NovelToon NovelToon
Cupu Jadi Ratu

Cupu Jadi Ratu

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurul Senggrong

Nadia merupakan cewek cupu yang sering menjadi korban bullying. Hingga akhirnya ia harus meregang nyawa di toilet sekolah.

Namun tiba-tiba matanya kembali terbuka dengan jiwa yang berbeda.

Aurora merupakan seorang ketua mafia yang terkenal sadis dan kejam. Namun dia harus meregang nyawa ditangan anak buahnya sendiri.

Betapa kagetnya Aurora saat menyadari jika jiwanya telah berpindah pada sosok gadis lemah dan cupu.

Sebuah ingatan masuk kedalam memorinya. Tangannya terkepal begitu melihat penderitaan tubuh yang ia tempati.

Dia berjanji akan membalas semua penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh.

Siapakah sebenarnya Nadia?

Bagaimana Aurora membalas semua perbuatan orang-orang yang sudah membuat Nadia menderita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Nadia

Nadia masa bodo dengan pertanyaan teman-temannya. Dia kembali menatap buku yang tadi ia baca. Daffin dan kedua temannya tidak menyangka jika akan diacuhkan seperti itu.

"Lo_"

Daffin menunjuk Nadia dengan marah. Namun belum sempat mengeluarkan unek-uneknya, sang guru sudah tiba didalam kelas.

"Selamat pagi anak-anak," sapa seorang guru yang baru masuk kedalam kelas.

Mau tidak mau Daffin dan kedua temannya segera menuju bangku mereka.

"Selamat pagi, Bu," jawab para siswa dengan serempak.

"Ada Pr?"tanya guru itu selanjutnya.

"Ada bu."

"Kalau begitu tolong kalian kumpulkan ke depan. Setelah itu siapkan buku ulangan kalian!"

"Sekarang Bu?" tanya salah satu siswa.

"Tahun depan."

"Oh...kirain sekarang. Syukurlah kalau begitu," ucap siswa itu sambil mengelus dadanya lega.

"Sekarang Abram!" titah Bu Rani dengan tegas.

"Eh...katanya tahun depan Bu. Memangnya tidak jadi?"tanya siswa yang dipanggil Abram dengan santai.

Abram memang agak lemot. Jika berbicara sering tidak nyambung. Namun dia termasuk siswa yang rajin dan berkelakuan baik.

Jadi tidak heran bisa naik kelas dua belas. Namun tak jarang kelemotannnya membuat orang darah tinggi.

Seperti saat ini contohnya. Bu Rani mati-matian menahan emosinya. Jika tidak mungkin saat ini sudah ada yang melayang di atas kepalanya.

Tiba-tiba pandangan bu Rani menyorot kearah Nadia. Seperti yang lain, bu Rani pun tidak menyangka jika gadis itu Nadia.

"Hei...kenapa kamu duduk di bangku Nadia?sejak kapan kamu ada dikelas ini?"

Sebenarnya masih banyak yang ingin ditanyakan oleh Bu Rani. Namun beliau sendiri sampai bingung mana dulu yang ingin ia tanyakan.

"Ehm...sa_ya Nadia Bu," jawab Nadia agak gugup. Bukan karena takut, namun ia masih belum terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.

"Bercandamu nggak lucu deh."

"Saya memang Nadia bu."

"Kok tumben penampilan kamu beda?"

"..."

"Saya tahu...pasti kamu lagi naksir seseorang kan?" goda Bu Rani sambil tersenyum.

Bu Rani memang humble. Tak jarang untuk mengusir kebosanan, beliau bercanda dengan anak didiknya tapi dalam konteks yang masih wajar.

Daffin dan yang lain akhirnya menyetujui alasan yang dikemukakan oleh bu Rani. Namun tidak dengan Mella dan kedua sahabatnya.

Mereka yakin jika perubahan Nadia ada hubungannya dengan kejadian kemarin. Mereka bersyukur akhirnya Nadia tidak meregang nyawa.

Namun mereka masih tidak habis fikir, kenapa Nadia bersikap seperti tidak terjadi sesuatu padanya.

Selain itu mereka merasa ada yang berbeda dengan Nadia. Tiba-tiba bulu kuduk mereka merinding.

"Hi iiiiiii" teriak Mella tanpa sadar.

Tentu saja teriakannya itu membuatnya menjadi pusat perhatian. Dia menundukkan kepalanya karena malu.

Setelah itu pelajaran berlangsung seperti biasanya. Para siswa mau tidak mau harus mengikuti ulangan dadakan itu.

Tentu saja Nadia merasa kesulitan. Apalagi saat ini sedang pelajaran bahasa indonesia.

Namun keberuntungan masih mendampinginya. Ulangan tiba-tiba dihentikan. Ada salah satu guru yang dilarikan kerumah sakit, namun meninggal di tengah jalan.

Semua pelajaran dihentikan. Semua guru dan murid merasa kehilangan guru tersebut. Murid-murid dipulangkan ke rumah masing-masing.

Nadia pulang dengan mata berbinar. Akhirnya ia mempunyai waktu untuk melaksanakan rencana yang sudah ia susun sejak semalam.

Nadia berencana membuka rekening bank. Selama ini semua pengeluarannya di beri oleh bi Salma. Sebenarnya sih uang dari ayahnya. Namun ayah Nadia menitipkannya pada bi Salma.

Meskipun tidak besar, namun tunjangan yang diberikan oleh sang ayah membuat Nadia mampu membeli makanan di kantin sekolah.

Nadia yang hendak pergi ke bank terpaksa menghentikan langkahnya saat Mella dan kedua sahabatnya menghadang.

Ketiganya menatap Nadia dengan tajam. Namun Nadia menatap mereka tak kalah tajam. Bahkan Mella dan kedua temannya sampai merinding.

Ketiganya saling menatap seolah dugaan mereka memang benar.

"Lo si-apa?" tanya Mella dengan terbata.

Nadia tersenyum smirk mendengarnya. Perlahan dia mendekat kearah Mella dan kedua temannya.

Refleks Mella dan kedua temannya melangkah mundur. Namun begitu sadar jika tingkah mereka memalukan, mereka mencoba untuk bersikap seperti biasa.

"Siapapun _"

Mella hendak menggertak Nadia, namun terpotong oleh Nadia.

"Gua akan membalas perlakuan kalian dua kali lipat."

"He he he he memangnya kami takut?meski lo berubah jadi peri sekalipun, namun tak akan membuat seorang cupu berubah menjadi ratu," ejek Mella.

"Kita tunggu saja nanti," ucap Nadia sebelum meninggalkan ketiganya.

Bagi Nadia ketiga gadis itu bukan masalah besar. Daripada mengurusi hal yang tidak perlu lebih baik segera menjalankan rencananya.

Namun baru juga tiga langkah, Mella hendak memukulnya. Instingnya sangat tajam. Meskipun ia tidak melihat namun ia dapat merasakan. Nadia mampu menghindari pukulan Mella

Naas bagi Mella. Karena pukulannya terlalu keras, dia malah terjungkal kedepan.

"Aduh... Brengsek!" pekik Mella sambil meringis.

Dengan cepat Friska dan Velly membantunya berdiri. Sedangkan Nadia dengan santai melanjutkan langkahnya. Kepergian Nadia membuat ketiganya geram. Apalagi mella.

Nadia mencari bank terdekat. Untungnya dia memiliki uang untuk sekedar membuka rekening baru. Tidak banyak hanya lima puluh ribu rupiah.

Untungnya dengan uang segitu dia sudah bisa membuka rekening. Hampir dua jam dia berada didalam bank.

Setelah itu ia mencari rental komputer. Sebenarnya untuk mencari rental komputer sangat jarang saat ini. Namun dia masih berharap jika dia bisa menemukannya.

Usaha tidak mengkhianati hasil. Setelah berkendara selama tiga puluh menit, Nadia berhasil menemukannya. Namun kesabarannya masih tetap diuji. Semua komputer yang berada disana teriisi semua.

Kebetulan disamping tempat rental ada penjual bakso. Dia pun meminta penjual bakso untuk meracik pesanannya. Untungnya masih ada uang yang tersisa.

Rasa bakso yang ia makan membuat selera makannya naik. Dia memakannya dengan lahap.

Selesai makan dia kembali ke rental. Ternyata sudah ada kursi kosong yang bisa ia duduki. Tempatnya juga agak terbelakang. Jadi aman untuknya.

Nadia mencoba mencuri data miliknya. Dia akan menyelidiki siapa saja yang sudah berkhianat padanya.

Bukan hanya itu saja. Nadia juga memasukkan isi tabungannya kedalam rekening yang baru ia buat.

Tabungan yang ia kosongkan tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya. Bahkan sang papa sekalipun. Jadi tidak akan ada yang curiga dan memburunya

Selesai dari tempat rental, Nadia pergi mencari atm terdekat. Dia akan mengambil beberapa uang untuk membeli keperluannya.

Nadia memutuskan untuk membeli lap top dan juga hp. Kedua alat itu sangat berguna untuk kelangsungan hidupnya.

Ternyata Nadia dihadang oleh dua orang berpakaian preman. Mereka sudah menargetkan Nadia sejak memasuki atm.

"Serahkan uang yang ada di tanganmu kalau masih ingin selamat!" bentak orang tersebut.

"Enak saja. Kalau mau uang ya bekerja," sindir Nadia dengan menatap tajam keduanya.

"Jangan banyak omong. Kalau kamu pengen selamat lebih baik serahkan uang itu baik-baik."

"Kalau menolak bagaimana."

"Kalau begitu jangan salahkan kami kalau bersikap kasar. Don!"

"Siap bos!"

Orang yang dipanggil Don tersebut berjalan ke arah Nadia. Ditangannya ada golok yang ia acungkan kearah Nadia.

Sebenarnya golok tersebut hanya ingin mereka gunakan untuk menakuti korban. Namun sepertinya mereka saat ini salah memilih lawan. Bukannya takut, Nadia malah maju dengan tersenyum.

"Jangan salahkan kami kalau... Ah!" teriak Don kesakitan.

Golok yang ia pegang sudah jatuh dilantai. Aurora yang saat ini menempati tubuh Nadia bukanlah orang sembarangan. Hanya dengan gerakan kecil sudah mampu membuat Don kesakitan.

Orang yang dipanggil bos oleh Don ikut menyerang Nadia. Tubuhnya lebih kekar dibanding Don. Dia membawa nunchaku /ruyung ditangannya.

Nunchaku /ruyung

Nadia pun dengan santai melawannya. Ini bukan hal sulit baginya. Tidak butuh waktu lama untuk membuatnya terkapar. Setelah itu Nadia dengan santai meninggalkan dua begal yang sudah terkapar begitu saja.

1
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
farhan dan Farhan
apa bedanya?
Nurul Senggrong: keliru🤭🤭🤭 farhan sama Rangga. Terima kasih koreksinya 🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
lo og kayak kode Nu***r😏
Nurul Senggrong: He he he terimakasih dukungannya. Kalau ada kesalahan tulisan maupun saran dan ide dari kakak, jangan sungkan untuk menuliskannya 🥰🥰🥰🥰
🇮🇩,inosuke,🇯🇵: ya kayak pernah liat nomor nya aja🙏
total 3 replies
Yui
Luar biasa
Ananda Eka
Ceritanya bagus g bulet
Anita Zahara
Luar biasa
Yani Handayani
Biasa
Nurul Senggrong: Terima kasih
total 1 replies
Wenny Lekahena
masah baru 19 tahun sdh S2.😂😂😂
Shanum Diyah shakira
mksh authy crt yg indah
Mega Haerunita
bagus
Satri Ani
Luar biasa
Satri Ani
Biasa
Sahara Ra
Kecewa
Sahara Ra
Buruk
Keisha
Luar biasa
C_Anggrek
hahahahaa... /Facepalm//Facepalm/
www.ok
/CoolGuy//CoolGuy/
C_Anggrek
apakah aurora dg nadia kembar thor?
anak dari bella?
Mustalin Aristo
Luar biasa
Marianti Lim
like ke 999
Nurul Senggrong: Terima kasih atas semua dukungannya kak 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marianti Lim
saya pernah mengusir putri saya krn d membandingkan saya dgn mama temannya yg selalu mengizinkan anaknya keluar sampai malam...saat itu anak saya masih smp...saya bilang silakan saja kamu keluar dari rumah n jangan anggap saya sebagai mama lagi, daripada nanti kamu rusak lebih baik gak usah jadi anak saya.
Marianti Lim: menjadi seorang ibu itu gak mudah, anak lebih sering anggap kita sebagai penjahat padahal yg kita larang bukan utk mengekang 😓 jaman skr menjaga anak perempuan n laki2 jauh lebih berat drpd jaman orang tua kita.
Nurul Senggrong: Saya juga kak🤭🤭🤭... waktu itu ada acara bantengan di desa. Siang harinya dia sudah nonton sampai hampir maghrib. Terus sehabis isya' mau berangkat lagi.

Ya aku larang lah. Aku sendiri tidak begitu suka keluar. Apalagi kalau malam hari sering ada perkelahian. Aku khawatir terjadi apa-apa sama dia.

Tapi dianya berkeras hati mau lihat. Ya sudah aku suruh saja untuk lihat, tapi nggak usah balik lagi. Dianya nangis. Nggak tega sih sebenarnya mau bagaimana lagi.
Alhamdulillah dia nggak jadi berangkat. Saat tengah malam pertunjukan terpaksa harus dihentikan karena insiden perkelahian. Bahkan ada sampai yang berdarah.

Alhamdulillah semalam anakku nggak jadi lihat.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!