NovelToon NovelToon
Cahaya Yang Padam

Cahaya Yang Padam

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Mengubah Takdir
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: NurAzizah504

Cahaya dipaksa menikah dengan pria yang menabrak ayahnya hingga meninggal. Namun, siapa sangka jika pria itu memiliki seorang istri yang amat dicintainya yang saat ini sedang terbaring lemah tak berdaya. Sehari setelah pernikahan paksa itu dilakukan, pertemuan tak sengaja antara Cahaya dan istri pertama suaminya terjadi.

Akankah Cahaya diakui statusnya di hadapan keluarga suaminya? Atau malah Cahaya tetap disembunyikan? Dipaksa padam seolah tak pernah ada dalam kehidupan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurAzizah504, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Tidak Semudah Itu

"Geri, apa masih ada rapat setelah ini?" tanya Fahri sesaat setelah dirinya masuk ke dalam ruang kerja.

"Untuk rapat tidak ada, Pak."

"Baiklah. Kalau begitu, saya mau keluar sebentar."

"Apa perlu saya temani, Pak?"

"Tidak usah. Kamu di kantor saja."

Geri mengangguk paham, menatap kepergian Fahri tanpa bantahan.

Sementara itu, Fahri terlihat mengemudikan mobilnya di jalan raya. Sesekali ia melirik ke arah jam tangan, memastikan jika dirinya tidak terlambat sesuai janji yang telah ditetapkan.

Dan, benar saja. Meja yang semalam dipesan olehnya, masih terlihat kosong.

Fahri melepaskan jas lalu menyampirkan pada sandaran kursi. Selang beberapa menit, kursi di depannya ditarik oleh seseorang.

"Sudah lama rasanya."

Kepala Fahri terangkat, mendapati Arif yang memasang wajah santai. Pria itu bahkan masih sempat-sempatnya membersihkan kacamata lalu memakainya kembali.

"Apa yang mau dibicarakan, Sahabatku?" tanyanya kemudian.

"Berhenti gangguin Cahaya."

"Apa?" Arif terkekeh geli. Seolah hal yang barusan Fahri ucapkan sebatas candaan. "Kapan aku pernah gangguin Cahaya, hah? Ada-ada saja kamu."

Fahri menggeleng pelan. Tidak tahu bagaimana lagi harus menghadapi sahabatnya yang satu ini.

"Kamu tau apa maksudku, Arif. Cahaya itu istriku. Merusak rumah tanggaku pun, kamu tidak mendapatkan apa-apa. Cahaya akan lebih membencimu. Hubungan kita juga tambah jauh. Dan, bagian terburuknya, Zaif akan dendam padamu. Apa itu yang kamu mau?"

Sontak ekspresi Arif berubah datar. Ia mencondongkan tubuhnya lalu menjawab dengan nada rendah. "Cahaya itu adalah takdir yang adikmu rebut dariku. Dan, aku bersumpah akan memperjuangkannya kembali."

"Aku pastikan tak ada satu pun rencanamu yang berhasil, Arif. Cahaya itu sangat mencintaiku."

"Walaupun kamu tak bisa membuatnya menggandung, hm? Oh, ayolah, Fahri. Aku sudah pernah berada di posisimu itu. Meski kalian saling cinta, tetap saja tak terlihat penuh warna."

Kedua tangan Fahri terkepal. Bersiap memukul Arif jika ia berani melewati batas kesopanan.

"Begini saja. Aku serahkan Zaif padamu dan kamu serahkan Cahaya untukku. Dia itu pernah mencintaiku juga. Pasti mudah menaklukkan hatinya sekali lagi. Dengan bersamaku, kamu akan melihat apa itu rumah tangga yang sebenarnya."

Bugh!

Satu tonjokan mendapat sempurna di mulut Arif. Sudut bibirnya robek, mengeluarkan darah cukup banyak.

"Sialan."

Arif hendak membalas, tetapi Fahri berhasil menangkasnya.

Aksi jual beli pukulan itu menjadi sorot perhatian para penghuni restoran. Baiknya, petugas keamanan cepat ambil tindakan.

Fahri kembali mengemudikan mobilnya di jalan raya. Amarahnya mendidih, kecepatan mobilnya naik perlahan-lahan.

Saat tiba di jalanan yang sepi, Fahri menghentikan laju kendaraan. Ia memukul setir berkali-kali guna melampiaskan sakit hatinya atas ucapan Arif.

Tak terasa, air matanya jatuh begitu saja. Bagaimanapun, ucapan Arif ada benarnya juga.

Setelah perasaannya sedikit lebih tenang, Fahri kembali mengemudikan mobilnya menuju arah pulang. Saat ini, ia masih ada janji dengan Cahaya untuk memeriksa kesuburannya.

"Yok, berangkat," ujar Cahaya yang memang sudah siap sejak tadi. Begitu melihat Fahri pulang, ia langsung keluar dari rumah. "Eh, mata kamu kenapa merah? Habis nangis?"

"Kelilipan, Ya."

"Oh ...."

Keduanya tiba di tempat tujuan dengan selamat. Setelah menunggu beberapa saat, keduanya diperiksa secara keseluruhan.

Hasilnya mengatakan tak ada yang salah pada mereka. Namun, tetap saja sang dokter meresepkan beberapa vitamin untuk mereka konsumsi secara rutin.

"Lihat, kan? Kamu itu gapapa. Kita aja yang harus bersabar dan berdoa," ucap Cahaya yang dibalas dengan genggaman tangan yang sangat erat.

"Aya, nanti malam Abang pulangnya agak telat, ya? Abang diajakin kumpul dulu sama teman. Kamu gapapa, kan, sama Zaif di rumah?"

"Gapapa, dong. Lagian Mang Abdul selalu ada di pos jaga."

" Tapi, tetap kalau ada apa-apa, kabarin Abang secepatnya."

****************

Fahri tak mengerti mengapa teman-temannya itu selalu menjadikan kelab sebagai tempat pertemuan seperti malam ini.

"Seharian ini kita udah capek kerja. Jadi, apa salahnya bersenang-senang sebentar?" komen salah satu temannya yang bernama Rendi.

"Ayolah, Ri. Kayak gak pernah aja. Nanti kalau udah tua, kamu bakal merindukan sentuhan para wanita yang ada di sini," sembur Azam saat melihat Fahri yang terlalu serius.

Fahri hanya menggeleng sambil meneguk air mineralnya dengan pasrah. Baik Rendi maupun Azam sama-sama sudah mempunyai istri. Anehnya, mereka berdua masih suka clubing di usia seperti ini.

Ketiganya kemudian larut dalam beberapa obrolan. Hingga akhirnya, Rendi didekati oleh seorang wanita malam.

Pria itu mau-mau saja saat ditarik ke tempat yang lebih sepi.

Baru sesaat Fahri menghela napas karena tak habis pikir akan perbuatan temannya itu, kini Azam malah ikut-ikutan.

Pria itu juga sudah menghilang di dalam keramaian. Mungkin saja akan berakhir di sebuah kamar gelap yang akan ia sesali nantinya.

Karena sudah tak ada teman, Fahri memutuskan untuk pulang. Namun, seorang wanita mendekat dan menyentuh pipinya perlahan.

"Eh." Fahri refleks menepis tangan tersebut. Saat pandangannya naik, ia menemukan Amel yang tersenyum ke arahnya.

"Aku pikir, kamu gak suka tempat beginian," ujar Amel yang langsung mengambil tempat tepat di samping Fahri.

"Kita bisa bersenang-senang kalau kamu mau. Tenang saja. Aku tidak akan mengadukannya kepada Cahaya."

Fahri mendorong Amel yang mendadak menempeli tubuhnya. "Jangan lancang, Amel. Jangan sampai aku menyakitimu."

Di sudut lain tempat, Arif tertawa dan tidak mempercayai saat dirinya berhasil mengambil gambar Fahri bersama seorang wanita yang tidak ia kenali.

Kedatangannya ke tempat ini adalah untuk melepaskan stress. Namun, lihatlah apa yang ia temukan ini.

"Sepertinya ini bagus untuk membuat rumah tanggamu hancur."

Tidak menunggu hari esok, malam ini langsung Arif mengirimkan foto tersebut kepada Cahaya. Ia bahkan masih tertawa kencang saat pesannya langsung dibaca.

Sementara itu, Cahaya merasakan jantungnya berdetak kencang dengan napas berembus tak beraturan.

"Tenang, Cahaya, tenang .... Bang Fahri pasti punya penjelasan," ucap Cahaya seraya memejamkan matanya kuat-kuat.

Tak lama kemudian, Fahri pun pulang.

Wajahnya yang awalnya tampak kusut masai, seketika menciptakan senyuman saat mengetahui Cahaya menunggu kedatangannya.

"Kok, belum tidur, sih, Sayang? Nungguin Abang pulang?" tanya Fahri mengecup dahi Cahaya lalu mengajaknya untuk ke kamar bersama.

"Iya. Nungguin penjelasan Abang tepatnya."

Fahri menoleh. Keningnya berkerut dalam. "Penjelasan apa?"

Cahaya tidak menjawab. Hanya menyerahkan ponselnya yang menampakkan foto Fahri dan Amel yang menempeli dirinya.

"Teman yang kamu maksud itu ... Amel?"

Fahri menghela napas, bersiap memberikan penjelasan.

"Bukan, Aya. Tadinya Abang ke sana bersama Rendi dan Azam. Pas mereka pergi, Amel tiba-tiba datang. Tapi, Abang langsung pergi, kok. Arif aja yang beruntung karena berhasil mendapatkan foto di momen yang pas."

"Aku mikirnya juga gitu. Tapi, melihat foto ini, aku merasa marah dan cemburu. Berani sekali Amel sentuh-sentuh kamu begitu. Padahal yang boleh, kan, cuma aku."

Fahri tersenyum geli lalu mencubit pipi Cahaya dengan gemas.

Saat wanita itu tersenyum atas perlakuannya, Fahri langsung menggendong Cahaya dan membawanya ke kasur mereka.

"Cuma kamu yang berhak atas Abang, Ya. I love you," ungkap Fahri dan menutup kalimatnya dengan ciuman yang panjang.

...****************...

Sudah dua hari Arif menunggu balasan pesan dari Cahaya. Karena sudah kepalang penasaran, alhasil Arif memutuskan untuk menemui Cahaya secara langsung.

Cahaya yang tengah menyusun bunga-bunga baru di halaman rumahnya seketika berdecak sebal. Sikap Arif yang seperti ini, membuat dirinya tambah kesal saja.

"Mau apa lagi kamu ke sini?" tanya Cahaya tak ramah.

"Soal foto itu ...."

"Oh, Bang Fahri udah jelasin. Jadi, kamu gak perlu repot-repot lagi buat merusak rumah tangga kami."

"Dan, kamu percaya gitu aja? Fahri itu berbohong asal kamu tau. Saya bahkan melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana mesranya mereka malam itu."

Cahaya memutar bola mata dengan malas. Terlihat benar jika Arif tengah membohongi dirinya.

"Mesra yang bagaimana?" Tiba-tiba Fahri muncul dari dalam. Berdiri di belakang Cahaya dan memeluknya perlahan. "Yang seperti ini?"

Arif melotot tak percaya sewaktu Fahri mencium bibir Cahaya tepat di hadapannya.

"Sialan," umpat Arif lalu menarik langkah untuk pergi.

"Abang apa-apaan, sih? Malu tau gak?" ketus Cahaya sewaktu mobil milik Arif sudah tak lagi di jalanan depan rumah.

"Orang kayak Arif itu harus ditampar dengan kenyataan, Sayang. Saat dia mau menghancurkan rumah tangga kita, saat itulah kita harus makin romantis di hadapannya. Percaya sama Abang. Setelah ini, dia pasti akan menyerah pada rencananya."

Arif mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Bayangan Fahri dan Cahaya terus terulang di pikirannya.

Belum puas ia memaki pasangan suami istri itu, terdengar deringan panjang dari ponsel miliknya.

"Ada apa?" tanya Arif tak ingin berbasa-basi.

"Pak, gawat, Pak!"

"Apanya yang gawat? Kalau bicara itu yang jelas," sembur Arif yang tanpa sadar melampiaskan amarahnya pada Munir.

"Hewan-hewan di peternakan, Pak ... semuanya mati."

"APA?"

1
Muliana
Semoga Zahra bisa berbaik hati, tidak mencelakakan Zaif
Tini Timmy
semangat nulisnya kakak/Smile/
Tini Timmy
udah lah kamu juga jahat arif kamu gk layak jadi ayah zaif
Muliana
10 iklan, mngat troe
NurAzizah504: Makash behhh /Joyful/
total 1 replies
Syaiful Amri
thor, panggilan dari fahri utk cahaya pakai sayang aj dong thor, klwpakai ya ya gitu, gi mana ghitu perasaan aku thor, maaf ngelunjak thor🤭🤭
Syaiful Amri: knp blm up thor??
NurAzizah504: Hm, boleh, deh. Bab selanjutnya kita ubah aja, ya /Facepalm//Joyful/
total 2 replies
Teteh Lia
2 iklan dan 🌹 meluncur.
semangat up nya Kaka 💪
NurAzizah504: Terima kasih, Kakak /Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
Bertingkah lagi, Pak Arif 😤
NurAzizah504: Umur segitu emg lgi aktfi2nya /Joyful/
total 1 replies
Shadiqa Azkia
Ya ampun /Panic/
NurAzizah504: /Sob//Sob/
total 1 replies
Tini Timmy
arif awas kamu/Sob/
NurAzizah504: /Sob//Sob/
total 1 replies
Tini Timmy
jahat bener/Sob/
NurAzizah504: Setujuu /Sob/
total 1 replies
🎀
zahra 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️ nambah masalah ae
NurAzizah504: Udh hobinya, Kak /Sob/
total 1 replies
Xiao Lianhua
baru 10 bulan udah kumat lagi:/
NurAzizah504: Perlu dikasih obat dianya /Facepalm/
total 1 replies
🎀
thor jgn bikin zahra jadi kejam banget dongss 😭
NurAzizah504: Aduh, harus kerja sama sama Zahra dulu, nih /Facepalm/
total 1 replies
🎀
ih dudul, kalo kamu sejahat itu yg ada arif sama kakakmu makin benci, greget jga sama Zahra nih, ga bisa kah mikir cara yg lebih elegan
NurAzizah504: Kebiasaan bar2. Makanya ga bisa elegan, Kak /Sob/
total 1 replies
🎀
Tuh kan Fahri, kamu paling nggak bisa ngerti kenapa Zahra sampai tega melakukan kejahatan demi mempertahankan rumah tangganya
NurAzizah504: /Sob//Sob/
total 1 replies
Shadiqa Azkia
10 iklan keu cek dah
NurAzizah504: Maksh banyak, hehee /Joyful/
total 1 replies
Taufiqillah Alhaq
vote untukmu
NurAzizah504: Makasih /Smile/
total 1 replies
Teteh Lia
🌹🌹 buat bang Fahri.
NurAzizah504: Wahh, terima kasih banyak, Kak /Smile/
total 1 replies
Teteh Lia
syukurlah,,,
tapi masih harus waspada, pak Arif masih kelayaban susun rencana licik
NurAzizah504: Jgn sampai lengah pokoknya /Good/
total 1 replies
Teteh Lia
blokir aja nomornya. ish...bener2 si amel 😤
NurAzizah504: Minta dikata2in emg /Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!