Kiss Me

Dering ponsel terus berbunyi, Anya menggeliat karena terusik dengan suara ponsel. Dia menatap ke samping di mana seharusnya ada suaminya yang sedang tidur di sampingnya, namun apa ini? Anya sama sekali tidak melihat suaminya.

Anya meraih ponsel milik Arsen, ia mengernyit saat tau jika Stela berkali-kali menghubungi suaminya. Anya pun langsung membuka satu pesan yang belum di baca.

Deg!

Rupannya ada satu pesan lain yang sudah lebih dulu Arsen baca, dada Anya terasa sangat nyeri.

Anya yakin kalau suaminya langsung pergi menemui Stela saat wanita itu mengirim pesan pertamanya.

Tolong aku Arsen, aku di kurung lagi oleh suamiku.

Itu adalah pesan pertama yang di kirim Stela, sudah pasti Arsen kangsung berlari menemui wanita itu bukan, seketika dada Anya terasa nyari. Tanpa sadar ia pun meneteskan air matanya.

Hanya kamu satu-satunya orang yang bisa menolongku.

Pesan yang baru saja Anya baca, Stela juga tak lagi menghubungi ponsel suaminya karena Anya yakin jika Arsne sudah sampai di tempat Stela.

“Jahat! Harusnya sejak awal aku gak gampang luluh kaya gini.” Ucapnya smabil terisak, Anya menyeka kasar air mata yang ada di pipinya, sementara tangan satunya menahan selimut agar menutupi tubuhnya yang masih teranjang.

“Padahal semalam dia udah janji gak akan nemuin lagi Stela, mana semalam dia memperlakukan aku seolah aku wanita satu-satunya yang dia cintai.” Gerutu Anya sambil terisak saat mengingat betapa bodohnya dirinya saat mengingat kejadian semalam.

Anya menoleh ke arah pintu saat seseorang membuka pintu kamar itu, Arsen maupun Anya langsung terdiam dan saling tatap untuk beberapa detik.

“Kenapa nangis?” Tanya Arsen buru-buru berlari mendekati istrinya, Anya malah semakin terisak dan memukul dada sang suami.

“Stela kirim pesan padamu, kamu pasti abis nemuin dia kan?” Tuduh Anya kesal, Anya tidak bisa membayangkan apa yang mereka lakukan saat bertemu tadi.

Arsne langsung memeluk istrinya, mengusap punggung mulus sang istri agar lebih tenang karena dia tidak mungkin bicara di saat snag istri masih terlihat emosi.

“Anya, aku abis olah raga pagi sama Papimu. Aku tau kalau Stela kirim pesan tapi aku tidak membalasnya kan?” Tanya Arsen, ia langsung melepas pelukannya dan mengusap lembut pipi snag istri.

“Tapi dia sedang di kurung suaminya.” Ucap Anya smabil mengulurkan ponselnya.

“Iya aku tau.”

“Dia sedang di kurung, emang Kak Arsen gak mau nolong dia?” Tanya Anya lagi.

Arsen mengelus pucuk kepala istrinya. “Iya aku tau, aku juga udah janji sama kamu kalau aku gak akan nemuin dia. Lagian itu sudah menjadi pilihannya dia juga pasti tau konsekuensi saat kembali lagi pada pria itu. Jadi biarkan saja.” Ucap Arsen.

Anya terdiam. Ya memang ini yang Anya inginkan, namun entah mengapa harinya menjadi gundah gulana. Ia merasa tidak tega saat mendengar seorang ibu yang sedang mengandung di kurung oleh suaminya sendiri, bagaimana dengan anaknya?

“Ayo mandi dan pakai baju. Kita sarapan dulu.” Ajak Arsen, dia menatap maha karyanya sendiri di kulit putih sang istri.

“Tapi Stela sedang di kurung.” Gumamnya.

Arsen tersenyum. “Kalau begitu kamu mau aku nolong dia?” Tanya Arsen untuk memastikan apa keinginan istrinya itu.

“Gak boleh!” Tegas Anya dengan mata melototnya.

Arsen hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya pelan.

.

To be continued…