Sam hanyalah pemuda miskin biasa yang baru saja dipecat oleh managernya. Setelah itu, dia juga dipukuli oleh orang yang menyebabkan dia dipecat, hanya karena dia cemburu dengan Sam.
Padahal, Sam memiliki banyak hutang yang dia tanggung.
Karena kesialan yang bertubi-tubi, dia pun mendapatkan sebuah sistem yang aneh.
888 triliun bebas dia belanjakan, tapi tidak boleh untuk dirinya sendiri.
Ini sangat aneh.
Sam hanya mendapatkan 10% dari apa yang telah dia belanjakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31. Kemampuan langka
[Anda telah menghabiskan uang lebih dari 500 miliar]
[Anda telah naik level 7]
[Semua status dinaikkan +1]
[Nama: Samuel Angoro]
[Umur: 22 tahun]
[Level: 7]
[Penampilan: 9]
[Kekuatan: 8]
[Kecerdasan: 8]
[Kelincahan: 8]
[Skil memasak level B]
[Skil bernyanyi level A]
[Skil membersihkan level B]
[Skill bermain game level S]
[Skill bertarung level S]
[Anda bisa naik le level delapan setelah menghabiskan uang satu triliun]
[Sekarang anda akan mendapatkan 110% dari apa yang telah anda keluarkan]
[Sekarang, Anda berhak memilih satu dari tiga kemampuan yang akan anda pilih sendiri]
[Anda mendapatkan kesempatan langka karena anda sangat pandai menghabiskan uang dalam waktu singkat]
Sam diam sejenak, dia tidak bisa memikirkan hal yang bagus karena tiba-tiba saja diberi pilihan seperti itu. Biasanya kan tinggal milih.
“Apa ya? Misalnya membuat emas sendiri—”
[Tidak ada kemampuan seperti itu, master]
[Sebutkan hal yang normal]
Bukankah normal jika orang ingin membuat emas sendiri?
“Oh, baiklah… hmm— apa yang aku butuhkan, ya? Misalnya untuk mengetahui siapapun yang tulus padaku, dan tidak memiliki niat buruk, apa ada yang seperti itu?“ Tanya Sam.
Jika tidak ada juga kemampuan semacam itu, mungkin Sam akan meminta kemampuan memancing saja, lumayan kan. Dia bisa menghabiskan waktu luang dengan mencari ikan, lalu dia masak dan makan sendiri.
[Sebenarnya kemampuan memancing lebih bermanfaat, tapi karena ini adalah kesempatan langka, maka akan sistem kabulkan]
[Anda mendapatkan kemampuan langka, yaitu kemampuan menilai orang tingkat C]
[Dengan kemampuan ini, anda dapat melihat kekuatan orang lain, niat buruk orang lain, seberapa berbahayanya orang lain]
[Mohon digunakan dengan baik kemampuan langka ini]
Sam tersenyum lebar, ternyata ada kemampuan seperti itu.
Luar biasa!
Besok Sam akan mencobanya pada Haris, Deva dan Raihan. Sam berharap mereka semua saat ini tulus padanya— tidak, Sam tidak masalah jika mereka tidak tulus. Memanfaatkan orang lain sebenarnya tidak ada salahnya.
Sam berharap mereka tidak memiliki niat buruk, itu saja sudah cukup.
Iya, tidak mungkin ada orang yang tulus di dunia ini. Bahkan Sam sendiri saja belum tentu tulus dengan orang lain, untuk apa dia mengharapkan ada yang tulus dengannya.
[Anda terlalu rendah diri, master]
”Kau benar, tapi menurut pengalamanku selama ini, memang seperti itu. Teman yang ku anggap sangat baik, ternyata mengkhianati aku. Angel yang ku pikir baik dan tulus saja, ternyata begitu. Sepertinya uang tidak bisa membeli ketulusan. Jadi aku sadar diri, aku sendiri belum tentu tulus dengan orang lain.“
Sam merebahkan dirinya di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya yang ada semacam gambar langit, yang bisa berubah tergantung dari pencahayaan. Jika cahaya terang akan terlihat seperti langit di pagi hari yang biru dengan awan putih. Tapi jika cahaya agak redup, akan berubah jingga keunguan, seperti langit sore.
Dan jika lampu dimatikan, akan terlihat bulan dan bintang-bintang bersinar.
Saat ini yang Sam lihat adalah langit sore yang indah.
Dia tidak tahu bagaimana bisa ada lukisan yang seperti itu, tapi pasti pembuatnya sangat jenius.
Lukisan, ya?
Sam juga sangat menyukai karya seni, dia menikmatinya, dia juga bisa membuatnya, meski Sam bukan orang yang berdedikasi dalam karya seni.
”Aku memiliki kemampuan bernyanyi, tapi untuk apa, ya?“ gumamnya.
Itu adalah kata terakhir yang dia ucapkan sebelum dia tertidur dengan lelap.
Lampu remang-remang yang ada di kamar Sam otomatis mati saat mendengar dengkuran pemilik kamar. Ada setelan canggih seperti itu.
Jadi, saat ini langit-langit kamar Sam berubah menjadi bulan dan bintang-bintang.
***
Sam sama sekali tidak percaya saat di pagi hari dia menggunakan kemampuan barunya pada Haris, Deva dan Raihan.
Saat itu Sam baru saja selesai jalan-jalan sambil sekalian membeli beberapa keperluan di supermarket.
Sam tergiur saat ada pegawai supermarket yang menawarinya daging sapi berkualitas tinggi. Karena Sam melihat pegawainya sedang jujur saat menawarkan padanya, maka Sam tertarik untuk membelinya.
Singkat cerita, dia sampai membayar orang untuk mengantar belanjaannya ke apartemen, karena banyak yang dia beli.
Setelah semua belanjaan telah Sam tata dengan baik, di lemari pendingin atau di beberapa tempat agar rapi.
Raihan pun datang, mengatakan kos-kosan sudah jadi, tinggal ditata dengan berbagai furniture yang juga sudah Raihan pesan. Nanti siang akan datang, katanya.
Tentu saja Sam segera menilai Raihan.
*-*
Nama: Raihan Saputra
Umur: 22 tahun
Penampilan: 7
Kecerdasan: 9
Kekuatan: 7
Kelincahan: 8
Niat baik: dia ingin bekerja padamu dan melakukan yang terbaik untukmu.
Niat buruk: dia ingin memanfaatkan uangmu untuk membangun perusahaan properti bersamanya.
Ketulusan: 8/10
*-*
Sam tidak yakin memanfaatkan uang untuk membangun perusahaan properti bersama adalah niat buruk. Tapi mungkin hanya itu saja niat yang paling buruk yang Raihan miliki.
Sam tidak masalah dengan niat buruknya, itu sangat bagus.
”Sam? Kamu dengerin nggak sih? Mama ngasih rebung nih, bisa ngolahnya nggak? Ada yang Mateng sih, ini rebung sama santan, agak pedes dikit.“
Sam mengangguk, ”aku bisa masak kok nanti, kalo lagi pengen. Kamu tunggu disitu dulu, aku mau masak ini, daging sapi Wagyu kualitas terbaik.“
Raihan kelihatan sangat tertarik, ”wagyu? Seriusan? Apa nggak mahal?“ Tanya Raihan.
”Murah kok ini, lagi promo katanya… dua kilo harganya cuma sepuluh juta.“
Raihan menatap Sam tidak percaya, ”Sam, kamu ditipu?“
Sam berdecak malas, ”ini daging Wagyu beneran tahu! Bukan daging meltique.“
”Daging meltique apaan?“ tanya Raihan.
”Itu lho, daging yang tiruan… nggak asli. Kalo kamu ke resto mana gitu terus daging wagyunya agak murah, bisa jadi itu meltique. Untuk lebih lengkapnya tanya aja sama yang ngerti FNB ya? Aku bukan chef.“ jawab Sam, sambil memanggang dagingnya diatas panggangan mini.
Saat itu, terdengar suara bel pintu. Haris dan Deva pun datang, tapi Deva terlihat lesu seperti kurang tidur. Jadi Sam memintanya istirahat saja dulu, sebelum masakannya matang. Sebelum nanti pergi melihat pekerjaan Raihan bersama-sama.
Sambil memanggang daging, Sam juga melihat Haris dan Deva lewat penilaiannya.
*-*
Nama: Haris Arduino
Umur: 25 tahun
Penampilan: 8
Kecerdasan: 7
Kekuatan: 9
Kelincahan: 8
Niat baik: dia ingin bekerja padamu dan melakukan yang terbaik untukmu.
Niat buruk: untuk saat ini tidak ada
Ketulusan: 7/10
*-*
Itu sangat mengejutkan mengetahui Haris tidak memiliki niat buruk. Ketulusannya juga lumayan. Jika orang tidak tulus, maka akan menjadi 0/10 dan jika sangat tulus akan menjadi 10/10.
Tapi 10/10 pasti sangat sulit.
Bahkan Deva juga tidak sampai sepuluh per sepuluh.
*-*
Nama: Devano Angkasa
Umur: 24 tahun
Penampilan: 9
Kecerdasan: 9
Kekuatan: 6
Kelincahan: 7
Niat baik: dia ingin bekerja padamu dan melakukan yang terbaik untukmu.
Niat buruk: dia ingin memanfaatkan uangmu untuk membangun perusahaan properti bersamanya.
Ketulusan: 8/10
*-*
Akan tetapi, melihat ketulusan ketiganya cukup besar, Sam benar-benar terkejut. Ternyata mereka tulus dengannya, meski dulunya Haris adalah pembullynya, dan meski Deva baru saja dia kenal.
”Sam! Aku bukain pintunya, ya?“
Karena banyak melamun, Sam hanya mengiyakan saja saat Deva berteriak jika dia ingin membukakan pintu.
Deva pun berjalan dengan cepat menuju pintu dan membukanya.
Dia tidak menyangka jika pria yang datang itu langsung meraih kerahnya.
”Dimana si Sam itu? Bayar hutangmu!“
Sam pun berhenti menyiapkan makanan, lalu buru-buru mendatangi Deva.
Wajahnya berubah muram saat melihat pria yang kasar itu.
”Lepaskan temanku, urusanmu itu denganku, bukan dia.“
