Masa lalu kelam Ariel Anastasia sebagai Sugar Baby sudah ia tinggalkan sejak lama. Ariel menikah dengan Wawan, lelaki yang dianggapnya baik namun berubah menjadi suami kasar yang gemar mabuk-mabukan.
Di tengah kebutuhan ekonomi yang semakin menghimpit, Wawan tak membantu malah makin gemar mabuk-mabukkan. Ariel yang membutuhkan uang untuk biaya hidup dan berobat anaknya memutuskan kembali ke dunia kelam masa lalunya.
Ariel bertemu Om Bobby, lelaki impoten yang hanya bisa terpuaskan jika dengan Ariel seorang. Bagaimana jika Ariel merasa nyaman bersama Om Bobby? Apakah Ariel akan berhasil menyembuhkan Om Bobby?
***
Bantu support Author dengan baca sejak awal sampai habis ya, jangan nunggu tamat ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerima Tantangan
"Pak, jangan bicara begitu ah sama Om Bobby," tegur Ariel yang tak terima Om kesayangannya mendapat perkataan pedas dari Bapaknya sendiri. Ariel tak mau Om Bobby sampai sakit hati, bagaimanapun Om Bobby punya banyak jasa dalam hidup Ariel.
"Loh memangnya pertanyaan Bapak salah toh, Riel? Bapak hanya bertanya sesuai keadaan. Bapak tuh orang tua, mau yang terbaik buat anaknya. Apalagi kamu sudah mengalami beberapa kali kegagalan dalam masalah percintaan. Kalau kamu diajak ke Jakarta kembali, cuma untuk menjadi wanita simpanannya saja ya Bapak tak mau. Enak saja. Memangnya Bapak membesarkan kamu hanya untuk diperlakukan begitu?" balas Bapak Ariel dengan kesal.
"Bukan begitu, Pak. Dari ucapan Bapak seakan-" Belum selesai Ariel berbicara, Om Bobby sudah memotong ucapannya, sebelum keadaan semakin memanas.
"Saya mengerti maksud Bapak. Saya juga paham tujuan Ariel membela saya. Mohon jangan diperpanjang ya, Pak, Riel." Om Bobby lagi-lagi menjadi juru damai. Waktu itu di saat Ariel agak emosi menghadapi Wawan dan kini di saat Ariel mulai kesal dengan Bapaknya.
Ariel dan Bapaknya, keduanya terdiam. Om Bobby menggunakan kesempatan ini untuk berbicara. "Jujur saja, Ariel dan Galang membuat hidup saya jadi lebih ramai. Saat mereka tak ada, rumah saya jadi kosong. Di situlah saya amat merindukan mereka berdua."
"Kalau hanya untuk meramaikan rumah, setel musik saja ya kencang, Nak Bobby. Atau bisa juga pelihara banyak katak. Di sawah ramai kalau habis hujan," kata Bapak Ariel agak pedas.
Om Bobby menanggapinya dengan santai. Seulas senyum terukir di wajah tampannya. "Kalau setel musik terus nanti tetangga ngomel, Pak. Kalau memelihara katak ... enggak dulu deh, saya geli."
"Alang tatut cama katak," kata Galang yang ikut serta dalam percakapan orang dewasa.
"Oh ya? Sama dong. Om juga takut. Kita tos dulu dong!" Om Bobby memberikan telapak tangannya yang disambut dengan Galang. Akrab sekali mereka, bagaikan dua sahabat karib.
Om Bobby kembali berbicara serius dan membiarkan Galang memainkan bulu dadanya agar anteng dan tidak mengganggu percakapan lagi. "Saya sih terserah saja Bapak maunya gimana. Kalau Bapak mau Ariel dan Galang tinggal di tempat terpisah dari rumah saya, ya saya akan carikan rumah. Atau mungkin Bapak mau saran yang lain gitu?"
"Percuma rumah pisah, kamu sudah tahu pekerjaan Ariel apa. Selama kalian masih tak ada ikatan yang jelas, ya Bapak tak akan ijinkan. Bapak tak mau ada fitnah. Mungkin tetangga di sekitar rumah Nak Bobby tak masalah tapi tetangga kami di kampung ini pasti akan bertanya. Ariel dimana? Tinggal sama siapa? Mau jawab apa coba saya nanti?" jawab Bapak.
"Bapak mau ... saya menikahi Ariel?" tanya Om Bobby langsung ke intinya.
Jantung Ariel berdegup kencang. Ia menatap Om Bobby dengan tatapan penuh harap. Mungkinkah impiannya untuk bisa menikah dengan Om kesayangannya akan jadi kenyataan?
"Ya terserah. Dinikahi syukur, tidak dinikahi ya jangan dibawa. Beres toh?" Secara tak langsung Bapak mengatakan kalau dirinya ingin Ariel dinikahi, hanya sedikit gengsi saja mengakuinya.
"Baiklah ... saya akan nikahi Ariel," kata Om Bobby.
Ariel begitu terkejut dengan keputusan yang dibuat Om Bobby. Ia tak menyangka Om Bobby akan mengiyakan keputusan Bapaknya dengan mudah. Sebuah senyum pun terukir di wajah Ariel.
"Namun secara siri," imbuh Om Bobby lagi.
Ucapan Om Bobby membuat senyum di wajah Ariel menghilang. "Hanya secara siri saja? Apakah aku tak cukup berharga untuk dinikahi secara resmi?" batin Ariel.
"Kenapa hanya secara siri?" tanya Bapak seakan tahu apa yang Ariel pikirkan.
"Jujur saja, saya punya trauma dengan pernikahan dan rasa kehilangan. Saya belum siap menikah secara resmi. Bukankah tujuan kami menikah agar terhindar dari dosa? Tentu tak masalah dong jika pernikahan dilakukan secara siri?" tanya balik Om Bobby.
Bapak Ariel sebenarnya keberatan anaknya akan dinikahi secara siri dan tidak secara resmi. Namun bagaimana lagi toh di lingkungan kampung mereka, pernikahan mau siri ataupun resmi yang penting tujuannya adalah menghindari dosa. Banyak kok para wanita di kampung yang nikah siri dan menjadi istri kedua. Mengingat Ariel kembali ke pekerjaannya yang lama Bapak Ariel merasa solusi nikah secara siri bukanlah solusi yang buruk.
"Bagaimana, Pak? Boleh?" tanya Om Bobby.
"Untuk pengambilan keputusan, lebih baik Ariel saja yang menjawab." Bapak Ariel mempersilahkan anaknya untuk menjawab pertanyaan Om Bobby.
Meskipun kecewa karena tak akan dinikahi secara resmi namun Ariel sadar diri. Statusnya jauh di bawah Om Bobby, dirinya mantan sugar baby dan juga seorang janda beranak satu. Om Bobby adalah salah seorang pengusaha sukses yang tampan dan rupawan. Sangat jauh bila dibandingkan dirinya. Mendapatkan Om Bobby saja sudah merupakan anugerah untuk Ariel. Ariel tak ingin bermimpi lebih.
"Aku mau," jawab Ariel setelah menyingkirkan semua keraguan dalam dirinya.
Om Bobby tersenyum senang mendengar jawaban dari Ariel. "Jadi ... bisa saya bawa Ariel dan Galang hari ini?" tanya om Bob yang sudah tak sabaran.
"Oh tidak bisa dong! Perjanjiannya adalah kamu membawa Ariel sebagai apa? Kalau sebagai istri, mau nikah resmi ataupun siri, sebaiknya pernikahan itu diadakan terlebih dahulu baru kamu bisa membawa Ariel dan Galang ke Jakarta," jawab Bapak Ariel dengan tegas.
"Kalau begitu, Kapan saya bisa menikahi Ariel?" Tantang balik Om Bobby.
Bapak kini menatap ke arah Ariel dengan tegas. "Riel, sudah berapa lama kamu bercerai dari Wawan?"
"Sudah hampir setengah tahun, Pak," jawab Ariel.
"Sudah lama juga ya kamu menyembunyikan semua ini dari kami, keluargamu," sindir Bapak membuat Ariel menundukkan kepalanya.
"Maaf, Pak. Waktu itu, Om Bobby langsung mendaftarkan perceraianku setelah Mas Wawan melakukan KDRT padaku," jawab Ariel sambil tetap menunduk.
"Baiklah kalau begitu, berarti Ariel sudah bisa kamu nikahi. Sayangnya, hari sudah mau sore. Tak bisa terlalu mendadak seperti ini. Apa kamu sudah membeli mas kawin?" tanya Bapak.
Om Bobby menggelengkan kepalanya. "Belum, Pak."
"Bagaimana sih, nikah saja yang ingin cepat-cepat tapi mas kawin belum siap! Sana, minta antar Ariel pergi ke pasar mumpung toko emas masih buka!" perintah Bapak.
"Baik, Pak." Om Bobby meminta Ariel mengajaknya ke pasar. "Ayo, Riel. Kita beli mas kawin!"
"Alang icut!" Galang langsung memeluk Om Bobby karena takut ditinggal.
"Iya. Galang ikut," kata Om Bobby.
"Aku ganti baju dulu ya, Om," kata Ariel dengan wajah sumringah.
****
terima kasih ya kak 🥰🥰🥰🥰