Ami adalah sahabat Diva. Merka berteman sudah dari semenjak SMP hingga sekarang. Diva mempunyai seorang kakak laki - laki yang sangat tampan membuat Ami jatuh cinta.
Wisnu nama kakak laki - laki Diva tengah galau dengan nasib rumah tangganya merasa terhibur dengan kehadiran Ami. Mereka mulai sering bertemu dan jalan bareng.
Hubungan keduanya semakin jauh dan tidak terkendali sehingga membuat Ami hamil. Semua keluarga Wisnu jelas saja kaget dan tidak terima. Tapi berkat perjuangan Wisnu yang menjelaskan keadaan rumah tangganya yang sebenarnya membuat kedua orang tuanya memberi restu,asalkan Wisnu terlebih dahulu menceraikan istrinya yang tertangkap basah berselingkuh dengan atasannya dikantor.
Takdir berkat lain saat Wisnu akan meminang kekasihnya tiba - tiba ia mengalami kecelakaan dan membuat memorynya tentang Ami hilang. Ami yang sudah lelah berusah memulihkan ingatan Wisnu memilih pergi.
Akankah ingatan Wisnu kembali?Bagaiman nasib Ami? Akankah cinta mereka bisa bersatu ke
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Ami dan Wisnu masih belum percaya bahwa mereka baru saja bertemu dengan Diva.
"Mas gimana ini?" Ujar Ami panik.
"Kamu tengah aja,yang. Biar mas yang urus semua ini." Wisnu menenangkan Ami yang tengah tegang.
"Diva pasti marah,mas. Aku pastikan ia tidak akan mau lagi berteman dengan aku." Ujar Ami dengan air mata yang muali berjatuhan di pipinya.
Wisnu membawa kekasihnya kedalam pelukanya memberikan rasa nyaman. Ami menumpahkan semua air matanya hingga hatinya muali terasa agak tenang.
"Udah tenang?" Ujar Wisnu saat tanggis Ami sudah berhenti.
"Aku takut mas. Bagaimana jika Ami mengadu pada kedua orang tua mas. Aku pasti dicap gadis perusak rumah tangga orang." kembali bulir bening jatuh dikedua pipi mulus Ami.
Wisnu kembali memeluk sang kekasih. Ia juga sebenarnya ada rasa takut,tapi coba ia tepiskan. Ia harus bisa meyakinkan kedua orang tuanya nanti jika Penyebab kandasnya rumah tangganya bukan karna Ami,itu murni karna ada sesuatu hal yang nanti pasti akan wisnu jabarkan.
Setelah Wisnu mengantarkan Ami pulang ke rumahnya ia bergegas pulang keruanganya sendiri. Acara hari ini batal karna adanya insiden bertemu dengan Diva.
Diva pun sudah pulang kerumah,ia sama sekali tidak menegur Wisnu saat mereka berpapasan. Diva menghujam pandangan penuh kebencian pada Wisnu.
"Dek." tegur Wisnu.
Tapi Diva pura - pura tidak mendengar panggilan dari Wisnu. Ia terus berjalan menuju kulkas untuk mengambil cemilan kesukaannya. Wisnu terus mengikuti sang adik hingga Diva samapi di depan pintu kamarnya.
"Ngapain ngikutin terus?" Ujar Diva sinis.
"Dek dengar dulu penjelasan mas." mohon Wisnu dengan wajah memelas.
"Mau jelasin apa?Mas selingkuh dengan Ami gitu. Sejak kapan mas?" Diva masih saja berbicara dengan nada ketus.
"Mas ga mau kamu salah paham,dek. Mas akui kami salah terutama mas yang bersalah di sini. Ami ga salah,karna mas yang memulai duluan." Wisnu mulai menjelaskan berharap sang adik tidak membenci Ami sahabatnya.
"Alah sama saja,mas. Kalian berdua sama - sama salah. Walaupun mas yang merayu Ami tetap aja Ami salah karna menerima laki - laki beristri." tegas Diva dengan mulut mencibir.
Diva langsung masuk kedalam kamarnya dan mengunci dari dalam. Pangilan dari Wisnu sama sekali tidak ia gubris.
Wisnu akhirnya menyerah dan meninggalkan kamar adiknya. Ia kembali kemarnya sendiri. Ia mencoba memejamkan matanya. Tapi sudah cukup lama ia tidak bisa sama sekali terlelap. Begitu banyak pikiran - pikiran yang tengah mengganggu kepalanya.
Ditempat lain tepatnya dirumah Ami. Ami juga tidak bisa memejamkan matanya. Berkali - kali ia menghubungi nomor Diva tak satu pun diangkat bahkan pesan dari dirinya juga masih beluam dibaca. Ia sangat takut perusahaannya dengan Diva hancur hanya gara - gara dirinya selingkuh dengan Wisnu kakaknya Diva yang sudah berkeluarga.
"Diva,maafin aku. Aku tidak ada maksud menghancurkan rumah tangga mas Wisnu. Aku cuma menikmati sebentar menjadi kekasih orang yang aku cintai." gumam Ami lirih. Air mata masih saja jatuh membasahi pipinya.
Rasa bersalah terlalu besar dihatinya. Tiba - tiba kepalanya terasa pusing dan perutnya merasa tidak enak. Seakan akan ada yang mengocok - ngocok perutnya minta di keluarkan.
Ami berlari kekamar mandi memuntahkan semua isi perutnya tanpa ada sisa. Semua makan yang tadi ada makan telah ia keluarkan.
"Kenapa ga enak banget ya badan. Apa aku masuk angin kali ya?" Ami bergumam sendiri. Tanganya sesekali memijat kepalnya yang terasa berdenyut.
*****
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏