Mengejar Cinta MAS Ojol

Seminggu telah berlalu, hari ini Iwan menuju ke kampus untuk melihat pengumuman kelulusan. Dengan motor kesayangannya, Iwan bersemangat berangkat pagi. Bahkan para pekerja pun belum memulai aktifitas nya.

Iwan memang sengaja, karena sebelum sampai kampus harus narik terlebih dahulu. Beruntung pagi ini langsung mendapatkan pelanggan searah dengan kampus.

Beberapa hari lalu, bertolak belakang dengan tujuan Iwan. Namun Iwan tetap menjalaninya dengan riang gembira. Prinsip rejeki sudah ada yg ngatur. Melekat dalam diri Iwan.

Selain itu, Iwan juga enggan selalu berada di kontrakan. Apalagi ia teringat dengan Sheila, yg mungkin kini telah dijodohkan. Sesuai yg ia dengar dari mama Ayu, mamanya Sheila. Walaupun Iwan berharap, namun apalah daya, Iwan hanyalah orang biasa. Bisa dikatakan pungguk merindukan bulan. Sehingga sering kali berangkat pagi pagi sekali. Dan pulang tengah malam.

Sesampainya di kampus, Iwan sudah ditunggu teman temannya. Terlebih mengatakan jika dirinya sama sama dinyatakan lulus. Tinggal menunggu wisuda. Hal itu langsung Iwan kabarkan kepada orangtuanya di kampung.

" Wan, lu mau daftar masuk perusahaan kaga?, mumpung ada lowongan.." Ucap Ilham sahabatnya.

" Boleh, dimana?" Sahut Iwan.

" Di Ajisakaplas. Mau..?"

" Siap. Terus si Wahyu bagaimana..?" Tanya Iwan.

" Wahyu mah, sudah ada sendiri dia. Perusahaan lain. Bagaimana?" Sahut Ilham.

" Ok deh kalau begitu. Cari pengalaman dulu dah. Ga usah muluk muluk.." Ucap Iwan, kemudian Iwan bersama teman temannya pun menuju ke kantin. Setelah melihat pengumuman kelulusan.

Walaupun sebenarnya lewat informasi elektronik pun bisa. Namun disini ingin berkumpul dan bergembira dengan para sahabatnya. Merayakan kelulusan, walau hanya ucapan selamat.

...****************...

Sementara Sheila semakin lama semakin berdiam diri. Disebabkan tidak kunjung bisa menemui Iwan. Terlebih ia sudah beberapa kali ke kontrakan Iwan. Dan tidak menemukan keberadaannya disana.

Bahkan Sheila sampai semingguan lebih berada di rumah Vina untuk mengecek kontrakan Iwan. Sementara kontrakan milik Vina belum juga ada yg kosong untuk ia tempati.

Sheila bahkan juga sudah ke kampus tempat Iwan mengenyam pendidikan. Namun disana juga tidak bisa menemui. Tidak banyak yg mengenal dengan Iwan Sulistyo. Karena jarang sekali berkumpul maupun tongkrong bersama yg lainnya.

Vina dan Riska juga sempat kebingungan dengan perilaku Sheila saat ini. Sebab seringkali tidak doyan makan maupun berinteraksi. Bahkan Sheila pernah juga masuk klinik gara gara telat makan.

Riska dan Vina tahu, jika Sheila mencari seseorang yg mungkin adalah kekasihnya. Namun karena Sheila belum cerita, maka keduanya hanya menunggu.

" Shell, cerita dong ?, siapa sih yg elu cari..?" Tanya Riska ketika berada di kantin. Namun kembali, Sheila hanya geleng geleng kepala. Tidak mau menjawab maupun menjelaskan.

" Udahlah Ris, suatu saat kita akan tahu. Kita sebisanya bantu. Agar Sheila tidak sakit sakitan lagi.

Bahkan makan siang kali ini, Sheila tidak doyan makan maupun menikmati makanan yg lain.

" Dimana lu Wan. Gw kayaknya sudah tergila gila deh sama elu. Terserah elu mau bilang gw ODGJ lagi. Gw harap elu juga sama. Entah mengapa elu selalu ada dipikiran gw. Padahal, bertemu pun baru beberapa hari.." monolog Sheila dalam hati.

Hal itu diperhatikan terus oleh Riska dan Vina. Sehingga keduanya hanya pasrah dan menunggu penjelasan dari Sheila.

" Shell. Ayah bilang ada kontrakan kosong milik ayah. Elu mau..?" Ucap Vina memancing Sheila agar mau bertutur kata.

" Mau, kapan bisa ditempati.." jawab Sheila penuh semangat.

Hal itu membuat keduanya senang, karena Sheila bisa diajak bicara. Walaupun belum bisa mengetahui apa tujuannya.

" Coba entar dipastikan dulu ya. Tanya Ayah. Sekalian cek lokasi.."

" Ya udah, entar gw ikut elu.." sahut Sheila.

" Nah gitu dong, ngomong. Dari kemarin kemarin diem bae lu.." Celetuk Riska. Membuat Vina tertawa cekikikan.

" Isss.." Sahut Sheila.

Akhirnya hari ini Sheila sudah mau diajak bicara. Meski hanya sebatas kontrakan maupun lokasinya nanti. Bahkan Sheila ingin mempunyai sepeda motor sendiri. Agar mudah dan tidak merepotkan Vina dan yg lain.

" Pake motor gw yg satu dulu Shell, gapapa. jarang dipakai ini.." Ucap Vina. Dan hal itu disetujui oleh Sheila.

...****************...

Sore harinya, Sheila bersama Vina menuju ke tempat kontrakan yg di maksud. Memang lokasinya tidak jauh dari rumah Vina. Dan justru dekat dengan kontrakan Iwan. Dan itu membuat Sheila senyum senyum sendiri. Karena di angan angannya akan bisa bertemu dengan Iwan kembali. Entah jika suasananya berbeda nantinya. Kemungkinan Sheila akan kembali kabur kaburan.

Beberapa hari yg lalu, Sheila diberitahu oleh kakaknya. Jika papanya Ajisaka masuk rumah sakit. Namun Sheila enggan untuk menjenguk maupun mencari kabar tentang papanya itu.

Hanya mamanya saja yg selalu menelepon tanya kabar dari Sheila. Namun Sheila tidak mau jujur, dan memberitahu keadaan yg sebenarnya.

Beruntung kontrakan milik Vina bisa segera ditempati. Sehingga Sheila pun langsung di beri kunci oleh Vina. Sheila sudah merasa cocok dengan tempatnya saat ini. Suasana yg adem dan nyaman, berisi beberapa petak kontrakan. Dan sebagian besar adalah karyawan pabrik di kawasan industri.

...****************...

Seminggu kemudian Ilham dan Iwan diterima di perusahaan Ajisakaplas. Ilham sebagai kepala produksi disalah satu perusahaan Ajisakaplas. Sementara Iwan juga kepala produksi yg sama. Namun berbeda penempatan. Terlebih perusahaan Ajisakaplas memiliki beberapa pabrik yg tergabung dalam satu lingkup.

Iwan ditempatkan di lingkup pabrik utama. Satu gedung dengan pimpinan perusahaan. Hanya berbeda dengan lantai yg dipakai nantinya.

" Wan, gw di pabrik yg belakang. Jarang ketemu kita nantinya." Ucap Ilham.

" Ga masalah Ham. Nanti kalau balik kan bisa ketemu." Sahut Iwan.

" Alah paling juga kalau balik elu narik lagi.."

" hehe!, lagi butuh soalnya.." Sahut Iwan

" buat apaan elo?. dikampung juga udah beres gitu.." Celetuk Ilham.

" Ada pokoknya.." Sahut Iwan.

Dan keduanya pun memisahkan diri dengan tujuan masing masing.

" Beruntung ponsel dipakai Fandi. Jadi Arya tidak pernah telpon gw. Dan nomor sudah ganti. Pasti Arya tanya kabar terus kalau masih aktif. Tapi bagaimana kabar Sheila ya..?, monolog Iwan dalam hati.

Kemudian Iwan menuju motor kesayangannya. Tak lupa ia mengenakan jaket khusus untuk menarik ojol nantinya. Kemudian melajukan kendaraannya perlahan lahan.

Setelah sampai jalan raya, Iwan menyalakan aplikasinya. Keberuntungan ada di pihak Iwan. Karena langsung mendapatkan orderan. Sehingga saat itu juga Iwan meluncur mendatangi pelanggan.

Hingga tak lama kemudian, Iwan sampai tujuan dimana pelanggan itu menunggu. Dan Iwan memastikan orang tersebut yg memesan. Sebab, orangnya hampir mirip dengan Sheila. Hanya yg tertera di aplikasi dengan nama berbeda.

" Mbak Intan ya..?" Tanya Iwan kepada pelanggan yg ingin menumpang.

" Eh, iya mas. Sesuai aplikasi ya mas.." Sahut Intan. Dan Iwan pun mengangguk mengiyakan. Kemudian meluncur membawa intan menuju lokasi tujuan.

30 menit kemudian, Iwan pun sampai dengan selamat. Bahkan intan memberikan tips lebih dari umumnya. Sehingga Iwan pun mengucapkan terima kasih. Kemudian pergi mencari pelanggan lain.

Berbagai pelanggan pun pernah dialami. Mulai dari pembatalan maupun salah tujuan. Dan hal itu Iwan nikmati sambil mengisi waktu luang. Sebelum masuk bekerja di perusahaan.

Iwan narik ojol hingga pukul 12 malam, bahkan kadang lebih dari itu. Istirahat pun hanya sejenak, kemudian disibukkan kembali menarik ojol. Iwan teringat dengan kata ayahnya. Jika suatu saat untuk pulang kampung. Memulai usaha di kampung, entah usaha apa, yang penting orang kampung bisa bekerja.

Hal itu diminta karena jika musim kemarau akan kekeringan dan banyak pengangguran. Dan Iwan bertekad untuk melaksanakan amanah dari ayahnya tersebut suatu saat nanti.

...****************...