NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:656.9k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nasi Padang

Untuk pertama kalinya Rubi menaiki mobil bagus membuatnya bersikap agak norak. Apalagi mobil pajero sport milik dokter Yanto masih dalam keadaan baru.

Dokter Yanto tersenyum melihat sikap Rubi yang menurutnya bukan norak melainkan lucu.

Rubi menundukkan pandangannya saat sadar tingkah noraknya sedang diperhatikan oleh pria duda ganteng di sampingnya.

"Maaf, dok. Saya norak ya, soalnya saya baru kali ini naik mobil bagus." Rubi menyengir dalam posisi menunduk.

Dokter Yanto terkekeh mendengar ucapan polos Rubi.

"Ngga apa-apa, Rubi. Andai kamu bukan istri orang sudah saya bawa muter-muter."

Rubi langsung menoleh ke arah dokter Yanto." Muter-muter kemana, Dok?"

"Ya muter-muter aja."

"Ngga mau ah, nanti kepala saya pusing tujuh keliling kalau muter-muter."

Dokter Yanto tertawa renyah.

"Bisa aja kamu, Rub. Sepertinya kalau saya sering ngobrol sama kamu, muka saya ini jadi awet muda karena kamu bisa membuat saya selalu tersenyum dan tertawa."

Kali ini giliran Rubi yang tertawa.

"Dokter bisa aja."

"Eee...kenapa kamu pulangnya ngga bareng sama suami mu? Bukannya suami mu juga kerja di tempat yang sama, Rub?"

Rubi termangu dengan pandangan mengarah pada dokter Yanto.

"Dari mana dokter Yanto tau kalau Marso kerja di pabrik yang sama dengan ku? apa Yuniar yang ngasih tau?"

"Apa saya salah bicara ya, Rub? Maaf ya kalau saya salah bicara."

Ucapan dokter Yanto menyadarkan Rubi ditengah kediamannya, kemudian geleng-geleng kepala.

"Ngga, dok. Suami saya....suami saya itu...."

Ciiiiitt

Pluk

"Aduh." Rubi mengaduh dan memegang jidatnya ketika kepentok dasboard saat dokter Yanto ngerem mendadak.

"Ma-maaf, Rub. Sa-saya tidak sengaja. Coba saya lihat keningnya apa terluka." Dokter Yanto hendak menyentuh kening Rubi, namun Rubi mengalihkan wajahnya ke arah samping kiri menghindari tangan pria itu.

"Ngga apa-apa, dok. Cuma kejedut sedikit, lecet juga ngga." Rubi beralasan. Padahal sebenarnya lumayan sakit namun ditahan. Dia enggan disentuh dengan alasan bukan muhrim.

Sadar jika Rubi tak ingin disentuh, dokter Yanto termangu sesaat, kemudian menurunkan tangannya dan menegakkan duduknya.

Dengan perasaan tak enak hati serta malu, dokter Yanto meminta maaf." Maaf ya, saya ngga ada maksud kurang ajar. Saya, saya cuma khawatir aja karena gara-gara saya kening kamu jadi terluka."

"Ngga apa-apa, dok. Ngga usah merasa ngga enak hati gitu. Beneran kening saya ngga apa-apa. Lihat aja nih kalau ngga percaya." Rubi memperlihatkan keningnya yang separuh tertutup oleh hijab.

Dokter Yanto melihat ke arah kening Rubi yang dalam keadaan baik-baik saja." Oh iya, ngga apa-apa ternyata."

Rubi kembali meluruskan pandangannya. Dan dokter Yanto kembali melajukan mobilnya.

"Emangnya kenapa tadi dokter berhenti ngedadak gitu?" Tanya Rubi di tengah mobil itu melaju.

"Tadi ada kucing hitam lewat. Tapi kamu jangan percaya sama mitos ya!"

"Kenapa?"

"Orang tua dulu bilang kalau kucing hitam melintas saat kita lewat, tandanya kita akan mendapat kesialan."

Rubi terdiam sejenak." Tapi benar juga sih kata mitos itu."

Kening dokter Yanto mengernyit." Jadi kamu percaya?"

"Ya... percaya ngga percaya. Tapi ini jidat saya kepentok gara-gara kucing hitam lewat. Bukan kah itu namanya sial juga, dok!"

"Hahaha"

Dokter Yanto tertawa nyaring.

"Kamu bisa aja, Rub, Rub...."

Rubi hanya mengulum senyumnya.

Tiba di depan rumah, nampak Rexa sedang duduk meleseh diatas lantai teras rumah. Namun saat dia menyadari ada mobil datang, pria itu langsung bangkit.

Sementara didalam mobil. Rubi menatap kurang enak hati pada suaminya itu, karena telah diantar oleh pria lain. Meski pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan kontrak dan mereka tak saling mencintai, tetap saja Rubi merasa tak enak hati padanya.

"Itu siapa?" Tanya dokter Yanto. Pandangannya mengarah ke arah Rexa yang sedang berdiri di teras rumah.

"Itu, itu suami saya, dok," jawab Rubi tanpa menutupinya. Lagi pula apa untungnya menutupinya dari pria itu, memang kenyataan nya Rexa adalah suaminya saat ini.

Dokter Yanto manggut-manggut tanpa berucap. Dan tatapannya tak beralih dari Rexa yang kini mengubah posisinya. Jika tadi berdiri tegak, kini menyender di tiang sambil bersedekap dada.

"Apa dokter mau mampir dulu?"

"Oh, terima kasih, Rub, lain kali aja. Saya juga harus buru-buru ke klinik mau ambil sesuatu yang tertinggal tadi."

Sejujurnya, dokter Yanto ingin sekali singgah. Namun karena dia sadar jika wanita yang diantar pulang ini sudah bersuami dan takut suaminya salah paham, maka keinginannya itu di urungkan.

"Oh, kalau begitu saya turun dulu ya, dok. Terima kasih banyak sudah mengantar saya pulang."

"Sama-sama, Rubi. Emm...salam sama suamimu ya!"

Rubi tersenyum dan mengangguk, kemudian bergegas turun. Setelah mobil dokter Yanto menjauh, Rubi lekas menghampiri Rexa.

"Rex, sedang apa Maghrib-maghrib di luar? Tau gak, kalau waktu magrib itu para setan dan dedemit bermunculan," gurau Rubi sambil melangkah ke arah teras rumah.

Namun, Rexa tidak menanggapi gurauannya. Pandanganya terus menatap pada Pajero sport yang semakin menjauh.

"Kamu pulang sama siapa, Rub?" Tanya Rexa.

Rubi menoleh ke arah mobil dokter Yanto yang sudah tak nampak lagi.

"Oh. Tadi di pangkalan ojek ngga ada ojek. Dan kebetulan teman lewat jadi dia nawarin aku."

Rexa manggut-manggut dengan tatapan lurus.

"Ya udah masuk yuk, udah Maghrib," ajak Rubi lalu masuk. Rexa mengekor dibelakangnya.

"Eh, kok kamu ikut ke kamar ku, Rex?" kata Rubi saat dia masuk ke kamarnya, Rexa juga ikut masuk ke dalam kamarnya.

Rexa seketika kikuk. Dia sendiri tak sadar kenapa mengikuti Rubi sampai ke dalam kamarnya.

"Sorry, aku lupa. Aku pikir ini kamar ku hehe." Rexa menyengir, lalu melangkah mundur.

Rubi geleng-geleng kepala. Kemudian menutup pintu dan menguncinya agar Rexa tak bisa nyelonong masuk.

"Mba bawa apa itu, mba?" Tanya Danang saat Rubi melintasi Danang dan istrinya sambil membawa kantong plastik berisi beberapa bungkus nasi Padang yang dia beli di warung Padang depan pabrik.

Sekilas Rubi melirik ke arah kedua pasutri itu tanpa menghentikan langkahnya, kemudian menatap lurus kembali tanpa menanggapi pertanyaan adiknya itu.

"Ibu....makan Bu...aku beli nasi Padang nih!" Rubi sengaja berteriak kencang di depan pintu kamar ibunya agar Danang dan Lina mendengar.

Tak lama, Bu Atun keluar." Apa, Rub?"

"Aku beli nasi Padang. Ayok makan."

Dengan mata berbinar-binar, Bu Atun mengekor di belakang Rubi.

Setelah ibunya mengekor, giliran Rubi meneriaki Tatung di kamarnya, dan meminta adiknya itu keluar untuk makan.

Sementara di ruang TV, Lina dan Danang saling pandang.

"Mas, kok kita ngga di teriaki mba Rubi?" Tanya Lina pada Danang.

Danang tak menanggapi pertanyaan Lina. Dia bangkit lalu pergi ke dapur, dan Lina mengekor di belakangnya.

Di ambang pintu dapur, Danang dan Lina melihat ke arah Bu Atun dan Tatung yang sedang makan nasi Padang dengan lahap. Lina mengecap-ngecapkan mulutnya melihat Bu Atun yang tengah mengigit ayam panggang.

"Mba, aku dan Lina kok ngga dibeliin nasi Padang?" Tanya Danang.

Rubi yang tengah mengambil piring untuk makan dia dan Rexa pun tersenyum miring tanpa melihat ke arah mereka.

"Mulai sekarang kalau kalian mau makan beli sendiri. Karena aku ngga pernah memelihara dan ngga sudi ngasih makan tuyul di rumah ini."

1
muthia
ya blm up ya
Nenden Lasminingsih
kapan up lagi thor?ditunggu kelanjutannya
anita
wo..mboknya sableng
anita
woo sampel
Pa Muhsid
thor bolak-balik dibuka tapi belum ada jua dikau up
Nurjanah Rs: sama, kak. aku juga buka berkali2 gak di up juga
total 1 replies
muthia
selalu di tunggu updatenya 🙏
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata pertemuan Rexa n Ruby gak sesuai ekspektasi ku. Kirain bakal haru biru n indah mengalahkan mengalahkan pelangi 🌈. kecewa diriku ma kamu Rex, dasar bocah tengil labil 😤😤😤
💥💚 Sany ❤💕
Jangan suka mainin perasaan Ruby, Rexa. Ntar klu batas kesabaran Ruby habis kamu juga yg uring-uringan. Jangankan Ruby, aku ja kesel ma kamu. Pingin ku lempar pakek sandal pala kau biar otak kau tu benar, gak konslet lagi 😃😃😃.
Adiba Shakila Atmarini
gregettt bngttt..lnjut thor..
ReogKhentir
Kenapa cuma dalam hati saja Rexa........ bodoh sekali seharusnya bilang setelah ini kamu keruangan saya.....
Cut Ainun
kasihan banget rubi di kacangin... sabar ya dek rubi abg rexa mau buat kejutan buat adek rubi... 🤗🤗🤗🤗
Agus Safril
kak kalaw update nya jangan setengah2 dong
Annami Shavian: waktu untuk nulisnya terbatas ka2🙏
total 1 replies
Madia Normadia
rubi kalau rexa buat drama kamu juga buat drama..timpoh 31hari da Habis jadi timpuh untuk bercerai apa reaksi si rexa kekeke..
😍nox cek😍
kurang rasa y tor up y☺️
Yuliana Tunru
jgn mau dicuekin gitu ruby sbunyi z biar z rexa kelimpungan trus aba ndk liat ruby gitu dan blm tau klo ruby mantu x
RizQiella
dasar Rexa 😂
Nabila
makin cinta sama ceritanya
Zahra dila Dila
alkhamdullilah q ikut seneng lihat rubi udah ketemu sama rexa meskipun harus nunggu permainan rexa double up kakak dari kemarin tk intip2 nduk ada2 😃
Retno Harningsih
lanjut
0v¥
ngak bisa ngomong , doble up thor plisss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!