NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abah

Jodoh Pilihan Abah

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Nizma Aida Mahfud, gadis cantik putri sulung dari Ustad Yusuf Mahfud, pemimpin pondok pesantren Al Mumtaz. Berparas cantik dan lulusan Al-Azhar Kairo membuat dirinya begitu didamba oleh semua orang.
Namun dia harus menerima kenyataan ketika sang Abah menjodohkannya dengan seorang pria bernama Bagas Abimana. Pria menyeramkan penuh tatto di sekujur tubuhnya dan merupakan ketua geng preman penuh masalah dan jauh dari Tuhan.
Sebagai seorang putri yang berbakti akhirnya Nizma menerima perjodohan itu meski banyak pihak yang menentang.
Akankah Nizma mampu menaklukkan hati seorang Bagas yang sekeras batu? mungkinkah Bagas akan berubah menjadi sosok imam yang baik bagi Nizma? ikuti terus kisah rumah tangga dengan bumbu cinta didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 takut kehilangan

Sepanjang malam Nizma mulai merasakan tubuhnya yang mulai sakit semua. Miring ke kanan ataupun ke kiri pun rasanya tetap tak nyaman.

Efek dari jatuh tadi siang membuatnya merasakan nyeri sekujur tubuhnya membuat Nizma sulit tidur.

"Sayang, adek kenapa nggak tidur?" Bagas terbangun karena merasakan Nizma terus bergerak gelisah.

"Sakit semua abang. Nggak ada posisi yang nyaman." keluh Nizma.

"Sayang sudah minum obatnya tadi?" Bagas mengusap lembut puncak kepala Nizma.

"Astaghfirulloh.. Lupa abang. Tadi kan habis sholat isyak terus ketiduran." kini Nizma tahu penyebab dirinya merasakan tubuhnya sakit semua.

"ya sudah abang ambilkan obatnya dulu ya. Sambil dikompres yang memar." Bagas pun beranjak ke dapur mengambil es batu dan air dingin. Karena lebam Nizma masih baru sehingga air dingin sangat efektif untuk mencegah peradangan.

Tak lupa segelas air putih serta obat yang diberikan dokter dari klinik. Nizma dibantu Bagas untuk sedikit duduk dan meminum obatnya. Setelah itu dia kembali dibaringkan.

"Sayang, abang buka bajunya dulu boleh ya buat kompres lebamnya." kebetulan lebam yang paling dirasakan sakit adalah bagian pinggang sehingga Bagas harus menyingkap baju tidurnya.

Nizma meringis menahan nyeri saat kain dingin itu mulai menempel di area kulitnya. Lebam yang berwarna merah keunguan itu cukup besar hingga membuat Bagas menahan sesak di hatinya.

"Maaf ya, gara-gara abang adek jadi seperti ini." sesal Bagas.

Nizma yang melihat tatapan sedih Bagas pun mulai meraih tangannya dan menggenggamnya.

"Semua yang terjadi sudah takdir Allah abang, tak perlu disesali nanti juga sembuh sendiri." Nizma mengulas senyumnya yang membuat Bagas selalu merasa begitu damai.

Bagas membalas ucapannya Nizma dengan senyuman. Kemudian tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala istrinya seraya memanjatkan do'a. Doa kebaikan agar sang istri selalu dilimpahi Rahmat-Nya dan kebahagiaan.

"Kamu membuat Abang merasa menjadi seorang yang paling bahagia di dunia ini. Padahal aku ini manusia yang penuh dosa dan kesalahan."

"Kok abang ngomongnya gitu sih, nggak ada manusia yang sempurna di dunia ini kan Abang."

"Ya, tapi semakin di pikirkan kadang omongan orang benar. Kamu terlalu baik untuk menjadi istriku. Sedangkan abang ini selalu membuat masalah saja untukmu." ucap Bagas lirih.

Nizma langsung bangkit dari tidurnya. Kini menatap Bagas dengan tatapan tajam.

"Kenapa abang bicara begitu? Apa jika abang nggak pantas lalu mau pergi ninggalin aku." kedua netra Nizma sudah mulai berembun.

"Bukan begitu sayang. Abang hanya takut tak bisa membahagiakan kamu."

"Abang, adek bahagia. Adek senang seperti ini. Memang hidup tak luput dari masalah abang. Yang penting kita harus sabar menghadapinya." air mata meleleh dari kedua netra Nizma.

Bagas hanya bisa terdiam sambil menunduk. Mengalahkan banyak musuh dan Berkelahi adalah dunianya. Namun menghadapi satu perempuan menjadi hal paling sulit yang dia lakukan.

Nizma adalah sosok paling berharga untuknya. Inginnya dia terus membuatnya bahagia tapi kenyataannya sikapnya justru tanpa sadar malah menyakitinya.

"Abang.. Jawab abang. Apa Abang mau ninggalin aku?" suara Nizma semakin parau.

Bagas langsung menyambar tubuh Nizma dan memeluknya. Meredam gejolak amarah yang ada di hatinya. Amarah yang tertuju kepada dirinya sendiri.

"Maaf Nizma. Maaf abang kembali membuatmu menangis." lirih Bagas.

Nizma hanya bisa menangis tertahan. Cukup sulit memahami Bagas. Pria itu seolah memiliki sebuah dinding tinggi yang sulit untuk ditembus.

"Abang, cukup yakinkan hati abang. Aku tahu perasaan abang masih gamang tapi aku berharap abang bisa mengerti hal itu." ucap Nizma akhirnya.

Bagas pun melepas pelukannya. Kini kedua netra hitamnya menatap Nizma dengan lekat.

"Abang yakin dengan perasaan ini bahwa sangat mencintai kamu Nizma. Tapi Abang masih trauma dengan masa lalu. Kamu terlalu berharga hingga abang takut jika kehilangan kamu. Terlalu takut sampai rasanya sulit untuk mengakhirinya." terang Bagas.

"kenapa harus diakhiri? Aku bahkan tak pernah berpikir mengakhiri semua ini." kekeuh Nizma.

"Bukankah semua ini pasti ada akhirnya. Jika bukan karena permasalahan kehidupan maka kematian yang mengakhirinya. Bukankah kematian juga akan mengakhiri cinta bukan? Dan aku benci jika harus menghadapi itu."

Yang dirasakan Bagas saat ini adalah perasaan takut kehilangan yang begitu besar dibanding rasa cintanya. Kehadiran Nizma yang perlahan mengusir rasa kesepiannya membuat Bagas seolah begitu ketergantungan. Bagas tak ingin lagi kehilangan seseorang yang membuatnya patah hati untuk kesekian kalinya setelah kepergian orang tuanya.

"Abang tahu maknanya cinta sehidup semati? Manusia mungkin bisa mati tapi rasa cintanya tak akan pernah bisa mati. Cinta itu dirasakan di hati" Nizma menunjuk dada Bagas.

"bukan di pikiran." kemudian menunjuk kepala Bagas.

"Jika abang merasakan cinta dari hati itu akan menempati ruang tersendiri dan selamanya akan membekas. Beda jika di pikiran. Semua akan hilang seiring berjalannya waktu semakin banyak yang dipikirkan maka semakin pudar rasa itu." ucap Nizma kemudian.

Nizma kini menangkup kedua pipi Bagas. Dia tak akan lelah meyakinkan suaminya. Cintanya tak main-main dan layak untuk diperjuangkan.

Tak disangka Bagas justru meresponnya dengan netra yang berembun. Ungkapan Nizma begitu dalam hingga membuatnya menjadi emosional. Tak pernah ada seseorang yang mampu mengetuk pintu hatinya seperti ini.

"Sayang, kamu itu tercipta dari apa sih? Kenapa begitu bijaksana dan sangat dewasa. Belum pernah aku menemui seseorang sepertimu sebelumnya." Puji Bagas.

"Kan istri kamu itu Limited edition Abang. Makanya jangan coba-coba buat ninggalin aku."

"Iya-iya. Sayangnya abang." Bagas kembali memeluk Nizma dan mengusal di ceruk lehernya. Menyembunyikan air matanya yang sempat keluar.

Image preman yang ditakuti semua orang bisa hancur jika melihat tingkah Bagas yang menye-menye begini.

...****************...

"Bos, anak buah Allidra sepertinya berulah lagi. Mereka menyerang beberapa penjaga di markas." Roy melaporkan kejadian yang menimpa anak buah Bagas baru-baru ini.

"Sial, apa yang mereka inginkan? Bukankah kita tak pernah mengusiknya lagi. Lalu bagaimana keadaan mereka yang diserang?" Bagas nampak mengepalkan tangannya dengan geram.

"Mereka sudah mendapatkan perawatan dan keadaannya untung tak sampai parah." ujar Roy.

Bagas menjadi semakin kesal. Dunia yang sudah lama dia tinggalkan kini agaknya kembali mengusiknya.

"Sepertinya mereka sengaja memancing kita Bos. Dengan kemarahan anda mereka akan menggunakannya sebagai senjata untuk mengadu domba dengan musuh lain." ujar Roy.

"Kau benar. Mereka sangat licik. Awas saja sampai mereka mengganggu ketenangan keluargaku. Aku tidak akan tinggal diam."

Allidra sendiri merupakan sebuah kelompok mafia yang dulunya merupakan partner Bagas untuk menjalankan bisnisnya di dunia hitam.

Namun sudah lama Bagas meninggalkan dunia itu. Dia hanya ingin hidup damai tanpa adanya permusuhan dan ingin bekerja dengan benar.

Dan kembalinya Allidra kini membuat Bagas semakin mengkhawatirkan Nizma. Dia tak ingin sampai musuh menyentuh istri kesayangannya. Apalagi Nizma belum pernah mengetahui tentang masa lalu Bagas yang kelam di dunia hitam ini.

...****************...

1
Nur Atika
hahahahahh
Nur Atika
keren
Winnie 💛
salah Bagas gak bisa tegas sm uler keket..
Lini
Gnteng ny oiiiiiii
Sama cntik
Lini
Hahahahahaha
Rita Mahyuni
alhamdulillah
Esther Lestari
nikmati hasil dari niat jahatmu Ayu
Esther Lestari
dasar bibit pelakor. jangan dibiarkan pelakor merajalela dirumahmu Nizma
Esther Lestari
pasti itu musuhnya abang Bagas
Nur Lizza
lah kok jd Qila nikah SM yg lain
artsiska: dibaca dulu kak ceritanya..
total 1 replies
Istrinya Minyoongi 💜
lahh kenapa dirubah author padahal seru lohh yang kemaren juga ceritanya 💪💪 fighting lanjutkan author 🤗😍
artsiska: baca ceritanya ya kak
total 1 replies
Winarti Winarti
judul novel terbaru author mengejar cinta sahabat di rak buku saya tdk ada
Kamisah 75: mengejar cinta sahabat
artsiska: maaf kak.. untuk buku itu saya revisi dan ganti judul. dengan versi cerita yang berbeda. Namun tetap dengan tokoh yang sama. Karena novel yang sebelumnya cerita kurang sesuai
total 2 replies
Monah
di tunggu thor
Wahyu Widyasari
Lumayan
Wahyu Widyasari
Biasa
Shxxbi
Pinter bgt thorr milih visual nya, sesuai kriteria ku sebagai pembaca 😆😆
tsuraya kenko
yg sok alim mlh sombong yaaa....
tsuraya kenko
abah sm bagas pny rhs masing2.

ahhh.. pinisirin.
lanjut thor
tsuraya kenko
adem bnr thor... lanjut ah
Ai Siti Rahmayati
ceritanya semakin seruu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!