Zavier Jonathan Prawira adalah anak tunggal dari seorang pengusaha terkenal di daerah ibukota Jakarta yaitu Farhat Prawira dan Astri Ivanka. laki-laki bertubuh tinggi, berkulit putih, memiliki rahang yang tegas, hidung mancung serta bibir merah muda yang sedikit tebal itu juga merupakan ketua geng yang cukup disegani oleh masyarakat, yakni Skanetra yang memiliki 100 anggota dengan 5 anggota inti yaitu Zavier Jonathan Prawira (Ketua), Bara Pradipta Putra (Wakil), Bagas Aditya Pramana, Rian Laskara Langit, Raga Bramantyo Nugroho. selain itu, mereka juga cukup terkenal di lingkungan sekolahnya, SMA Taruna Nusantara. tak jarang siswi disekolah itu memuja-muja ketampanan yang mereka miliki.
Zavier memiliki sifat yang dingin, cuek, irit bicara dan anti berurusan dengan wanita-wanita, itu disebabkan karena ibunya yang menorehkan trauma pada dirinya. namun pada suatu hari ada gadis cantik yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya. ia bernama Kanaya Johanna Gantari karena tantangan dari temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 30
Kanaya terbangun di jam 6 pagi, setelah memfokuskan pandangannya, matanya langsung terfokus pada handphone disebelahnya.
Ternyata Zavier tidak mematikan panggilan video call itu, terpampang durasi sepuluh jam dilayar handphonenya. langsung saja Kanaya mematikan panggilan video call nya.
Kanaya langsung beranjak dari tidurnya untuk ke kamar mandi namun hanya sekedar gosok gigi dan cuci muka saja. berhubung hari ini hari minggu ia tak perlu mandi pagi. toh, masih ada siang atau sore nanti, pikirnya.
Setelah selesai menggosok gigi dan mencuci mukanya, Kanaya memutuskan untuk memainkan ponselnya sembari duduk disofa. tiba-tiba ponselnya berdering menampilkan panggilan telepon dari Zavier, langsung saja Kanaya menjawabnya.
"Hallo kak?"
"Udah bangun ternyata"
"Udahlah, kalo gue belum bangun mana bisa angkat telepon lo!"
"Gue ada didepan rumah, keluar sekarang"
"Rumah siapa kak?"
"Ck, rumah pak Edhie! ya rumah lo lah"
"Yaudah bentar gue turun dulu"
Kanaya pun langsung mematikan sambungan teleponnya dan buru-buru keluar untuk menghampiri Zavier.
Sampai diluar, ternyata benar bahwa Zavier sudah ada didepan rumahnya.
"Ngapain lo kesini? lo kan baru aja keluar dari rumah sakit, kak!" Kanaya tak habis pikir, bisa-bisanya cowok itu ke rumahnya padahal baru saja kemarin keluar dari rumah sakit.
Seharusnya cowo itu istirahat bukannya malah ke rumah Kanaya, pagi-pagi buta pula.
"Gue bosen tiduran doang, ayo temenin gue lari pagi" Ajak Zavier.
Memang Zavier sudah berniat mengajak Kanaya lari pagi, saat ini pun Zavier mengenakan kaos hitam polos pendek dan celana training berwarna abu-abu.
Sedangkan Kanaya saat ini mengenakan kaos oversize dan hot pants.
"Gue lagi mager kak, lo aja deh sendiri" Tolak Kanaya.
"Gak ada penolakan, gue kasih lo waktu lima menit buat ganti baju" Tegas Zavier.
"Minggu depan aja deh ya" Kanaya masih bersikeras menolak ajakan Zavier.
"Sekarang, sayang!" Ucap Zavier tak ingin dibantah.
"Ck, maksa lo!" Decak Kanaya sambil menghentakkan kaki lalu ia berbalik masuk ke dalam rumahnya.
Zavier hanya diam sebelum kemudian ia menuruni motornya dan duduk dikursi yang ada di teras rumah Kanaya.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Kanaya berganti pakaian, kini ia sudah siap mengenakan hoodie oversize berwarna hitam dan juga celana jogger berwarna abu-abu tua. Kanaya juga menguncir rambut panjangnya supaya tidak kegerahan disaat ia berlari nanti.
"Ayo kak" Ajak Kanaya seraya berjalan mendahului Zavier.
Zavier pun bangkit dari duduknya lalu mengikuti langkah Kanaya.
Mereka memutuskan untuk berlari pagi disekitar kompleks saja, karena belum terlalu ramai orang-orang yang beraktivitas diarea kompleks. mengingat hari ini hari minggu, dan masih pagi pula.
"Nanti sore lo mau ikut sama anggota Skanetra gak? ke panti asuhan buat laksanain acara bakti sosial ke panti asuhan?" Tanya Zavier di sela-sela aktivitas larinya.
Kanaya menoleh kesamping. "Boleh, kayaknya seru tuh" Jawabnya.
"Semua anggota Skanetra kak? terus gue ceweknya sendiri dong?" Lanjutnya bertanya.
"Nanti gue suruh Bara buat ajak Riana" Jawab Zavier.
Kanaya mengangguk. "Ternyata Skanetra ada sisi baiknya ya, gue kira kerjaannya cuma balapan sama tawuran aja" Ucap Kanaya jujur.
Zavier berhenti mendadak, membuat Kanaya pun ikut berhenti.
"Makanya kalo nilai orang jangan dari luarnya aja" Ucap Zavier menyentil pelan dahi Kanaya.
Kemudian Zavier melanjutkan aktivitasnya dan Kanaya pun mengikuti.
"Tiap orang pasti punya sisi positif dan negatifnya" Jelas Zavier.
"Iya sih" Kanaya mengangguk setuju ucapan Zavier. "Ngadain acara bakti sosial ini udah lama?" Tanya Kanaya.
"Belum lama sih, baru 5 bulan sama yang sekarang" Jawab Zavier. "Acara ini merupakan rasa syukur kita terhadap apa yang udah tuhan kasih ke kita. kalo dipikir-pikir ternyata gak semua orang punya alur hidup yang sempurna, pasti selalu ada celah buruknya, kalo pun ada orang yang keliatan hidupnya sempurna, mungkin orang itu pandai menutupi masalahnya" Lanjut Zavier.
Kanaya tertegun, benar apa yang Zavier katakan tadi, bahwa tak ada hidup yang sempurna pasti selalu ada cobaannya masing-masing.
Ternyata Zavier tidak seburuk yang ia kira, cowo itu juga memiliki pemikiran yang bijak dan dewasa.
*****
30 menit mereka berlari, Kanaya menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Istirahat dulu kak, gue cape banget ini" Ucap Kanaya dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Baru juga 30 menit udah cape, dasar remaja jompo!" Cibir Zavier.
"30 menit itu lama, pokoknya gue mau istirahat dulu!" Ucap Kanaya.
"Yaudah, istirahat disana aja" Ajak Zavier sambil menunjuk ke arah penjual bubur di pinggir jalan.
Kanaya mengangguk setuju.
"Lo mau makan bubur?" Tanya Zavier setelah mereka sampai di tempat penjual bubur.
Kanaya mengangguk. "Buburnya gak pake kacang ya kak!" Ucap Kanaya sebelum kemudian ia mendudukkan bokongnya dikursi yang tersedia disana.
Zavier pun mengangguk kemudian memesankan dua mangkuk bubur untuk dirinya dan Kanaya.
Setelah memesan, Zavier pun ikut mendudukkan bokongnya disamping Kanaya.
Tak lama kemudian, bubur yang dipesan Zavier pun sudah siap dan sudah mendarat di meja.
"Bentar kak, jangan dimakan dulu gue mau foto buburnya" Kanaya mencegah tangan Zavier yang hendak menyendok buburnya.
"Cepet, gue laper!" Zavier tak sabar.
"Sabar" Ucap Kanaya sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Cekrek!
Kanaya memotret buburnya secantik mungkin untuk ia upload ke medsosnya, kemudian ia pun memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celana.
Zavier mulai mengaduk buburnya sampai benar-benar tercampur merata.
"Ih kok buburnya di aduk gitu sih?" Tanya Kanaya dengan ekspresi bingung. sebab dirinya tidak suka jika bubur diaduk, itu akan mengurangi nafsu makan menurutnya.
"Kenapa emangnya?" Tanya Zavier balik yang sama bingung, karena menurutnya jika bubur diaduk rasanya enak dan bumbunya merata. ia tak peduli dengan penampilan buburnya, yang terpenting cita rasanya.
"Kalo diaduk jadi aneh kak, bikin gak nafsu aja" Cibir Kanaya.
"Kalo gak diaduk rasanya gak akan merata, pokoknya makan bubur harus diaduk supaya enak dan rasanya merata!" Ucap Zavier sambil hendak mengaduk bubur milik Kanaya.
Dengan cepat Kanaya menahan tangan Zavier. "Jangan kak!" Kanaya menatap tajam Zavier. "Gak diaduk juga enak, kalo diaduk nanti jadi kaya muntahan kucing, huek" Lanjut Kanaya seraya berekspresi seperti muntah.
"Gak diaduk gak bakal enak, justru rasanya bakalan beda pas masuk ke mulut!" Jelas Zavier.
"Tap-"
Zavier memotong ucapan Kanaya. "Udah makan, kalo terus masalahin diaduk atau engga, gak bakalan ada abisnya!" Ucap Zavier.
Zavier yakin jika melanjutkan perdebatan-perdebatan, sampai sore pun gak akan selesai, karena cewe tidak mau mengalah dan tak ingin disalahkan. jadinya ia menyudahinya dan segera memakan buburnya.
Akhirnya, mereka berdua memakan buburnya dengan cara yang berbeda.
