NovelToon NovelToon
Kaya Karena Selembar Sampah

Kaya Karena Selembar Sampah

Status: tamat
Genre:Tamat / Menantu Pria/matrilokal / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.6
Nama Author: Santi Suki

Daniel Hao, seorang sopir yang menyelamatkan Tuan Besar Jimmy Li saat terjadi pengeboman di pabriknya. Sebagai ucapan terima kasih Daniel dinikahkan dengan Sandra Li, gadis kesayangan dan kebanggaan dari keluarga besar Li.
Daniel dipandang rendah dan hina oleh keluarga Li lainnya. Bahkan disebut sebagai menantu sampah karena tidak berguna sama sekali keberadaan dia dia keluarga Li dan menjadi aib bagi mereka. Akan tetapi, mereka tidak bisa berbuat semena-mena kepadanya. Sebab laki-laki itu berada dalam perlindungan Tuan Besar Jimmy Li.
Suatu hari Daniel menemukan selembar kupon lotre di tong sampah, dengan nomor seri sama dengan tanggal ulang tahun ibunya. Ternyata kertas itu merupakan pemenang lotre dengan hadiah uang sebanyak 300 juta Yuan. Maka Daniel pun membeli banyak saham di beberapa perusahaan dan sebagiannya dipakai buka usaha bersama teman baiknya untuk membuktikan kalau dia pun bisa menjadi orang yang setara dengan orang-orang yang merendahkan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Perebutan Harta Karun (1)

Bab 31

Marco memerintahkan beberapa anak buah Red Hair untuk pergi ke reruntuhan pabrik Li. Mereka mengirimkan sekitar 100 orang ke sana untuk melindungi Daniel dan membantunya melawan Black Eyes.

"Ingat lindungi Tuan Daniel dan bawa dia kemari. Ini kesempatan, jangan sampai kita sia-siakan!" teriak Marco dan semua anak buah Red Hair membalas dengan mengiyakan.

Terlihat seorang laki-laki tua di sebuah kursi roda, dia adalah Osama. Laki-laki tua itu kemudian memberi instruksi tambahan.

"Lawan yang akan kalian hadapi adalah kelompok mafia dan bukan warga sipil. Jadi, jangan sampai kalian biarkan mereka lolos. Area pertempuran juga jangan sampai melebar ke wilayah pemukiman penduduk," ucap Osama dengan suaranya yang bergetar karena sudah tua dan lemah, tetapi otaknya masih bisa berpikir dengan baik.

Mereka menaiki beberapa kendaraan berupa mobil, motor, dan truk. Perjalanan menuju reruntuhan pabrik sekitar 1 jam perjalanan jika normal. Namun, dengan kecepatan tinggi mereka bisa menempuh sekitar 20-30 menit. Mereka tidak takut melawan aturan undang-undang pemerintahan. Tidak asing bagi mereka jika sering kena tilang atau teguran. Masuk penjara malah dijadikan ajang perekrutan anggota baru untuk kelompok mereka.

Kendaraan yang berkonvoi banyak dengan kecepatan tinggi membuat para penggunakan jalan lainnya menyingkir karena tidak mau tertabrak. Hal seperti ini tidak aneh di kota itu mengingat Negara ini banyak sekali kelompok seperti itu.

*** 

Peter membawa pasukan anak buahnya ke reruntuhan pabrik Li. Dia sudah tidak sabar ingin memeluk kembali harta miliknya.

Dia memerintahkan anak buahnya untuk mengepung area itu agar jangan sampai peti harta karun lolos dari tangan mereka. Semua jalan yang menuju ke sana mereka tutup agar tidak ada yang lewat.

Peter membawa sekitar 100 orang anak buah ke tempat itu. Kedatangan mereka membuat terkejut orang-orang yang sedang berada di sana.

"Halo, Leon. Apa kabar?" tanya Peter kepada Leon yang masih terperangah melihat kedatangan dirinya.

Senyum Peter mendadak hilang saat melihat Daniel yang sedang menatap tajam ke arahnya. Dia semakin yakin kalau laki-laki yang belakangan ini sering berkonfrontasi dengan kelompoknya dalam hal apa pun secara tidak langsung itu, bukan orang sembarangan.

Begitu juga dengan Daniel dia bisa berhadapan langsung dengan orang yang selama ini ingin dia habisi nyawa. Sebagaimana dia sudah membunuh ibunya. Orang yang akan dia kejar sampai mana pun dan sejauh apa pun.

Leon yang sempat terkejut dengan kemunculan Peter beserta anak buahnya yang berjumlah banyak, kini sudah bisa menguasai dirinya. Laki-laki itu pun sudah siap dengan akan adanya perebutan harta Karun ini. Namun, yang diluar prediksinya adalah kehadiran ketua kelompok Black Eyes yang terjun langsung.

"Bukannya kita bertemu beberapa hari yang lalu? Aku masih seperti kemarin," jawab Leon dengan sedikit angkuh.

Peter pun menyeringai lalu matanya melihat ke arah kotak peri berukuran besar. Dia yakin itu adalah tempat yang digunakan untuk menyembunyikan emas batangan, dahulu.

Leon tahu kalau saat ini Peter sudah ingin mengambil peti yang sedang dia duduki bersama Daniel. Saat ini suami dari Sindy sedang menunggu kedatangan orang-orang yang dibilang oleh Daniel yang akan membantu mereka.

"Apa kamu tahu kenapa aku datang ke sini?" tanya Peter.

"Tidak. Karena ini wilayah milikku dan kamu tidak diundang olehku. Sebaiknya kamu segera pergi dari sini!" usir Leon dengan wajah sombongnya.

Peter pun tertawa lalu memberi kode kepada anak-anak buahnya. Dengan serempak mereka semua mengangkat pistol dan diarahkan kepada Leon dan beberapa anggota polisi yang berjaga sejak semalam di sana.

Daniel melihat tubuh Leon menegang dan tangannya mengepal. Lalu, dia pun memberi kode kepada Nathan dan Dilan untuk melindungi ayah mertuanya.

"Daniel, kamu membawa pistol berapa?" tanya Leon berbisik.

"Satu," jawab Daniel jujur.

"Apa? Kenapa cuma bawa satu? Apa kamu bodoh siapa yang sedang kita hadapi saat ini?" Leon melotot ke arah sang menantu.

Bagi Daniel tidak mengapa cuma membawa satu pistol yang penting pelurunya banyak. Jangan sampai saat terjadi baku tembak, dirinya kehabisan biji peluru dan berakhir kekalahan.

"Berikan kotak kayu itu kepadaku!" teriak Peter sambil menunjuk ke arah peti yang sedang duduki oleh dua orang.

"Kenapa? Ini bukan milik kamu, tetapi milik aku," bantah Leon berusaha jantan dan tidak takut.

Dor!

Peter yang mulai tersulutnya emosinya. Lalu, tanpa aba-aba lagi dia pun kembali melancarkan serangan tembakan ke pada Leon. Namun, dengan sigap Daniel mendorong tubuh ayah mertuanya itu sambil memberikan tembakan balasan kepada Peter.

Dor!

Suara tembakan balasan dari Daniel itu adalah tanda dimulainya serangan kelompok Black Eyes. Nathan dan Dilan juga langsung ikut memberikan tembakan balasan ke arah musuh.

Dor! Dor! Dor!

DOR! DOR! DOR!

"Kyaaaak!"

"Aaaaa."

Suasana di bekas reruntuhan pabrik kini kini bising oleh suara letusan dari pistol dan teriakan kesakitan dari beberapa orang yang terkena tembakan. Daniel menarik tangan Leon agar bersembunyi di balik reruntuhan tembok. 

"Habisi mereka semua!" perintah Peter.

Daniel melihat para polisi sudah jatuh bergelimang di sana. Sementara itu, dari pihak musuh baru terlihat segelintir orang yang mati.

Kini hanya tinggal Daniel, Leon, Nathan, dan Dilan, serta seorang polisi yang sedang bersembunyi di balik gundukan tanah yang digali oleh anak buah Damian. Selain jumlah mereka jauh kalah dalam hal jumlah, senjata juga tidak banyak tersedia.

"Tuan pakai ini untuk melindungi dirimu dari serangan musuh," ucap Daniel sambil menyerahkan pistolnya kepada Leon.

"Lalu, kamu bagaimana?" tanya ayahnya Sandra.

"Mudah bagiku untuk mendapatkan senjata lagi," jawab Daniel.

Belum juga bicara lebih lanjut Leon melihat Daniel berlari dengan cepat lalu berguling saat mengambil dua pistol milik polisi yang tidak jauh dari mereka bersembunyi tadi.

Dor! Dor!

Dalam waktu yang bersamaan langsung menembak ke arah lawan. Suami dari Sindy itu terlihat kagum akan aksi sang menantu.

"Siapa kamu sebenarnya?" gumam Leon.

Pertempuran adu tembak kembali terjadi di puing-puing reruntuhan. Selain Daniel, Nathan dan Dilan pun memanfaatkan senjata milik musuh yang mati, tergeletak di sana.

Sementara itu, kelompok Red Hair sudah berhasil membunuh semua anggota kelompok Black Eyes yang berjaga di sisi Barat. Marco sebagai pemimpin dalam misi ini.

"Ayo, cepat! Tujuan kita adalah membawa Tuan Daniel," teriak Marco. Dia tidak mau kalau sampai gagal lagi untuk menangkap calon ketua mereka nanti.

Dibagian Timur orang-orang yang diperintahkan Dilan juga sedang melakukan baku tembak dengan anak buah Peter yang berjaga di sana. Kini kelompok Black Eyes harus melawan dua kelompok yang lainnya juga.

***

1
Rahimahhassan Rahimah
Luar biasa
Erly Mimi Bisma
apa nathan dan nathali itu anak peter
Ismail Muin
ya
Tara
dasar keluarga murtad...ayah sendiri mau disingkirkan🤔😱
Omha Achun
Luar biasa
pendekar angin barat
kok dilan meninggal Thor ...
Supri Yati
keren
Mba Wie
Luar biasa
Adi kelana
Kecewa
Adi kelana
Buruk
Jasmin Melor
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Surya Bebaspati Sitepu
gampang benar nyadap apalagi diruang umum
Siti Solekah
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih, Kak 🥰
total 1 replies
Akew Sugandi
bagus
Mamik Widowati
Luar biasa
😚Pejuang Tangguh😚: Terima kasih sudah baca karya aku, Kak
total 1 replies
zevs
izin maraton thor
zevs: Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu
insyaallah pasti suka
terus berkarya ya Thor
apapun karyamu jika di kerjakan dengan hati pasti hasilnya baik
😚Pejuang Tangguh😚: semoga suka dengan karya aku ini, Kak
total 2 replies
Yaazit Yaacob
Lumayan
NBF
Sarah???😌😌😌
😚Pejuang Tangguh😚: 🤭🤭🤭 typo itu, seharusnya Sandra.
total 1 replies
Lintang Edgar
ceritanya bagus. cuma terlalu bertele2
Wishnu Soesanto
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!