Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20. Di culik
********
Pagi harinya sesuai yang Rian janjikan. Ia akan mengajak Velia dan Zafrina jalan-jalan. Gadis kecil itu tampak senang karena akan diajak berjalan-jalan ke kebun binatang.
"Ayo mami, kenapa mami lemas? apa mami sakit?" tanya Zafrina melihat wajah Velia yang sedikit pucat.
"Tidak sayang, mami baik-baik saja." Kata Velia, sejak semalam ia merasa perutnya tak nyaman. Karena telat makan membuat sakitnya kambuh.
Rian merangkul bahu Velia, dan menatap wajah gadis itu yang sedikit pucat. Ada rasa cemas di wajah pria itu.
"Apa kita batalkan saja baby? kau terlihat pucat." Kata Rian.
"Tidak sayang, jangan kecewakan putrimu." Ujar Velia mengusap lengan Rian. Rian membalas membelai wajah Velia. Ia bersyukur Velia mau menerima Zafrina sebagai putri sambungnya.
.
.
.
Sesampainya di kebun binatang, Zafrina mengajak Velia ke kubah yang berisi ribuan spesies burung. Matanya tampak berbinar, ia terus mengandeng tangan ibu sambungnya.
Velia sesekali menyeka keringat dingin yang mulai membasahi keningnya. Sejak terbangun pagi tadi. Ia kembali merasa tak nyaman dengan perutnya.
Namun Velia tak ingin merusak kebahagiaan Zafrina. Dan membuat Rian merasa bersalah.
Rian terus mengamati gerak gerik Velia lewat ekor matanya. Jujur dia begitu mencemaskan kondisi Velia.
"Sayang, bisakah kita istirahat dulu." Ujar Rian seraya berjongkok menyamakan tingginya dengan Zafrina.
"Kenapa memangnya papi?" tanya Zafrina matanya masih asik melihat berbagai burung yang ada dihadapannya.
"Mami Veli tidak boleh terlalu lelah. Nanti kalo mami Veli sakit bagaimana?"
"Sayang, aku beneran ga apa-apa." Kata Velia.
"Jangan katakan seperti itu jika tubuhmu saja mengatakan yang sebaliknya. Jika terjadi sesuatu padamu aku akan merasa bersalah telah membawamu kemari." Kata Rian lembut. Akhirnya Zafrina mau untuk berhenti sebentar di sebuah cafetaria.
Rian menyodorkan air mineral pada Velia dan menyerahkan obat yang semalam Veli konsumsi.
"Minum ini dulu. Setidaknya ini akan mengurangi rasa tidak nyaman di perutmu."
Veli tersenyum, lalu menerima obat dan air mineral itu.
"Terimakasih sayang." Kata Velia.
.
.
.
Mereka kembali berpetualang menjelajahi tempat demi tempat hanya untuk memuaskan Zafrina. Gadis itu tertidur dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
Velia mengusap lembut wajah Zafrina yang bersandar di pundak Rian yang kokoh.
"Kita antar pulang Zafrina dulu, Setelah ini kita ke rumah sakit untuk memastikan keadaanmu." Kata Rian.
"Tidak perlu sayang, aku sudah merasa lebih baik." Kata Velia.
"Tidak ada bantahan baby." Jawab Rian final tak ingin di sanggah.
.
.
.
David terus mengintai kemana Rian pergi membawa gadisnya. dirinya masih belum menerima keputusan Velia untuk menikah. Pasti Rian mengancam Velia dengan memakai kelemahan gadis itu.
David mengepalkan tangannya saat melihat Velia mengandeng seorang anak perempuan. Sial ternyata pria itu sudah memiliki anak. Pasti Rian memanfaatkan putrinya untuk menarik perhatian Velia. Secara Velia sangat menyukai anak-anak.
David mengernyitkan alisnya saat mobil Rian berhenti di rumah sakit. Pria itu tampak memeluk Velia dengan erat. Dan David benar-benar tak menyukainya. Dia menutup kepalanya dengan topi dan memakai kacamata hitam juga masker. Dia duduk di belakang kursi tunggu Velia, memperhatikan gerak gerik gadis pujaan hatinya. Rian dan Velia duduk kembali menunggu antrian yang sedikit panjang. David benar-benar butuh satu kesempatan untuk membawa Veli pergi dari sisi Rian.
.
.
.
Disaat David begitu berharap, Velia berkata pada Rian jika dirinya perlu ke toilet. Kesempatan itu tak di sia-siakan oleh David dirinya langsung mengikuti Velia.
Velia tak sadar jika dari tadi dirinya diikuti oleh David. Pria itu melihat di sekeliling yang terlihat lengang. David mengambil wearpack petugas kebersihan. Dia langsung melepas jaketnya dan memakai wearpack tersebut.
Penyamaran yang sempurna. Ia memasukkan kacamatanya dan menurunkan topinya. Saat Velia keluar dari kamar mandi David langsung memukul tengkuk Velia hingga jatuh pingsan. Ia mencari sesuatu untuk membawa Velia.
Ia memakaikan jaket ke tubuh Velia. Ia sedang berpikir keras untuk membawa gadis itu. Ia melihat tempat sampah medis yang begitu besar dan kosong. Ia memasukkan Velia disana dan melindungi kepala Velia dengan kain bersih.
David membawa Velia lewat belakang agar Rian tak mengetahuinya. Sesampainya di mobil David mengeluarkan tubuh Velia, dan memasukkannya kedalam mobil.
.
.
.
Rian yang cemas karena Veli tak kunjung kembali berniat menyusulnya ke toilet. Ia meminta tolong seorang perawat yang kebetulan lewat untuk mengecek kedalam. Karena tidak mungkin jika Rian sendiri yang mengeceknya, Namun perawat mengatakan jika di dalam kamar mandi kosong tak ada siapapun.
Mendadak perasaan Rian tak enak, Ia langsung menghubungi Joe Asistennya, Bukannya tanpa alasan Rian melakukannya. Karena bagaimanapun dia dulu pernah bergelut di dunia bawah, untuk memberantas penghianat yang ada di perusahaannya. Dia memiliki tim peretas yang handal termasuk Joe sang asisten.
Rian yakin ada yang membawa pergi Velia. Karena gadis itu tak mungkin kabur darinya karena kondisinya saja masih belum membaik.
Rian melajukan mobilnya menuju apartemen Joe. Ponsel Rian berdering, ia melihat nama si pemanggil lalu Rian segera menepikan mobilnya.
"Bagaimana Joe?"
"Nona Veli dibawa seorang pria menaiki mobil. Sepertinya nona dalam keadaan pingsan. Dari tampilan beberapa CCTv merekam nona sebelumnya dimasukkan kedalam tempat sampah medis. Dan pria itu membawanya keluar lewat pintu barat. Dia meninggal rumah sakit 30 menit yang lalu tuan." Tutur Joe.
"Awasi terus pergerakannya dan segera hubungi aku." Rian mematikan sambungannya. Dia tak mungkin pulang sekarang, atau Zafrina akan menangis mencari Velia.
Tangan Rian terkepal beraninya orang itu menculik Veli. Tapi siapa orang itu? apakah David? batin Rian.
Rian mengotak atik ponselnya. Ia menghubungi nomor Gerry.
"Halo ada apa kau menghubungiku?" tanya Gerry ketus. Ini hari Minggu harinya bersama istri dan anaknya dan ia tak ingin di ganggu siapapun.
"Tolong kau jemput Zafrina di rumah ibuku " Kata Rian.
"Memangnya kenapa aku harus menjemputnya?" tanya Gerry bingung, bukankah Rian menginginkan Zafrina tinggal di tempatnya. Tapi sekarang kenapa ia ingin dirinya menjemput Zafrina.
"Istriku diculik b*jing*n. Aku tak ingin Zafrina tau. Dia akan terus menanyakan keberadaan Veli."
"Ck .. apa kau perlu bantuan?" tawar Gerry.
"Tidak perlu aku bisa mengurusnya sendiri. Cukup kau jemput saja Zafrina. Beri dia alasan apapun agar dia mau ikut denganmu." Ujar Rian.
"Apa kau yakin tidak perlu bantuanku?" Gerry kembali bertanya.
"Kau mencari istrimu kabur waktu itu saja butuh waktu 5 bulan lebih. Apa yang bisa kau tawarkan padaku sekarang?" Ejek Rian.
"Ck .. menyebalkan. Ya sudah carilah sendiri istrimu itu. Aku akan urus Zafrina untukmu. Lagipula dari kemarin istriku ingin bertemu dengannya." Gerry mematikan sambungan teleponnya dengan geram.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Jangan lupa like, komen dan Vote ya.