Mencinta kembali, apakah mungkin bagi Dewi Bhuana Joyodiningrat. Diusianya yang sudah lebih dari kepala 4 sekarang, dirinya kembali dihadapkan oleh 2 pria dari masa lalunya.
Ditinggalkan begitu saja, membersarkan anaknya sendirian. Dan kini orang itu kembali hadir berbarengan dengan orang lain dari masa lalunya.
Hendra Kusuma dan Aji Kurniawan. Satu adalah mantan suaminya, dan yang satu adalah temannya.
Siapakah dari kedua pria itu yang bisa membuat Dewi kembali mencinta?
Akankah putri Dewi yang bernama Aisya menerima kembali sang ayah yang meninggalkan mereka bahkan saat dia tidak diketahui sudah ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Loving Again 07
"Aku dulu suka sama kamu sejak pertama kamu masuk sekolah. Gimana ya bilangnya ya gitu lah. Kalau kata anak sekarang love at the first sight. Nah bener nggak tuh?"
"Halah, Bang Aji ngarang mesti." Dewi tetap saja tidak percaya. Aji yang ia tahu memang suka bertindak aneh.
"Nggak Dew, serius. Aku beneran waktu itu ngerasa kayak gitu. Dan are you know, aku semangat belajar karena kamu. Aku pengen dilihat sama kamu. Ya walaupun pamorku udah jelek duluan sih hahaha."
Dewi hanya ikut nyengir mendengar perkataan Aji. Entah benar atau tidak, itu tak jadi soal. Karena semuanya sudah berlalu. Itu kejadian 30 tahun silam yang mana mungkin hanya akan jadi sepenggal kenangan lucu.
Tapi apakah benar demikian? Entahlah, ke depannya tak akan ada yang tahu.
Perbincangan mereka akhirnya berakhir dengan saling bertukar nomor ponsel.
"Haah ada-ada Bang Aji," gumam Dewi ketika mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumah.
Sedangkan Aji sendiri, dia sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan cinta pertamanya. Masih segar dalam ingatan Aji, ketika masa orientasi siswa, ada seorang gadis yang begitu menarik perhatiannya. Gadis itu sungguh imut dan pastinya cantik. Dia semakin lucu ketika datang untuk MOS (Masa Orientasi Siswa) dengan rambut yang dikuncir dua lengkap dengan pita nya.
"Hahaha, sumpah aku tidak nyangka bisa ketemu lagi sama anak itu. Dew, kamu sama sekali tidak berubah. Masih cantik dan lucu seperti dulu. Berubahnya hanya sekarang kita sudah tidak muda lagi. Sudah tua malah hahaha."
Selama perjalanan pulang ke rumah nya, Aji terus saja mengingat tentang Dewi. Ia merasa nostalgia kembali, mengingat kenangan masa-masa putih abu-abu dulu.
"Alhamdulillah sampai. Eughhh, pegel. Kalau ada yang mijitin, enak kali ya?" gumam Aji ketika dia sampai di rumah.
Meskipun malas tapi dia harus segera menurunkan kopernya. Di dalam sana ada pakaian kotor yang harus segera dikeluarkan.
"Eh Mas Aji, baru pulang ya?"
"Iya Mbak Ras, mari."
Aji buru-buru masuk ke rumah. Dia jika tetangga nya yang satu itu sudah muncul, maka baginya akan menjadi gawat.
Rasti adalah janda berusia 40 tahun. Dia memiliki anak berusia 21 tahun. Entah mengapa Aji merasa wanita itu tengah berusaha mendekatinya.
Bukannya memiliki percaya diri yang berlebihan, namun sebagai pria dia juga bisa merasakan bagaimana jika ada wanita yang tengah melakukan pendekatan.
Namun Aji tentu enggan. Dia tak ingin dimusuhi oleh orang di komplek itu. Bukan tanpa alasan, Rasti adalah wanita yang banyak disukai oleh para pria-pria lajang di wilayahnya. Dan tiap hari ada saja pria yang datang untuk mengobrol dengan Rasti.
"Hiiih, merinding disko ini bulu kuduk,"ucap Aji ketika bisa berhasil masuk ke rumah. Ia seolah lepas dari incaran predator mengerikan.
tap tap tap
Bluk
Tubuhnya yang terasa lelah membuat Aji memilih untuk berbaring lebih dulu. Nanti sore dia harus ke rumah sakit. Ada janji temu untuk bimbingan tesis dari salah satu juniornya. Maka dari itu dia memilih untuk istirahat.
Dttttzzz
Baru saja mau memejamkan mata, ponsel milik Aji berbunyi. Mau tidak mau dia harus menjawab panggilan tersebut.
"Ya, ada apa?"
"Dok, kami butuh bantuan. Ada pasien darurat yang harus segera operasi. Dokter bedah utama yang saat ini seharusnya melakukan operasi mendapat kecelakaan. Pasien tersebut adalah pasien yang ... ."
Sambil bergegas, Aji mendengarkan kondisi dan status pasien dengan seksama. Dia harus tahu pasien ini memiliki kasus apa.
"Ya baiklah, aku akan segera kesana. Lakukan persiapan lebih dulu lalu beri anestesi. Aku akan sampai dalam 30 menit."
"Baik Dokter, terimakasih."
Bruuummm
Ternyata sambil mendengarkan apa yang dialami pasien, Aji sudah berada di dalam mobil. Dan ketika telpon berhenti, Aji langsung menjalankan mobilnya. Dia sedikit menambah laju kendaraan agar bisa sampai di rumah sakit sesuai waktu yang dijanjikan.
Beruntung saat ini jalanan sedang lengang sehingga dia bisa menjalankan mobilnya secara cepat.
Ngggiik
Seeet
"Eh, ini mobil kenapa? Duuh jangan mogok dong."
Mobil milik Aji tiba-tiba berhenti. Sungguh itu membuat dia panik. Aji pun mencoba untuk menyalakan lagi, tapi tetap saja tidak bisa.
Mungkin karena beberapa hari mobil itu di parkiran bandara dan tidak pernah dipanasi sehingga menjadi mogok begini. Atau ada maslaah lain, yang pasti Aji sama sekali tidak tahu.
Dengan terpaksa, Aji memilih meninggalkan mobilnya dan mencari taksi. Kebetulan di kota tersebut masih banyak taksi yang beroperasi. Akan tetapi entah mengapa taksi-taksi yang lewat pun penuh.
Ckiiit
Sebuah mobil menepi. Aji mengerutkan alisnya karena tak mengenali mobil tersebut.
"Bang kenapa?"
Mata Aji membulat ketika melihat siapa yang keluar dari sana.
"Dew, kamu kok di sini?"
"Bang, kenapa?"
"Ah itu mobil aku mogok. Aku harus cepet ke rumah sakit ada operasi dadakan."
"Naik!"
Aji masih belum mengerti, dia malah berdiri terpaku.
"Bang, naik. Aku antarkan."
"Ah ya."
Aji segera menghampiri Dewi. Dia lagi-lagi tidak menyangka bahwa mereka akan kembali bertemu.
"Kamu udah lama di kota ini Dew?" Dari tadi mengobrol ketika di bandara, Aji lupa menanyakan hal tersebut.
"Lumayan, 20 tahunan Bang."
"Laah kok bisa ya kita tidak pernah bertemu. Aku tinggal di sini 5 tahun padahal."
Dewi hanya tersenyum. Jika ditanya begitu, dia pun tak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri juga tidak pernah menyangkan akan bertemu dengan kakak kelasnya itu.
Pun dengan sekarang, siapa sangka Dewi yang memutuskan untuk berjalan-jalan sebelum pulang itu bertemu lagi dengan Aji di jalan.
"Dew, ini terlalu cepat,"ucap Aji mengeratkan pegangan tangannya pada handle pintu mobil.
"Katanya Abang lagi ada operasi darurat. Jadi aku lebih cepat bawa mobilnya."
Aji tersenyum kecut, dalam hatinya terus berdoa tanpa henti.
Baru kali ini dia disetiri oleh wanita, dan rasanya sangat aduhai luar biasa.
Bertemu kembali dengan Dewi dan yang kedua kalinya hari ini, dia sudah mendapatkan kejutan yang luar biasa.
Ckiiit
Fyuuuh
Aji menghela nafasnya panjang tanda dia sangat lega akhirnya bisa sampai ke rumah sakit dengan selamat.
"Dew, lain kali jangan bawa mobil ngebut begini ya. Aku sungguh takut kenapa-napa."
"Iya Bang, makasih sudah mengkhawatirkan ku. Udah sekarang buruan masuk. Abang pasti sudah ditunggu.
"Kirim alamat rumah mu ke chat. Nanti aku akan mampir."
Sembari berlari masuk ke dalam gedung rumah sakit, Aji berkata demikian kepada Dewi. Agaknya pertemuan mereka akan berlanjut dan tak hanya sekedar 'say helo' saja.
"Dari dulu dia memang lucu dan menyenangkan," ucap Dewi sambil pergi meninggalkan rumah sakit.
TBC
Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang, biar malam terbayang wajahnya
Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam, biar putih manislah tampaknya
🎶🎶🎶🤣
emng y,yg nmanya jth cnta tu ga pndang usia....brsa msih 17 thn....mga jdoh sm dewi y bang....