Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Ayo cepat, Shi," pinta Liana yang udah lengket.
"Iya, sabar! Ini juga lagi jalan, jam seginikan emang macet, Na." bingung Shine yang jalan macet kok minta cepet cepet.
"Huf, lengketnya," ucap Liana yang mengeluh ga enak.
"Ya mau bagaimana lagi, Na. Lagian kamu ga mau cerita kenapanya? Kan kalau mau cerita setidaknya waktu tidak makin berjalan lambat," oceh Shine.
"Hem," jawaban Liana yang menutup matanya.
Kring!
Dering telp yang hp Liana berbunyi.
"Angkat tuh! Siapa tahu penting!" oceh Shine.
"Baru aja mau tenang," kesal Liana yang terganggu lagi suasana hatinya. Setelah melihat eh malah suaminya yang telp, mengatur nafasnya agar tidak tampak kesalnya.
Aneh, emang siapa sih yang telp?batin Shine.
"Hallo," sapa Liana.
"Sayang dimana?" Tanya Aris.
"Aku lagi di jalan kejebak macet arah pulang," jawab Liana.
"Oh, ya sudah nanti kita di rumah saja. Hati hati sayang," ucap Aris di telp.
"Oke," jawab Liana yang kemudian mematikan dan memasukkan telpnya ke tas kembali.
"Siapa tuh yang telp?" Tanya Shine penasaran yang tidak bisa ia dengar percakapannya.
"Kepo!" oceh Liana.
"Idih pelitnya bukan main," cubit Shine di sela tangannya yang memegang setir mobil.
"Aw, sakit tahu," keluh Liana.
"Makanya cerita!" omel Shine.
"Entar aja ya, aku cape hari ini lain waktu aku ceritakan," ucap Liana.
"Aku tunggu itu!" ucap Shine yang pasti akan menagih janjinya kelak.
Mereka sudah sampai di lobi dan turun Liana dan dengan Dira sudah di letakkan di stollernya oleh Shine, karena Liana kotor bajunya dan itu juga menjadi sorotan beberapa mata yang melihatnya disana.
"Aku ga pa pa," ucao Liana.
"Yakin? Mau aku antar sampe dalam?" Tawar Shine.
"Ga usah, kamu jalan aja." tolak Liana.
"Ya, sudah. Aku pasti akan menagih janjimu ya, dan jangan menghindar lagi. Kamu semakin kesini banyak banget rahasianya," oceh Shine.
"Udah sana pulang!" usir Liana yang tidak menanggapi ocehan Shine.
Liana yang mendorong Dira tengah pulas tertidur, tidak memperdulikan banyak mata yang melihatnya karena kotor dan bau juga.
Masa bodoh! Udah terlanjur mau bagaimana lagi! Batin Liana.
Orang memang beda kepala beda pemikiran. Kalau sudah di pikirannya salah selamanya ya tetap salah, kecuali hanya waktu yang akan membuktikan ketidak bersalahanku ini! Batin Liana kembali.
Ting!
Lift yang sudah berhenti di lantai yang ia tuju dan keluar dari sana menuju pintu apartemennya.
Krek!
Pintu terbuka oleh Liana dan masuk ke dalam, namun terkejut ternyata suaminya sudah pulang.
Gawat ini sih! Batin Liana.
"Mas," sapa Liana dari jauh.
"Kamu kenapa Sayang? Kok bisa kotor? Apa beli bumbu itu harus sekotor ini?" tanya Aris yang bangun dan mengecek tubuh istrinya penuh dengan kotoran dan bau.
"Hem, nanti aku jawab ya Mas, aku bau dan sudah tidak tahan. Mau mandi dulu dan bisa titip Dira?" Tanya Liana.
"Ya sudah, biarkan Dira disana. Aku akan menjaganya," ucap Aris.
Liana yang masuk ke dalam kamar lalu membersihkan diri, mandi dengan wangi harus bersih dan tidak ada lagi bau yang menempel.
Kok bisa kak Laura punya temen toksik gitu! Batin Liana yang kesal kalau mengingat ya tadi.
Sementara Aris meminta bantuan Cello mencari tahu apa yang sudah di alami oleh istrinya itu.
"Aku minta cepat! Sepuluh menit harus dapat!" perintah Aris.
"Kerjain sendiri!" Oceh Cello yang kesal Aris ga punya ada belas kasihan padanya yang main perintah sesuka hatinya.
"Cepat! Atau mau aku adukan soal-" terputus Aris.
"Oke, oke mainnya ancaman aja! Lo menang! Puas!" kesal Cello di sebrang telp. Lalu di tutupnya.
Sial! Awas aja kamu Aris! Batin Cello.
Sedangkan Aris ketawa cekikikan mendengar Cello paling takut hal itu akan terbongkar.
Kena kan! Main ga mau ngerjain, syukur! Umpat dalam hati Aris.
Menunggu Liana kali ini sedikit lama mandinya, pasti ingin badannya tidak bau lagi. Dan hal itu menjadi Aris mempunyai waktu mencari sebab dan musababnya.
Ting!
Pesan Cello di hpnya.
"Bro liat video ini baru di unggah sekitar satu jam lalu! Jangan emosi ya!" pesan Cello.
Aris yang langsung menonton video kiriman Cello, terkejut jika ada salah satu pengunjung tanam yang secara sengaja melivekan adegan Liana dan Lidya.
Aris mukanya merah padam dan ingin rasanya membanting jika tidak lupa bahwa itu hpnya yang sudah keberapa kalinya ganti akibat dibanting sendiri.
Namun tidak lama setelah melihat aksi balas Liana yang cukup berani dan tidak pernah terlihat di wajahnya yang takut. Menjadi membalikkan keadaan disana sangat cepat.
Wajah Aris kembali berubah dan tersenyum smirk, melihat Lidya balik mendapatkan lemparan dan umpatan dari pengunjung disana.
Keren istriku! Kamu kuat dan hebat! Puji dalam hati Aris.
"Mas kenapa senyum senyum sendiri?" Tanya Liana.
Aris gelagapan dan terkejut membuat hpnya jatuh tepat di depannya. Diambil oleh Liana dan di lihatnya, mengerutkan kening.
Kenapa jadi live pertengkaran yang tadi? Batin Liana.
"Mas menertawakan aku?" tanya Liana yang duduk di sampingnya.
"Kamu salah paham, Sayang. Dengar aku mencari tahu sebab kamu pulang dalam keadaan yang tidak baik, aku sudah melihatnya sampai selesai. Dan kenapa aku tersenyum. Ingat tersenyum bukan tertawa. Karena istriku ini keren dan hebat! Aku memujimu aksi balas yang elegan!" jelas Aris.
"Tapi, aku marah saat aku menonton di awal kamu yang di hina mereka dan disalahkan. Suami mana yang rela istrinya di perlakukan seperti itu. Kamu tenang saja, biarkan sisanya aku yanh urus Lidya," ucap Aris yang memeluk Liana.
"Aku kira Mas-"terputus ucapannya.
Karena sudah dicium bibirnya oleh Aris.
"Jangan berburuk sangka padaku kedepannya. Aku akan selalu percaya dan mendukungmu sepenuhnya," ucap Aris yang melepaskan tautan bibirnya.
"Kenapa bengong? Mau lagi ya," goda Aris yang melihat wajah istrinya yang berubah merah dan merona.
"Mas, pasti manfaatin banget deh!" ucap Liana.
"Kamu tadi pergi sama siapa?" Tanya Aris ingin tahu kejujuran Liana.
"Temanku namanya Shine, dia teman semasa aku di sana Mas, tapi dia hanya sebentar di sana. Jadi sekarang baru bertemu, eh salah. Ini udah pertemuan kedua kita," ucap jujur Liana.
"Kedua? Pertaman dimana?" selidik Aris.
"Pas kita selesai nonton di toilet, Mas," jelas Liana.
"Oh," ucap Aris yang ingat.
"Biasanya dia pergi pasti dengan abangnya, dan aku lupa tanyain soal itu." ucap Liana.
"Jangan bilang abangnya itu suka lagi sama kamu?" selidik Aris.
"Entahlah! Aku ga mau baperan atau menebak sesuatu hal yang belum pasti, Mas." jawab Liana yang pasti mengundang kata ambigu.
Fix! Aku punya saingan cinta! Tapi sayangnya aku suaminya. Sepertinya harus di segerakan hubungan ini di ketahui oleh semuanya. Batin Aris yang cemburu.
"Mas, jangan bilang kamu cemburu! Masa iya sih!" tebak Liana yang Aris masih diam saja.
...****************...
Terima kasih semuanya yang selalu setia menanti up mommy ya.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
Sama bagi vote ya buat karya mommy ini mumpung hari senin.
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....
sdh g sabar dirikuuuu
jeng jeng jeng....