Shana Azizah terpaksa bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya, orang tuanya terlilit hutang ratusan juta di bank dan terancam mengalami kebangkrutan.
Agar terbebas dari jeratan hutang, orang tua Shana terpaksa menjodohkan Shana dengan anak seorang pengusaha sukses yang usianya 10 tahun lebih tua dari Shana.
Shana mau menerima perjodohan tersebut dengan satu syarat, calon suaminya nanti harus bersedia menafkahi dirinya sebesar 20 juta sehari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Fokus
"Terima kasih Tuan Wilson, semoga kerja sama kita bisa berjalan lancar"
Steven akhirnya dapat bernafas dengan lega setelah beberapa jam terakhir di buat senam jantung karna ulah Alvin. Nyaris saja kerja sama antara perusahaan yang di rintis oleh pamannya itu hancur di tangan Alvin putranya sendiri.
Sikap Alvin yang tak serius selama meeting berlangsung, belum lagi Ia yang datang terlambat. Sempat membuat Wilson perwakilan dari perusahaan James Group ragu untuk berkerja sama dengan perusahaan mereka.
Untung saja Steven bisa mengendalikan situasi dan meyakinkan Wilson, hingga kerja sama antar 2 perusahaan besar itu pun tetap terlaksana.
"Lo kenapa sih Vin? kita bisa rugi besar kalau perusahaan James Group membatalkan kerja samanya dengan perpisahan kita!"
Sentak Steven yang meresa greget dengan sikap Alvin yang tak cekatan seperti biasanya. Dengan leluasa pria sebaya Alvin itu bisa mengeluarkan unek-uneknya pada Alvin, sesaat setelah Wilson pergi.
Sepupu yang merangkap jadi asisten Alvin itupun sebelumnya tak pernah berani berbicara dengan nada yang keras pada Alvin. Tapi sikap Alvin yang tidak profesional kali ini sungguh tidak bisa di toleransi lagi.
BRAKK
Alvin tak peduli sama sekali dengan ocehan Steven, pria itu bangkit dari duduknya dan hendak keluar dari ruang meeting tanpa berucap sepatah katapun.
"Eh mau kemana lo Vin, kerjaan kita masih banyak nih!"
Teriak Steven mencoba menahan Alvin agar tidak pergi, namun sia-sia saja karna pria itu kini sudah keluar dari ruang meeting. Dengan langkahnya yang cepat Alvin berjalan menuju lift.
"Huhf..Terus siapa yang akan menyelesaikan semua pekerjaan ini?"
Tanya Steven pada Chika, tangan dan mata Steven kompak menunjuk pada berkas-berkas yang menumpuk di hadapan mereka.
"Ya kamulah!, siapa lagi"
Jawab Chika dengan entengnya. Chika sudah terbiasa menghadapi sikap bosnya yang kadang tak terduga itu.
Steven memutar bola matanya ke atas, pria itu berharap saat ini dia akan pingsan saja dan di rawat di rumah sakit selama beberapa hari. Agar lepas dari tanggung jawab pekerjaan yang telah di tinggalkan Alvin.
***
***
"Ck lama banget sih? harusnya kan Shana udah pulang dari 30 menit yang lalu"
Gerutu Alvin yang sedang menunggu Shana di dalam mobilnya, mata pria itu tak lepas dari gerbang kampus tempat sang istri kuliah. Alvin masih berpikir kalau Shana pergi ke kampus Hari ini.
"Itu kan mantan pacarnya Shana, apa gue tanya dia aja ya?"
Sudah 1 jam lamanya Alvin menunggu sesuatu yang tak pasti di dalam mobilnya yang Ia parkir tak jauh dari gerbang kampus.
Alvin tidak punya pilihan lain selain bertanya pada Bryan, Karna hanya Bryan satu-satu mahasiswa yang Alvin kenal sebagai seseorang yang mengenal istrinya di kampus ini.
"Eh tunggu. Lo lihat Shana gak?"
Tanya Alvin dengan gaya sok bossynya.
"Mas nyariin Shana? emang Mas siapanya Shana ya?"
Tanya Bryan heran. Karna ada seorang pria dengan penampilan yang menurut Bryan sangat keren seperti bos besar, menanyakan keberadaan Shana. Belum lagi melihat mobil mewah yang di bawa pria itu, membuat Bryan semakin keheranan.
Setahu Bryan Shana adalah orang dari kalangan biasa, tidak mungkin memiliki saudara atau kenalan dari kalangan elit seperti pria yang berdiri di hadapannya saat ini.
"Banyak tanya lo, apa susahnya tinggal jawab Shana dimana?"
Alvin berdecak kesal.
Bukan karna sikap Bryan itu tidak sopan atau menyebalkan. Tapi Alvin memang sudah tidak menyukai pria itu dari awal. Tepatnya sejak melihat Bryan berbicara dengan akrab pada istrinya, belum lagi saat mengetahui kenyataan kalau Bryan adalah mantan kekasih dari istrinya.
"Saya gak tahu dimana Shana sekarang Mas, setahu saya hari ini Shana gak masuk kuliah"
Jawab Bryan penuh keyakinan, karna Bryan sempat Mencari Shana ke kelasnya dan teman sekelas Shana mengatakan jika gadis itu tidak masuk kuliah hari ini.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, apalagi berterima kasih atas info yang telah di berikan Bryan kepadanya. Alvin kembali masuk ke dalam mobil mewah miliknya begitu saja.
"Kenapa hari ini dia gak kuliah? pergi kemana dia sebenarnya?"
Tanya Alvin pada dirinya sendiri.
Alvin langsung pulang menuju rumah, berharap Shana sudah ada di rumah mereka sekarang. Tidak mungkin juga jika Alvin kembali ke kantor saat ini, karna pikirannya sedang tidak bisa fokus untuk di bawa bekerja.
BRUK!
Alvin merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjangnya yang besar, tubuhnya mendadak lemas saat mengetahui kenyataan bahwa istrinya itu juga tidak ada di rumah saat ini.
Sudah berkali-kali Alvin mencoba menghubungi ponsel Shana, namun tak terhubung.
"loh kenapa kopernya gak ada satu?"
Mata Alvin membelalak saat menatap tumpukan koper yang berada di sudut ruangan berkurang satu jumlahnya.
"Jangan-jangan?"
BRAK! Suara pintu lemari terbuka dengan keras.
Hati Alvin mencelos saat melihat pakaian di lemari istrinya berkurang hampir setengahnya.
#Hallo readers setia VinSha (ALVIN SHANA), terima kasih sudah setia membaca NAFKAH 20 JUTA SEHARI, mohon dukungannya dengan cara tinggalkan jejak berupa comen dan like ya. Dukungan kalian sangat berarti buat Author ^^ thank you. Happy reading ^^#
Vera itu termasuk ibu gila, emak sinting, mama sinting, mommy gak waras
sabar ya Na