Bagaimana jadinya jika seorang dokter justru terdampar ke masa lalu dan harus menikah dengan kaisar di kerajaan itu? Serta menjadi ibu susu dari anak sang kaisar?
"Jika gadis itu tidak bisa membuat bayiku tenang, maka penggal kepalanya!"
"Tidak! aku tidak mau mati! Aku akan membuat bayi ini menjadi perisai ku!"
Apakah Rosalia berhasil di kehidupan ini? Dan bagaimana kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teringat Masa Lalu
Tangan sun Zheni bergerak lincah dengan pedang di tangannya. Rambutnya yang sepenuhnya tidak terikat itu menambah pesona nya. Matanya bergerak mengikuti arah gerakannya, telinga nya tetap aktif selama latihan.
Setelah menyusui Wei, Sun Zheni langsung menuju tempat latihannya. Sekarang tempat latihannya dijaga oleh pengawal dan juga pelayan yang tidak jauh darinya.
Pengawal yang tengah berjaga itu langsung mengangguk dan pergi perlahan ketika sosok yang mendekatinya memberikan perintah.
Sun Zheni menghela napasnya. Setengah jam dia berlatih, memberikan nya sedikit keringat. "Bagaimana kalau anak panah?" Ujarnya pada diri sendiri, sun Zheni melangkah menuju senjata yang terpasang rapi, tapi pedang yang masih di tangannya kembali diayunkan ke arah belakang seiring dengan tubuh nya yang memutar.
Ujung pedang yang mengkilap itu berada di leher Zhang Buyi. Dengan hanfu emasnya, kaisar itu berdiri di depan istrinya. "Reflek yang bagus." Ujar Zhang Buyi.
"Ini sudah kedua kalinya, kau melakukan ini padaku, bukan begitu?" Jelas Zhang Buyi.
"Karena kaisar yang memulai lebih dulu. Aku hanya memberikan reaksi dari aksi yang kaisar lakukan." Jawab sun Zheni.
Zhang Buyi melangkah mendekat, tapi sun Zheni justru menjauh dengan pedang yang masih belum terlepas dari leher kaisar. Zhang Buyi seolah tidak peduli dan terlihat begitu tenang, seolah pedang itu adalah sebuah kain yang lembut.
"Apa yang kaisar inginkan? Ini tempat latihan ku." Ujar Sun Zheni.
"Memang, tapi ini adalah bagian dari istana ku. Jadi, ini adalah milikku." Tekannya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi. Lagipula aku sudah selesai." Zhang Buyi diam, sun Zheni ingin pergi tapi tampaknya itu tidaklah terjadi. Zhang Buyi meraih tangannya dan seketika jarak mereka begitu dekat. Pedang yang tadinya berada disisi lain tangan sun Zheni terlempar.
"Lepaskan aku!" Pinta sun Zheni.
"Wei tertidur, kau tidak mungkin menyusuinya bukan?"
"Aku mau mandi! Tubuhnya terasa gerah, lagipula kaisar pasti sudah mandi, karena itu...... Lebih baik lepaskan aku."
"Siapa yang bilang."
"Apa?"
"Jadi, kaisar tidak mandi?" Zhang Buyi mengulum senyum, membuat sun Zheni reflek melepaskan dirinya.
"Kita kurang berkeringat, maksudku. Latihan.... Latihan nya belum cukup. Kau sudah datang, dan bermain. Tadi bermain sendiri, sekarang kita bermain bersama. Aku mau lihat, bagaimana kemampuan permaisuri kerajaan Xia ini."
"Atau, permaisuri sun Zheni ini hanya mengangkat pedang dan menggerakkannya tanpa arah?" Zhang Buyi melepaskan tangannya.
Tentu saja sun Zheni tidak jadi pergi, dia sudah terpancing dengan perkataan Zhang Buyi. "Jadi, kaisar berpikir seperti itu?" Sun Zheni kembali mengikis jarak diantara mereka.
"Ya, karena itu buktikanlah. Kalau kau memang mampu." Ujar Zhang Buyi tersenyum tipis.
Sun Zheni mengambil pedang dan melemparkannya pada Zhang Buyi. Dengan tepat, Zhang Buyi menangkapnya. Pedang kembali berada di tangan sun Zheni. Keduanya saling berhadapan sembari berputar-putar kecil tanpa sadar. Seolah keduanya mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.
"Kau lihat apa? Apa yang menarik perhatian istriku ini." Bibir itu langsung mendarat di ceruk leher yang membuat nya tergila-gila itu.
"Lihatlah!" Jawabnya, membuat kepala dengan pesona yang belum luntur itu menoleh. Matanya melihat ke tempat latihan, memperlihatkan sepasang pengantin baru itu.
"Aku teringat akan masa lalu." Ucap Qian.
"Kita bisa latihan, kalau kau mau istriku. Kita juga bisa berkuda bersama, mengelilingi desa manchuria." Jawab Guang Lei.
"Kau tau, aku teringat akan Feng. Sebelum kita bertemu, aku mengikuti seleksi militer. Persis seperti itu." Guang Lei terdiam sejenak, tapi tak lama dia tersenyum.
"Kita bisa ziarah ke makam nya. Sepertinya juga sudah lama kita tidak kesana." Qian berbalik dan matanya bertemu dengan manik biru itu.
"Kau tau Lei, inilah yang semakin membuat ku tergila-gila dan membuat cinta ku semakin besar padamu."
"Apapun membuat mu bahagia, aku akan melakukan nya Qian. Tapi tidak dengan meninggalkan ku." Ucap Guang Lei.
Keduanya beradu bibir, tapi tak lama. Qian kembali melihat ke arena latihan. Bibirnya tersenyum lebar. "Lihatlah Lei, kisah putra kita akan segera dimulai."
Sun Zheni sungguh kesulitan melepaskan diri, setelah mencoba menginjak kaki sang suami ataupun melakukan gerakan perlawanan, nyatanya tidak bisa. Karena Zhang Buyi mengunci dirinya.
"Kau kalah, permaisuri."
"Kalau begitu lepaskan aku." Ucap sun Zheni. Jarak mereka begitu dekat, setelah lima belas menit adu kemampuan, sun Zheni kalah di detik-detik terakhir.
"Baiklah." Ucap Zhang Buyi. Tapi bukannya membuat sun Zheni bernapas lega, justru menjadi tegang, Zhang Buyi mendekatkan wajahnya. Sun Zheni menjadi beku, sembari berpikir apa yang ingin dilakukan oleh kaisar ini.
'Apa dia ingin... Tidak! Aku akan mengigit leher nya... ' Tapi sebelum sun Zheni menunjukkan giginya, dia merasakan sesuatu di rambutnya.
"Tsksksf rembha." Ujar Zhang Buyi yang berusaha mengatakan nya dengan jelas, karena tusuk rambut itu digigitnya. Sun Zheni langsung mengambilnya dan sekarang kata-kata itu terdengar jelas.
"Tusuk rambut mu, perlu diperbaiki."
"Kau tidak mau pergi?" Tanya Zhang Buyi yang membuat sun Zheni langsung membuat jarak diantara mereka.
Bersambung.....
Author ucapkan selamat Hari Raya Idul Adha, semoga reader semua dalam keadaan sehat dan berkumpul bersama dengan orang tersayang 🙏 Dan jangan lupa berikan like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏🥰
semangat salam ❤️🙂🙏
jeng jeng jeng... apakah yang akan terjadi pemirsah /Chuckle/
terllu tinggi keinginanmu su zheni
bikin penasaran ayo Thor up lg semangat 💪