Farhan Adnan, seorang pemuda tampan yang menutup sebagian wajahnya menggunakan sorban.
Farhan mempunyai banyak paman dan bibi yang memiliki pondok pesantren di berbagai daerah. Karena suatu alasan, Farhan harus pergi ke ponpes milik paman dan bibi nya satu persatu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JIHAD FISABILILLAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memfitnah
Setelah beberapa saat memeriksa sarung hitam itu, Farhan akhirnya menyadari bahwa sarung tersebut bukan milik Rohman.
"Apakah Ustadz Rozak tidak memeriksa sarung ini terlebih dahulu?", tanya Farhan memberikan sarung tersebut.
Ustadz Rozak pun menerima kembali sarung hitam itu dengan memasang raut wajah curiga. Lalu Ustadz Rozak pun memeriksa sarung tersebut, dan tak lama Ustadz Rozak juga menemukan keanehan pada sarung tersebut.
" Tunggu dulu,,, kenapa ada label pada sarung ini?. Seperti baru dibeli, masih ada stiker nya ini", ucap Ustadz Rozak mengelupas label yang ada pada sarung hitam itu.
Seketika raut wajah para ikhwan itu langsung panik dan ketakutan, sudah jelas bahwa pelaku sebenarnya adalah para ikhwan itu sendiri.
Para ikhwan itulah yang sebenarnya mengintip para akhwat yang ada di toilet tadi, saat para akhwat menyadari ada yang mengintip mereka sedang berganti pakaian, para ikhwan pun mulai panik, lalu salah satu ikhwan melempar sarung hitam yang mereka kira sarung itu mirip dengan milik Rohman, dan tanpa ragu para ikhwan memfitnah Rohman.
"Kenapa raut wajah kalian panik begitu?", tanya Farhan melihat kepada para ikhwan.
" Si siapa yang panik,,, "
"Iya,, ng nggak ada yang panik kok"
"Iya Farhan, kita tahu kalau kamu sama Rohman itu dekat, tapi kalau Rohman salah jangan dilindungi juga dong"
"Iya, kalau salah, salah aja... "
"Kalau Rohman nggak mau ngaku, kita lapor ke Pak Kyai"
"Berani berani nya kalian mengancam saya dan Rohman", ucap Farhan.
Saat ini kondisi Farhan mulai marah dengan sikap para ikhwan itu,,, Farhan tanpa pikir panjang langsung memasang kuda kuda.
" Eh Farhan mau apa,,, jangan bikin ribut, kita selesai kan masalah ini dengan kepada dingin", tegur Ustadz Rozak.
Farhan pun tidak mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Ustadz Rozak, ia langsung menerjang ke arah para ikhwan. Tapi serangan dari Farhan langsung di hentikan oleh Ustadz Rozak.
"Tenang Farhan, kalau kamu kayak gini, jangan salahkan Ustadz kalau main kasar sama kamu", ucap Ustadz Rozak mencoba menghentikan Farhan.
Tapi,, tiba tiba ada aura menekan yang sangat besar keluar dari tubuh Farhan. Aura menekan itu tidak bisa di tahan oleh Ustadz Rozak, hanya dengan sekali tendangan dari Farhan, Ustadz Rozak pun terpental jauh.
Kini, sudah tidak ada lagi yang bisa menghentikan Farhan untuk memulai perkelahian dengan para ikhwan yang sudah memfitnah Rohman.
Para ikhwan itu juga tidak lemah, mereka adalah murid murid silat nya Ustadz Rozak yang terlatih dan memiliki kemampuan. Dan di mulailah pertarungan antara Farhan seorang melawan 7 orang santri.
"Astaghfirullah Hal'adzim Ya Allah,,, ada apa dengan Farhan. Tadi aku merasakan ada aura yang sangat kuat keluar dari tubuh Farhan, aku harus segera lepor ke Pak Kyai", ucap Ustadz Rozak.
*-------------------*
Pertarungan sengit telah berlalu beberapa menit, tapi di luar dugaan, para ikhwan itu sudah tumbang di atas tanah.
7 ikhwan itu memang memiliki kemampuan untuk bertarung, tapi Farhan adalah santri pertama yang ilmu silat nya di akui oleh para guru dan Ustadz Pondok, apalagi ia adalah keponakan dari Pak Kyai Hasyim.
Farhan pun menghampiri salah satu ikhwan yang tergeletak itu, yang dimana ikhwan itu dipercaya Farhan adalah ketua dari para ikhwan yang lain.
"Kenapa kamu berani sekali memfitnah Rohman?", tanya tegas Farhan.
" Hah hah,,, aku,,, aku iri sama Rohman", jawab ikhwan itu memegang perut nya yang kesakitan.
"Aku iri banget sama Rohman,,, dia cuma santri biasa, tapi bisa bisanya dia jadi santri terpopuler di Pondok ini, dia digemari oleh para ikhwan, bukan hanya ikhwan tapi para akhwat juga suka sama Rohman", lanjut ikhwan itu.
" Itu karena Rohman santri yang rajin. Rohman rajin ngaji, dia selalu datang yang paling awal jika ada pelajaran tentang pelajaran kitab kitab. Rohman suka menolong sesama walau tanpa di minta, Rohman selalu datang duluan waktu kelas mau di mulai, seharusnya kamu jadikan Rohman sebagai contoh, bukan nya malah iri", ucap Farhan.
"Semoga satu pukulan terakhir ini menjadi pelajaran untuk mu,,, " ucap Farhan mengepalkan tangan kanan nya.
Saat Farhan ingin memukul ikhwan itu...
"Hentikan!!!"
atau.. gw nya yg salah novel?