Dor,,, dor
"Dasar wanita bodoh" ucap Alex.
"K-kenapa?"ucap Saviera terbata-bata.
"Sayang, apakah masih lama? aku sudah tidak sabar untuk menikmati harta kekayannya ini loh" ucap Alexsa.
Saviera dan Lexsa merupakan sahabat, akan tetapi Alexsa tidak pernah senang dengan apa yang Saviera dapatkan.
"K-kau menusuk ku Lex-sa" ucap Saviera terbata-bata.
"Kau itu adalah perempuan bodoh yang pernah aku temui,, hahahah" tawa Alexsa menggema di ruangan itu.
Dor,,,
Tembakan terakhir, berhasil membuat Saviera kehilangan nyawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Karina langsung memeluk erat tubuh Dilla, ia tidak menyangka kalau orang sekaya Dilla akan menjadi dosen di kampus miliknya.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Dilla kepada Karina saat pelukan mereka sudah terlepas.
"Aku baik,,, hiks,,, kamu kemana saja selama ini?" ucap Karina sedih karna selama ini Dilla sangat sulit di hubungi.
"Hmm,,, tan, om, buk saya kembali ke kelas dulu ya" ucap Saviera sedikit canggung saat ada Dilla di depannya.
"Ya,,, Terimakasih udah anterin tante bertemu teman tante ya" ucap Karina.
"Ia sama-sama tan, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Saviera.
"Ia nak" ucap Dilla tidak tahan untuk ingin memeluk Saviera tapi belum saatnya.
Saviera mendengar jawaban ibu dosen Dilla sedikit menatap ke arahnya, ia benar-benar merasa penasaran dengan seseorang yang berada di hadapannya. Karna tidak ingin ketahuan Saviera langsung pergi meninggalkan ketiga orang itu.
"Nak? Apa dia?" tanya Karina kepada Dilla.
"Ayok kita keruangan ku, biar aku jelaskan di sana, ayok mas Jaya" ucap Dilla mengajak suami istri itu mengikutinya untuk pergi keruangan Dilla.
Sesampai di ruangan, Dilla mempersilahkan suami istri itu duduk di sofa yang telah tersedia di ruangan itu.
"Dilla apa dia yang kamu cari?" tanya Karina tak sabaran.
"Hufff,,, bisakah tabiat mu yang seperti ini di ubah? Biarkan aku memberikan jamuan pada tamu ku terlebih dahulu" ucap Dilla kepada Karina yang tidak pernah berubah dari dahulu.
"Hehehehe,,, kamu pasti tau kalau aku sangat penasaran" ucap Karina sambil cengengesan.
"Mas Jaya,,, saya akui kamu orang yang hebat karna bisa bertahan dengan Karina yang tidak sabaran" ucap Dilla gurau.
"Cinta yang membuat saya bisa seperti ini,, lalu bagaimana dengan dirimu sendiri Dilla? Apakah sudah bertemu dengan keluargamu?" tanya Jaya yang tidak jauh berbeda dengan Karina.
"Saya rasa bukan Cinta sih, tapi karna karakter kalian berdua memang sama" gumam Dilla di dalam hati.
"Soal itu, saya belum berkeluarga,,," ucap Dilla.
"Apa kamu masih belum menemukan saudara mu itu?" tanya Karina teringat dengan tekad temannya kalau ia tidak akan menikah selama ia belum di pertemukan dengan saudaranya itu.
"Sudah, tapi dia telah tiada" ucap Dilla sendu teringat bagaimana masa-masa indah dirinya dengan saudaranya itu. Ia tidak pernah menyangka kalau mereka berpisah untuk selama-lamanya dengan cepat
"Aku minta maaf" ucap Karina merasa tidak enak hati karna membuat Dilla bersedih.
"Tidak apa-apa, tapi dia meninggalkan satu putri yang harus ku lindungi dari musuh keluarga ku" ucap Dilla.
"Serius? Lalu apa kamu sudah bertemu dengan keponakanmu itu?" tanya Karina.
"Sudah, tapi aku tidak bisa mengakui kalau aku adalah tantenya dan aku tidak bisa memberitahunya kalau aku ada saudara mamanya yang masih hidup, aku takut dia akan menjadi target oleh orang-orang itu" jelas Dilla.
"Apa ada seseorang yang memantau pergerakan mu?" tanya Jaya.
"Tentu,,,, mereka selalu memantau pergerakan ku" ucap Dilla mengetahui ada beberapa orang yang selalu memantau dirinya.
"Hmmm,,, apa kamu tidak mencoba untuk mencoba mencari bantuan?" tanya Karina.
"Hmmm,,, aku sudah pernah mencoba mencari bantuan kepada pihak yang ber wajib untuk melindungi ku tapi itu tidak bisa lama,,," ucap Dilla tidak kurang jujur.
"Pa,, apa kah bisa William membantu Dilla pa?" tanya Karina meminta saran suaminya.
"Sepertinya, kita bisa meminta bantuan William agar bisa memberikan bodyguard kepada Dilla" ucap Jaya yang sebenarnya tidak tahu asal muasal bodyguard yang direkrut anaknya itu.
"Terimakasih kalian sudah mau membantu ku" ucap Dilla tidak menolak bantuan Karina karna ia sadar ia masih belum cukup kuat untuk menghabisi musuhnya itu.
"Kayak sama siapa aja, oh ya aku penasaran dengan keponakanmu,, apa kamu ada fotonya?" tanya Karina dengan semangat empat lima.
"Kamu sudah bertemu dengannya lalu untuk apa foto lagi?" ucap Dilla.
"Ha? Kapan? Yang mana? cewek cowok? apa dia mahasiswa kampus ini juga?" tanya Karina mengingat siapa saja yang ia temui barusan
"Karina orang yang mengantarkan mu untuk bertemu denganku dia lah keponakan ku" jelas Dilla.
"Ha? Serius? pantas aku melihat wajahnya sedikit ada kemiripannya denganmu, siapa namanya? Aku lupa bertanya siapanya siapa namanya tadi" ucap Karina lupa bertanya siapa nama gadis yang telah menyelamatkannya bersama suami tadi.
"Namanya Saviera, tapi aku merasa dia juga penasaran dengan ku, karna aku sering kelepasan kalau sudah berhadapan dengan dirinya" ucap Dilla.
"Hmmm,,, Kamu takut bertemu dengan dia takut kalau ada orang yang memantau mu mengetahui keberadaan Saviera dan mengetahui siapa Saviera bagi dirimu,,, bagaimana kamu dan Saviera bertemu di rumah ku saja, soal keamanan di rumahku sangatlah aman" ucap Karina memberikan ide agar keponakan dan tantenya bisa bersatu.
"Hmm,,, aku masih takut kalau keberadaanya akan di ketahui oleh mereka" ucap Dilla tidak ingin gegabah dalam bertindak.
"Kamu bisa tinggal di rumahku dan nanti aku bisa mengundang Saviera ke rumah sebagai ucapan terimakasih karna telah menyelamatkan aku dan suamiku" ucap Karina.
"Menyelamatkan mu dan suamimu?" ucap Dilla mengulangi perkataan Karina karna merasa bingung.
"Ia,,, tadi sebelum mau menyeberangi jalan, tadi hampir di serempet oleh mahasiswa kampus ini,,,, untung aja ada Saviera yang menarik kami kebelakang sehingga membuat aku dan suami tidak jadi di serempet" jelas Karina.
"Kamu ini,,, pasti tidak hati-hati,,," ucap Dilla.
"Hehehehe" Karina cengengesan sedangkan suami cuma bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Di lain sisi, Saviera sudah duduk di tempat biasa ia duduki bersama temannya. Ingin rasanya Saviera bertanya kepada Rosa terkait ibu Dilla namun ia harus menunda karna dosen untuk mata kuliah pagi ini sudah memasuki kelas.
Sedangkan Kevin melihat Saviera memasuki kelas kembali duduk. Awalnya ia hendak keluar untuk mencari keberadaan Saviera, mana tau Saviera kenapa-kenapa dan teman-temannya tidak tahu. Tapi sebelum ia beranjak dari tempat duduknya Saviera sudah memasuki kelas.
Candra yang melihat gelagat Kevin cuma bisa tersenyum kecil, karna baru kali ini sosok Kevin menghawatirkan seorang perempuan yang notabenenya tidak memiliki hubungan dengan dirinya.
"Kenapa lo?" tanya Mario melihat Candra yang sedang tersenyum.
"Kepo banget sih" ucap Candra lalu memilih diam.
...****************...
"Angga apa jadwalku hari ini?" tanya William yang saat ini telah menduduki kursi kekuasaannya di perusahaan itu.
" Hari ini tuan akan melakukan meeting dengan perusahaan Emely Group terkait kerja sama kita, lalu di lanjut dengan menemui tuan Handoko untuk membahas proyek tempo hari, dan di akhiri dengan makan siang lalu di lanjut lagi untuk,,,," ucapan Angga di stop oleh William karna William merasa pusing dengan banyaknya kegiatan yang harus ia lakukan setiap hari
up up up....../Drool//Drool/