Di dunia di mana Spirit Master harus membunuh Spirit Beast untuk mendapatkan Spirit Ring, Yin Lian lahir dengan kekuatan yang berbeda: Kontrak Dewa. Ia tidak perlu membunuh, melainkan menjalin ikatan dengan Spirit Beast, memungkinkan mereka berkembang bersamanya. Namun, sistem ini dianggap tabu, dan banyak pihak yang ingin melenyapkannya sebelum ia menjadi ancaman.
Saat bergabung dengan Infernal Fiends Academy, akademi kecil yang selalu diremehkan, Yin Lian bertemu rekan-rekan yang sama keras kepala dan berbakatnya. Bersama mereka, ia menantang batas dunia Spirit Master, menghadapi persaingan sengit, konspirasi dari akademi besar, serta ancaman dari kekuatan yang mengendalikan dunia di balik bayangan.
Di tengah semua itu, sebuah rahasia besar terungkap - Netherworld Spirit Realm, dimensi tersembunyi yang menyimpan kekuatan tak terbayangkan. Kunci menuju puncak bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga keberanian untuk menghadapi kegelapan yang mengintai.
⚠️pict : pinterest ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Yin Lian segera menutup bukunya, mengenakan jubahnya, lalu berjalan keluar dari kamar. Saat sampai di halaman asrama, ia mendengar sesuatu.
Suara riuh.
Bukan suara biasa—tetapi suara keributan.
Yin Lian mempercepat langkahnya, mengikuti arah suara itu.
Begitu ia sampai di belakang akademi, matanya segera menangkap kerumunan murid-murid dari asrama kelas 1 dan kelas 2.
Mereka berdiri berhadapan, saling menatap tajam.
Konflik.
Yin Lian bisa menebak apa yang sedang terjadi.
Di sisi kiri, anak-anak dari asrama kelas 1 tampak tegang, sebagian terlihat kesal dan marah.
Di sisi kanan, anak-anak dari asrama kelas 2—yang mayoritas berasal dari keluarga bangsawan—menatap mereka dengan ejekan dan rasa superioritas.
Qian Liang berdiri di barisan depan, wajahnya tampak serius.
Di hadapannya, seorang murid dari asrama kelas 2 tersenyum meremehkan, seolah sengaja memprovokasi.
“Aku ingin tahu, kapan kalian anak-anak kampung ini akan sadar bahwa kalian tidak seharusnya ada di akademi ini?” suara seorang anak laki-laki berambut panjang dari asrama kelas 2 terdengar jelas.
Beberapa anak dari asrama kelas 1 mengeraskan rahang mereka.
Yin Lian menyipitkan mata.
Jadi ini alasannya kenapa mereka tidak ada di asrama tadi pagi? Mereka datang ke sini untuk menghadapi penghinaan ini.
Tetapi, Yin Lian tahu—ini bukan hanya sekadar pertengkaran biasa. Sesuatu yang lebih besar sedang terjadi.
Yin Lian langsung berlari ke halaman belakang akademi, napasnya sedikit memburu. Saat ia sampai di sana, kerumunan anak-anak asrama kelas 1 dan kelas 2 semakin ramai, mengelilingi dua orang yang berdiri di tengah.
Ia segera menghampiri Lei Guang, seorang teman dari asrama kelas 1 yang tampak mengawasi situasi dengan ekspresi tegang.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Yin Lian cepat.
Lei Guang menunjuk ke arah Qian Liang, yang berdiri di tengah berhadapan dengan seorang anak laki-laki dari asrama kelas 2.
"Dia yang menantang Qian Liang untuk duel," kata Lei Guang dengan suara rendah. "Namanya Feng Zhiyang. Dia ketua asrama kelas 2."
Yin Lian menyipitkan mata. Feng Zhiyang, dengan postur tegap dan sorot mata penuh percaya diri, berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada. Wajahnya penuh senyuman meremehkan.
Yin Lian langsung berlari ke halaman belakang akademi, napasnya sedikit memburu. Saat ia sampai di sana, kerumunan anak-anak asrama kelas 1 dan kelas 2 semakin ramai, mengelilingi dua orang yang berdiri di tengah.
Ia segera menghampiri Lei Guang, seorang teman dari asrama kelas 1 yang tampak mengawasi situasi dengan ekspresi tegang.
"Apa yang terjadi di sini?" tanya Yin Lian cepat.
Lei Guang menunjuk ke arah Qian Liang, yang berdiri di tengah berhadapan dengan seorang anak laki-laki dari asrama kelas 2.
"Dia yang menantang Qian Liang untuk duel," kata Lei Guang dengan suara rendah. "Namanya Feng Zhiyang. Dia ketua asrama kelas 2."
Yin Lian menyipitkan mata. Feng Zhiyang, dengan postur tegap dan sorot mata penuh percaya diri, berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada. Wajahnya penuh senyuman meremehkan.
"Dan taruhan mereka?" Yin Lian bertanya lagi, firasat buruk mulai muncul di dalam benaknya.
Lei Guang tampak ragu sejenak sebelum menjawab.
"Siapa pun yang kalah… akan menjadi pelayan pemenang selama satu semester."
Mata Yin Lian membelalak. "Apa?"
Jadi ini bukan hanya sekadar duel biasa, tetapi pertarungan untuk mempermalukan yang kalah.
Bahkan... ini lebih kejam.
Anak-anak seusia mereka seharusnya tidak memikirkan hal seperti ini, tetapi jelas bahwa asrama kelas 2 yang terdiri dari anak-anak bangsawan sudah terbiasa memanfaatkan kekuatan untuk menindas yang lebih lemah.
Yin Lian mengepalkan tangannya, matanya menatap tajam ke arah kumpulan anak-anak asrama kelas 2 yang berdiri di belakang Feng Zhiyang.
Mereka semua tampak tertawa dan berbisik, seolah sudah tahu siapa yang akan menang.
Duel Dimulai
Qian Liang dan Feng Zhiyang bersiap.
Masing-masing dari mereka menunjukkan martial soul mereka.
Qian Liang mengeluarkan martial soul berbentuk tombak perak, yang langsung berkilauan saat ia mengangkatnya ke depan.
Sebaliknya, Feng Zhiyang memanggil martial soul berbentuk naga hitam yang melilit di lengannya, tampak ganas dan mengintimidasi.
Melihat perbedaan kekuatan yang jelas, anak-anak asrama kelas 2 tertawa lebih keras.
"Qian Liang itu bodoh sekali! Kenapa dia mau melawan Feng Zhiyang? Perbedaannya terlalu besar!"
"Lihat martial soulnya, bahkan auranya saja tidak sebanding! Hahaha!"
Namun, meskipun mereka menertawakan Qian Liang, ia tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Wajahnya tetap tenang.
Lalu—
Feng Zhiyang langsung menyerang lebih dulu. Gerakannya cepat dan kuat.
Ia menyerang Qian Liang dengan cakar naganya, hampir menghantam bahu lawannya.
Qian Liang berhasil miringkan tubuhnya, tetapi Feng Zhiyang tidak berhenti. Dengan gerakan agresif, ia terus menyerang, membuat Qian Liang hanya bisa bertahan.
“Terlalu lemah.”
Feng Zhiyang berbisik dengan nada mengejek sebelum menghantam tombak Qian Liang dengan penuh kekuatan, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.
Qian Liang tersandung, tetapi segera mencoba menyeimbangkan diri lagi.
Yin Lian mengamati duel itu dengan saksama.
Jelas—Feng Zhiyang memiliki kekuatan lebih tinggi.
Bahkan, beberapa kali ia melihat Qian Liang hampir dijatuhkan.
Jika duel ini terus berlanjut seperti ini…
Qian Liang pasti akan kalah.
Mata Yin Lian menyipit.
Kemudian, perlahan, tangannya sedikit terangkat di samping tubuhnya.
Tanpa ada yang menyadari, bayangan hitam mulai merambat di tanah—bergerak menuju bayangan Feng Zhiyang.
Saat Feng Zhiyang melompat ke udara, bersiap untuk memberikan serangan terakhir, bayangan hitam itu menyentuh titik lutut dan tangannya.
Bugh!
Tiba-tiba, Feng Zhiyang kehilangan keseimbangannya.
Matanya membelalak karena ia merasakan sesuatu menghantam tubuhnya dari arah yang tidak terlihat.
Dalam sekejap, tubuhnya sedikit melenceng dari jalurnya, menyebabkan serangannya tidak tepat sasaran.
Qian Liang tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Begitu Feng Zhiyang kehilangan keseimbangan, Qian Liang langsung melompat dan menyerangnya dengAn tombaknya, memberikan serangan bertubi-tubi tanpa memberi waktu sedikit pun bagi lawannya untuk memulihkan diri.
Setiap ayunan tombaknya semakin menekan Feng Zhiyang, memaksanya mundur dengan langkah yang goyah.
Wajahnya mulai tegang.
Serangan yang semula mendominasi kini berbalik arah.
Qian Liang mengambil alih kendali duel.
Dengan setiap tebasan tombaknya, Feng Zhiyang terdesak lebih jauh ke belakang—hingga akhirnya ia hampir mencapai kumpulan anak-anak asrama kelas 2 yang tadinya menertawakan Qian Liang.
Tiba-tiba—Qian Liang berhenti.
Ujung tombaknya hanya beberapa inci dari dada Feng Zhiyang.
Hening.
Semua orang menatap dengan mata terbelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Qian Liang, yang sebelumnya diremehkan, kini berdiri sebagai pemenang.
Namun—
Feng Zhiyang menolak menerima kekalahan.
Wajahnya memerah karena marah dan malu. Bagaimana mungkin ia kalah dari anak kelas 1?
Dengan suara penuh amarah, ia berteriak, "Kalian! Habisi dia!"