Memiliki kecantikan dan kepintaran saja tidak cukup untuk membuat ibu mertuanya senang padanya. Elleana Bella, seorang wanita karier dan juga ibu yang baik untuk putranya.
Namun ia selalu di cap sebagai menantu yang buruk oleh ibu mertuanya, bahkan suaminya pun selalu memojokan dan menyalahkan dirinya dalam segala hal dan selalu membenarkan kata-kata ibunya.
Bagaimana cara Bella menghadapi sikap toxic ibu mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Ibu Maya menatap wanita cantik yang berada di hadapannya dengan wajah sangat berterima kasih.
Kini Bella berjalan menghampiri perawat itu dan langsung membuang ponsel milik dang perawat ke sembarang arah.
"Hei kau, berani sekali melemparkan ponselku!" Teriak perawat itu dengan wajah tak terima dengan sikap Bella.
"Kenapa? kamu marah dan tak terima dengan yang saya lakukan padamu?" Bella berdiri dengan bersedekap dada di hadapan perawat itu.
"Berapa lama kamu bekerja disini? dan berapa gaji yang kamu terima?" Tanya Bella dengan nada tegasnya.
"Cepat katakanlah, apakah Abimana membayarmu hanya untuk berdiam diri dan bermain ponsel? waah hebat sekali ya." Bella
menatap lekat wajah wanita muda yang berada di hadapannya.
"Kamu mau marah? silahkan setelah ini kamu pergi dari rumah ini, saya akan melaporkan kejadian ini pada agensi mu." Ucap Bella memperingatkan.
Mendengar ancaman dari Bella, membuat sang perawat bersujud di hadapan Bella dengan sangat memohon agar Bella tak melaporkan kejadian ini pada agensi nya.
"Nyonya tolong jangan lakukan hal itu, saya akan berusaha menjadi yang lebih baik lagi saya mohon." Sang perawat itu mulai bersimpuh di kaki Bella dan membuat Bella merasa sangat risih karena nya.
Bella mendengus kesal dan mengambil ponsel yang ia tinggalkan di rumah itu. Kini tatapan Bella tertuju pada wanita paruh baya yang duduk di kursi roda dengan wajah yang terlihat sangat menyedihkan.
Namun kini rasa sedih Bella mulai teralihkan saat ia mendengar tawa mengelegar dari bibir yang perawat itu.
"Haha... Kamu pikir saya takut dengan ancaman anda nyonya? anda tidak punya bukti apapun untuk menuduhku." Perawat itu sangat arogan dan terlalu percaya diri.
"Hmm kau meragukan diriku ya? baiklah kalau begitu Bella berdiri dan mendorong kursi roda ibu Maya menjauhi sang perawat yang mulai menatapnya dengan tatapan tidak suka.
Kini perawat itu pun menarik rambut panjang Bella yang terurai indah. "Argghh.." Bella menjerit merasakan sakit di kulit kepalanya.
Sedangkan Ibu Maya tak bisa melakukan apapun selain melihat pertengkaran di antara mereka berdua.
"Dasar tidak punya etika! sudah salah tapi tidak mengakui kesalahannya. Bahkan kau tidak berniat untuk memperbaiki segalanya kesalahanmu. Ckk... sungguh keterlaluan. " Bella tersenyum miris melihat perawat wanita itu.
Namun tanpa mereka sadari sejak tadi Abimana juga berada di sana menonton mereka. "Jadi beginilah caramu bekerja." Ucap Abimana yang kini mulai membuka suaranya dan menghampiri ketiga wanita berbeda usia itu dengan wajah penuh kekesalan.
"Mulai hari ini kamu saya pecat, saya juga sudah memberi tahu agensi mu." Ucap Abimana.
"Tapi tuan apa salah saya? kenapa tiba-tiba di pecat . Bukankah kita sudah sepakat dan saya juga sudah menandatangani kontak pekerjaan dengan anda."
"Kontrak di batalkan. Sekarang kau pergilah sebelum aku memanggil polisi" Abimana mengusir perawat itu dan berjongkok di hadapan sang ibu.
Perawat itu pun pergi karena ketakutan dengan ancaman Abimana. Sedangkan Bella yang merasa di hiraukan olah Abimana pun lebih memilih pergi meninggal tempat itu. Karena barang yang ia cari sudah ia temukan.
"Bella, terima kasih kamu sudah menolong ibuku. Bella?" Abimana terlihat kebingungan saat melihat Bella susah tak ada lagi disana.
"Kemana Bella?" Abimana memindai seluruh ruangan itu, namun ia tak menemukan keberadaan Bella disana.
Ibu Maya melihat raut wajah penuh kesedihan di wajah putranya pun mulai menggerakkan jarinya untuk menyuruh putranya untuk mencari keberadaan Bella. Namun Abimana tak mengerikan dengan apa yang ibunya sampaikan padanya.
Di sisi lain Bella mengemudikan mobilnya menyusuri jalanan kembali menuju ke rumahnya.
Setelah beberapa saat kemudian kini mobil yang di kendarai Bella pun sampai di halaman rumahnya. Bella di sambut hangat oleh Zayn dan Bagas yang kini sudah menunggu kedatangan nya dari satu jam yang lalu.
"Mama, kenapa mama lama sekali? ayo kita pergi sekarang! acaranya pasti sudah dimulai.
"Baiklah nak tunggu sebentar ya nak," Bella masuk kedalam rumah untuk mengambil barang yang ia butuhkan saat ini.
Setelah beberapa menit kemudian kini Belle susah bersiap dengan pakaian santainya lalu menuntun Zayn masuk ke dalam mobil Bella, namun dengan cepat Bagas menarik tangan Bella dan meminta Bella untuk masuk kedalam mobilnya saja.
"Ayo," Bagas membukakan pintu untuk wanita yang sudah mengisi harinya selama ini. Namun ia merasa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan, karena sampai saat ini tak ada kejelasan yang pasti di antara hubungan Bella dan Abimana.
Namun demi keinginan Zayn yang meminta melamar mamanya membuat Bagas berada dalam dilema yang sangat kuat. "Astaga bagai mana mungkin aku mengungkapkan perasaan ku pada wanita yang masih masih memiliki gelas istri orang. Sungguh ini keputusan yang cukup berat." Bagas terus bermonolog berperang batin.
Kini ia melihat ke arah Zayn yang terus mengkode nya agar lebih cepat untuk melamar mamanya.
"Gas? ada apa denganmu? apa kau sakit?" Bella melihat gerak-gerik pria yang berasa si hadapan nya.
"Tidak ada. " Jawab Bagas singkat.
Kini Zayn menepuk keningnya, ia merasa sangat gemas pada Bagas yang tidak terus langsung menikahinya agar tak ada lagi bayangan sang papa yang g terus meneror mereka hingga tengah malam, Bella tidak tertidur tidur
"Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua?" tanya bella yang kiri melirik ke arah mereka berdua dengan wajah penuh pertanyaan.
"Bella, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Bagas mulai membuka suara dan menggaruk tengkuknya merasa sangat bingung harus memulai percakapan di antara mereka berdua
"Katakanlah saja, aku akan mendengarkan percakapan kalian." Jawab Bella dengan santainya.
Lama Bella menunggu namun Bagas tak kunjung mengatakan apa yang ingin ia sampaikan pada Bella
"Kenapa diam?" Bella kembali bertanya dan menatap ke arah Bagas dengan tatapa intens.
"Ehh.. Anu, aku lupa harus mengatakan apa sesuatu yang sangat begitu penting dalam kehidupan ku.
Bella pun tak memikirkan hal tersebut dan kembali pada tujuan utama mereka untuk memikirkan hal yang sepele bagi nya.
Sedangkan Zayn yang mendengar ucapan pria itu pun mulai nampak kesal. "Apa begitu caranya untuk mengungkapkan perasaan pada seorang wanita?? sungguh sangat tidak romantis sekali." Kesal Zayn yang kini mulai mengerucutkan bibirnya.
Setelah beberapa menit berlalu , kini mobil pun ia simpan di tempat penyimpanan barang.
"Akhirnya kita sudah sampai di sini. ayo!" Seru Bagas yang kini mulai keluar dari mobil
dan masuk dalam bioskop untuk menonton film seperti yang sedang treen saat ini. "
"Sepertinya aku akan mengungkapkan segala perasaanku pada Bella." Gumam Bagas lirih yang kini menunggu Bella untuk memesan makan ringan untuk teman menonton mereka.
Namun tanpa di duga kini tangan seseorang merangkul pundak Bella dan membuat yang terlihat sangat begitu panik dan ketakutan.
Bersambung