Warnin!!!
Akan jadi baper bacanya ya..😊😊
Ethan Albert Wijaya adalah laki-laki berwajah tampan dan dingin. Riana Dwi Puspita seorang sekretaris yang di pekerjakan jadi asisten pribadi Ehtan, anak bosnya Wijaya Kusuma.
Di samping untuk meneruskan perusahaannya, pak Wijaya juga menyelidiki pacar Ethan dan sahabatnya yang di duga punya hubungan khusus di belakang Ethan.
Mampukah Riana menaklukkan bosnya itu? Bagaimana bisa Riana menyebut Ethan adalah dispenser berjalan? Apakah mereka akan saling jatuh cinta?
Cuuus, kepoin ceritanya ya ....😉😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Menyentuh Hati Ibu
Riana menceritakan bagaimana dia akan menuruti ibunya untuk pergi ke rumah dukun Parjo. Meski dia khawatir juga nantinya dukun cabul itu akan memaksanya. Dia juga takut pada dukun itu, karena biasanya orang seperti dia punya anak buah yang bisa memaksa orang mau menuruti kemauan dukun tersebut.
Tapi, Riana merencanakannya dengan Marni dan ibunya. Kedua anak dan ibu itu membantu Riana, dan tugas mereka adalah mencari gadis yang dulu pernah jadi korban dukun Parjo itu untuk bersaksi nantinya.
Riana tidak memberitahu ibunya tentang rencananya itu, karena dia tahu ibunya keras kepala. Yang dia lihat luarnya saja, tidak melihat bagaimana nasib anak gadis yang sudah jadi korban dukun cabul itu.
Ibu Sarmi sudah pulang dari rumah pak Parjo, dia terlihat lesu ketika baru datang. Membuat Riana heran kenapa dengan ibunya itu.
"Bu, kok murung begitu?" tanya Riana.
"Ibu tadi bicara pada pak Parjo, katanya kamu harus datang kesana sendiri jika ingin di doakan agar cepat dapat jodoh." kata bu Sarmi.
"Untuk apa aku harus datang ke sana? Minta jodoh itu sama Tuhan, bukan sama dukun Parjo itu." kata Riana.
"Riana, apa kamu tidak kasihan sama ibumu? Ibu setiap hari di gunjingkan oleh tetangga sekitar, kalau kamu akan jadi perawan tua." kata ibunya.
"Ya biar saja bu, yang penting kehormatan terjaga. Dan jodoh itu sudah di atur oleh Tuhan bu, jangan di paksa. Kalau jodohku di usia tiga puluh tahun, berarti memang Tuhan memberiku jodoh di usia segitu. Biar lebih dewasa bu, tidak sekarang masih muda menikah. Pada akhirnya dia tidak bisa menjaga emosinya. Harusnya masih senang-senang tapi harus mengurus keluarga. Jadinya tidak bisa mengontrol emosi." kata Riana.
"Kata siapa? Semua gadis di sini itu menurut pada suaminya. Tidak seperti kamu, melawan sama orang tua. Ibu itu kasihan sama kamu, biar tidak di gunjing sama tetangga perawan tua." kata ibunya.
Riana menarik nafas kasar, berpikir tentang rencananya. Bagaimana memergoki dukun cabul itu, kalau semua praktek perdukunan itu adalah penipuan.
"Kata pak Parjo, lusa kamu datang ke rumahnya. Di sana kamu nanti akan langsung di doakan." kata ibunya.
"Ibu mau menumbalkan saya sama pak Parjo?"
"Ibu cuma kasihan sama kamu!" kata bu Sarmi lagi.
"Bu, jangan paksa kak Riana pergi ke dukun itu. Kakak teman Nino juga sekarang hamil sebelum menikah dengan laki-laki yang melamarnya. Jadi kakaknya di tolak dan batal menikah karena hamil duluan." kata Nino menjelaskan.
Dia tidak rela ibunya terus memaksa Riana untuk pergi ke rumah pak Parjo. Bu Sarmi menatap tajam pada Nino yang membela kakaknya.
"Ibu aja sana pergi ke rumah pak Parjo, Nino ngga rela kak Riana jadi tumbal karena keras kepala ibu itu." kata Nino lagi.
"Heh, kamu anak kecil. Jangan sembarangan kalau bicara!" ucap ibunya.
"Bu, apa ibu merasa malu punya anak seperti aku?" tanya Riana menatap ibunya lembut.
Dia ingin menyentuh hati ibunya, menjelaskan dengan cara keras juga tidak akan bisa masuk ke dalam pikiran ibunya. Satu-satunya yaitu menyentuh dari hatinya. Ibunya diam, menghela nafas panjang.
"Ibu tidak malu Riana, hanya kasihan sama kamu. Teman-teman sebayamu itu sudah menikah dan punya anak." kata bu Sarmi lagi dengan alasan yang sama.
"Ibu tidak percaya Tuhan akan memberikan jodoh yang baik buat Riana? Apa ibu hanya percaya sama pak Parjo saja? Itu syirik bu namanya, percaya pada orang itu syirik. Apa lagi dia dukun, dan bukan dukun sebenarnya. Caranya salah, harus ada syaratnya. Syaratnya itu yang membuat Riana tidak suka. Jika dia seorang kiayi yang pintar dan alim, tidak akan seperti itu cara mendoakan orang yang datang meminta doa." kata Riana.
"Pak ustad di sini juga ada, tapi dia tugasnya mengajar dan tidak banyak yang mau datang padanya." kata bu Sarmi.
"Itulah salahnya orang-orang sini. Semuanya sudah termakan hasutan orang-orang untuk meminta doa pada dukun cabul itu. Jika Riana datang kesana dan aku di perkosa sama pak Parjo, lalu hamil dan nanti tidak ada yang mau sama Riana. Siapa yang akan malu? Ibu kan? Dan siapa yang akan menderita? Aku bu. Ibu hanya bisa menahan malu, sedangkan penderitaan aku yang tanggung." kata Riana.
Bu Sarmi pun diam, dia memejamkan matanya. Dia hanya di kuasai emosi saja saat memikirkan ucapan orang-orang kalau Riana akan jadi perawan tua. Menarik nafas pajang dan menatap anaknya.
"Maafkan ibu Riana. Ibu akan membatalkan rencana ibu." kata bu Sarmi.
Riana tersenyum, dia lega akhirnya ibunya sadar juga setelah dia bicara secara halus mengenai akibat yang akan dia terima jika harus memenuhi datang ke rumah pak Parjo. Semoga saja benar adanya kalau ibunya itu sadar dengan rencana dan alasannya.
Dia mendekati ibunya dan memeluk perempuan berusia empat puluh delapan itu. Merasa senang akhirnya ibunya sadar juga, sedangkan bu Sarmi juga bersalah terlalu memaksa kehendaknya pada Riana.
_
_
*******************
makasih Thor 🙏
terus berkarya 👌
semangat 👌
tapi apakah Bu naimah tau ya klo suaminya menikah lagi🤔
bisa salah paham ibumu Riana🤦
terima resiko 🤦😁😁