NovelToon NovelToon
Berkorban Demi Cinta

Berkorban Demi Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:61.5k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Morgan Zavierson, dipenjara demi kekasih tercintanya, Kelly Thompson. Akibat kesalahpahaman membuat Morgan membenci sang gadis tersebut.

Apa sebabnya Kelly yang dikenal gadis polos dan ceria, dianggap mengkhianati Morgan? sehingga pada akhirnya Morgan memilih menikahi Zoanna, yang adalah sekretarisnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Markus Heboh

Morgan yang masih berada di dalam mobil, teringat kembali dengan jawaban Kelly.

"Sejak kapan kamu belikan aku kalung?" Suara Kelly yang muncul dalam ingatan Morgan terdengar jelas di benaknya, menggema dengan nada kebingungan.

"Bukankah itu berarti Kelly tidak membuka kado pemberianku. Kenapa aku merasa dia telah berubah. Apakah terjadi sesuatu?" gumam Morgan, seraya menatap kosong ke arah jalanan di depannya. Hatinya bergemuruh, mencari jawaban dari perubahan sikap Kelly.

Keesokan harinya, Kelly telah bangun dan bersiap untuk berangkat kerja. Ia menuruni anak tangga dengan wajah lesu sambil menyentuh perutnya yang masih tidak nyaman.

"Semalaman aku kurang tidur karena perutku ini, muntah berkali-kali. Sudah minum obat juga belum sembuh," gerutu Kelly, matanya terlihat lelah. Ia kemudian duduk di anak tangga sambil melihat jam tangannya yang berkilau di bawah cahaya pagi.

"Masih awal, sebentar lagi baru pergi," gumam Kelly.

Tak lama kemudian, suara mesin mobil terdengar mendekat. Morgan menghentikan mobilnya di depan rumah Kelly. Ia keluar dari mobil dengan langkah cepat dan penuh kekhawatiran. Menemukan Kelly duduk di tangga sambil menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata, Morgan langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres.

"Kelly, kenapa wajahmu begitu pucat, apakah kamu demam?" tanya Morgan yang berjongkok sambil menyentuh dahi gadis itu, merasakan suhu tubuhnya yang sedikit lebih panas dari biasanya.

"Hanya kurang tidur, perutku tidak nyaman. Mungkin saat di kantin ada salah makan," jawab Kelly dengan suara lemah namun berusaha terdengar tegar.

Morgan tidak puas dengan jawaban itu. "Aku akan membawamu ke rumah sakit, hari ini tidak usah masuk kerja," ujarnya dengan tegas, kemudian mencoba menggendong Kelly. Namun, Kelly menolak dengan lembut.

"Tidak! Hanya salah makan, untuk apa ke rumah sakit. Aku sudah minum obat dan sudah baikan. Tolong antar aku ke restoran," jawab Kelly, kemudian ia berdiri dengan tegap.

Morgan menatap Kelly dengan mata penuh kekhawatiran. "Apa kamu yakin?" tanyanya, masih ragu untuk meninggalkan kondisi Kelly begitu saja.

"Yakin sekali," jawab Kelly dengan anggukan kecil, berusaha tersenyum untuk meyakinkan Morgan.

Melihat tekad di mata Kelly, Morgan akhirnya mengalah. "Baiklah, tapi kalau kamu merasa semakin tidak enak, kita langsung ke rumah sakit," ujarnya sambil membukakan pintu mobil untuk Kelly, siap mengantar gadis itu ke tempat tujuannya meski hatinya masih diliputi rasa cemas.

Mobil Morgan telah tiba di depan restoran. Ia pun menghentikan mobilnya dan menghela napas panjang, mencoba meredakan kegelisahan yang melingkupinya.

"Kelly, apa kamu yakin bisa bertahan?" tanya Morgan dengan nada khawatir, menatap gadis itu dengan cermat. Mata mereka bertemu sejenak, dan Morgan berusaha membaca ekspresi di wajah Kelly.

"Iya, sudah lebih baikan. Terima kasih. Aku pergi dulu!" ucap Kelly dengan senyum yang dipaksakan, berusaha meyakinkan Morgan.

Namun, di balik senyum itu, ada sesuatu yang tampak tersembunyi.Kelly berjalan santai menuju ke dalam restoran.

Sementara itu, Morgan masih menatap gadis itu yang masuk ke dalam restoran, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Kegelisahan kembali merayapi pikirannya, membuatnya semakin bingung dengan perubahan Kelly yang tiba-tiba.

Di sisi lain, Markus mendatangi salah satu restoran untuk makan siangnya. Tanpa dia sadari, ia memasuki restoran tempat Kelly bekerja. Pelayan dengan ramah menyambut kedatangan pelanggan mereka.

Seperti biasa, Markus memilih salah satu menu kesukaannya. Dengan sikap arogan dan penuh percaya diri, ia membaca menu yang tersedia."Pesan makanan termahal di sini!" pinta Markus, terhenti sejenak membaca menu lain.

"Sushi kepiting dan udang? Sejak kapan di sini ada makanan ini?" tanya Markus pada pelayan itu dengan nada ingin tahu.

"Dua menu ini adalah menu terbaru restoran kami, Tuan. Bisa dicoba. Rasanya tidak mengecewakan!" jawab pelayan dengan ramah, berusaha membuat Markus tertarik.

"Sepertinya Kelly pintar membuat menunya," gumam Markus, teringat akan sosok Kelly yang dikenalnya.

"Apakah salah satu koki kalian bernama Kelly?" tanya Markus dengan ekspresi serius.

"Benar! Apakah Anda mengenalnya?" tanya pelayan itu, sedikit heran.

"Kalau begitu pesan sushi kepiting, dan saya ingin bertemu dengannya. Kalau dia tidak keluar bertemu denganku dan makan bersamaku, maka aku akan pergi!" kecam Markus dengan nada ancaman.

"Ha? Baiklah!" jawab pelayan itu sedikit bingung dan kemudian beranjak dari sana untuk menyampaikan pesan tersebut.

"Dengan cara seperti ini, gadis itu tidak akan bisa menghindar. Malah akan membantunya," batin Markus dengan senyum tipis penuh rencana di wajahnya.

Pelayan tersebut pun bergegas menuju dapur, berharap Kelly bisa segera menemui Markus. Sementara itu, Markus duduk dengan tenang, menunggu pesanannya.

Satu jam kemudian, Kelly duduk berseberangan dengan Markus, menyajikan pesanan di atas meja dengan hati-hati.

"Semua ini adalah buatanmu sendiri?" tanya Markus sambil mengambil salah satu potongan sushi dan menyantapnya. Matanya bersinar ketika ia mencicipi rasa lezat dari hidangan itu.

"Iya, kalau ada kekurangan, jangan ragu memberitahuku!" jawab Kelly dengan senyum hangat, meskipun ada sedikit kegugupan di balik matanya.

"Enak sekali, Morgan sangat beruntung memiliki pacar sepertimu. Bisa membuat makanan seenak ini," ucap Markus, melahap makanan dengan antusias.

Kelly melihat bagaimana ia menikmati makanannya, tetapi kata-katanya mengenai Morgan membuat dadanya terasa sedikit sesak.

"Sayangnya bukan aku yang dia pilih," gumam Kelly dengan suara pelan, menunduk agar Markus tidak bisa melihat ekspresi sedih di wajahnya.

"Apa yang kamu katakan?" Tanya Markus, mengangkat alisnya karena tidak mendengar dengan jelas.

"Tidak ada! Makanlah!" jawab Kelly cepat, mencoba menyembunyikan perasaannya. Ia berusaha tersenyum lagi, tetapi senyum itu tidak sepenuhnya sampai ke matanya.

"Kamu harus makan juga, bantu aku habiskan!" ujar Markus, tidak menyadari kegelisahan Kelly.

"Aku masih kenyang, Ini jam kerjaku. Jadi aku tidak bisa makan bersama pelanggan," jawab Kelly, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hatinya terasa berat, tetapi ia tahu bahwa ia harus tetap profesional di tempat kerjanya.

Kelly yang merasa tidak nyaman, lagi-lagi ia terasa mual. Reaksinya dilihat oleh Markus, yang kemudian terdiam sejenak, menyadari ada yang tidak beres.

"Ada apa denganmu? Apakah kamu sakit?" tanya Markus, nada suaranya penuh perhatian.

"Tidak! Aku hanya merasa sedikit mual dan tidak enak badan," jawab Kelly sambil mengambil gelas air putih dan meminumnya dengan cepat, berharap rasa mual itu segera hilang.

"Mual dan tidak enak badan," gumam Markus sambil berpikir, matanya menyipit seolah mencoba memecahkan teka-teki. Ia melihat Kelly dengan lebih seksama, mencari tanda-tanda lain yang mungkin menjelaskan kondisinya.

"Ha... Apakah kamu hamil?" tanya Markus, suaranya mengejutkan Kelly yang sedang minum air.

Kelly tersedak dan menyemburkan air dari mulutnya ke wajah Markus.

"Uhuk... uhuk..." Kelly terbatuk-batuk, berusaha mengatur napasnya.

Markus menahan emosi sambil mengusap wajahnya yang basah dengan tisu. Dia menatap Kelly dengan serius.

"Jangan bicara sembarangan, tidak ada hal seperti itu," jawab Kelly, wajahnya memerah karena malu. Beberapa pengunjung kafe menoleh.

"Kalau sudah hamil kenapa harus malu? Tinggal minta tanggung jawab dari Morgan, dia adalah pelakunya," kata Markus dengan nada yang lebih keras.

"Aku tidak hamil. Aku hanya salah makan saja," balas Kelly, berusaha mengendalikan suaranya agar tidak terdengar oleh orang lain.

"Siapa yang percaya dengan katamu? Usia kamu juga bukan bawah umur. Kenapa harus malu mengakuinya? Aku bisa menerimanya. Karena hubungan kamu dan Morgan bukan rahasia lagi," lanjut Markus dengan nada menuduh.

"Markus, tolong jangan bicara seperti itu. Kami tidak melakukan apapun!" pinta Kelly dengan suara yang nyaris putus asa.

"Mual, tidak enak badan, adalah gejala hamil. Temanku juga seperti itu. Jadi tidak usah kau berbohong padaku. Ini adalah berita gembira," ucap Markus sambil tersenyum lebar, seakan-akan dia membawa kabar baik.

Kelly hanya bisa pasrah dengan ucapan Markus, merasa tidak berdaya untuk membantah lebih lanjut.

Di tempat lain, Morgan sedang rapat dengan pemegang saham lainnya. Mereka duduk di ruangan rapat yang besar dan luas, membahas strategi bisnis dengan serius.

Tiba-tiba, pintu ruang rapat itu terbuka dengan keras. "Klek!"

"Morgan, Kelly sudah hamil. Tanggal berapa hari pernikahan kalian?" suara Markus yang lantang memecah kesunyian, membuat semua orang di ruangan itu terkejut dan menoleh ke arahnya.

Markus berdiri di ambang pintu, tersenyum lebar sementara beberapa eksekutif menatapnya dengan tatapan bingung.Morgan menatap tajam pada Markus, ekspresi wajahnya menunjukkan campuran antara kemarahan dan kebingungan.

"Maaf, aku tidak tahu kalau kalian sedang sibuk," ucap Markus dengan nada yang seolah-olah meminta maaf, namun senyum di wajahnya tidak hilang.

Suasana di ruangan itu berubah tegang. Semua mata tertuju pada Morgan, menunggu reaksinya terhadap pengumuman mengejutkan itu.

Beberapa saat kemudian, setelah rapat berakhir, Morgan dan Markus berada di ruangan kantor Morgan. Ruangan itu luas dengan dinding kaca yang memberikan pemandangan kota.

Morgan duduk di kursinya dengan wajah serius, sementara Markus berdiri di dekat meja dengan ekspresi penasaran.

"Kenapa kamu diam saja? Apakah kamu tidak gembira kalau Kelly hamil? Jangan mengatakan kalau kamu tidak suka dengan anak-anak atau alasan kamu ingin ke Prancis," ujar Markus, suaranya penuh tuntutan.

Morgan memandang Markus dengan tatapan tajam. "Bagaimana kamu bisa beranggapan kalau Kelly sudah hamil?" tanyanya dengan nada datar.

Markus menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku makan di tempat kerjanya tadi. Dia mual dan tidak enak badan. Kalau bukan hamil, apa lagi? Kalian sudah lama tinggal bersama. Bukankah dari dulu kalian sering tinggal bersama? Jadi kalau bukan anakmu, siapa lagi?" tanya Markus panjang lebar, suaranya penuh keyakinan.

Morgan menghela napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. "Markus, kamu terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kelly bisa saja mual karena banyak alasan lain selain hamil."

Markus mengerutkan kening, tidak puas dengan jawaban Morgan. "Tapi Morgan, kalian memang sudah lama bersama. Orang-orang juga sudah tahu hubungan kalian. Kenapa kamu tidak mau menerima kemungkinan ini?"

1
Farhana As
best sekali.... buat yg lebih menentang cerita nya bestis🤗🤗🤗😁😁🥰🥰🥰
Alexandra Juliana
Juny..Juny hanya krn kamu ingin memiliki Morgan dan menghancurkan hubungan Morgan dan Kelly sampai kamu berbohong bilang ada tanda lahir dipaha Morgan. Jd ingat Leo dan "anak harimaunya" 🤭😄😄
Alexandra Juliana
Tepok jidat deh sama Markus...🤦🤦🤦
Alexandra Juliana
Idih emak2 rempong..Emangnya Kelly komodo dimana air liurnya mengandung berjuta bakteri? Klo kau tau siapa Kelly siap2 saja berhadapan dengan Morgan..
Alexandra Juliana
Disini kan dibilang Kelly hidup sebatang kara tanpa klrg juga sahabat, tp knp aku berharap klo James adalah kakaknya yg sdh lama terpisah yaaa...
Alexandra Juliana
Beginilah klo kurangnya komunikasi jd nya malah saling berasumsi sendiri..Apa2 dipendam sendiri, Morga juga ga peka apa susahnya jujur siapa Juny yg sebenarnya..
Alexandra Juliana
Pasti si Juny melakukan berbagai cara agar bisa balikan lg sama Morgan dan Morgan msh terombang ambing krn cinta pertamanya kembali
Alexandra Juliana
Siapa pria itu, dan spt nya mengenal Kelly
Alexandra Juliana
Billy bukan adik kandung Morgan bahkan bukan bagian dr klrg Morgan..Anak pungut g tau diri kau Billy..
Alexandra Juliana
Ungkap Harger Kak bukan Morgan
Alexandra Juliana
Suka sama karya Kak Otor, dimana tokoh utama wanitanya yg berani, tegar dan tdk mudah di intimidasi..
Alexandra Juliana
Morga berubah sikap mungkin selama di penjara otaknya di racuni kata2 yg menjelekan Kelly oleh Zoana dan Billy..
Daulat Pasaribu
hadir thor
Merry Merr
Luar biasa
Luzi
singkat namun padat isinya.. good
L A
ampuuuuun ....Markus kudu dijahit mulutnya 😅
L A
Jacob yg bego ....ketemu shio anjing yg suka gigit orang .....🤣🤣🤣
L A
dasar Markus emang ....gubraaaak 🤣🤣🤣
L A
Luar biasa
L A
ikut deg²an
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!