recky saputra, adalah seorang pemuda dari bumi yang baru saja lulus sma, ketika recky sedang dalam perjalanan untuk interview kerja pertamanya, dia dihadang oleh penjahat yang mencoba merampoknya, tetapi tragisnya recky di tusuk hingga meninggal. ketika sadar kembali recky terbangun dan menyadari bahwa dirinya tidak sedang berada di alam baka, melainkan sudah bereinkarnasi menjadi karakter sampingan dalam sebuah novel ber genre Fantasy romance yang dia sukai dan di dunia ini recky bertekad untuk menyelamatkan dan menghindari sad ending seperti di novel aslinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maverick day hydra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebelum sparing
singkat cerita..
sesudah Austin mandi dan berpakaian rapi dia Puna mulai keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan, karena sekarang saatnya sarapan..
tetapi saat sampai ke ruang makan, disana hanya terlihat ayah Austin dan kakek, sedangkan Duke Magnus dan bibi Greta kemungkinan sudah pulang pada saat Austin tidur..
"selamat pagi ayah, kakek" ucap ku memberi salam kepadanya, ayah dan kakek yang melihat Austin berjalan kearahnya dan memberi salam pun mengangguk tersenyum dan membalasnya juga..
"selamat pagi juga austin" ucap ayah.
"selamat pagi cucuku" ucap kakek ku juga..
Dengan begitu Austin pun duduk di meja makan dan mulai bertanya di mana ibu dan bibinya karena belum datang..
"kakek dimana ibu dana bibi?, kenapa hanya kalian berdua saja?" tanya ku pada mereka berdua..
"ibu mu sedang mengintruksikan pelayan untuk membuat makanan yang enak, sedangkan bibi mu sedang bersama aulia di kamarnya" ucap kakek..
"hm kenapa bibi di kamar aulia? " tanya Austin bingung....
"yah mungkin rahasia perempuan, lebih baik kamu tidak menanyakannya padanya, karena percuma saja mereka tidak akan menjawab" ucap kakek ku sambil menggelengkan kepalanya...
"yah seperti nya aku mengerti, karena ayah pun sering di cuekin ibu" kata ku sambil mengangkat bahu..
ayah yang sedang asik meminum teh dan mendengar omongan ku pun langsung menyemburkan minumannya..
"pftttt.. " suara semburan teh ke depan, yang untung saja tidak terkena kakek ku..
"hey Austin, stop untuk membawa bawa ayahmu dengan ibu mu yang bahkan tidak mengusik kamu" ucap ayahku protes..
"oh apakah kamu berbuat salah dengan adelia sehingga dia cuek pada mu Arden?, " tanya kakek ku melihat nya dengan tajam..
melihat itu ayahku pun langsung memberikan penjelasan cepat...
"haha mana mungkin ayah, itu karena saat itu kebetulan... " kata ayahku gugup mencari alasan..
"saat itu dan kebetulan apa? " tanya kakek ku semakin tajam..
"mungkin karena ibu sedang melihat ku koma kakek, makannya ibu tidak mood untuk berbicara dengan ayah" sela ku untuk membela ayah ku, karena melihatnya terus di tindas juga kasihan..
"haha benar apa kata Austin ayah, saat itu adelia sedang tidak mood berbicara dengan ku, karena khwatir akan keadan Austin" ucap ayahku lega karena melihat Austin membantunya...
"hm baiklah kalau gitu" ucap kakek, karena dia tau bahwa cucunya ingin membela ayahnya..
"oiya ayah, mari kita melakukan sparing di ruangan latihan mu, aku ingin mengukur kekuatan ku" ucap Austin langsung padanya..
"hmm apa kamu yakin Austin?, karena ayah takut kamu berpikir bahwa ayah menindas mu" ucap ayahku dengan bangga...
"kamu bangga sekali dengan menindas anak mu sendiri, apa kamu ingin aku tindas juga? " tanya kakek ku lagi yang membuat ayahku bergidik..
"ah tidak ayah, aku hanya menanyakan apa dia yakin? karena kekuatan Kekaisaran tidak main main" ucap ayah Austin..
"kalau gitu ayah harus mengalah dan menahan kekuatan ayah" ucap ku tidak ingin mundur..
"baiklah, kakek juga ingin melihat sejauh mana kamu Austin, dan kakek mendengar dari ayahmu bahwa kamu memiliki pedang mitos, tetapi kamu harus ingat kalau hanya mengandalkan pedang mitos dengan kekuatan mu yang sekarang juga tidak akan mengeluarkan potensi penuhnya jadi jangan berharap lebih mengerti? " ucap kakek ku mengingat kan..
mendengar bahwa ayah mertuanya membelanya yang sangat jarang, ayahku pun menaikkan lehernya dengan arogann..
yang membuat aku dan kakek hanya menggelengkan kepala..
"aku tau kakek, dan aku juga sadar, bahwa tidak akan mudah, karena yang aku lawan adalah tingkat Kekaisaran yang bisa membunuh ku dengan mudah" ucapku..
"bagus kalau kamu sudah tau, aku bangga padamu Austin, kamu semakin terlihat seperti ibu mu yang bijaksana dan pintar terlebih lagi kharisma mu semakin meningkat" ucap kakek bangga..
"hmm ayah, bukannya seharusnya dia mendapat kan kebijaksanaan dan kepintaran dari aku ayahnya?, apalagi kharisma ku yang sangat kuat" sela ayah melakukan intervensi..
"hah?,apa kamu merasa bahwa putri ku tidak memiliki kebijaksanaan, kepintaran dan kharisma Arden? " tanya kakek tidak senang..
"haha bukan begitu ayah, tentu saja adelia memilikinya, tetapi aku merasa bahwa Austin sudah mengambil 80 persen kemiripan dengan ku" ucap ayahku hati hati..
"hm, sepertinya kamu terlalu percaya diri, bahkan Austin seharusnya mirip 100 persen dengan adelia, jadi hentikan khayalan mu itu" protes kakek..
Dan mereka berdua pun melakukan perdebatan yang membuat ku pusing..
Tetapi untungnya bibi dan aulia sudah datang..
"Austin ada apa dengan kakek dan ayahmu? " tanya bibi aurora..
"yah, dia berdebat tentang seberapa aku mirip, ibu atau ayah" ucap ku menggelengkan kepala..
"hm dasar laki laki yang kekanak kanakan" ucap bibi aurora..
yang duduk di samping kiriku, sedangkan aulia duduk si samping kananku..
"apakah kamu sudah menunggu dari tadi Austin? " tanya aulia..
"tidak kok, aku juga barusan, tetapi sudah pusing akibat ulah ayah dan kakek yang selalu suka berdebat" kata ku menghela nafas..
tetapi ibu tiba tiba muncul dan membawa makanan dengan para pelayan..
"ayah, sayang, bisakah kalian berdua diam?, atau aku harus mengusir kalian berdua dari meja makan" ucap ibu tegas..
Dengan begitu yang awal mulanya kakek dan ayah berdebat pun langsung terdiam dan berdamai..
"nah lita, tolong sajikan makanan nya" ucap adelia mengintruksikan lita dan pelayan lainnya untuk menyajikan hidangan di meja makan..
Dengan begitu lita dan pelayan lainnya pun mengangguk dan mulai menyajikan semua makanan yang telah mereka masak..
singkat cerita 15 menit kemudian..
Austin dan lainnya sudah makan dan kebetulan sudah kenyang..
"aulia, kamu mau ikut aku dulu, untuk melihat ku melakukan sparing dengan ayah? " tanya ku padanya..
mendengar nya aulia pun mengangguk setuju..
"ah aku akan melihat, karena aku ingin melihat seluruh kekuatan mu Austin" ucap aulia..
"kalau gitu bibi juga ikutan liat, bibi ingin tau kekuatan mu yang sekarang" ucap bibi ku..
"baiklah austin, kamu boleh sparing dengan ayahmu, tetapi jangan memaksakan diri oke?" tanya ibu..
"tenang saja bu, aku tidak akan memaksakan diri" ucap ku meyakinkan nya..
Dan dengan begitu ibu pun mengalihkan pandangannya dari ku ke ayah...
"dan untukmu tolong menahan diri sayang, kalau akau melihat Austin terluka, maka kamu yang akan sparing dengan ku" ucap ibu mengancam..
"tetapi sayang lecet sedikit tidak masalah kan?, karena kan mustahil kalau tidak lecet" ucap ayahku pasrah..
"benar apa yang dikatakan ayah ibu, aku juga harus belajar dan biarkan ayah memukul ku, karena musuh juga tidak akan menahan diri melawan ku.. " ucap ku yakin..
"hah..baiklah, kalau gitu biar kakek mu yang akan menjadi wasit, sehingga kalau kamu dalam bahaya dia sudah bisa menyelamatkan mu" kata ibu sambil mengehela nafas panjang..
"baiklah serahkan padaku" ucap kakek ku