NovelToon NovelToon
Mata Batin Sang Peramal Tarot

Mata Batin Sang Peramal Tarot

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Peramal
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: korokoro

Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.

Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.

*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁

IG : dimas.yudhistira_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyelamatan Sita

Setelah upacara bendera pagi tadi, aku dan Amaya memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk janjian dengan salah satu kakak kelas ku yang juga cukup kenal dekat dengan kak Arno.

"Jadi, kak Arno ga masuk sekolah hari ini?" Tanya ku pada kak Ivana, teman sekelas kak Arno yang juga kebetulan adalah kakak kelas ku dulu waktu SMP jadi, kami sudah kenal dan sempat dekat saat kami SMP dulu.

"Iya Arno gak masuk, kamu denger juga kan gosip soal polisi yang kesekolah kemarin itu?" tanya kak Ivana.

Aku mengangguk pelan. "Temen sekelas ku, sita juga ikut dipanggil polisi kemarin."

"Apa bener soal Devina yang meninggal itu?" tanya kak Ivan memastikan.

Aku mengangguk dan terpaksa menceritakan sedikit soal permasalahan antara Arno Devina dan Sita.

"owalah jadi mereka itu pacaran. Aku baru tahu ini." Ucapnya saat selesai ku ceritakan.

"Kak, kamu tahu keluarga nya kak Arno?" tanya Amaya.

Kak Ivana menatap wajah Amaya, lalu mengangguk pelan. "Kalo gak salah Arno itu dari keluarga polisi." jawabnya.

Aku sontak melirik ke wajah Amaya. Seperti mendapatkan sebuah jawaban.

"Papa nya polisi juga?" tanyaku.

Kak Ivana mengangguk. "Semuanya, papa nya, kakeknya juga polisi. Banyak dari keluarganya itu anggota polisi."

Aku menarik nafas pelan. "Ya udah kak, kita masuk kelas dulu. Nanti kalo ada cerita soal kak Arno lagi, WA aku ya." ucapku sambil berpamitan dan kembali ke kelas.

...****************...

"Tapi apa boleh keluarga polisi memanipulasi kasus seperti ini?" Tanya Amaya sambil memutar sedotan di gelas minuman dinginnya siang ini di kantin sekolah.

Aku mengangkat bahu sambil melirik ke sekitar dengan sedikit ketakutan.

"Aku khawatir sama sita. Gimana caranya kita temukan sita?" Bisikku pelan.

Amaya menarik nafas pelan. "kamu bawa kartu tarot kamu?" tanyanya.

Aku mengangguk.

Bukan tanpa sengaja aku membawa kartu tarot ku. Sejak semalam aku di perlihatkan sita yang sedang di culik di suatu tempat, aku merasa aku harus membawa kartu tarot ku.

"Kita ke lantai atas, di kelas kosong yang di lantai tiga itu." Ucap Amaya sambil segera meminum semua sisa es teh di gelasnya lalu dengan semangat berdiri menarik tanganku menuju ke lantai atas.

"Bentar, aku ambil kartunya dulu ada di tas." kata ku sambil menahan tangan Amaya.

Aku berlari secepatnya ke kelas lalu, tanpa mempedulikan sekitar, aku mengambil tas sekolah ku sekalian, untuk aku bawa ke lantai atas lantai tiga, tempat aku dan Amaya janjian untuk membaca petunjuk yang mungkin di berikan oleh kartu tarotku.

Sesampainya di kelas kosong yang sudah seperti gudang itu, kami berdua langsung mengambil posisi duduk di pojok ruangan yang tidak terlihat dengan orang dari jendela atau pintu. Sebelumnya, kami mengganjal pintu masuk dengan meja-meja yang ada di kelas kosong ini, supaya tidak ada orang bisa masuk.

"Oke, aku siap." ucapku sambil mengacak kartu-kartu itu. "Bantu aku menemukan dimana sita." bisikku pada kartu-kartu itu. Lalu, seperti biasa aku mengambil satu kartu secara acak dari tumpukan kartu yang baru saja ku kocok.

THE MOON

Sebuah kartu bergambar bulan sabit yang memiliki wajah yang menunjukan ekspresi kesedihan atau murung.

Dibawahnya ada seekor anjing yang tengah menggonggong ke arah bulan. Entahlah. Sampai saat ini aku belum benar-benar paham arti sesungguhnya pada Gambar di kartu itu,

Hanya saja, bantuan selalu datang padaku.

Siang ini, diruang kelas yang kosong, aku kembali melakukan astral Projection ke suatu tempat.

Kali ini aku seperti dibawa ke sebuah gang sempit, di pinggiran kota. Bau amis menyengat ke indra penciumanku. entah bagaimana bisa aku juga mencium bau-bauan seperti ini.

Lalu, tubuhku yang seperti melayang, diarahkan ke sebuah rumah tua di dekat dermaga yang menjorok ke arah laut. Ya, aku lihat jelas. Rumah tua di samping bangunan bertingkat yang tidak lain adalah sebuah kos-kosan dengan papan nama 'Panorama Kost'.

Tubuhku masih melayang, mendekati ke rumah tua yang mungkin hanya ada dua ruangan di dalamnya, dilihat dari luas nya yang sangat kecil.

Tubuhku masuk menembus tembok rumah itu, dan aku masih melihat sita yang terikat. Hanya saja tubuhnya sudah lemas. Aku melihat sita yang sudah lebih pasrah dari semalam.

"Panorama Kost!" Ucapku setengah berteriak ketika aku kembali sadar.

Amaya sampai hampir lompat. "Kaget!" bentaknya.

Aku segera mengeluarkan handphone dan membuka aplikasi map untuk mencari alamat dari lokasi yang tadi kulihat.

Tanpa pikir panjang, setelah aplikasi pencarian lokasi map di handphone ku menemukan lokasi Panorama Kost, aku segera menarik Amaya untuk ikut bersamaku menuju lokasi.

Tidak lewat pintu gerbang sekolah, aku mengajak Amaya untuk keluar dari tembok belakang sekolah melalui Rooftop lantai tiga yang kebetulan adalah sebagai tempat penyimpanan Torn/Bak air untuk keperluan sanitary sekolah.

Di sampingnya ada tangga besi yang sudah berkarat yang memang di siapkan pihak sekolah sebagai akses untuk membersikan Torn air tersebut. Dan, biasanya. lokasi ini memang digunakan anak-anak sekolah kami sebagai akses mereka kalau mau bolos atau kabur dari sekolah.

...****************...

Aku dan Amaya turun dari taxi online di sebuah gang kecil yang hanya muat satu mobil saja. Aku memang sengaja tidak membawa motor ku, karena kami kabur lewat belakang sekolah, dan aku fikir akan lebih sulit kalau harus membawa kendaraan pada saat seperti ini.

"Kamu yakin ka disini tempatnya.?" Tanya Amaya sembari sesekali menutup hidungnya.

Bau amis dan laut yang menyengat memang sudah menusuk indra penciumanku setelah aku turun dari taxi.

Aku menjawab pertanyaan Amaya dengan anggukan. Sesekali mataku melirik ke sekitar, mengingat lagi lokasi yang tadi di tunjukan oleh Tubuh Astral ku.

Setelah kami melewati gang kecil, kami sampai di sebuah pertigaan di ujung gang. Dimana, salah satu jalan dari ketiga jalan ini nanti nya akan membawa kami ke sebuah tempat yang aku lihat di Penglihatanku.

Panorama Kost.

Dari kejauhan, sudah terlihat laut Utara yang airnya tidak sebening laut selatan. Tidak ada pantai pasir putih. Hanya ada beberapa batuan pemecah ombak, ditambah lumpur dan pasir hitam yang melengkapi pemandangan mataku.

"Itu Kost Panorama." Seru Amaya sambil menunjuk sebuah bangunan yang aku lihat saat aku melakukan astral Projection.

Aku tersenyum sambil memegangi tangan Amaya.

Kami mencoba berjalan lebih cepat, bukan Panorama Kost yang aku tuju, tapi, bangunan di sebelahnya. Sebuah rumah kecil dengan cat tembok yang sudah pudar warna cat nya, dengan hampir sebagian bawah temboknya itu sudah berlumut dan lembab.

"Rumah itu may, aku yakin sita ada disitu." Kataku sambil menunjuk rumah yang paling ukurannya hanya 50 meter persegi .

"Tapi, kok sepi ya ka?" ucap Amaya sambil merindik pelan saat kami sudah semakin mendekati rumah tersebut.

Aku mengangguk sambil memberi aba-aba untuk tetap tenang. "Kamu tunggu disini sebentar, aku coba cari jendela buat intip bagian dalamnya." ucapku.

Amaya mengangguk sambil berjalan mencari tempat bersembunyi. " Hati-hati ka." ucapnya.

Aku tersenyum, dan kembali melanjutkan langkahku.

Walaupun sedikit ragu, akhirnya aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah tanpa pagar yang letak tidak jauh dari dermaga kayu yang mengarah ke laut.

Sambil sedikit mengendap-endap, aku mulai mencari celah dari pintu kayu yang sudah lapuk di depan rumah ini.

Aku memutuskan untuk berkeliling memutari rumah ini, memastikan kalau memang benar-benar aman. Sampai akhirnya, aku menemukan sebuah pintu yang tidak terkunci di bagian belakang rumah. Pintu Yang sudah setengah hancur. Bahkan mungkin cenderung rusak parah. Entahlah.

Sambil menarik nafas pelan, aku menerobos pintu itu.

BRAK...

Bagian bawah pintunya hancur. Aku harus sedikit menjongkok untuk masuk ke dalam.

Entah kenapa, semua begitu mudah, tidak ada penjaga, tidak ada orang yang berusaha menyerangku.

Di ujung ruangan yang sepertinya bekas gudang para nelayan ini, aku melihat sita. Masih dengan kondisi sama seperti yang tubuh astral ku lihat.

Sita dengan tangan, kaki terikat. Mata dan mulut yang ditutup kain.

"Sita..." Aku sontak berseru sambil menghampiri sita yang sepertinya menyadari kedatanganku.

"mmm... Mmm.mmm" sayangnya mulutnya dibungkam, jadi aku cuma mendengar sita bergumam sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Tanpa pikir panjang, aku buka ikatan tali di tangan dan kaki nya. Lalu, membuka penutup mata dan mulutnya. Yang membuat hati ku seperti teriris adalah, saat ku lihat wajahnya, ada bekas pukulan di area mata sebelah kanannya, ditambah lebam di pelipis dan bekas tangan yang di pipi kanan kiri sita.

"Riska...." tangisnya pecah. Sita langsung memelukku.

Aku tak kuasa menahan rasa sedih, air mataku mulai jatuh. "ayo kita keluar dari sini." bisikku sambil mencoba memapah sita berdiri.

Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini pada sita, dan aku tidak tahu apa yang sudah di lakukan bajingan ini kepada sita. Yang jelas, saat ini aku cuma ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini sebelum ada orang yang datang.

Masalah pertanyaan di kepalaku, bisa kutanyakan nanti setelah kami keluar, pikirku.

Tapi, baru saja aku dan sita yang seperti kesakitan saat berjalan itu sampai di pintu belakang tempat aku masuk. Kami mendengar suara deru motor yang menuju ke arah rumah ini.

BRUMMM

Ting...

Bersamaan dengan pesan chat dari Amaya yang bersembunyi di depan sana dekat dengan gedung panorama Kost.

'Arno sama dia motor lain datang. Kalian hati-hati' isi pesan chat Amaya.

Aku mencoba tenang sambil menarik tangan sita pelan. Kami tertahan di belakang sampai menunggu mereka semua masuk ke dalam rumah melalui pintu depan.

Tidak lama, setelah motor-motor itu berhenti dan parkir, kami berdua berjalan pelan ke arah samping rumah, lalu, saat Arno dan kawanannya masuk ke dalam melalui pintu depan, Aku memaksa sita untuk berlari secepat yang ia bisa.

"Lari!" aku berseru setengah berbisik.

Kami berdua berlari melewati halaman rumah dan motor-motor yang terparkir di depannya.

Tanpa menengok lagi ke belakang. Aku, Sita dan Amaya terus berlari menuju jalan besar. Jalan utama tempat taxi online menurunkan aku dan Amaya.

...****************...

1
valerio_cean
semangat othor
korokoro
Jangan lupa support karya aku 😻🔥
korokoro
Disclaimer : Novel ini hanya karangan fiksi dari isi kepala saya sebagai author. Tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menyinggung pihak/organisasi/instansi/nama tertentu yang secara kebetulan muncul dan di ceritakan di novel ini. 🔥🔥🔥 tetap menyala 🔥🔥🔥
valerio_cean
semangat thor
korokoro: makasih kk🔥
total 1 replies
堀北 鈴音
Smngt kak up nya😍😍
Sefira Arrum
Fighting
堀北 鈴音
2 bunga untukmu kak😍😍
korokoro: terimakasih kakak😍
total 1 replies
valerio_cean
semangat terus kak updatenyaaa
korokoro: siap kk makasih 😁
total 1 replies
valerio_cean
bagus banget ceritanya kak, harus sering sering up
korokoro: wah makasih kak... jadi tambah semangat up nya
total 1 replies
anggita
👏semoga lancar novelnya banyak pembacanya.
anggita
like👍+ hadiah iklan☝
korokoro: makasih kak/Smile//Grin/
total 1 replies
Nico queen
Mungkin maksudnya "Aksara" kak.
korokoro: owh iya aksara ya 😂😂 ✍️catet revisi
total 1 replies
Nico queen
Kemungkinan neneknya selingkuh 🗿
korokoro: hehhh /Facepalm/ wkwkwk
total 1 replies
堀北 鈴音
kurang panjanggg thoorrr/Joyful//Joyful/
korokoro: Jan panjang-panjang kak, nanti langsung tamat/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Moon Wolf
Kok aku malah ga suka sama gambarnya ya wkwkwk
korokoro: hihi, skip aja gambarnya, agak disturbing emang gambar gambar di tarot 😂🙏
total 1 replies
Nico queen
Introvert, aku banget
korokoro: /Facepalm/
total 1 replies
Jazzy Bold
mantep Thor. di tunggu updatenya yah
korokoro: ashiap kk makasih kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
finally ceritanya menarik, cuma harus perhatikan tanda baca ya kak maaf loh ya aku koreksi 😉
Nico queen: Semangat kak,/Determined/
korokoro: Wah makasih kk akhirnya ada yang kasih feedback koreksi.. gpp loh kak aku seneng di koreksi gini biar bisa lebih baik lagi nulisnya 🙏
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
adik adiknya❌
adik-adiknya ✅
NoComent🇮🇩🇮🇩
sebuah jejak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!