NovelToon NovelToon
Remuk Hati, Bidadari Papah!

Remuk Hati, Bidadari Papah!

Status: tamat
Genre:Tamat / Naik Kelas / Keluarga / Persahabatan / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu / Bapak rumah tangga
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cici Hardi

seorang anak yang berjuang untuk kembali bersekolah setelah lama sakit jiwa dan membawanya pada harapan bisa menjalankan tugas sebagai anak didik disekolah impian bersama teman-temannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Hardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Mata Pelajaran Agama, Oleh Bapak Baskoro Ayahanda Abdil

"Aku lihat dari tadi, kamu terus-terusan senyum-senyum Ab? Tanya Agis sambil menoyor kepala Abdil dengan sedikit kencang."

"Aduh.. kamu ya gis! Main-main toyor-menoyor segala. Kepalaku sakit tahu!" Ujar Abdil dengan raut wajah kesalnya.

"Hehehe maaf, emang kamu lagi mikirin apa? Aku perhatikan dari tadi, senyam-senyum tidak berkesudahan. Apa ada yang kamu pikirkan?" Tanya Agis lagi.

"Tidak ada bro, kita tunggu aja mapelnya, setelahnya kamu pasti terkejut." Balasnya dengan enteng.

"Apa yang membuat aku terkejut? Kamu punya pacar cantik?" Tanyanya lagi.

"Pikirkan kita masih anak-anak? Jangan menambah beban orang tua, dengan perbuatan yang salah dan dosa." Jawab Abdil memandang serius padaku.

"Ok, aku tunggu kejutan mu bro. Hehehe sebenarnya yang mengejutkan lagi, kalau kamu punya pacar." Sahutku lagi.

"Ooh, ternyata kalian sudah ada dalam kelas. Berdua aja kalian, dari tadi?" Tanya Erwin duduk disamping kami.

"Mana yang lain bro? Hanya kita yang ada dalam kelas. Dimana mereka?" Tanya Abdil memandang lurus kedepan.

"Para cowok-cowok masih di kantin, katanya mereka masih betah disana. Makanya aku, duluan masuk kelasnya." Tutur erwin dengan santai.

"Para cewek-cewek gimana bro? Apa di kantin juga?" Tanya Agis dengan memandang penuh pada Erwin.

"Mereka ada dibelakang sekolah." Erwin memberi jawaban.

"Ngapain mereka disana? Apa kamu mengingatkan mereka agar segera masuk kelas?" Tanya Agis lagi.

"Aku sudah mengingatkan mereka masuk kelas, tapi.. mereka bilang masih ada waktu dua puluh menitan dan mereka akan menyusul setelah bel sekolah berbunyi." Ucap Erwin menerangkan keadaan.

"Kenapa kamu terus-terusan menanyakan para cewek-cewek Agis?" Abdil menimpali dengan tatapan tajam.

"G-gak, aku cu-ma bertanya doang. Kamu jangan menatap aku begitu." Jawabnya dengan rasa gugup yang cukup dan menegangkan.

"Bukan begitu, aku hanya merasa heran aja Gis, biasanya kamu tidak terlalu mengurusi urusan orang lain. Kecuali? Kamu ada hati sama mereka." Ucap Abdil dengan menelisik wajah Agis dalam-dalam.

"Gila aja kamu bro, mana mungkin aku.. ada hati sama mereka berempat? Kamu pikir, aku cowok serakah?" Jawabnya lagi.

"Aduh.. kalian ini, bahasnya masalah cewek. Pusing kepala Barbie? Kalian lebih baik akur, dan tidak berdebat lagi." Tutur erwin menengahi perdebatan .

anak-anak pun berbondong-bondong memasuki ruang kelas dan menduduki meja kursi masing-masing. Agis mencuri pandangan pada cewek-cewek dalam kelas mereka. Apakah Agis menaruh hati, dari salah seorang cewek dikelas? Ataukah hanya sekedar rasa kagum saja.

"Assalamualaikum, pagi anak-anak semuanya."

"Waalaikumsalam, pagi juga bapak guru." jawab ketua kelas menjadi perwakilan murid-murid dalam kelas.

"Baiklah terlebih dulu, bapak memperkenalkan diri sebagai guru Agama kalian. Apa kalian siap menerima perkenalan saya hari ini?"

"Insya Allah pak, kami siap semuanya." Jawab ketua kelas lagi.

"Baik, nama bapak adalah Baskoro Hendarso. Bapak lahir di kota majene pada tanggal 22 September 19xx. Bapak bersaudara lima orang, dua laki-laki, dan tiga perempuan. Dari lima bersaudara, bapak anak kedua. Dan bapak memiliki tiga orang anak, anak pertama masuk sekolah menengah pertama, dan anak kedua sekolahnya sekolah dasar, dan terakhir masih bayi. Sekian perkenalan dari bapak dan kita bisa lanjut belajarnya sekarang!"

"Baik bapak guru, kami siap menerima pelajaran yang bapak akan berikan!" Ucap ketua kelas kami dengan tegas.

"Baik bapak mengabsen kalian dulu, biar bapak bisa mengenal kalian satu-satu."

"Siswa yang bernama RASTi?"Tolong angkat tangan, bapak akan langsung ceklis namanya.

"Saya bapak guru." Jawabnya dengan beberapa detik saja, mengingat guru Rinda yang marah-marah, bila murid terlambat menyahut panggilan.

"Baik, atas nama murid ERWIN? Mana orangnya?"

"Saya disini bapak guru, hadir pak..!" Jawabnya dengan tegas mengingat Bu Rinda pernah memarahi karena terlambat menyahut panggilan.

"Atas NURUL ANANDA SARI?"

"hadir bapak guru." Jawabnya dengan senyum manis.

"Atas nama AGIS ATMA JAYA?" memandangi anak tersebut dengan seksama, merasa pernah mengenal?"

"Hadir bapak guru." Jawabnya dengan senyuman khas dan bisa dikenali dengan hanya melihat senyum khasnya itu.

"Tunggu! Aku baru ingat, kamu temannya Abdil anakku, siapa lagi namamu? Agis? Iya kamu anak yang sebelahan rumah kami. Benarkah?" Tanya bapak guru pada teman kami Agis.

"Iya pak, saya anak teman bapak Abdil. Benar kata bapak kita bertetanggaan dikota salewang. Apa ini, yang dikatakan Abdil kejutan?" Ucap Agis berbasa-basi pada guru.

"Apa yang dikatakan Abdil anakku? Agis?"

"Kata Abdil sebentar lagi, saya dapat kejutan pak. Baru saya menyadari kejutannya ini. Maaf bapak guru, saya banyak bicara."

"Tidak apa-apa gis, bapak berharap kamu, bisa menjadi teman baik Abdil dan menjaganya selama bersekolah bersama."

"Insyaallah pak, Agis akan menganggap Abdil seperti saudara sendiri."

"bapak lanjut lagi mengabsen ya? Atas nama DILLA ARELITA? mana orangnya?" Mencari orangnya dengan penasaran yang sangat besar.

"Saya bapak guru. Hadir pak.." senyuman manis dan wajah ceria tampak diwajahnya .

"Nak, kamu anaknya ibu khoiry? Apa benar kamu anaknya ibu khoiry?" Tanyanya memperhatikan wajahnya lekat.

"Iya bapak guru, saya anaknya mama, bernama Sitti khoiry. Maaf pak, kenapa bapak tahu mama saya?"

"Bapak kakekmu Dilla, sepupu dari kakek dari ayahanda bundamu. Apa kamu tahu! Mamamu adalah keponakan bapak."

"Benarkah pak? Jadi bapak ini, kakekku?" Tanyaku memperhatikan seksama wajahnya.

"Iya nak, bapak adalah kakekmu." Jawabnya dengan senyuman yang sangat manis dan bisa dibilang semanis gula.

"Lalu? Apa saya boleh memanggil bapak kakek?"

"Boleh sayang, tapi.. nanti setelah selesai pulang sekolah. Kalau disekolah panggil saya bapak saja nak. Apa dilla mengerti?"

"Saya mengerti bapak guru."

"Dilanjut lagi ya anak-anak? Atas nama murid FINDI ARLINDA?"

"Saya pak hadir."

"Atas nama murid ABDIL HERMANSYAH?"

"Saya hadir bapak guru." Jawab anakku dengan sangat baik.

"Atas nama ALWI?"

"Hadir bapak guru.."

"Baik, hari ini kita belajar tentang agama Islam? Perlu kalian ketahui apa itu agama Islam? Rukun dalam Islam berapa? Dan syarat-syarat beragama Islam?"

"~ Secara istilah agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk umat manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat~.

~ Rukun Islam ada lima yaitu;

Mengucapkan Syahadat

Syahadat merupakan sebuah persaksian dan pernyataan keimanan seseorang yang meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan dan rasul Allah.

Mendirikan Sholat

Rukun Islam kedua adalah sholat. Sholat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh semua umat Islam tanpa terkecuali, sesuai syarat sah yang telah ditetapkan.

Menjalankan Puasa

Rukun Islam ke 3 adalah menjalankan ibadah puasa. Puasa yang dimaksud dalam rukun ini adalah puasa Ramadhan.

Membayar Zakat

Rukun Islam yang keempat adalah membayar zakat. Zakat sendiri berasal dari kata zakah yang dalam Bahasa Arab artinya adalah harta tertentu yang harus dikeluarkan. Sementara dari segi makna, zakat artinya adalah bersih.

Menunaikan Ibadah Haji (bagi yang mampu)

Rukun Islam kelima yaitu menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.~.

"~ Syarat-syarat beragama Islam yaitu;

Wajib Sudah Dikhitan Bagi Laki-Laki

Dalam agama Islam, khitan untuk laki-laki adalah hal yang wajib. Artinya, laki-laki yang ingin memeluk agama ini juga harus melakukan sunat (khitan) sebelum memutuskan untuk mualaf.

Membaca Kalimat Syahadat

Setelah memahami apa itu mualaf dan merasa mendapatkan hidayah untuk melakukannya, seseorang harus mampu membaca dua kalimat syahadat.

Kalimat tersebut merupakan ikrar seorang manusia atas nama pencipta yaitu Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Jadi, dengan orang tersebut membaca kalimat yang mengakui bahwasanya tidak ada yang wajib ia sembah kecuali Allah SWT.

Melakukan Mandi Besar

Mandi besar dalam Islam merupakan cara untuk membersihkan atau mensucikan diri dari najis dan hadas.

Seorang mualaf sebaiknya melakukan mandi besar setelah membaca syahadat. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud 355.

Bersedia Menjalankan Rukun Islam

Rukun Islam adalah pondasi atau landasan yang harus senantiasa untuk diamalkan oleh umat muslim semasa hidupnya.

Rukun ini terbagi menjadi 5, diantaranya syahadat, mendirikan sholat, berpuasa, memberi zakat, dan menunaikan ibadah haji.~"

"Baik, anak-anak. Bapak sudah memberikan penjelasan tentang pelajaran agama Islam. Bapak rasa, cukup aja dengan materi yang sudah bapak bawakan. Minggu depan, insyaallah kita berjumpa lagi untuk pertemuan berikutnya dan bapak akhiri pelajaran kita hari ini, dengan membaca basmalah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, anak-anak."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, bapak guru."

1
pal ishwaroppo97@gmail.com
lanjut
pal ishwaroppo97@gmail.com: bagus
pal ishwaroppo97@gmail.com: bagus
total 2 replies
Layla
Buat saya, ini sih cerita yang harus masuk ke dalam top chart semua platform.
Cici Hardi: terimakasih saudara
total 1 replies
Oralie
Ngakak terus-terusan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!