PERNIKAHAN TANPA CINTA

Sore hari di kota Genoa..

Sidney terlihat berada di taman, di temani Letty memetik bunga mawar putih yang sangat ia sukai sejak kecil.

Setelah seharian mengurung diri di dalam kamar. Bahkan makan siang pun gadis itu enggan untuk turun. Brigitta yang mengantarkan makanan untuknya.

Menjelang sore baru lah gadis itu berminat untuk keluar kamarnya. Menghabiskan waktu berada di taman dan menikmati pemandangan bunga-bunga indah yang sedang bermekaran di sana.

Letty yang mengantarkan cemilan sore untuk Sidney pada akhirnya menemani istri majikannya tersebut.

Ternyata dengan aktifitas seperti itu bisa membuat Sidney melupakan pikiran-pikiran negatif yang memenuhi kepalanya sejak semalam. Gadis itu tidak bisa melupakan ciuman Edxel, walau ia sudah berusaha, namun tetap membuat jantungnya berdetak lebih cepat kala kejadian antara ia dan Edxel memenuhi otaknya.

"Letty, aku mau memetik bunga mawar merah, pink, kuning juga ya", ujar Sidney terlihat begitu bersemangat. "Ahh semuanya sangat indah aku betah berlama-lama di sini", ujar Sidney sambil mencium bunga mawar yang harum semerbak.

"Baik Nona Sidney", jawab Letty.

Sidney duduk di kursi taman sambil menikmati segelas teh dan melihat Letty mengikis duri-duri mawar di tangkai bunga mawar yang telah di petik.

Namun suara ribut-ribut di dalam rumah jelas terdengar hingga ke taman. Sidney seketika berdiri dari duduknya. "Letty, ada apa ribut-ribut di dalam? Ayo kita masuk, tinggalkan saja bunga itu!"

Letty segera mengikuti Sidney masuk ke dalam rumah melalui pintu samping dengan tergesa-gesa.

Di dalam rumah lebih tepatnya di depan lift nampak Brigitta dan dua pelayan lainnya tengah memegang tangan Daniella dan Sofia. Dari kejauhan terlihat keamanan masuk ke dalam rumah.

"Ada apa ini?", tanya Sidney melihat Brigitta.

"Maaf nona Sidney, aturan dari tuan Edxel selama ia tidak ada di perkebunan tidak boleh ada orang asing masuk ke dalam rumah bagian tuan Edxel. Apalagi orang tersebut memaksa naik ke lantai atas. Saya dan yang lain hanya menjalankan perintah tuan Edxel", jawan Brigitta yang di percaya menjadi kepala urusan rumah oleh Edxel.

"Heii kamu siapa berani-beraninya melarang ku dan keponakan ku masuk ke rumah yang bagian Conte Castillo! Lepaskan tangan kalian, atau suami ku yang akan mengusir kalian!", hardik Sofia kesal pada Brigitta dan dua pelayan lain yang mencengkram kuat tangan ia dan Daniella.

"Maaf nyonya Sofia, perintah tuan Edxel kalian berdua harus pergi sekarang atau saya akan mengusir anda dan keponakan anda", tegas keamanan hendak mencengkram tangan tante dan keponakan tersebut yang seketika menunjukkan amarah wajah keduanya.

"Lepaskan aku!!!". Daniella berhasil menghentak tangan Brigitta. Menghunuskan sorot tajam pada Sidney yang membalasnya dengan tatapan tajam juga pada wanita itu.

"Kau pikir bisa menjadi satu-satunya tuan putri di rumah ini, Prancis? Heh..Kau bukan siapa-siapa di tempat ini! Ingat itu!! Edxel tidak akan pernah bisa kau miliki seutuhnya. Kamu tahu kenapa?".

"Karena dihatinya hanya ada Anatasha tunangannya!". Daniella maju melangkah mendekati Sidney. Wanita itu hendak menyentuh pundak Sidney namun keamanan sigap mencengkram kuat tangan Daniella dan menyeretnya ke luar rumah yang telah di tetapkan sebagai milik Edxel.

Diperlakukan seperti itu membuat Daniella histeris. Wanita itu mengumpat dengan kata-kata kotor bahkan ia meludahi keamanan yang benar-benar menyeretnya keluar rumah.

"Kalian jangan menyakiti keponakan ku. Suamiku akan segera memecat kalian, lihat saja!", teriak Sofia emosi pada para pekerja Edxel yang tetap tidak mengindahkan peringatannya.

"Jangan harap kamu bisa mengambil hati Edxel!", sambung wanita itu lagi dengan amarah yang membuncah pada Sidney.

Sidney tak bergeming dari tempatnya. Rasanya seperti mengalami mimpi buruk. Gadis itu merasa aneh tiba-tiba diperlakukan seperti itu karena merasa tidak pernah melakukan kesalahan pada kedua wanita tersebut.

"Nona tidak apa-apa?", Brigitta segera menghampiri Sidney yang tampak syok setelah mengalami hari yang tidak mengenakkan beberapa saat yang lalu. Kedua netra gadis itu mengerjap-ngerjap.

"Um...Brigitta, aku mau ke kamar ku, bawakan saja makan malam ke atas", ucap Sidney masuk ke dalam lift.

"Baik nona", jawab pelayan itu menganggukkan kepalanya.

*

Perkataan Daniella ketika mengatakan Edxel sudah bertunangan terngiang-ngiang di telinganya.

"Edxel sudah bertunangan? Lantas kenapa ia tidak menikahinya saja", ucap Sidney bicara sendiri di kamarnya sambil mondar-mandir hilir-mudik di kamarnya.

"Tok..

"Tok..

Terdengar ketukan pintu.

Sidney memijat kening. Seraya menghela nafasnya. "Ya masuk!"

Brigitta yang membuka pintu. Ia tidak sendirian namun bersama Letty yang membawa vas bunga berisi mawar-mawar yang telah mereka petik.

Sidney meminta Letty meletakan bunga tersebut di meja sudut kamarnya. Kemudian menyuruh pelayan itu untuk melanjutkan pekerjaannya di bawah

"Um... Brigitta aku ingin bicara dengan mu", ujar Sidney setelah Letty pergi.

Brigitta menganggukkan kepalanya. "Iya nona?"

"Apa benar yang Daniella katakan bahwa suamiku telah memiliki tunangan?"

Brigitta menganggukkan kepalanya. "Iya benar, nona", jawab Brigitta singkat.

Mendengar jawaban itu, Sidney menghela dan memilih untuk duduk di tempat tidur.

"Namun nona Anatasha yang malang mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu menjelang pernikahannya dengan tuan Edxel. Kepergian nona Anatasha membuat tuan muda sangat terpukul hingga kini", ucap Brigitta.

Mendengar berita itu, membuat Sidney tercenung dengan mulut terbuka. Informasi yang di beberkan Brigitta benar-benar membuatnya kaget. Ternyata Edxel masih di rundung duka mendalam atas kepergian wanita yang di cintainya.

Sidney sangat tahu rasa kehilangan orang yang di cintai, akan selalu membekas di hati. Terlebih jika hubungan tersebut terjalin begitu mendalam, sulit untuk melupakannya.

...***...

To be continue

Maaf ya slow update krn masih suasana Idul Adha. Maaf lahir batin untuk semua 🙏