Terjerat Dosen Galak
"Yes! akhirnya skripsi ku acc," bangga Nora, bicara dengan haru dan melompat-lompat kegirangan.
"Aaa, kita wisuda sama-sama," balas Sella pula, Kedua wanita ini saling memeluk erat, lalu tertawa bersamaan saking bahagianya.
Tawa mereka reda ketika ingat jika di sini tidak hanya ada mereka berdua, tapi juga seorang wanita cantik yang tengah duduk di kursi tunggu sendirian.
Siapa lagi jika bukan Aylin Carter, wanita yang digadang-gadang paling pintar seangkatan, seorang nona muda yang sempurna. Tapi nyatanya kini hanya Aylin satu-satunya mahasiswa yang Skripsinya belum acc oleh sang dosen pembimbing. Jika sampai Minggu depan skripsi Aylin tidak acc juga maka sudah dipastikan Aylin tidak akan wisuda tahun ini.
Menyadari akan hal itu Nora dan Sella langsung tersenyum miring, karena untuk pertama kalinya akhirnya mereka bisa mengalahkan Most Wanted kampus ini.
"Apa lihat-lihat?!" tanya Aylin dengan ketus.
Nora dan Sella sampai kaget saat mendengar suara tersebut, lupa jika Aylin juga adalah gadis yang bar-bar. Terlebih Aylin memiliki latar belakang keluarga yang berpengaruh membuat siapapun tak ada yang berani melawannya.
Tapi sekarang Nora memberanikan diri untuk mendekati wanita itu. "Tidak usah berusaha terlalu keras Ay, lagipula kan kamu wisudanya tahun depan," ejek Nora, Sella terkekeh untuk mendukung sang sahabat.
"Jika aku wisuda tahun ini kalian harus mencium pantat ku," tantang Aylin.
"Iih jorrok!" kesal Nora dan Sella, sampai bicara secara bersamaan dan bergidik jijjik.
Sementara Aylin tersenyum miring, senang saja jika membuat kedua musuhnya ini bergidik seperti itu. Aylin sebenarnya bicara asal, tentang skripsinya dia pun belum bisa memastikan. Semuanya masih terasa abu-abu.
Diantara hidupnya yang sempurna, ada satu kesialan yang tak mampu Aylin tolak, yaitu mendapatkan dosen pembimbing yang menyebalkan. Semua usaha terbaik telah Aylin lakukan, segala jenis revisi yang diminta telah dia kerjakan, namun hingga detik ini skripsinya belum juga di tanda tangani lulus.
"Jika kamu tidak wisuda, kamu harus mencium bibir William!" balas Nora dengan kesal, William adalah teman paling culun diangkatan mereka.
"Setuju!" sahut Sella lalu terkekeh.
Aylin belum sempat menjawab apapun, namun dua wanita itu langsung pergi meninggalkannya sendirian di sini.
Jadi hanya mampu membuang nafasnya kasar, setelah dua orang itu pergi kini tubuh Aylin sendiri yang bergidik ngeri. Mencium William tak pernah ada dalam rencana hidupnya yang telah tersusun rapi.
Tindakan seperti itu hanya akan mencoreng nama baiknya sendiri. Dengan tubuh lesu akhirnya Aylin kembali duduk di kursi tunggu tersebut, menatap skripsinya di atas pangkuan dengan tatapan nanar.
Kemarin Aylin juga bimbingan dengan sang dosen, namun malah berakhir dia tertidur di dalam mobil pria itu. Aylin lantas memukuli kepalanya sendiri, membodohi diri berulang kali, malu dan kesal tiap ingat kejadian tersebut.
'Sebelum membahas tentang laporan akhir mu, bersihkan dulu mobilku.' Kalimat ini adalah pesan yang dikirim oleh sang dosen padanya, dosen bernama pak Aland.
Pria tua bangka berusia 32 tahun yang mempersulit hidupnya. Menurut gosip yang beredar pak Aland memiliki kekasih yang masih kuliah. Namun kabar tersebut masih simpang siur belum pasti kebenarannya. Jika bagi Aylin kabar tersebut justru hanya hoax saja, sebab mana ada wanita yang betah memiliki hubungan dengan pria galak seperti pak Aland.
Menunggu sekitar 15 menit, akhirnya seseorang yang Aylin tunggu-tunggu mulai menampakkan diri. Pak Aland berjalan menuju ruang kerjanya, sementara Aylin duduk di kursi tunggu yang tak jauh dari ruang tersebut.
Melihat sang dosen datang Aylin langsung bangkit.
"Pagi Pak," sapa Aylin dengan kepala yang menunduk.
Aland menghentikan langkahnya, kebetulan di lantai dua gedung ini tidak ada siapapun selain mereka berdua. Jam 9 pagi begini semua orang tengah sibuk-sibuknya dengan urusan masing-masing. Sayup-sayup mereka hanya mendengar pembicaraan di lantai 1, ruang TU yang selalu ramai dengan mahasiswa yang datang.
"Maafkan saya Pak, kemarin saya tidak sengaja tidur di mobil Bapak," ucap Aylin lagi, masih dengan kepala yang menunduk.
"Tindakan mu memang sangat tidak sopan, sebagai mahasiswa semester akhir harusnya kamu lebih bisa beretika. Tapi disaat bimbingan, kamu malah tidur dengan enaknya."
"Maafkan saya Pak, saya salah."
"Hari ini aku terpaksa naik taksi karena mobilku bau liurmu, jadi sebelum membahas tentang skripsi, bawa dulu mobilku ke tempat cuci mobil." Aland menyerahkan kunci mobilnya pada Aylin, lalu pergi begitu saja tanpa kata lagi. Dia bahkan menutup pintu ruang kerjanya rapat-rapat, sebuah isyarat bahwa tak ingin diganggu oleh Aylin.
Detik ini juga Aylin merasa dia bukan seorang mahasiswa, tapi pesuruh pria itu.
Sialand. Batin Aylin, julukan yang dia berikan untuk sang dosen.
Tapi sekesal apapun dia pada pria itu, Aylin tak mungkin membantah perintahnya. Di rumah dia adalah seorang nona muda, namun di kampus ini dia tak ada apa-apanya.
Aylin datang sendiri ke apartemen sang dosen, menuju basement dan mengambil mobil milik pak Aland. "Mobil ini masih harum, dimananya bau liurku?!" gerutu Aylin, namun meski begitu dia tetap membawa mobil ini ke tempat cuci mobil.
Aylin mengambil foto sebagai bukti dan langsung menyerahkannya pada sang dosen.
Menjelang jam 12 siang Aylin kembali menghadap pria berwajah dingin tersebut, menyerahkan kunci mobilnya dan juga minta bimbingan ulang karena yang lalu dia tak sempat dengar dan memahaminya.
"Aylin, mahasiswa bimbingan ku bukan hanya kamu saja. Urusanku juga bukan hanya berkutat untuk hidupmu saja, jadi mengertilah. Hari ini kita tidak bisa bimbingan," ucap Aland.
"Tapi Pak, waktu untuk pendaftaran wisuda sebentar lagi habis. Saya harus wisuda tahun ini juga," mohon Aylin, sampai nyaris menangis saat dia mengucapkan hal ini.
Aylin tidak bisa membayangkan andai dia gagal untuk wisuda tahun ini, bukan hanya mengecewakan harapan kedua orang tuanya, namun Aylin pun merasa harga dirinya hancur di hadapan teman-temannya seangkatannya.
Tidak, bagaimana pun caranya Aylin harus wisuda tahun ini. Lagipula permasalahannya skripsinya tidak terlalu berat lagi, hanya butuh penyempurnaan dari pak Aland. Inilah yang dipikirkan oleh Aylin.
Aland belum sempat mejawab, namun pintu ruang kerjanya sudah lebih dulu diketuk oleh seseorang. Mahasiswa lain siap menghadap sesuai janji temu yang telah dibuat.
"Silahkan keluar, Aylin," titah pak Aland.
Sumpah, hati Aylin sakit sekali. Sebegitu sulitnya untuk mendapatkan tanda tangan acc pria ini.
Aylin terpaksa keluar, namun dia tidak pergi kemanapun. Lagi-lagi duduk di kursi tunggu dan menunggu.
Jam 2 siang pak Aland mengajar dan Aylin masih menunggu, selesai jam 4 dan Aylin masih menunggu lagi. Dia tak bisa masuk karena pak Aland memiliki janji temu dengan mahasiswa yang lain. Jam 5 sore jadwal pak Aland pulang, namun Aylin langsung masuk ke ruang kerja sang dosen.
"Maaf Pak, tapi kita harus bimbingan sekarang juga. Terserah bapak mau dimana, di sini atau di apartemen Bapak," ucap Aylin, dia tak punya pilihan lain. Etika dan sopan santun dia kesampingkan semuanya.
Apapun yang terjadi dia harus mendapatkan tanda tangan pria itu.
Aland tidak langsung menjawab, dia hanya menatap sejenak lalu kembali membereskan barang-barangnya di atas meja. "Malam ini aku ada pertemuan keluarga, kamu mau ikut?" tanya pak Aland.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Edy Tarmar
languid veritable adijnya song
2024-11-13
0
Sweet Girl
ikut aja Ay....
2024-11-12
0
phoebe
/Facepalm//Facepalm/
2024-11-02
0