kamu itu tidak benar Ayyara.” Lanjut Abyan.

“Ustadz sama saja!” Setelah mengatakan itu Ayyara berlalu pergi dari hadapan Abyan.

Abyan menatap punggung istrinya, dia mengusap wajahnya dengan kasar. Apakah dia salah? Namun, dimana letak kesalahannya?

xxx

Agra membawa Adira ke UKS pondok, mengobati tangan istrinya sendiri karena petugas yang sering menangani santri sedang tidak ada entah kemana ia. Jadilah Agra mengobati luka pada tangan istrinya itu sendiri.

“Pelan-pelan ustadz, s-sakit, p-erih…” Lirih Adira. Ia tidak lagi menangis, hanya meninggalkan isakan kecil saja.

Jarinya sudah diperban, namun masih terasa sakit dan perih serta meninggalkan rasa berdenyut-denyut. “S-sakit ustadz.” Mengarahkan jari kanannya itu kehadapan Agra.

Agra tersenyum tipis, menyelipkan anak rambut istrinya yang keluar dari ciputnya itu. Mengusap keringat kecil dikening istrinya, lalu menghapus jejak air mata di pipi berisi istrinya. “Sudah, tahan sebentar lagi ya. Sakitnya akan hilang.”

Adira menggeleng kuat. “S-sakit, perih, berdenyut ustadz.” Adira sepertinya tengah ingin dimanja oleh Agra.

“Hahah, tahan ya.” Agra sebisa mungkin menahan rasa gemasnya terhadap istrinya ini.

Lihat saja, matanya yang sudah merah karena terus mengeluarkan air matanya, kedua pipinya yang tembem itu ikut berwarna seperti kepiting rebus, suara isakan kecil itu masih terdengar. Benar-benar lucu dan menggemaskan bagi Agra, untung saja dia bisa menikmati pemandangan ini sendirian tanpa harus berbagi kepada siapapun.

“M-au pulang.” Jawab Adira. Dia hanya ingin berbaring dikasurnya yang empuk itu berharap rasa sakit ini segera hilang.

Agra mengangguk. “Baiklah kita pulang kerumah, ayok.”

Setelah berjalan cukup jauh, dengan Agra yang senantiasa menuntun dan menjaga Adira sepanjang jalan akhirnya mereka tiba dirumah. Adira bahkan langsung berbaring tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu, menbuat Agra menggeleng pelan dengan kelakuan istrinya itu.

Agra ikut berbaring setelah mengganti pakaiannya, berbaring tepat disebelah istrinya. Mengambil tangan yang diperban itu untuk ditaruh didadanya, lalu lengan kirinya dijadikan bantal oleh Adira.

Adira nyaman dengan posisi itu, bahkan ia telah menyelami alam mimpinya.

Cup

xxx

Kejadian semalam itu ternyata sudah sampai ketelinga kiyai Aldan bahkan sampai kepada kedua orang tua Gia sendiri. Bahkan sedari tadi Antoni menatap tajam Adira dan juga Ayyara, terlebih lagi Ayyara yang membuat putrinya Gia mengalami luka memar dilengannya.

“Jadi nak bisa kalian jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya kiyai Aldan kepada Adira dan juga Ayyara. keduanya duduk didepan kiyai Aldan.

“Afwan kiyai.” Ucap Adira kepada kiyai Aldan. “Afwan pak Antoni, aku dan Ayyara tidak salah. Anak anda yaitu Gia yang lebih dulu datang kepada saya, mengatakan hal yang tidak-tidak kepada saya. Saya menegurnya dengan pelan, namun Gia malah tidak terima dan…,” Adira mengangkat tangan kanannya yang masih diperban itu.

“Gia membuat jari-jari saya terjepit, setelahnya Ayyara datang lalu Gia kembali berdebat dengan Ayyara karena membela saya. Jelas, anak anda tidak menerimanya lalu mendorong Ayyara lebih dulu. Dan Ayyara tidak sengaja mendorong Gia hingga terjatuh.” Jelasnya dengan pelan.

Semua yang ada diruangan itu mendengarkan Adira dengan baik, ada kiyai Aldan, ada Ayah Gia yaitu Antoni, ada ustadz Maulana, kemudian ada ustadz Agra dan juga ustadz Abyan sendiri.

Brak!

“Jangan mengarang kamu!” Bentak Antoni tidak terima anaknya disalahkan. “Dengar, anak saya mengatakan jika kalian yang sedari dulu mencari masalah kepadanya. Itu sudah terbukti anak saya sampai dau kali masuk rumah sakit karena kalian!” Lanjutnya semakin tidak terima.

Kiyai Aldan yang pada dasarnya mengetahui kejadian yang sebenarnya semalam karena Agra dan juga Abyan membawa bukti cctv kepadanya hanya dapat mengambil napas berat.

“Tapi itu kenyataannya pak!” Tekan Ayyara. membuat Abyan menatap dalam istrinya itu.

Antoni menunjuk wajah Ayyara, membuat Abyan hampir saja maju jika tak ditahan oleh Agra dengan gelengan kepala.

“Diam kau anak koruptor!”

“PAK ANTONI! PELAN KAN SUARA ANDA!”

Ketegangan terjadi diruangan itu, saat kiyai Aldan meninggikan suaranya kepada Antoni yang masih menatap tajam Ayyara. “Tidak sebaiknya anda membawa urusan pribadi dalam masalah ini pak Antoni.”

“Benarkan kalau anak ini adalah anak koruptor kiyai, saya tidak mau tahu… anak saya sudah banyak mengalami luka karena mereka. Kiyai Aldan keluarkan saja mereka dari pondok.” Pintanya dengan napas yang tak beraturan.

Ayyara menatap dalam Antoni, ia tidak suka saat masalah keluarganya diungkit seperti ini. Mereka tidak tahu apa-apa tentang keluarganya membuatnya berdecih pelan, lain halnya dengan Abyan yang menatap Ayyara dengan tatapan khawatir namun dia tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu masalah ini selesai.

“Pak Antoni, saya tidak membela siapa pun di sini. Namun, saya juga tidak mengambil keputusan sepihak tanpa tahu kejadian yang sebenarnya. Kejadian yang sebenarnya memang anak anda lah yang lebih dulu menyerang Adira, lalu Ayyara datang untuk membela temannya.” Jelas kiyai Aldan menatap Antoni.

Antoni tersenyum kecut dan tatapannya dingin. “Jadi, kiyai mengatakan jika putri saya yang bersalah di sini disaat anak saya juga menjadi korban?”

Kiyai Aldan menghela napas panjang sebelum menjawab. “Benar.”

“KIYAI! Anak saya yang menjadi korbannya hingga mendapat luka lebam, bagaimana bisa kiyai mengatakan seperti itu?” Tanyanya tak terima.

“Kami sudah mengecek cctv yang ada pak, namun benar Gia lah yang lebih dulu menyerang mereka. Jika tak percaya cobalah tanyakan langsung kepada putri anda atau ingin melihat cctv-Nya juga bisa pak Antoni.” Sela ustadz Maulana.

Antoni sepertinya terpojokkan, tak tahu harus mengatakan apa lagi. Jika memang benar anaknya itu yang bersalah maka ia tidak bisa menerimanya, baginya apapun yang dilakukan anaknya itu tetaplah benar dimatanya.

“Kalian ingin saya menarik semua dana yang saya berikan untuk pondok ini? Jika iya, maka saya akan menariknya hari ini juga jika anak-anak ini tidak mendapatkan hukuman yang setimpal!” Tekannya. Amarahnya sudah tidak terbendung lagi.

Kiyai Aldan masih saya sempat tersenyum. “Pak Antoni kehilangan satu donatur seperti anda, tidak akan membuat pondok pesantren ini tutup.” Katanya dengan santai dan senyum tenangnya itu.

Adira dan Ayyara menahan tawanya melihat wajah Antoni yang menurut mereka bedua itu lucu, wajahnya yang merah karena menahan emosi sedari tadi ditamah lagi dengan ucapan kiyai Aldan yang membuat ayah dari Gia itu semakin emosi.

“Anda berani dengan saya?” Tanyanya dengan tatapan penuh intimidasi kepada kiyai Aldan. Sepertinya dia tengah dipermalukan di sini dan itu sangat melukai harga dirinya.

“Pak Antoni, saya tidak bisa memberikan hukuman kepada anak-anak saya yang tidak melakukan kesahalan. Mereka sudah benar karena membela diri dari anak anda, saya harap anda mengerti pak Antoni.” Jelas kiyai Aldan.

“Mukanya lucu ya hihih.” Bisik Adira pelan. Sangat pelan hingga hanya Ayyara yang dapat mendengarnya.

“Iya, seperti tengah menahan eek hihih.” Timpal Ayyara tak kalah kecil suaranya dari Adira.

Kelakuan mereka terpantau tatapan tajam milik ustadz muda yang berada di sana, hanya dapat mengambil napas pelan melihat kelakuan istri mereka itu.

“Saya kecewa dengan kiyai!” Tekan Antoni menatap kiyai Aldan. “Mulai hari ini, saya tidak akan menjadi donatur di pondok ini.” Lanjutnya setelah itu bangkit tanpa mengucapkan kalimat apapun lagi.

Kiyai Aldan terkekeh pelan, membuat ustadz Maulana menatap heran sahabatnya itu lalu bertanya. “Kau ini kenapa? Sangat bahagia jika Antoni itu bukan bagian lagi dari pondok ini?” Tanyanya.

“Hahah, tentu saja tidak Maul…,”

“Ckkk, sudah saya katakan jangan panggil saya dengan MAUL. Panggil yang lengkap, bisa tidak?” Kesalnya karena kiyai Aldan selalu saya memanggilnya hanya sepotong bagian dari namanya.

“Kau ini, kehilangan satu donatur seperti pak Antoni itu bukan masalah besar bagi pondok pesantren. Memang ia adalah bagaian dari itu, namun ia hanya menumpang ketenaran saja.” Jawab kiyai Aldan.

Kebenaran akan selalu menang dari kebohongan, jadi teman-teman. Jangan pernah takut untuk berkata jujur sekali pun kamu mendapat intimidasi dari pihak lawan, orang-orang yang menutup mata demi melindungi satu kebohongan akan melahirkan banyak pencitraan.

1
Nda_Zlnt
lanjut Thor 💪
Rosma Niyah: hanya kau lah yang paling setia/Smile//Curse/
total 1 replies
Nda_Zlnt
lanjut Thor
Delita bae
salam kenal dari saya😇🤗 jika berkenan dukung juga karya saya. 🙏
semangat 💪👍
Nda_Zlnt
semangat Thor
Rosma Niyah: di tunggu ya part 18 nya
Rosma Niyah: makasihhh
total 2 replies
Nda_Zlnt
lanjut Thor
Rosma Niyah: sabar ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!