Setelah sekian lama berperang di medan perang akhirnya kembali ke tanah kelahirannya untuk mencari cinta sejati.
Tidak ada yang tahu dengan identitasnya yang sebenarnya.
Dia adalah pemimpin organisasi yang di takuti oleh dunia.
Bagaimana kisah Jendral Perang mencari cintanya....
Yukk... simak ceritanya...
jangan lupa untuk
Like 👍
Vote 🎟️
Komen 💬
Dan favoritkan ❤️ biar tidak ketinggalan update.
R"Azk 🥇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rivaldi AZK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Hidangan Penutup Yang Istimewa
Hidangan Penutup Yang Istimewa
"Tante bolehkah aku membungkus sebagian makanan ini untuk temanku Aldo… Dia pasti sangat senang jika aku membawakan makanan masakan tante yang enak ini…" Ucap Viky berbalik menatap ke arah Novi dengan senyum berharap.
"Kamu habiskan saja dulu semua yang ada di meja… untuk teman kamu Aldo nanti Tante bisa masak lagi…" Jawab Novi.
"Baiklah kalau begitu aku tidak akan segan-segan untuk menghabiskan makanan ini…" Jawab Viky sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya
Viky makan dengan lahapnya dan terus menerus memasukan makanan ke dalam mulutnya.
Novi yang melihat Viky makan dengan lahapnya, dia tersenyum bahagia.
"Kenapa kamu tidak makan…" Tanya Viky melirik kepada Herman.
"Bagaimana aku mau makan, hampir semua makanan yang ada di meja kamu habiskan…" Lemas Herman dengan kelakuan Viky.
"He…he…he… Habisnya makanan ini enak sekali sih…" Santai saja Viky menjawab.
"Kamu ini… tidak ada makanan yang tidak enak… jika Pop kucing di goreng, kamu pasti mengatakan sangat enak…" Herman kesal dengan jawaban Viky.
Rere dan Novi hanya tersenyum melihat kedekatan Herman dan Viky.
"Nak Viky… jika kamu tidak keberatan kamu bisa panggil aku Ibu jangan panggil aku tante… nanti setiap hari kamu bisa makan masakan ibu…" Celetuk Novi.
"Baiklah… jika itu bisa membuat aku setiap hari makan makanan yang enak ini, itu tidak jadi masalah…" Jawab Viky dengan mulut penuh makanan.
"Tapi akan lebih baik jika kamu menjadi menantu di rumah ini… Rere juga sangat pintar memasak, kamu tidak akan kekurangan makanan enak…" Ucap Novi dengan santai.
"Uhuk…"
"Uhuk…"
"Uhuk…"
Rere dan Herman tersedak makanan yang mereka makan karena kaget mendengar kalimat yang Novi katakan.
Suasana menjadi hening setelah kalimat itu terucap dari mulut Novi.
"kalian berdua makannya hati-hati, jadi tersedak kan…" Ucap Novi memecah keheningan sambil melirik ke arah Rere dan Herman secara bergantian.
"Bukan tidak hati-hati tapi gara-gara kamu yang asal berucap…" Gumam Herman dengan kesal.
"Mana mau orang besar seperti Viky dengan anakku yang dari kelurga biasa-biasa saja…" Gumam Herman kembali.
"Viky pasti tidak mau denganku… dengan jaringan yang luas dan mempunyai uang, pasti lah banyak perempuan yang lebih cantik, yang berada di sampingnya…" Gumam Rere dengan lemas.
"Aku sih tidak keberatan jika itu terjadi… bisa menikahi wanita cantik seperti Rere, aku tidak akan menolaknya tapi apakah orang yang akan menjadi istriku akan setuju dengan itu…" Jawab Viky yang menghentikan makannya dan menatap ke arah Rere.
Herman dan Rere kaget mendengar jawaban dari Viky, mereka tidak mengira Viky akan menyetujui permintaan Novi yang asal bicara tanpa berunding terlebih dahulu.
"Rere apa kamu mau menjadi istri Viky…?" Tanya Novi melirik ke arah Rere.
"Aku Butuh waktu untuk memikirkan hal itu… selama ini aku belum terpikirkan untuk menikah…" Jawab Rere dengan wajah memerah karena malu, sambil menundukkan kepalanya.
"Ya sudahlah jika jawaban kamu seperti itu… ibu tidak akan bisa memaksa, biarkan kalian berdua yang memutuskannya…" Jawab Novi dengan lemas
Novi juga aga sedikit ragu kepada Viky, kalau untuk masalah kebaikan, Viky memanglah sangat baik, tapi dari kerjaan, apa Viky sudah berkerja atau belum, dia juga tidak tahu pasti.
Tanpa terasa makanan di meja pun sudah habis, entah itu di makan mereka ber 4 atau hanya Viky saja yang memakannya.
Setelah selesai makan, Novi pergi kembali ke dapur untuk memasak makanan yang akan di bawah oleh Viky untuk temannya Aldo.
Viky menunggu masakan yang sedang di masak oleh Novi di ruang tengah serta temani Herman dan juga Rere, mereka bertiga mengobrol santai di ruang tengah sambil menonton TV.
Cukup lama Viky menunggu masakan yang di masak oleh Novi, sekitar 30 menit.
Novi berjalan dari dapur menuju ruang tengah membawa makanan yang selesai dia masak.
"Viky maaf sudah membuat kamu menunggu lama…" Ucap Novi yang baru tiba di ruang tengah.
"Tidak apa-apa tan… eh Ibu, untuk makanan seenak ini aku masih sanggup menunggu sampai besok… " Jawab Viky sambil tersenyum ke arah Novi
"Ini makanan yang akan kamu bawa…" Ucap Novi sambil menyerahkan sebuah bungkusan kepada Viky.
"Heemm…" Viky menganggukkan kepalanya dan menerima bungkusan yang di berikan oleh Novi.
"Ibu… Aku pamit pulang dulu…" Ucap Viky berpamitan.
"Kenapa buru-buru… malam juga belum begitu larut…" Ucap Novi membujuk agar Viky tinggal lebih lama lagi kalau bisa mungkin Viky akan dia biarkan menginap di rumahnya.
"Mungkin lain kali… aku bisa lebih lama mengobrol di sini… tapi akan tidak enak kalau makanan ini menjadi dingin…" Ucap Viky beralasan.
"Baiklah…baiklah… Rere tolong kamu antar Viky ke depan…" Novi melirik ke arah Rere yang sedang duduk santai di sofa, dia berusaha untuk mendekatkan Rere dan Viky
"Heemm…" Rere hanya mengangguk sebagai jawaban, Rere beranjak dari kursinya, dan berjalan menuju pintu keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Herman dan Novi mereka berdua menggelengkan kepalanya berbarengan tanpa ada instruksi dari siapa pun, melihat sikap Rere yang seperti itu.
"Anak ini… bagaimana ada laki-laki yang akan mendekati dia kalau kelakuannya saja seperti ini…" Gumam Novi pasrah melihat Rere yang berjalan ke arah pintu masuk.
Setelah Viky berpamitan dengan Herman dan Novi, dia pun segera mengikuti Rere yang berjalan keluar dari rumah.
Rere menunggu Viky di depan pintu masuk, mereka berdua berjalan bersama menuju mobil Viky tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari mereka berdua.
"Viky apa kamu menganggap serius apa yang ibuku katakan ketika di maja makan…" Dengan tiba-tiba Rere bertanya ketika Viky hendak menaiki mobilnya.
Viky berbalik arah dan menatap Rere.
"Itu tergantung pada keputusan kamu… jika kamu tidak mau, kita bisa bersandiwara di depan Ibu kamu untuk sementara tapi jika kamu…" belum sempat Viky menyelesaikan kata-katanya.
Tangan Rere sudah melingkar di leher Viky, dengan sedikit tarikan dari tangan Rere, bibir Rere yang imut itu sudah beradu dengan bibir Viky, kejadian yang begitu cepat, Viky tidak bisa mengelak dan mengikuti apa yang Rere lakukan.
Perlahan tangan Viky dengan reflek mulai menyentuh pinggang Rere, dengan sedikit tarikan tubuh Rere sudah berada di dalam pelukan Viky.
Cukup lama mereka berciuman, Rere yang sadar sedang berada di mana, dia pun melepaskan ciuman tersebut dan mengakhiri ciuman itu.
Viky yang terbawa suasana, dia hendak mencium kembali Rere, tapi mulut Viky di hentikan oleh jari telunjuk Rere.
"Jika kamu menginginkan lebih, tidak di sini dan tidak sekarang… mungkin besok sore kamu bisa menjemput aku di depan gerbang Octa Grup…" Ucap Rere yang melihat ke arah mata Viky dengan wajah yang memerah karena malu.
"Sore…? apa tidak bisa lebih mundur lagi…" Goda Viky kepada Rere yang masih berada di dalam pelukannya.
...****************...
Terima kasih sudah membaca :
...✨Jendral Perang✨...
Jika ada Saran dtan Kritikan silahkan tulis di
kolom komentar.
❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :
...Like👍...
...Komen💬...
...Vote🎟️...
...Hadiah🎁...
...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...
...Terima kasih🙏...
...R"Azk 🥇...
lanjut..