Terikat Kontrak CEO Misterius

Zelle naik ke atas dengan tergesa-gesa. Zelle berniat untuk mandi lalu tidur.

Jika dia benar-benar terlambat besok pagi, gajinya akan dipotong oleh presedir kejam itu.

Begitu Zelle naik ke atas, tiba-tiba tubuhnya ditarik sampai membentur ke dinding, kemudian, bibirnya dibungkam oleh bibir seseorang.

🐭🐭🐭

Ciuman mendadak itu membuat Zelle ketakutan. Namun, Zelle berhenti memberontak, sepertinya dia mengenali bau parfum Brandon.

Brandon menggendong Zelle ala anak kuala menuju tempat tidur. Zelle melingkar kan tangannya keleher Brandon dengan pasrah. Dia sama sekali tidak meronta. Dua tahu itu suaminya.

Brandon senang karena Zelle tidak banyak bergerak. Brandon sudah naik di atas tubuh Zelle, dengan kedua tangannya menopang badannya. Brandon puas bermain dengan tubuh Zelle, mencium, dan membelainya dengan lembut.

Zelle memiliki kulit putih mulus. Meskipun gelap, Brandon tahu karena dia dapat merasakannya. Brandon sungguh dibuat gila oleh Zelle. Dia terangsang hanya bersentuhan dengan Zelle. Brandon tidak bisa berhenti mencumbuinya.

Mereka berdua mencapai klimaksnya. Rasa cemas dan marah yang meliputi Brandon sirna sudah. Dia tertidur dengan damai. Namun, Zelle sangat kesal karena pertengkaran kemarin sehingga dia tidak bisa melupakannya.

Jam menunjukkan pukul 5 pagi. Brandon bangun, dia tidak ingin kesiangan, bisa-bisa Zelle melihat wajah nya nanti.

Brandon memperhatikan Zelle. Zelle adalah istri kontrak nya. Setelah dua tahun, mereka akan berpisah. Brandon tidak ingin memberikan harapan pada Zelle. Tapi apa dia sanggup menjalani hidup nya tanpa Zelle?

Brandon berdiri, lalu keluar kembali ke kamar pribadi nya. Tak lama kemudian, Zelle pun bangun. Sebenarnya Zelle lebih dulu bangun dari pada Brandon, hanya saja Zelle sengaja berpura-pura tidur. Zelle sadar suaminya telah pergi. Kemudian Zelle meraba-raba dalam kegelapan, membuka laci dan mengambil sebotol obat lalu meminumnya.

****

Jaster sudah berada di luar negeri menjalani operasi jantungnya. Disini, Zelle hanya bisa berdoa, agar operasi nya berjalan lancar. Zelle sadar, akhir-akhir ini dia begitu sibuk dengan pekerjaan nya.

Zelle tidak ingin lagi masuk keruangan Brandon, dia tidak suka berurusan dengan pria cabul itu. Namun, sepertinya keinginannya harus di kubur dalam-dalam.

"Zelle serahkan berkas ini ke presedir." Seorang wanita sexy datang dan menaruh setumpuk kertas tebal di meja Zelle

"Maaf, Key, aku tidak bisa, ada hal lain yang harus aku urus. Suruh orang lain saja ya, please." Zelle menunjuk kertas yang menggunung tertumpuk di samping nya.

Zelle akan melakukan apa saja yang orang lain minta, asalkan tidak pergi keruang Brandon.

Kali ini, Zelle benar-benar tidak ingin melakukan nya. Kenapa harus dia? bukannya di sini banyak karyawan lain?

Bibir Key berkerut dan kemudian dia berkata, "Tidak bisa begitu Zelle. File ini sangat penting, kamu harus mengantarkan nya. Presedir bilang, kamu bisa menguasai tiga bahasa. Jadi, kamu bisa membantu presedir kapan saja dan kamu harus melakukan itu." Seharusnya itu tugas Key, hanya saja hari ini, dia merasa penampilan nya tidak sempurna, jadi dia sibuk berdandan, dan melimpah kan tugasnya ke Zelle.

Siapa yang tidak kenal dengan Brandon Calvin Dharmendra, pria tampan nan kaya raya. Semua wanita memujanya, maka dari itu, Key ingin terlihat sempurna bila bertemu dengan Brandon. Key berharap Brandon melirik nya, sapa tau nasip nya beruntung bisa menjadi kekasihnya.

Zelle tidak habis pikir dengan Brandon, padahal di kantor ini, setiap karyawan menguasai setidaknya dua bahasa. Kenapa juga harus Zelle? pasti ini akal-akalannya saja.

Tapi apa yang bisa dia lakukan? Dia harus menerima nasibnya. Bagaimanapun, dia masih ingin bekerja disini lebih lama lagi.

Zelle mengambil tumpukan berkas itu, lalu kemudian dia berdiri dan pergi. Key yang melihatnya, membandingkan buah dada nya dan milik Zelle. Ternyata punya Zelle lebih besar di bandingkan milik nya.

Di atas sini, di lantai tiga puluh, Zelle dengan santai merapikan dirinya. Dia mengenakan kemeja putih dan rok hitam hari ini, cukup formal tapi tetap seksi.

Zelle dengan lembut mengetuk pintu, sangat berharap Brandon sedang keluar sehingga dia bisa meninggalkan file-file itu di sana dan kemudian pergi. Sayangnya Brandon memintanya untuk masuk ke dalam.

Saat Zelle membuka pintu, dia melihat Brandon sedang sibuk dengan pekerjaannya dengan kepala tertunduk, dan rambut tebalnya disisir begitu rapi.

Di B City, tidak ada kisah cinta sama sekali tentang Brandon. Terlepas dari cinta pertamanya Prilly Chalondra. Menurut rumor yang beredar, dalam lima tahun terakhir sejak kepergian Prilly, Brandon sama sekali tidak tertarik pada wanita. Apakah dia gay atau semacamnya? Zelle berpikir, tidak heran Brandon selalu ingin mempermainkannya. Ternyata ada kelainan pada dirinya.

Zelle dengan anggun berjalan ke sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia meletakkan file di atas meja dan menunggu instruksi. Tapi Brandon tidak mengatakan apa-apa padanya, dia tetap fokus pada laptop nya.

Zelle menarik napas dan bersiap untuk menyelinap keluar. Namun, begitu dia mengangkat kakinya, dia tertangkap oleh mata Brandon.

"Mau kemana?" Brandon masih fokus pada laptop nya tanpa menoleh ke arah Zelle. Kalau bukan hanya mereka berdua diruangan itu, Zelle akan merasa bahwa dia sedang berbicara dengan orang lain.

" Saya harus kembali, tuan, saya masih ada pekerjaan." Banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan sekarang.

"Aku sudah menyuruh orang lain menangani pekerjaanmu. Tugasmu hari ini adalah menunggu di sini. Aku sudah membaca filenya. Jika ada yang tidak aku mengerti, kamu bisa menjelaskannya padaku. Kamu menguasai tiga bahasa, kan?." Tanya Brandon.

" Saya bukan lah satu-satunya orang yang pandai tiga bahasa. Di kantor ini banyak orang yang menguasai nya. Lagi pula, saya tidak ahli dalam hal itu, lebih baik añda menyuruh orang lain saja melakukan nya. Saya harus kembali, saya yang akan menyelesaikan pekerjaan saya." Zelle menolak. Dia tidak ingin lebih lama lagi berada dengan si cabul itu.

Brandon meletakkan penanya, dia menatap Zelle.

'Wanita ini sangat bahagia kalau bersama pria lain, Sedangkan dengan ku, dia selalu saja gugup dan ketakutan. Apa aku semengerikan itu?.' Ucap Brandon dalam hati.

'Tapi apa yang terjadi dengan kemeja putih yang dia kenakan? membuat *********** terlihat sangat besar. Dia sangat formal hari ini, tapi, dia terlihat sangat sexy.' Pikiran Brandon mulai liar melihat penampilan Zelle.

Zelle yang menawan ini akan menjadi miliknya selama dua tahun dan selama bersama nya, orang lain tidak boleh menyentuhnya. Masih banyak waktu bersama Zelle. Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar.

"Mendekatlah sedikit," kata Brandon padanya.

Zelle melihat nya dan tetap diam tanpa menghiraukan perkataan Brandon. Sekarang dia sudah berada di depan Brandon, jika dia maju sedikit saja, maka dia akan duduk di pahanya.

Brandon melihat Zelle tak bergerak sedikit pun.

" Pergi lah, ambilkan aku secangkir air hangat, tidak terlalu dingin, dan tidak juga terlalu panas. Setelah itu, kita akan mendiskusikan materi yang kau bawa." Brandon menunjuk cangkirnya.

Zelle mengambilnya, ternyata benar-benar kosong. Zelle bergegas mengisi air. Kemudian Zelle berjalan ke samping Brandon.

Brandon tidak melihatnya, dia hanya mengulurkan tangannya. Tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas dan air tumpah mengenai kemeja Zelle. Kemeja putih yang Zelle kenakan basah, Sehingga menampakkan renda hitam di dalamnya.

"Ah," teriak Zelle. Apa yang akan dia lakukan untuk menutupi nya? Kemeja putih itu menempel di tubuhnya, menjadi sangat transparan. Zelle dengan cepat menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi buah dadanya.

Mendengar teriakan Zelle, Brandon pun menoleh padanya. Jantung Brandon berdegub kencang. Kemeja putih itu menempel sempurna menambah pesona Zelle. Brandon menatap gundukan sintal itu, air liur nya hampir saja menetes.