NovelToon NovelToon
LENTERA CINTA

LENTERA CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Playboy / Aliansi Pernikahan / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arti Channel

Tiara Salsabila biasa dipanggil Rara adalah sosok gadis polos, sederhana dan kekanakan. Dia jatuh hati pertama kali pada Tian, sosok pria yang membuatnya iri karena Tian mempunyai kelebihan yang menjadi kelemahannya.

Namun ternyata cintanya itu membuat kecewa. Tian tidak seperti yang diharapkan gadis tersebut. Tian ternyata diam-diam sosok playboy yang mempunyai banyak wanita.

Semenjak itu Tiara tidak bisa mempercayai yang namanya laki-laki. Tiara berubah dratis dan melindungi dirinya sendiri. Hingga datang seorang pria yang dengan tulus mencintainya. Bahkan melamarnya, Namun pria tersebut tidak lain adalah dosen killernya. Dosen yang selama ini membuat Tiara kesal, emosi bahkan menangis karenanya. Akankah Tiara percaya dengan cinta sang dosen? Dan menerima lamarannya? Baca kisahnya di Lentera Cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arti Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan

Hasan melangkahkan kaki keluar dari ruangan dokter Handoko. Pria itu menelepon seseorang.

" Bukti cctv nanti Saya kirim. Mohon selidiki."

" Baik Pak."

Hasan menutup teleponnya. Pria itu kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar Ayahnya dirawat.

Pintu ruangan terbuka, Tiara dan Pak Setiawan yang sudah sadar sama-sama menoleh ke arah pintu tersebut.

Hasan pun kembali menutup pintu dan melangkahkan kakinya menuju Ayahnya.

" Bagaimana kondisi Abi?"

" Alhamdulillah Abi lumayan enakan, Nak. " Jawab Pak Setiawan masih terlihat lemah.

Tiba-tiba pria separuh baya tersebut memegang tangan kanan putranya tersebut, beserta tangan menantunya tersebut.

" Apapun yang terjadi nanti, Abi harap Kalian akan tetap setia bersama." Ucap Pak Setiawan, membuat Mereka saling melirik satu dengan yang lainnya.

" Insyaallah, Bi." Ucap Mereka kompak bak paduan suara.

Hasam duduk di kursi samping tempat tidur, begitu juga Tiara.

" Abi harus cepat sembuh." Kata Hasan seraya menggenggam tangan Ayahnya tersebut.

" Kami akan selalu menjadi penyemangat Abi," Tiara mencoba menghibur mertuanya tersebut.

Pak Setiawan tersenyum. Lalu ditatapnya Tiara ,beralih ke putranya.

" Abi rasa, Abi tidak bisa melihat cucu Abi nanti. Tapi melihat Kalian bersama, Abi sudah bahagia."

" Abi tidak boleh bilang seperti itu," Kata Hasan.

" Abi akan panjang umur, Abi akan melihat cucu-cucu yang sholeh dan sholehah nanti." Hasan tetap husnudzon dengan keadaannya Ayahnya tersebut.

Mata Tiara berkaca-kaca menyaksikan interaksi Ayah dan anak tersebut. Gadis itu ingin menangis melihatnya.

Pintu ruangan terbuka, dua orang perawat masuk bersert membawa peralatannya.

" Maaf, sudah waktunya Pak Setiawan beristirahat." Ujar salah satu perawat tersebut.

Hasan dan Tiara pun berpamitan. Lalu Mereka memutuskan pulang dahulu ke rumah. Selama perjalanan pulang, Tiara terdiam. Gadis itu terngiang-ngiang akan ucapan mertuanya tersebut.

Hasan melirik gadis disampingnya tersebut.

" Jangan dipikirkan," Ucap Hasan seraya tangan kirinya meraih tangan Tiara. Pria itu menggenggamnya erat tangan istrinya tersebut.

" Rara ingin membuat Abi Mas bahagia, " Ucap Tiara.

" Rara ingin menjadi Ibu muda, Rara pasti bisa Mas," Tambah gadis tersebut membuat Hasan menelan ludahnya dalam-dalam.

" Apa yang Kamu bicarakan, Ra. Kamu masih kuliah. Mas tidak akan pernah setuju dengan pemikiranmu itu." Pria itu menolaknya.

" Tapi Mas," Gadis itu masih ingin menawarnya.

Hasan melepaskan genggaman tangannya.

" Tidak." Ucap Hasan tegas.

Sedangkan gadis itu merasa itu keputusan terbaik saat ini. Dia hanya perlu cuti kuliah saja. Namun pria tersebut menolak pemikirannya itu dan tidak ingin membicarakan hal itu lagi. Hasan fokus mengemudi dan melihat jalanan. Perdebatan itu membuat Mereka saling terdiam, dengan pemikiran masing-masing.

...***...

Malamnya, selesai sholat isya berjamaah berdua dengan pria tersebut. Tiara melangkahkan kakinya menuju balkon. Karena pria tersebut memilih ke ruangan kerja pribadinya. Hasan masih terlihat jelek moodnya.

Tiara menatap langit yang tak nampak rembulan ataupun bintang. Malam yang gelap, membuat gadis itu merenung.

Apa diriku benar-benar masih labil? Kemarin maunya A, Sekarang maunya B. Batin Tiara.

Tiara kembali ke kamar. Gadis itu menyibukkan diri seraya sesekali melirik jam dinding dikamarnya. Sudah hampir pukul sepuluh malam. Namun pria itu belum juga kembali ke kamarnya.

Apa Mas Hasan benar-benar sangat marah padaku? Apa Aku perlu minta maaf? Gadis itu bertanya-tanya dalam hatinya.

Tiara keluar dari kamarnya, berniat melangkahkan kakinya menuju ruangan kerja suaminya tersebut. Namun belum sempat membuat pintu ruangan tersebut, Pintu itu sudah terbuka.

" Rara minta Maaf." Ucap gadis itu.

" Ok." Sahut Hasan terlihat dingin. Lagi-lagi pri tersebut bersikap dingin, sedingin kutub Utara.

Hasan melangkahkan kakinya menuju kamar tidur Mereka. Tiara mengikutinya dari belakang. Sesekali pria itu melirik gadis yng sedang menundukkan kepalanya tersebut.

Masih kekanak-kanakan.Batin Hasan.

Hasan masuk ke kamar mandi, pria itu sikat gigi dan berwudhu sebelum tidur. Sedangkan Tiara mengikutinya juga. Lalu Mereka tidur ditempat seperti biasa. Tiara di tempat tidur dan Hasan disofa panjang tersebut.

Tiara langsung menarik selimutnya. Gadis itu mencoba untuk memejamkan matanya. Namun pikirannya masih mengarah ke suaminya itu. Apalagi pria tersebut sudah bersikap dingin padanya, karena perdebatan Mereka. Walaupun Tiara sudah meminta maaf.

...***...

Sarapan pagi ini hening dan sunyi. Baik Hasan maupun Tiara sama-sama diam. Hasan hari ini tidak ada jadwal mengajar. Pria itupun mengarahkan mobilnya ke perusahaan.

Hasan melangkah ke dalam kantor sambil membalas teguran-teguran para karyawan. Hasan walaupun tegas, namun pria tersebut terkenal ramah dan sangat dikagumi oleh sebagian besar karyawan di perusahaan kontraktor tersebut.

Sampai diruangan kerjanya. Hasan langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi. Seharian Hasan hanya menanda tangani dokumen-dokumen yang memerlukan tamda tangannya.

Siang hari, Ketukan pintu ruangan terdengar,

" Masuk." Hasan membenarkan duduknya.

" Ada yang ingin bertemu." Kata asistennya tersebut.

" Suruh masuk." Pinta Hasan.

Wanita setengah baya terlihat memasuki ruang kerja Hasan. Pria itu nampak terkejut.

" Sudah lama tak ada kabar beritanya, bagaimana kabarmu?" Wanita separuh baya itu bertanya pada putranya.

" Alhamdulillah baik,"Sahut Hasan.

" Ummi dengar Kamu sudah menikah."

" Iya," Hasan menganggukkan kepalanya.

" Ummi sangat senang mendengarnya." Tambah wanita setengah baya tersebut.

" Kapan Ummi bisa bertemu dengan gadis pilihanmu itu?" Ibu Nena berharap bisa bertemu dengan istrinya Hasan.

" Tidak perlu, Anda tidak perlu bertemu dengannya." Jawab Hasan mencoba untuk tetap santai menghadapi Ibu kandungnya tersebut.

" Baiklah, Sepertinya istrimu belum mengetahui tentang Ummi."

Hasan mencoba menahan emosi.

" Dia tidak perlu mengetahuinya." Kata Hasan.

Wanita setengah baya tersebut memandang putra kandungnya yang kini sudah dewasa dan matang. Ditambah posisi Direktur sudah didudukinya.

" Sebenarnya apa tujuan Anda?" Tanya Hasan to the point. Hasan tahu Ibunya itu muncul pasti ada tujuannya. Apalagi Hasan tahu wanita itu dulu pikirannya hanya materi dan materi. Hingga meninggalkan Ayahnya juga demi materi. Membuat Hasan kini sangat membencinya, walaupun itu ibu kandungnya. Seorang wanita yang melahirkan dirinya.

" Seperti saat Ummi meninggalkan Abi mu, Itu tujuan Ummi." Kata-kata yang membuat Hasan langsung muak mendengarnya. Pria itu pun tidak bisa lagi mentoleransi wanita di depannya saat ini.

" Keluar! Kuminta Anda keluar dari ruangan Saya sekarang! Tuliskan saja no rekening Anda di lobby bawah, Akan Saya transfer secepatnya." Ujar Hasan seraya langsung membukakan pintu ruang kerjanya tersebut. Dan mempersilahkan wanita itu untuk keluar dari ruangannya.

Wanita itupun keluar. Hasan langsung menutup pintunya. Amarah dihatinya sepertinya sedang memuncak. Pria itupun segera duduk dan beristighfar.

Hasan melepaskan kacamatanya. Tiba-tiba pria tersebut teringat akan istrinya. Andai saat ini gadis itu didekatnya. Mungkin gadis itu bisa menentramkan hatinya, hanya dengan memeluknya. Pria itu melirik jam ditangannya. Waktu menunjukkan pukul satu siang. Pria itu pun bergegas keluar ruangan.

To be continued

Jangan lupa like dan komentarnya. Terima kasih

1
NurAzizah504
Otw ke karya baru, Kak /Smile/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya 🥰
total 1 replies
NurAzizah504
Eh, beneran tamat? Cepet bgt /Sob/
Dandelion: iya jg sih mgkn blm rejeki. Tapi kyk gmn gtu kalau sdh dikontrakin terus g masuk nilai standar retensi. hehe, ok makasih semangatnya 🥰
NurAzizah504: Oalah, tpi ceritanya ini bagus, menghibur. Dan, ingat, gak ada karya yang sia2. Tetap semangt, ya. Mungkn belum rezekinya /Whimper/
total 3 replies
NurAzizah504
Pak Hasan cemburu /Chuckle/
Qiandra Tsabita Arriza
loh kok tamat?? baru juga bahagia tiara sama hasan
Qiandra Tsabita Arriza: owh oke oke.. semangat kak
Dandelion: Selanjutnya dikarya baru ya 🥹, saya lanjutkan dikarya baru. Karena karya yg ini penilaian retensinya tidak cukup jd kayak sia-sia kalau saya lanjutkan, 😢
total 2 replies
Arthey Cifanblifor
Ceritanya menarik
NurAzizah504
Mawar mendarat. Lanjut, Kak
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Heh, mau jadi pebinor apa, ya? Geram sama Tian.
Dandelion: Memang Tian terlalu , hehe
total 1 replies
Teteh Lia
jaemin 😍
Dandelion: wah ketahuan nih biasnya jaemin hehe
total 1 replies
Teteh Lia
potek sudah ...... Tian sudah punya cewe ternyata
Dandelion: Tian kan play boy hehe
total 1 replies
Teteh Lia
cemberut menguras hati. mending santuy2 aja dulu.
Dandelion: iya benar bgt
total 1 replies
Teteh Lia
mau cemburu tapi gengsi.
Dandelion: cemburu terpendam dihati hehe
total 1 replies
Teteh Lia
bosan 😱 trus langsung putus gitu aja. 😱
Dandelion: playgirls hehe
total 1 replies
Teteh Lia
aku mau ice cream aja. 🤭
Dandelion: iya lebih enak ice cream hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Semangat!
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya
total 1 replies
IG: arka_novel
Semangat kak❤
Dandelion: Terima kasih. Bismillah tetap semangat hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjutttt. Aku kasih dua iklan, ya /Ok/
Dandelion: Terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NurAzizah504
Pak Hasan bikin greget, deh /Joyful/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Saya menantikan karya hebat Kakak /Smile/
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya kak
total 1 replies
Qiandra Tsabita Arriza
kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam hubungan pasangan suami istri kadang menimbulkan suatu masalah dan kesalah pahaman,, hati" hasan karna kamu masih saja memandang rara sebagai anak kecil bila suatu hari nanti terjadi salah paham jangan salahkan tiara
Dandelion: Insyaallah, bismillah. Semangat
Qiandra Tsabita Arriza: sama sama kak.. semangat terus yak
total 3 replies
NurAzizah504
Dua iklan mendarat, Kak /Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!