Remuk Hati, Bidadari Papah!

Remuk Hati, Bidadari Papah!

Bab 1 Niat Sekolah

Pagi yang cerah, dalam balutan selimut tebal sang gadis, bergerak sana-sini dalam sisi kanan dan kiri. Seolah bergantian pinggul kanan-kiri mencari kenyamanan posisi tidur yang lebih baik.

Tersingkapnya selimut, menanggalkan badan, tanda sang gadis bangun dari tidurnya.  mengucek mata seakan berat, menghirup udara secukupnya, melepas, dan menyandarkan badan dibagian kepala ranjang.

"Teman-teman sekolah hari ini, rasanya sepi tanpa mereka, dan tak ada teman bermain." Gumam dalam diam Dilla.

"Kemana semua orang? Mama dimana?" Dilla berucap dalam hati. Dengan diiringi langkah kaki menuju area dapur mencari mama.

Dalam kesibukan mencari mama, Dilla berharap mengutarakan segala keinginannya pada sang mama. Dia butuh teman, menemani hari-harinya yang sunyi.

Suara mereka adalah obat penawar rindu dalam kesehariannya. Nampak Dilla menemukan mamanya, sedang mencuci pakaian kotor yang banyak, lalu ia mendekati mamanya dengan rasa cemas dan gugup.

"Semoga mama bisa mendengar dan mengerti aku." Menatap lekat mamanya, dan berharap ada keajaiban dalam hidupnya.

"Mama aku mau sekolah!" Tatapan penuh harap jawaban pasti dari mamanya.

"Apa mama tidak salah dengar nak? Coba ulangi sekali lagi!" Wajah mamanya menegang seakan tak percaya.

"Mama aku mau seperti teman lainnya, bersekolah dan bermain dengan banyak teman." Ungkap Dilla seolah berharap penuh penghayatan.

Tersentak bangkit dari area cucinya, mamanya mendekati Dilla, berdiri berhadapan, menatap lekat manik mata sang anak dan berharapan hanya ada kesungguhan dan ketulusan dari anaknya.

Menepuk pelan bahu, mengusap kepala, dan memeluknya dalam dekapan hangatnya. Lamunannya menempatkan keheningan diantara mereka, sesaat ia merasa terhipnotis dengan keadaan. Lalu tersadarkan mamanya membawa menuju lemari tua dan lapuk.

Pelan-pelan ia membuka pintu lemari, banyak rak pakaian, baju-baju lama tersimpan rapi, ia mencari tiap lembar baju, dari semua baju yang dilihatnya sudah bolong dan tak layak pakai.

"Nak, sepertinya tidak ada baju cocok, untuk kamu kenakan." Tatapan sendu, mengisyaratkan kesedihan mamanya.

"Ayo nak! kerumah Tantemu. Barangkali ada baju yang cocok, untuk kamu pakai sekolah. Baju dari kakak sepupu dua kali mu nak." Ajak nya dan menggenggam tangan erat sang anak serta membawanya keluar rumah.

"Mah.., apa dirumah kak Ami, banyak baju seragam sekolah?" Tanyanya penuh keheranan.

Suasana rumah Tante yang ramai, dengan banyaknya anak-anak berkumpul dan bermain. Rasanya agak malu, bertatap muka dengan mereka dan menyapanya. Namun, Langkah tidak boleh berhenti, oleh sebab masalah malu.

Bagaimana Dilla sekolah? Kalau ramai aja dia malu-malu! Mamanya pun mengetuk pintu rumah Tante, dan mengucap salam pada tuan rumah.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pindu." Ucap mama dengan sebutan Tante julukan pindu.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Pindu." Kata yang sama dari Tante untuk mama, karena mereka sepupu dua kali, maka julukan namanya pindu.

"Maaf Pindu, ada perlu apa yah?" Tanya Tante kepada mama, yang terlihat kaku dan gugup. Tante pun mempersilahkan kami duduk diruang tamu keluarga.

"Begini Pindu, ponakan tiba-tiba mau sekolah katanya. Yah.. saya sudah membuka lemari lama, tempat bajunya yang dulu disimpan, tapi.. bajunya sudah bolong dan tak layak pakai. Kedatangan saya kesini, meminta bantuan pindu. Apa saya boleh meminta satu/dua lembar pakaian layak? Tentunya untuk ponakan sekolah." Papar mama, dengan mimik memohon.

"Maaf Pindu, apa ponakan sudah sembuh? Dan bisa bersekolah?" Tanyanya pada mama, membuat aku terheran-heran dengan kata-katanya.

"Insyaallah Pindu, doakan ponakan agar bisa bersekolah, seperti anak lainnya, dan seumurannya." Ucap mama dengan binar bahagianya.

"Amiin Ya Robbal Alamiin, Allahu Akbar, Alhamdulillah, Maha suci Allah atas segala anugerah dan nikmatnya." Ucap puji syukur Tante, dengan senyum manis.

Dengan gerakan cepat, tanpa ba-bi-bu lagi, mereka mendekati lemari, yang diyakini banyak seragam sekolah. Tante dengan buru-buru membuka lemari, mendapati banyak pakaian yang masih layak pakai, tiap lembar baju yang dibuka, dengan lincah mencocokkan ke badan Dilla, dan menentukan pilihan beberapa lembar pakaian, dengan dilengkapi atasan dan bawahan serta atribut-atribut lainnya.

"Pindu, coba cek lagi deh! Apa semuanya, sudah lengkap pakaian, dari baju merah putih, seragam pramuka, tas, dan sepatu juga. Karena Ami juga, sudah besar, baju-bajunya sudah tak terpakai. Gimana kalau semuanya, bawa saja pulang." Papar Tante dengan entengnya.

"Apa gak masalah? Kalau saya bawa semua, pulang kerumah! Saya tentu, tidak enakan hati, dengan kebaikan pindu." Ucap mama, dengan wajahnya yang heran.

"Gak masalah kok, Pindu! Selama ponakan, bisa bahagia dan tersenyum lagi. Insyaallah semuanya, dapat berkahnya." Terang Tante dengan entengnya.

"Sini nak! coba bajunya! Cocok loh, Pindu. Nak, bisa mencoba melihat dalam cermin, agar lebih bisa melihat, apa masih ada yang kurang? Silakan nak, ke lemari cerminnya." Ucap Tante dengan senang hati.

"Baik Tante, dan terimakasih banyak." Ucapku tulus dengan disertai melangkahkan kaki menuju lemari besar.

Ku tatapi pesona ku dalam cermin lemari, betapa indahnya anugerah tuhan yang maha esa, bajunya luar biasa cantik, cocok untuk badanku yang putih mulus dan berwajah manis serta menawan hati. Mama dan Tante saling berpandangan, menyaksikan keseruan mengenakan pakaian yang mereka berikan.

Ada senyum terukir dibibir mereka dengan menertawai ku yang kegirangan akan baju ini, aneh tapi..ini pengalaman pertama aku bersekolah, di usiaku yang menginjak sembilan tahun. semoga aku diterima dikelas yang aku inginkan dan bersama teman-teman menyelesaikan sekolah dasar.

"Pindu, kami pamit pulang dulu yah! Soalnya mau menjelang magrib nih, takutnya tidak sempat masak malam." Ujar mama sumringah.

"Nak, tolong Salim tantemu!!" Kata perintah mama padaku, sebagai bentuk menghormati orang tua.

"Iya mamah, sayang." kataku seraya melangkah kearah Tante dan menyalami.

"Sayang, baik-baik sama mama yah! Kalau sekolah yang benar dan jaga sikap pada bapak/ibu guru disekolah, ok! Jangan malas tentang pekerjaan rumah! Dengarkan kata-kata orang tua, karena dialah ladang kamu mendapat ilmu dan keberkahan hidup sayang." nasehat tante panjang-lebar, semoga semuanya dapat tersimpan dengan baik.

"Tante, terimakasih banyak untuk doanya. Semoga doanya Allah kabulkan, amiin ya Allah." kataku sambil melambai tangan padanya, seraya melangkah pulang.

Kami pun berada dalam rumah, ruangannya tentu berbeda dari rumah pada umumnya. Dengan hanya ada satu kamar, ruang tamu, ruang tengah, dan dapur.

Ukuran rumah tiga petak, berlantaikan semen. Namun, kami sangat mensyukuri adanya rumah. Rumah selalu membuat kami nyaman, dengan segala aktifitas hidup dijalani.

"Nak, kamu senang dengan bajunya? apa masih ada yang kurang?" Tanya mama padaku, dengan wajah sedikit menegang.

"Mah, aku senang dengan bajunya! Bajunya sungguh indah, meski baju bekas. Apa yang mama usahakan, aku sangat bersyukur. Biarkan saja yah, mah! Insya Allah semuanya baik-baik saja." terang ku dengan cerewetnya, dan tak lupa senyum manis.

"Sayang, sana pergi tidur! Besok insya Allah, kita sama-sama menemui pak kepsek disekolah." kata perintah mama padaku, seakan mengusir halus masuk dalam pembaringan.

"Iya deh, mama sayang." ucapku sambil menyalami tangannya.

Episodes
1 Bab 1 Niat Sekolah
2 Bab 2 bertemu kepsek
3 Bab 3 Tes Masuk Sekolah Oleh Pak Kepsek
4 Bab 4 Masa Lalu Ortu (POV MAMA)
5 Bab 5 Hari Pertama Sekolah
6 Bab 6 Mengenal Satu Sama Lain
7 Bab 7 Empat Gadis Imut, Adalah Bestie!
8 Bab 8 Papah pulang!
9 Bab 9 Belajar Membaca, oleh Abang Ari laksmana
10 Bab 10 Masa Lalu Ortu (POV PAPA)
11 Bab 11 lulus Membaca, Dan Besti Bersambut Riang
12 Bab 12 Rencana berlibur, ikut papah ke kota
13 Bab 13 Satu Minggu Sudah Liburnya, Aku Pun Ikut Papah Ke Kota P
14 Bab 14 Singgah Dirumah Kakek-Nenek Tua
15 Bab 15 Tiba Di kota P, Dan Bertemu Kakak Sepupu Citra
16 Bab 16 Pagi Di Kota P, Dilla Dibawa Keliling Pasar
17 Bab 17 Dua Hari Di kota P, Dilla Bosan Dan Rindu Kepada Bestie
18 Bab 18 Upah Cokelat Dibagi Papah, Dilla Hanya Dapat Bagian Kecil
19 Bab 19 Malam Terakhir Di Kota P, Paginya Kami Pulang Kampung
20 Bab 20 (POV) Citra Lusia
21 Bab 21 Tiba Dirumah, Mamah, Adik-Adik Menyambut Gembira
22 Bab 22 Hadiah Dari Tante Mita, Aku Dan Adikku Membukanya
23 Bab 23 Dilla Kelas Empat SD, Nila Baru Masuk SD
24 Bab 24 Kelas Baru dan Guru Baru
25 Bab 25 Bertemu Ibu Guru Baru, Belajar Masih Momen Libur
26 Bab 26 Seminggu Hanya Absensi Guru Dan Belajar Mandiri Di Kelas
27 Bab 27 Papah Ke Jakarta?
28 Bab 28 Mata Pelajaran Matematika, Solusi Adalah Kalkulator.
29 Bab 29 Hadiah Dari Jakarta Oleh Papah
30 Bab 30 Tas Baru Dan Sorakan Meriah Bestie-bestie
31 Bab 31 Mata Pelajaran Agama, Oleh Bapak Baskoro Ayahanda Abdil
32 Bab 32 Ceritaku Pada Mamah, Setelah Pulang Sekolah
33 Bab 33 Kakek Datang Ke Rumah, Mamah Malah Bercerita Masa Kecilku
34 Bab 34 Malam Senin Penuh Rasa Luka
35 Bab 35 Tibalah Mapel Matematika? Aku Dan Bestie Dapat Seratus
36 Bab 36 Dua mapel sekarang, PKN dan IPA setelah dua Minggu Lalu
37 Bab 37 Bernyanyi Seru Bareng Bestie, Menyambut Mapel Masuk
38 Bab 38 Menunggu Jam Mapel Terakhir Masuk Dan Bergosip
39 Bab 39 Marilah Kita, Belajar Bahasa Indonesia, Teman-teman
40 Bab 40 Pulang Ke Rumah Masing-Masing, Dilla Dan Rasti Berbeda
41 Bab 41 Mapel Jumat Diganti Dengan Gotong Royong Bersih-Bersih
42 Bab 42 Berolahraga Ria Di Pagi Hari
43 Bab 43 Rasti Mengajak Bermain Di Pelabuhan Labuang
44 Bab 44 Pulang Sekolah, Di Rumah Rasti Dan Membahas Matematika
45 45 Malam Hari Yang Mencemaskan Di Empat Rumah
46 Bab 46 Mari Kita Hadapi Bersama-sama
47 Bab 47 Agama Penting, Dan Setoran Doa Untuk Guru Agama Di Kelas
48 Bab 48 Belajar IPS Dan saling tanya jawab antar teman
49 Bab 49 Mari Teman2, Kita Sama2 Bercerita Perubahan Tahun Ketahun
50 Bab 50 Gotong Royong Membersihkan Halaman Sekolah, Rasti Dilla?
51 Bab 51 Olahraga Lagi, Dan Bertemu Siswa Di Sekolah Sebelah
52 Bab 52 Kak Ari Pekerja Di Pelabuhan Kapal Dan Kak Handi Juga
53 Bab 53 Menguntit Abang Sampai Ke Pelabuhan Kapal
54 Bab 54 Aku Belajar Di Kesunyian Malam
55 Bab 55 Amukan Ibu Guru Oleh Kecurangan Kami Murid-Muridnya
56 Bab 56 Berdiskusi Di Pohon Mangga, Rasa Menyesal Berbuat Curang
57 Bab 57 Belajar Mengenal Pemerintahan Desa Dan kecamatan Sendiri
58 Bab 58 Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
59 Bab 59 Pulang Sekolah Aku Dapati Si Kecil Ferdi Ngompol Nangis
60 Bab 60 Belajar Bahasa INA Dengan Memahami Cerita Dan Menjawabnya
61 Bab 61 Makan Es Kelapa Buatan Kak Ari, Di Siang Hari Panas-panas
62 Bab 62 Menanam Bunga-Bunga Cantik Di Pekarangan Sekolah
63 Bab 63 Adu Kekuatan Di Pagi Hari
64 Bab 64 Sepulang Dari Sekolah, Erwin Di Marahi Mamanya
65 Bab 65 Tamu Di Malam Hari, Datang Temui Papah Dengan Mobil Taksi
66 Bab 66 Membawa Adik Kecil Ke Sekolah
67 Bab 67 Ketahuan Ibu Guru, Bawa Bayi Kecil Dalam Tas
68 Bab 68 Cerita Setelah Ketahuan Oleh Ibu Guru
69 Bab 69 Cerita Mama Setelah Pulang Sekolah, Katanya Ferdi Nakal
70 Bab 70 Ujian Semester Ganjil Berakhir, Kami Bersenandung Riang
71 Bab 71 Papah Pulang Dari Kota, Ketika Di Hari Ke Empat Libur Sekolah
72 Bab 72 Malam Yang Tak Biasanya
73 Bab 73 Murka Handi, Aku Mendapati Masa Lampau Buruk Dan Berduka
74 Bab 74 Dilla Dipaksa Untuk Jujur
75 Bab 75 Kekecewaan Dan Amarah Besar Kedua Orang Tua
76 Bab 76 POVE Ari Laksmana
77 Bab 77 Murka Papah Yang Tidak Tertahan Lagi
78 Bab 78 Handi Mendapat Pelajaran Dari Papahnya
79 Bab 79 POVE PAPAH!
80 Bab 80 Desakan Mama Kepada Handi
81 Bab 81 POVE MAMA!
82 Bab 82 Dapat Teman Baru Di Kelas Dari Kalimantan
83 Bab 83 Sisi Lemah Mino Dihadapan Kami Berempat
84 Bab 84 Pertama Kali Berkemah, Kami Bersorak Gembira Menyambut
85 Bab 85 Hari Pertama Di Perkemahan Tepat Di Atas Gunung
86 Bab 86 Berburu Bendera Merah Putih Untuk Menjawab Teka-Teki
87 Bab 87 Tepar Nya Kami Sepulangnya Dari Perkemahan
88 Bab 88 Pamit Mino Sebelum Pulang Ke Kalimantan
89 Bab 89 Paman Pinjam Motor, Kenapa Marah?
90 Bab 90 Kemarahan Nenek Oleh Aduan Paman
91 Bab 91 Luapan Air Mata Di Rumah Tetangga
92 Bab 92 Lebaran Fitri Pertama Bagiku
93 Bab 93 Ujian Semester Genap
94 Bab 94 Tragedi Naik Kelas Lima
95 Bab 95 Amir Pulang Ke Rumahnya
96 Bab 96 Kabar Amir Pindah Sekolah
97 Bab 97 Patah Hati, Amir Pindah Sekolah
98 Bab 98 Ibu Guru Mungil, Ramping, Dan Cantik
99 Bab 99 Perkenalan Pertama Ibu Guru Cantik, Senyuman Gigi Kelinci
100 Bab 100 POVE Guru Cantik
101 Bab 101 Cerita Kami Di Pelabuhan
102 Bab 102 Dilla Melamun Di Teras Rumah
103 Bab 103 Jadwal Mata Pelajaran Kelas Lima
104 Bab 104 Tema Peta Konsep Terkait Hiburan
105 Bab 105 Bernyanyi Bareng Nila Dan Ferdi
106 Bab 106 Tugas Berat Bagi Kami Semua
107 Bab 107 Nila Kegirangan Melihat Bintang Jatuh
108 Bab 108 Alat Pernapasan Manusia
109 Bab 109 Malam Yang Penuh Nyamuk
110 Bab 110 Bertemu Ibu Guru Cantik
111 Bab 111 Tanya jawab Peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam
112 Bab 112 Nila Batuk-batuk Dan Ferdi Juga Demam Tinggi
113 Bab 113 Mamah Merasa Capek Dari Sekolah
114 Bab 114 Yuk Belajar Matematika
115 Bab 115 Erwin Heran Dengan Kedatangan Kami
116 Bab 116 Menulis Surat at-Tin.
117 Bab 117 Pencuri Kecil Di Pelabuhan (Jeruk Cina)
118 Bab 118 Kebohongan Kecil Rasti Menyelamatkanku
119 Bab 119 Menyimak Cerita Tokoh Srikandi Tari
120 Bab 120 peraturan perundang-undangan
121 Bab 121 Rasa Malas Dilla Setelah Sekolah
122 Bab 122 Malam Bersenda Gurau
123 Bab 123 Tumbuhan Hijau
124 Bab 124 Kangen Papah!
125 Bab 125 Keragaman kenampakan dan pembagian wilayah waktu di Indonesia
126 Bab 126 Ferdi Menangis Minta Bertemu Papah
127 Bab 127 Belajar dan Menyimak
128 Bab 128 Main Jingkrak Disamping Rumah Rasti
129 Bab 129 Setoran At-Tin
130 Bab 130 Rasti Jatuh Cinta?
131 Bab 131 Nur Aini?
132 Bab 132 Kapal Berlabuh Indah Dilautan
133 Bab 133 Semester Genap
134 Bab 134 Syakillah Ada Pacar?
135 Bab 135 Musim Buah Mangga
136 Bab 136 Bermain Ketapel
137 Bab 137 Mangga Depan Rumah
138 Bab 138 Teguran Main Di Samping Rumah
139 Bab 139 Cerita Luka Keluarga
140 Bab 140 Sekolah Dirobohkan?
141 Bab 141 Berita Amir Sekolah
142 Bab 142 Kami Numpang Belajar
143 Bab 143 Masuk Siang
144 Bab 144 Rezeki Ikan Pagi
145 Bab 145 Aku Kerja Di Sekolah
146 Bab 146 Menyambut Bulan Suci
147 Bab 147 Hasil Kerjaku Di Bulan Suci
148 Bab 148 Hari Kemenangan Bersama
149 Bab 149 Amir Berulah Di Sekolah Kami
150 Bab 150 Sanksi Untuk Amir
151 Bab 151 Abang Handi Di Sengat Ikan Pari
152 Bab 152 Abang Handi Terbaring Lemah
153 Bab 153 POVE MAMA!
154 Bab 154 Abang Handi Kesakitan
155 Bab 155 POVE Rasti!
156 Bab 156 Abang Handi Pulih Total
157 Bab 157 Penamatan Qur'an Sekampung
158 Bab 158 Patah hati, Bu Syakillah!
159 Bab 159 POVE Syakillah!
160 Bab 160 Kemarahan Untuk Bu Syakillah!
161 Bab 161 Menjelang Ujian Nasional
162 Bab 162 POVE HANDI!
163 Bab 163 Ujian Nasional
164 Bab 164 Nilai Ujian Nasional Tinggi
165 Bab 165 Sisi lain ibu Rasti!
166 Bab 166 Perpisahan Sekolah
167 Bab 167 Kabar Bu Syakillah menikah!
168 Bab 168 Mata Haru Papah!
169 Bab 169 POVE PAPAH!
170 Bab 170 POVE MAMA!
171 Bab 171 Akhir Sebuah Kisah!
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Bab 1 Niat Sekolah
2
Bab 2 bertemu kepsek
3
Bab 3 Tes Masuk Sekolah Oleh Pak Kepsek
4
Bab 4 Masa Lalu Ortu (POV MAMA)
5
Bab 5 Hari Pertama Sekolah
6
Bab 6 Mengenal Satu Sama Lain
7
Bab 7 Empat Gadis Imut, Adalah Bestie!
8
Bab 8 Papah pulang!
9
Bab 9 Belajar Membaca, oleh Abang Ari laksmana
10
Bab 10 Masa Lalu Ortu (POV PAPA)
11
Bab 11 lulus Membaca, Dan Besti Bersambut Riang
12
Bab 12 Rencana berlibur, ikut papah ke kota
13
Bab 13 Satu Minggu Sudah Liburnya, Aku Pun Ikut Papah Ke Kota P
14
Bab 14 Singgah Dirumah Kakek-Nenek Tua
15
Bab 15 Tiba Di kota P, Dan Bertemu Kakak Sepupu Citra
16
Bab 16 Pagi Di Kota P, Dilla Dibawa Keliling Pasar
17
Bab 17 Dua Hari Di kota P, Dilla Bosan Dan Rindu Kepada Bestie
18
Bab 18 Upah Cokelat Dibagi Papah, Dilla Hanya Dapat Bagian Kecil
19
Bab 19 Malam Terakhir Di Kota P, Paginya Kami Pulang Kampung
20
Bab 20 (POV) Citra Lusia
21
Bab 21 Tiba Dirumah, Mamah, Adik-Adik Menyambut Gembira
22
Bab 22 Hadiah Dari Tante Mita, Aku Dan Adikku Membukanya
23
Bab 23 Dilla Kelas Empat SD, Nila Baru Masuk SD
24
Bab 24 Kelas Baru dan Guru Baru
25
Bab 25 Bertemu Ibu Guru Baru, Belajar Masih Momen Libur
26
Bab 26 Seminggu Hanya Absensi Guru Dan Belajar Mandiri Di Kelas
27
Bab 27 Papah Ke Jakarta?
28
Bab 28 Mata Pelajaran Matematika, Solusi Adalah Kalkulator.
29
Bab 29 Hadiah Dari Jakarta Oleh Papah
30
Bab 30 Tas Baru Dan Sorakan Meriah Bestie-bestie
31
Bab 31 Mata Pelajaran Agama, Oleh Bapak Baskoro Ayahanda Abdil
32
Bab 32 Ceritaku Pada Mamah, Setelah Pulang Sekolah
33
Bab 33 Kakek Datang Ke Rumah, Mamah Malah Bercerita Masa Kecilku
34
Bab 34 Malam Senin Penuh Rasa Luka
35
Bab 35 Tibalah Mapel Matematika? Aku Dan Bestie Dapat Seratus
36
Bab 36 Dua mapel sekarang, PKN dan IPA setelah dua Minggu Lalu
37
Bab 37 Bernyanyi Seru Bareng Bestie, Menyambut Mapel Masuk
38
Bab 38 Menunggu Jam Mapel Terakhir Masuk Dan Bergosip
39
Bab 39 Marilah Kita, Belajar Bahasa Indonesia, Teman-teman
40
Bab 40 Pulang Ke Rumah Masing-Masing, Dilla Dan Rasti Berbeda
41
Bab 41 Mapel Jumat Diganti Dengan Gotong Royong Bersih-Bersih
42
Bab 42 Berolahraga Ria Di Pagi Hari
43
Bab 43 Rasti Mengajak Bermain Di Pelabuhan Labuang
44
Bab 44 Pulang Sekolah, Di Rumah Rasti Dan Membahas Matematika
45
45 Malam Hari Yang Mencemaskan Di Empat Rumah
46
Bab 46 Mari Kita Hadapi Bersama-sama
47
Bab 47 Agama Penting, Dan Setoran Doa Untuk Guru Agama Di Kelas
48
Bab 48 Belajar IPS Dan saling tanya jawab antar teman
49
Bab 49 Mari Teman2, Kita Sama2 Bercerita Perubahan Tahun Ketahun
50
Bab 50 Gotong Royong Membersihkan Halaman Sekolah, Rasti Dilla?
51
Bab 51 Olahraga Lagi, Dan Bertemu Siswa Di Sekolah Sebelah
52
Bab 52 Kak Ari Pekerja Di Pelabuhan Kapal Dan Kak Handi Juga
53
Bab 53 Menguntit Abang Sampai Ke Pelabuhan Kapal
54
Bab 54 Aku Belajar Di Kesunyian Malam
55
Bab 55 Amukan Ibu Guru Oleh Kecurangan Kami Murid-Muridnya
56
Bab 56 Berdiskusi Di Pohon Mangga, Rasa Menyesal Berbuat Curang
57
Bab 57 Belajar Mengenal Pemerintahan Desa Dan kecamatan Sendiri
58
Bab 58 Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
59
Bab 59 Pulang Sekolah Aku Dapati Si Kecil Ferdi Ngompol Nangis
60
Bab 60 Belajar Bahasa INA Dengan Memahami Cerita Dan Menjawabnya
61
Bab 61 Makan Es Kelapa Buatan Kak Ari, Di Siang Hari Panas-panas
62
Bab 62 Menanam Bunga-Bunga Cantik Di Pekarangan Sekolah
63
Bab 63 Adu Kekuatan Di Pagi Hari
64
Bab 64 Sepulang Dari Sekolah, Erwin Di Marahi Mamanya
65
Bab 65 Tamu Di Malam Hari, Datang Temui Papah Dengan Mobil Taksi
66
Bab 66 Membawa Adik Kecil Ke Sekolah
67
Bab 67 Ketahuan Ibu Guru, Bawa Bayi Kecil Dalam Tas
68
Bab 68 Cerita Setelah Ketahuan Oleh Ibu Guru
69
Bab 69 Cerita Mama Setelah Pulang Sekolah, Katanya Ferdi Nakal
70
Bab 70 Ujian Semester Ganjil Berakhir, Kami Bersenandung Riang
71
Bab 71 Papah Pulang Dari Kota, Ketika Di Hari Ke Empat Libur Sekolah
72
Bab 72 Malam Yang Tak Biasanya
73
Bab 73 Murka Handi, Aku Mendapati Masa Lampau Buruk Dan Berduka
74
Bab 74 Dilla Dipaksa Untuk Jujur
75
Bab 75 Kekecewaan Dan Amarah Besar Kedua Orang Tua
76
Bab 76 POVE Ari Laksmana
77
Bab 77 Murka Papah Yang Tidak Tertahan Lagi
78
Bab 78 Handi Mendapat Pelajaran Dari Papahnya
79
Bab 79 POVE PAPAH!
80
Bab 80 Desakan Mama Kepada Handi
81
Bab 81 POVE MAMA!
82
Bab 82 Dapat Teman Baru Di Kelas Dari Kalimantan
83
Bab 83 Sisi Lemah Mino Dihadapan Kami Berempat
84
Bab 84 Pertama Kali Berkemah, Kami Bersorak Gembira Menyambut
85
Bab 85 Hari Pertama Di Perkemahan Tepat Di Atas Gunung
86
Bab 86 Berburu Bendera Merah Putih Untuk Menjawab Teka-Teki
87
Bab 87 Tepar Nya Kami Sepulangnya Dari Perkemahan
88
Bab 88 Pamit Mino Sebelum Pulang Ke Kalimantan
89
Bab 89 Paman Pinjam Motor, Kenapa Marah?
90
Bab 90 Kemarahan Nenek Oleh Aduan Paman
91
Bab 91 Luapan Air Mata Di Rumah Tetangga
92
Bab 92 Lebaran Fitri Pertama Bagiku
93
Bab 93 Ujian Semester Genap
94
Bab 94 Tragedi Naik Kelas Lima
95
Bab 95 Amir Pulang Ke Rumahnya
96
Bab 96 Kabar Amir Pindah Sekolah
97
Bab 97 Patah Hati, Amir Pindah Sekolah
98
Bab 98 Ibu Guru Mungil, Ramping, Dan Cantik
99
Bab 99 Perkenalan Pertama Ibu Guru Cantik, Senyuman Gigi Kelinci
100
Bab 100 POVE Guru Cantik
101
Bab 101 Cerita Kami Di Pelabuhan
102
Bab 102 Dilla Melamun Di Teras Rumah
103
Bab 103 Jadwal Mata Pelajaran Kelas Lima
104
Bab 104 Tema Peta Konsep Terkait Hiburan
105
Bab 105 Bernyanyi Bareng Nila Dan Ferdi
106
Bab 106 Tugas Berat Bagi Kami Semua
107
Bab 107 Nila Kegirangan Melihat Bintang Jatuh
108
Bab 108 Alat Pernapasan Manusia
109
Bab 109 Malam Yang Penuh Nyamuk
110
Bab 110 Bertemu Ibu Guru Cantik
111
Bab 111 Tanya jawab Peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam
112
Bab 112 Nila Batuk-batuk Dan Ferdi Juga Demam Tinggi
113
Bab 113 Mamah Merasa Capek Dari Sekolah
114
Bab 114 Yuk Belajar Matematika
115
Bab 115 Erwin Heran Dengan Kedatangan Kami
116
Bab 116 Menulis Surat at-Tin.
117
Bab 117 Pencuri Kecil Di Pelabuhan (Jeruk Cina)
118
Bab 118 Kebohongan Kecil Rasti Menyelamatkanku
119
Bab 119 Menyimak Cerita Tokoh Srikandi Tari
120
Bab 120 peraturan perundang-undangan
121
Bab 121 Rasa Malas Dilla Setelah Sekolah
122
Bab 122 Malam Bersenda Gurau
123
Bab 123 Tumbuhan Hijau
124
Bab 124 Kangen Papah!
125
Bab 125 Keragaman kenampakan dan pembagian wilayah waktu di Indonesia
126
Bab 126 Ferdi Menangis Minta Bertemu Papah
127
Bab 127 Belajar dan Menyimak
128
Bab 128 Main Jingkrak Disamping Rumah Rasti
129
Bab 129 Setoran At-Tin
130
Bab 130 Rasti Jatuh Cinta?
131
Bab 131 Nur Aini?
132
Bab 132 Kapal Berlabuh Indah Dilautan
133
Bab 133 Semester Genap
134
Bab 134 Syakillah Ada Pacar?
135
Bab 135 Musim Buah Mangga
136
Bab 136 Bermain Ketapel
137
Bab 137 Mangga Depan Rumah
138
Bab 138 Teguran Main Di Samping Rumah
139
Bab 139 Cerita Luka Keluarga
140
Bab 140 Sekolah Dirobohkan?
141
Bab 141 Berita Amir Sekolah
142
Bab 142 Kami Numpang Belajar
143
Bab 143 Masuk Siang
144
Bab 144 Rezeki Ikan Pagi
145
Bab 145 Aku Kerja Di Sekolah
146
Bab 146 Menyambut Bulan Suci
147
Bab 147 Hasil Kerjaku Di Bulan Suci
148
Bab 148 Hari Kemenangan Bersama
149
Bab 149 Amir Berulah Di Sekolah Kami
150
Bab 150 Sanksi Untuk Amir
151
Bab 151 Abang Handi Di Sengat Ikan Pari
152
Bab 152 Abang Handi Terbaring Lemah
153
Bab 153 POVE MAMA!
154
Bab 154 Abang Handi Kesakitan
155
Bab 155 POVE Rasti!
156
Bab 156 Abang Handi Pulih Total
157
Bab 157 Penamatan Qur'an Sekampung
158
Bab 158 Patah hati, Bu Syakillah!
159
Bab 159 POVE Syakillah!
160
Bab 160 Kemarahan Untuk Bu Syakillah!
161
Bab 161 Menjelang Ujian Nasional
162
Bab 162 POVE HANDI!
163
Bab 163 Ujian Nasional
164
Bab 164 Nilai Ujian Nasional Tinggi
165
Bab 165 Sisi lain ibu Rasti!
166
Bab 166 Perpisahan Sekolah
167
Bab 167 Kabar Bu Syakillah menikah!
168
Bab 168 Mata Haru Papah!
169
Bab 169 POVE PAPAH!
170
Bab 170 POVE MAMA!
171
Bab 171 Akhir Sebuah Kisah!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!