NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Mantan Narapidana

Kembalinya Sang Mantan Narapidana

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Anak Yatim Piatu / Romansa / Dendam Kesumat / Dunia Masa Depan
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abah NasMuf

Setelah divonis 20 tahun penjara, yaaa mau tidak mau, Sobarna 30 Tahun, harus rela berpisah dengan isteri tercintanya, Larsih 28 tahun yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Sedikit beruntung, Sobarna divonis penjara setelah anak perempuannya lahir, dan baru usia 1 bulan. bahkan yang ngasih nama pada anak perempuannya itu Sobarna sendiri sebagai ayah kandungnya, yaa walaupun nama anaknya agak sedikit berbeda dengan nama-nama bayi di kampungnya itu.
Nama bayi perempuan yang malang itu, adalah Berkah Rahayu.

Siapapun pasti mengira, betapa berat dan sengsaranya seorang isteri yang ditinggal suaminya, bukan ditinggalkan untuk mencari nafkah, melainkan ditinggal demi menjalani hukuman.
Apalagi Larsih. wanita sebatang kara yang dinikahi Sobarna.
Dengan penuh keprihatinan. Terpaksa Larsih harus mampu berjuang membesarkan putri kesayangannya itu. Dan diuji kesetiaan sebagai seorang Isteri yang masih bersuami yang Sah.
Simak yah alur ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 33. "Harus bisa Petak Umpet dengan Pihak Yang Berwajib.

Mendengar pertanyaan dari Ki Gendut Ireng, Gardi tidak langsung menjawabnya, Ia langsung berdiri dari tempat duduknya. Kemudian melangkah mendekati tumpukan koran di atas lemari kecil yang ada di ruangan tersebut. Kemudian mengambilnya, lalu diberikan pada Ki Gendut Ireng.

"Nih baca, Brow... apa isi berita nya?" Gardi balik bertanya pada Ki Gendut Ireng. Dan Ki Gendut Ireng pun dengan segera membacanya. Tak lama kemudian, kedua bola mata Ki Gendut Ireng tampak membulat dan mulut setengah menganga tak percaya. Badannya tiba-tiba bergetar hebat, terlihat dari tangannya yang masih memegang koran dari Gardi. Wajahnya pun seketika memucat.

"Kenapa, Ndut... Wajah Lu kok kayak mayat hidup aja. Itu tubuhmu kayak orang kesetrum. hahahaha."Gardi malah menertawakan sikap Ki Gendut Ireng.

"Kemaren, saat Gue nemuin temen Gue, nggak sengaja Gue lewat di depan penjual majalah dan teka teki silang. Gue udah biasa, kalau lagi bete, Gue iseng ngisi buku TTS. Nah kebetulan, Gue mau beli buku TTS. Terus Gue lihat koran baru. Gue perhatikan, kok Gue kayaknya kenal dengan foto wajah yang ada di koran itu. Langsung Gue beli." Jelas Gardi panjang lebar. Menceritakan kejadian kemaren.

"Dan Gue yakin. Ini pasti Lu dan Si Codet kan...?" Lanjut Gardi sambil duduk lagi di tempat asalnya. Diseruputnya air kopi yang mulai menghangat.

Ternyata, kasus pencurian yang terjadi di rumah Juragan Basri sudah dimuat di surat kabar. Bahkan wajah Ki Gendut Ireng dan Si Codet juga jelas terpampang di sana, pantas saja membuat Ki Gendut Ireng mendadak shock. Apalagi dalam surat kabar tersebut nama dan wajahnya terpampang dengan tulisan, 'Buronan'.

Melihat keadaan bos nya seperti itu, Si Codet pun penasaran dan mengambil surat kabar tersebut dari tangan Ki Gendut Ireng. Kemudian ikut membacanya. Tak berlangsung lama, keadaan Si Codet pun sama. Seperti Ki Gendut Ireng yang merasa kini dirinya terancam dari kejaran pihak yang berwajib.

"Waduh, gawat Bos, ternyata Kita sedang dikejar-kejar pihak yang berwajib nih. Alamat akan celaka kita ini.!" Pekik Si Codet, yang langsung merasa ketakutan. Ki Gendut Ireng pun tak bisa berkata apa-apa. Ia juga masih belum tahu apa yang harus dilakukannya.

Beberapa saat kemudian, setelah mendengar penuturan Gardi, Ki Gendut Ireng nampak bingung sekali, tampak dari raut wajahnya yang langsung diusap kasar dengan telapak tangannya. Pandangannya dialihkan ke luar depan rumah. Ia narik nafas panjang dan langsung bergumam lirih, nada suaranya terasa berat ditujukan pada Gardi.

"Iya Brow... Jujur saja. Itu Gue dan Si Codet. Wah Gue nggak nyangka euy. Baru kali ini foto Gue bisa tersebar begitu. Ini pasti ulah si Anan brengsek itu.!" Ki Gendut Ireng menggeram. Tiba-tiba Ia ingat ke Anan dan langsung menuduh, pastinya Anan lah yang melaporkan Dia dan Si Codet pada pihak yang berwajib. "Awas Lu Anan. Jika Gue sampai tertangkap. Tunggu saja pembalasan Gue. Pasti Gue akan melenyapkan Lu dari muka bumi ini. Keparaaat...!"Ki Gendut Ireng mendadak merasa geram dan mengancam Anan. Giginya terdengar gemeretak dan tangan kanan nya pun langsung mengepal serta dipukul-pukulkan di telapak tangan kirinya.

"Terus, menurut Lu, Gue harus bagaimana. Brow. Lu mau nyerahin Gue dan Si Codet ke pihak yang berwajib?" Lanjut Ki Gendut Ireng yang tiba-tiba langsung merasa curiga pada teman lamanya itu. Hingga membuat Gardi malah tertawa terbahak setelah mendengar pertanyaan Ki Gendut Ireng yang menyangsikannya.

"Hahahaha... Kok Lu punya pikiran seperti itu, Brow. Lu ada-ada saja. Kan Gue tadi udah bilang sama Lu berdua. Bahwa kita sebelas dua belas."Timpal Gardi, nampak tenang.

Ki Gendut Ireng terdiam. Ditatapnya wajah teman lama nya itu yang malah terlihat santai dengan menyalakan api korek gas nya, dan membakar sebatang rokok. Rupanya, Ki Gendut Ireng masih belum mengerti maksud pembicaraan Gardi. Si Codet pun sama, Ia malah menatap Gardi dengan lekat.

Sedangkan yang ditatap, malah terkekeh. Ia merasa lucu juga ketika melihat mimik raut muka temannya itu. Tapi tak berlangsung lama, terdengar Gardi bicara.

"Kalau boleh jujur, Gue juga sebenarnya sama statusnya seperti Lu berdua, brow..yaitu sebagai buronan. Pekerjaan Gue juga sama seperti Lu. Tapi Gue nggak langsung menyerah begitu saja. Siapa sih orangnya yang mau dibui atau dipenjara, sorry. Hahahaha..!!." Gardi berhenti sebentar, dihisap rokok nya itu dalam-dalam lalu setelah mulutnya penuh dengan asap nikotin, dikeluarkan nya asap dari mulut dan dari hidungnya, hingga membuat ruangan penuh dengan kepulan asap. Belum lagi asap dari mulut Ki Gendut Ireng dan Si Codet. Apalagi ruangan depan rumah Gardi tak terlalu banyak lubang udara.

"Ndut. Ini kota besar loh. Kita harus benar-benar pintar cari duit. Kalau nggak bermodalkan nekat, yaaa pastinya Kita akan terlunta dan kelaparan. Lu mau jadi gembel,? Hahahaha". Lanjut Gardi sambil tak lepas dari tawanya.

"Dan Lu perlu ingat, selain harus pintar dan nekat, Kita juga harus gesit, waspada, berani dan...." Gardi nggak ngelanjutin bicaranya.

"Dan apa, Brow?" Tanya Ki Gendut Ireng penasaran.

"Dan harus bisa main petak umpet dengan pihak yang berwajib dengan lihai. Karena Kita juga sadar, pekerjaan Kita itu melanggar hukum. Iya kan.?" Lanjut Gardi sambil balik bertanya pada Ki Gendut Ireng dan Si Codet. Gaya bicaranya seperti seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran pada muridnya.

"Gue kadang mencopet di Angkot, terkadang Gue memalak dari para pedagang yang nongkrong atau mangkal di sisian jalan trotoar. Lalu langsung cabut. Kalau mereka melawan, yaaa Kita harus bisa menghabisinya. Setidaknya sampai babak belur.!" Ungkap Gardi yang akhirnya berterus terang pada Ki Gendut Ireng dan Si Codet. Membuat keduanya terpana mendengarkan pembicaraan Gardi.

Tak lama kemudian Ki Gendut Ireng dan Si Codet mulai faham apa yang Gardi bicarakan. Tanpa pikir panjang lagi, Ki Gendut Ireng langsung berkata pada Gardi.

"Okey, Brow. Gue ngerti sekarang. Dan Gue sama Si Codet akan ikut Lu aja, yang penting bagi Gue, Kita dapat Uang, Iya nggak, Det?"

"Suap Bos, eh Siap Bos. Aku tergantung si bos saja." Si Codet menimpali.

Mendengar Ki Gendut Ireng dan Si Codet berkata begitu, wajah Gardi tampak ceria. Spontan tawa Gardi terdengar lagi.

"Hahahaha. Bagus... bagus lah kalau begitu. Itu yang Gue inginkan. Kalau Lu berdua masih bingung, nanti Gue ajarin tata caranya. Agar berjalan sesuai rencana. O iya berhubung wajah-wajah Lu sedang menjadi incaran, terpaksa Lu harus bisa merubah penampilan. Brewok dan kumis Lu, diberesiin, Ndut. Kalau keluar rumah di siang hari, jangan lupa pakai masker, topi dan kacamata. Pakaian pun harus benar-benar rapi. Bila perlu pakai setelan kantoran. Pakai dasi kalau akan menjalankan aksi." Tutur Gardi lagi.

"Tapi, Gue dan Si Codet belum bisa tata cara nya, Brow. Gimana?" Ki Gendut Ireng kembali bertanya.

"Nanti Gue ajarin, bagaimana caranya, bila perlu kita mencoba dulu. Latihan lah namanya. Atau nanti kalau sudah bisa, nanti malam pun kita beraksi. Agar cepat dapat cuan. Hehehe." Ucap Gardi sambil mematikan rokoknya yang hanya tinggal filternya saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Freddy fantasy
kurang seru ceritanya...
Nanjeur Berkah Niaga: belum. kak..
baru saja cerita pembukaan.
total 1 replies
Freddy fantasy
meeooongg
Aji Wandi
karya yang mudah difahami oleh para pembaca...
Nanjeur Berkah Niaga: makasih kak
total 1 replies
dede rohimah
yang sabar ya kang Barna.
harta paling indah itu isteri sholehah
dede rohimah
entah kenpa aku kok pengen nangis bacanya
dede rohimah
seru nih. lanjut ah
dede rohimah
semoga Anan eh aman
dede rohimah
wah seruuuu yakiiin...
dede rohimah
hahahaha... aku kok ketawa sendiri yaaah
dede rohimah
deg degan baca nya, lanjuuut thoor
Rina Mes
menyalaaaa pak polisi
Fathiya Fitri
ngeriii... smoga ada balasannya bagi orng dzalim
Fathiya Fitri
seru Thor
Fathiya Fitri
hahahaaha
Fathiya Fitri
cerita nya makin seru
Rina Mes
para koruptor
Rina Mes
maasyaAlloh..
Nanjeur Berkah Niaga
pade kemane nih orang orang.
aku rindu komen sampeyan.
Ceriwis (Kurogane Haruka)
Haii haii kak aku mampir yaahhh..
Nanjeur Berkah Niaga: asiaaaap... makasih kakak..
total 1 replies
Rina Mes
untung gak diamuk masaa.
author baik... aku suka. hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!