Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
"Antar kamu ke Rumah Rahasia." pinta Broto.
Jeka melirik kaca tengah mobil, memandang Broto yang tengah memangku Yuka di jok belakang. "Maaf, Tuan. Maksud nya rumah di ujung ibu kota yang baru Tuan beli kemarin?"
Broto mengangguk. " Oh iya, tetap jaga rahasia ini. Jangan pernah beri tahu siapa pun tentang Rumah Rahasia miliku dan Yuka! "
Jeka berkedip cepat, lalu mengangguk gugup. Jeka kemudian menatap lurus ke depan sambil mengerutkan kening.
"Apa ini artinya Tuan Broto dan Nona Yuka punya hubungan khusus? Jangan jangan mereka berselingkuh!" batin Jeka.
Jeka kembali melirik kaca tengah sekali lagi, memastikan bahwa dugaan nya benar. Dan seperti nya memang benar, bahwa hubungan Broto dan Yuka memang bukan hanya sebatas mertua dan menantu, melainkan lebih dari itu. Kini, Jeka dapat melihat Broto sedang menyelipkan anak rambut Yuka di belakang telinga, sorot mata pria paruh baya itu penuh cinta dan kekhawatiran.
Jeka menginjak gas untuk menambah kecepatan setelah memasuki kawasan hutan kota yang mulai lenggang. Setelah memakan waktu cukup lama, Jeka menghentikan mobil di depan rumah berwarna putih dan navy itu. Jeka bergegas membukakan pintu mobil, mempersilahkan sang majikan untuk keluar.
Jeka menyaksikan Broto menggendong Yuka ala bridal, lalu membawa nya memasuki Rumah Rahasia.
Jeka bergumam, "Rasa nya ini lebih mencengangkan daripada melihat Tuan Broto bercinta dengan para wanita panggilan seperti biasa nya."
Broto membaringkan tubuh Yuka di dalam kamar, melepas gelungan rambut agar tidur Yuka nyaman, kemudian melepas blazer hotel wanita itu agar tidak merasakan sesak. Broto mengusap kepala Yuka lembut, " Apa kamu kecapean, Yuka? Maaf kan saya yang sudah memaksamu tadi pagi, padahal kamu masih harus bekerja di kantor."
Broto merasa bersalah setelah tadi pagi memaksa Yuka untuk bercinta dan melakukan nya dengan cara yang tak lembut pula. Broto merutuki nafsu liar nya karena kini justru membuat wanita pujaan nya harus terbaring pingsan.
Lima menit kemudian, Yuka membuka mata nya, ia sedikit kaget karena menemukan sosok Broto di hadapan nya. "Papa..."
Yuka bergegas beringsut duduk, tetapi rasa lemas nya membuat Yuka sulit melakukan itu.
"Kamu harus banyak istirahat, Yuka!" ucap Broto lembut, seraya membantu Yuka kembali berbaring. "Maaf, karena saya kamu jadi kelelahan."
Yuka terhenyak sesaat. Wanita yang rambut nya kini tergerai itu baru sadar bahwa diri nya pingsan. Yuka tersenyum simpul menatap Broto, merasa tenang karena Broto berpikiran pingsan Yuka justru karena nya. Padahal yang sebenar nya terjadi kelelahan Yuka di sebabkan oleh Seno yang mengeksploitasi nya secara membabi buta.
"Tolong maafkan saya, Yuka." ujar Broto lagi yang kini meraih tangan Yuka, lalu menggenggam nya erat.
Yuka mengangguk pelan kemudian melirik jam dinding. " Kita harus pulang sekarang sebelum Mas Artha curiga."
"Tidak bisa kah kita bermalam di sini dulu? Saya hanya ingin menebus kesalahan saya tadi pagi terhadap mu."
"Mas Artha sebentar lagi pasti akan pulang dari luar kota, kita harus sampai di rumah dulu. Papa gak mau hubungan kita ini terbongkar kan?"
Broto menghela nafas panjang. "Baik lah, kita akan pulang sekarang." Broto membantu Yuka bangun, kemudian merangkul pundak Yuka, membantu nya berjalan, karena keadaan nya masih sedikit lemas.
Jeka yang sedari tadi menunggu di teras rumah terkejut saat melihat Broto merangkul Yuka keluar. Jeka bergegas berdiri dan menunduk takzim.
"Antar kami pulang ke rumah!"
"Baik, Tuan." Jeka membukakan pintu mobil. "Silahkan."
***
"APA? YUKA KABUR!" pekik Seno yang tengah menempelkan ponsel di telinga nya. Rupa nya dia sedang menerima telepon dari orang kepercayaan nya, sang asisten pribadi nya.
Keluarga Regatama, memang memiliki asisten pribadi masing masing. Broto, Seno, dan Artha memiliki orang kepercayaan sendiri sendiri untuk membantu urusan nya, baik urusan pribadi maupun urusan kantor.
"Maaf kan saya, Tuan." suara dari ujung telepon terdengar begitu menyesal.
"DASAR GAK BECUS KERJA!" umpat Seno kesal. " Saya gak mau tau, pokok nya bawa Yuka ke apartemen saya sekarang juga!" Seno menutup telepon nya.
"HUH!" Seno memukul setir frustasi. Dia yang semula semangat untuk pergi meeting, tiba tiba merasa sangat kesal. Namun, mau tidak mau Seno harus menyelesaikan pekerjaan nya dengan bauk agar kecermelangan karir nya tidak di kalahkan oleh Artha.
Saat selesai meeting, Seno kembali menghubungi asisten pribadi nya. Menanyakan apakah dia berhasil membawa Yuka ke apartemen nya atau belum. Jika sudah, maka sepulang nya dari tempat meeting, Seno akan langsung menuju apartemen nya.
"Maaf, Tuan Seno. Saya belum berhasil menemukan Nona Yuka."
Seno menutup telepon setelah memarahi sang asisten pribadi nya dengan sumpah serapah tanpa ampun. Seno yang semula mengemudikan mobil nya menuju apartemen, kini memutar arah menapaki jalan menuju rumah dengan bersungut sungut.
"Kamu sebenar nya dimana, Yuka!" kata nya penuh emosi.
Manik hitam Seno tiba tiba melihat mobil Broto yang melaju tepat di depan nya. Seno mencurigai Yuka berada di dalam satu mobil bersama sang ayah. Seno pun membuntuti mobil Broto hingga memasuki area rumah nya.
Seni bergeming di kursi kemudi saat melihat Yuka keluar dari mobil Broto. Kedua alis nya bertaut saat Broto merangkul pundak Yuka, tetapi berapa detik kemudian, Yuka seperti menjauh lalu memasuki rumah terlebih dahulu.
"Seperti nya ada yang aneh." gumam Seno saat melihat sikap Broto yang sangat perhatian dengan menantu nya.
Seno memutuskan untuk masuk ke rumah juga. Tetapi langkah nya terhenti saat menyaksikan Yuka yang kembali tumbang, dan dengan sigap Broto membopong nya lalu membawa Yuka menuju kamar.
Seno semakin tercengang melihat kejadian itu, tetapi Seno tidak gegabah, melainkan terus mencari tahu apa yang sudah terjadi sebenar nya.
"Mama di mana, Mbok?" tanya Seno setelah Mbok Surti tergopoh gopoh menghampiri nya untuk membawakan tas kerja Seno.
"Nyonya masih arisan, Den Seno." kata Mbok Surti kemudian mengekori Seno berjalan menuju anak tangga.
"Rumah sepi banget, Mbok. Memang nya yang lain pada kemana?" Seno pura pura tidak tahu apa apa.
"Anu, Den. Tadi Tuan Broto dan Non Yuka barusan pulang. Seperri nya Non Yuka lagi gak enak badan. Non Yuka juga tadi sempet pingsan. Tapi untung saja Tuan Broto tadi langsung menggendong nya menuju kamar," jelas Mbok Surti.
Seno hanya mengangguk angguk.
" Kenapa dia bisa pingsan, Mbok?" tanya Seno, padahal dia tahu Yuka begitu karena ulah ganas nya di restoran tadi.
"Entah lah, Den. SiMbok juga gak tahu". jawab Mbok Surti ragu ragu. " Apa jangan jangan, Non Yuka hamil ya, kan usia pernikahan Non Yuka sama Den Artha sudah lebih dari satu bulan." lanjut perempuan gendut dan pendek itu menebak.