EZELLA KESAYANGAN SAGARA

Ezella mengendarai mobil di malam hari dengan pikiran yang kacau,sesekali air matanya dia usap karena tidak mau berhenti sejak tadi,dengan perasaan kalut Ezella mengusap perutnya yang masih rata.

"mommy memilihmu sayang,jadi kuat kuat ya.." lirih Ezella.

.

.

sementara di sisi lain, seorang pria bermasker hitam mengikuti mobil Ezella dari belakang.

"ada apa?" ujarnya berbicara pada seseorang di sambungan teleponnya.

"........"

"iya ,dia keluar dari dalam rumah dan entah mau kemana, aku sedang mengikutinya!" ujar pria itu sembari melajukan mobilnya,pandangan matanya tetap fokus pada mobil Ezella yang berjalan oleng di depannya.

Hingga melewati jalanan sepi,apalagi sekarang tengah malam,pria bermasker itu dengan cepat berhasil menghadang mobil Ezella.

"keluar!!" suara bass dari pria itu menakutkan Ezella di dalam mobil, wanita cantik yang tengah mengandung kini merapalkan doa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadapnya nanti.

"ya Tuhan,kenapa kemalangan ini selalu kudapatkan secara beruntun,lindungi aku Tuhan.." lirih Ezella dengan suara pelan,perlahan gadis itu membuka kaca mobilnya, tampak pria yang tidak jelas mukanya karena di tutupi masker menatapnya.

"tunggu dulu,perasaan aku pernah melihat wanita ini tapi dimana ya,,oh iya aku ingat sekarang, bukankah dia kekasih tuan Sagara? Apa masalahnya dengan mereka sampai mengutusku untuk membunuh wanita ini?, tidak, aku tidak boleh melakukannya, tuan Sagara bahkan sangat baik padaku waktu itu,dia pasti sangat kecewa saat tahu gadisnya aku yang bunuh nanti... Tapi bagaimana dengan suruhan bos ya? Aku harus gimana ini.." pria bertopeng itu melongo saat tau gadis yang menjadi target bosnya,dia dilema antara menjalankan misi yang tuannya berikan untuk membunuh gadis ini dan membuat rekayasa seolah dia kecelakaan atau dia membiarkannya hidup karena mengingat kebaikan Sagara padanya dulu.

Ezella masih menatap pria itu tanpa bergeming, jujur saja Ezella takut sendiri melihat pria yang hanya diam, dia tidak tahu entah apa yang ada di pikiran pria itu sekarang.

"maaf, anda membutuhkan sesuatu ya?" tanya Ezella basa basi,hendak dia tutup kaca mobilnya kembali tapi tubuh pria itu masih disana.

"nona, bisakah kau pergi dari sini tanpa membawa mobilmu?" setelah sekian lama berpikir akhirnya pria itu memutuskan untuk membebaskan Ezella,tapi dengan satu syarat wanita itu harus pergi tanpa mobil dan yang paling penting harus cepat cepat menghilang dari sana karena mungkin saja anak buah yang lain sudah dalam perjalanan menuju kesini.

"tapi kenapa?" tanya Ezella penasaran. Dilihat dari wajah serem pria itu,dapat Ezella simpulkan bahwa dia bukan orang baik baik.

"nona maaf sebelumnya, aku tadi diutus oleh bosku untuk membunuhmu,tapi setelah melihat wajahmu yang ternyata memiliki hubungan dengan seseorang yang berarti dalam hidupku dimasa lalu, jadi aku tidak bisa lagi meneruskan itu, nona bisa pergi dari sini sekarang sebelum rekanku datang kesini, aku tidak menjamin keselamatan nona lagi jika sampai mereka disini" ujar pria itu dengan jujur, mendengarnya saja Ezella sedikit kaget tapi dengan segera gadis itu keluar dari mobilnya, kopernya tidak dia bawa hanya tas kecil yang gadis itu bawa bersamanya.

Sebelum benar benar meninggalkan tempat itu Ezella menoleh, "apa aku boleh tahu siapa tuanmu yang mengincar nyawaku? Bukan apa tapi aku merasa perlu tahu biar waspada ke depannya" tanya Ezella menatap penuh harap pada jawaban pria itu.

"tuan Leonard nona, dia bekerja sama dengan seorang gadis bernama Alana" jawab pria itu membuat Ezella yang mendengarnya syok, tidak salah lagi, dia mendengar nama kakaknya di balik rencana ini.

jantung Ezella berpacu cepat, "oh iya siapa namamu?" belum juga mau pergi,sementara laki laki itu sudah mulai ceman sendiri.

"nama saya Sello nona,tolong berhentilah bertanya dan pergi sekarang!!" ujar Pria bernama Sello ituu, Ezella mengangguk, kakinya berlari di tengah jalan panjang tersebut, untung saja tadi dia masih mengunakan jaketnya jadi tidak terlalu dingin.

langkah Ezella sudah lumayan panjang, dia tidak tahu juga entah dimana dirinya sekarang, yang pasti Ezella mengikuti jalan panjang itu yang tidak berujung. Hingga sampailah Ezella di pertigaan jalan, terlihat cukup ramai disana,masih ada beberapa mobil berlalu lalang. Ezella menghentikan kakinya, dia menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya.

"kau sampai merencanakan niat Jahat seperti itu kak, aku tidak pernah menyangka akan hal itu, kau sangat kejam hiks..." Ezella menangis kala mengingat kembali ucapan pria yang bernama Sello tadi.

"Alana,,,,, aku tidak akan pernah melupakan hari ini, kau bersama pria itu tunggu saja, akan ada hari dimana aku pulang untukmu.." gimana Ezella pelan, dia sekarang memiliki tekad kuat untuk tetap hidup, dia tidak lagi mau ke rumah Sagara, Ezella dengan sengaja menghilang untuk meyakinkan kakaknya bahwa dia benaran telah meninggal.

Di tengah pikiran yang berkecamuk, antara sedih meratapi nasib sial yang bertubi tubi menghampirinya, juga tentang Alana, Ezella di kejutkan dengan sebuah klakson mobil, mobil itu berhenti tepat disampingnya.

Seseorang wanita paruh baya dengan senyum teduhnya menghampiri Ezella,

"hei nona kecil, apa yang kau lakukan sendirian di tengah malam begini disini" tanya wanita itu menatap Ezella dengan heran, dapat dia lihat keringat yang keluar dari dahi Ezella.

"kamu kenapa dek?" tanyanya lagi tapi Ezella masih betah diam.

"tidak boleh sendirian disini sayang,itu sangat bahaya. Kau boleh ikut dengan kami ayok, aku dan suamiku kebetulan tinggal tidak jauh dari sini" ujar perempuan itu memberi sedikit harapan untuk Ezella, tapi Ezella ragu, apalagi wanita tua itu adalah orang asing, akan lebih berbahaya jika dia ikut dengan mereka begitu saja

"aku bukan orang jahat, aku hanya kasian melihatmu sendirian disini, kau ikut ke rumahku dan besok aku akan mengantarmu kembali ke rumah" tidak mau tau, Ezella berdiri mengikuti wanita tua itu, dia tidak lagi peduli entah baik atau buruknya dengan keputusannya mengikuti wanita itu, Tampak pasangan suami istri itu terlihat sangat ramah padanya.

beberapa menit kemudian Ezella sampai di kediaman mewah milik mereka, Ezella berjalan pelan mengikuti wanita paruh baya yang kini terlihat sangat antusias bercerita padanya. Yang Ezella rasakan masuk disini adalah kehangatan tapi tidak ada siapapun selain dua orang itu, Ezella bahkan tidak melihat anak mereka.

.

.

Disisi lain, Elena tersenyum senang saat melihat sebuah rekaman Vidio yang memperlihatkan mobil Ezella hangus terbakar, juga sesosok tubuh yang tidak tampak wajahnya,tapi dari bodinya dia terlihat seperti Ezella, entah itu siapa yang pasti hanya Sello yang tahu.

"kerja yang bagus!!" guman Elena tersenyum senang, "gimana sayang, apa kau puas?" tanya Leonard menatap penuh puja pada gadis itu.

"belum, aku masih ingin melakukan operasi wajah menyerupai Alana, aku akan tinggal di rumah kedua orang itu hahahhha, membodohi mereka rupanya sangat menyenangkan nanti !!" masih banyak niat tersembunyi yang Elena siapkan untuk menghancuri keluarga weaslen secara perlahan.

Flasback off

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...