NovelToon NovelToon
OBSESI Sang Presdir

OBSESI Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Seharusnya Marsha menikah dengan Joseph Sebastian Abraham, seorang duda dengan anak satu yang merupakan founder sekaligus CEO perusahaan kosmetik dan parfum ternama. Setidaknya, mereka saling mencintai.

Namun, takdir tak berpihak kepadanya. Ia harus menerima perjodohan dengan seorang Presdir yang merupakan rekan bisnis ayahnya.

Saat keluarga datang melamar, siapa sangka jika Giorgio Antonio Abraham adalah kakak kandung pria yang ia cintai.

Di waktu yang sama, hati Joseph hancur, karena ia terlanjur berjanji kepada putranya jika ia ingin menjadikan Marsha sebagai ibu sambungnya.

~Haaai, ini bukuku yang ke sekian, buku ini terinspirasi dengan CEO dan Presdir di dunia nyata. Meskipun begitu ini hanya cerita fiksi belaka. Baca sampai habis ya, Guys. Semoga suka dan selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Undangan Dari Joseph

Siang itu, cuaca sangat panas. Mobil sport berwarna orange melesat cepat melewati gedung-gedung yang menjulang tinggi pencakar langit.

Tepat setelah melewati lampu merah, akhirnya sang sopir berbelok dan membawa mobil itu menjauh dari perkotaan.

"Apakah tempatnya masih jauh?" tanya Marsha, ia terlihat cemas.

Sejak tadi gadis cantik itu tidak sedikitpun berhenti memainkan ujung kain pakaiannya. Tangannya meremas dan memilin ujung pakaiannya.

Giorgio memperhatikan itu. Kemudian ia mengulas senyum. Berusaha membuat Marsha senyuman mungkin.

"Sya, aku ini suami kamu sekarang. Jadi kamu gak perlu takut sama aku. Kamu cemas ya? Kenapa?" Giorgio langsung mengelus punggung telapak tangan istrinya.

"Aku lapar," keluhnya.

Akhirnya, ia bisa juga sedikit terlihat manja jika wajahnya memelas seperti ini. Gio langsung meraih puncak kepalanya, mencoba menenggelamkannya ke dalam dada bidangnya.

Sesekali mata Giorgio memperhatikan sang sopir yang tertangkap basah memperhatikan dari kaca spion. Ia tersenyum samar, entah apa artinya itu.

Tak lama berselang, Giorgio terlihat menghubungi seseorang lewat sambungan telepon.

"Bi, tolong siapkan sarapan sekarang. Aku membawa istriku pulang, dan kami sudah dekat," kata Giorgio.

Marsha hanya diam meski sebenarnya ia menatap heran. Siapa yang ia panggil Bibi? Kenapa ia melewati jalan berbeda dengan jalan yang ia lewati saat pergi ke rumah keluarga Abraham?

Pikiran Marsha terus berputar, menerka banyak kemungkinan.

***

Akhirnya, setelah sekitar lima belas menit kemudian mereka sampai juga di tempat tujuan.

Rumah megah yang letaknya tak jauh dari kota. Beberapa orang tampak bersiaga bberjaga. Tak hanya itu, beberapa bahkan berdiri dan bersiap membukakan pintu.

Tergambar jelas jika Giorgio bukan pria sembarangan. Terbukti jika kedatangannya saja disambut oleh beberapa pengawal.

Semua itu membuat Marsha penasaran tentang kepribadian qali suaminya.

"Ayo!" Tangan Giorgio terulur sempurna ke arah Marsha ketika mobil sudah berdiri di halaman rumah megah itu.

Pilar-pilar bercat putih menambah kesan elegan dan mewah. Membuat siapapun yang datang berkunjung pasti terpesona dengan keindahan rumah.

Marsha menggapai tangan suaminya, dengan kepala tertunduk, kaki jenjangnya melangkah memasuki rumah.

Langkahnya sedikit cepat seakan mencoba menyeimbangkan gerakan langkah suaminya yang cepat.

"Tidak perlu menundukkan kepala. Di sini, kamu bisa bebas. Keluargaku tidak tahu aku memiliki properti ini," ungkap Gio yang terus membimbing Marsha masuk.

Ia berjalan semakin dalam ke area privasi rumah. Memperkenalkan setiap sudut ruangan yang membuat gadis itu terpukau.

Marsha, terus terus mengeratkan genggaman tangannya di lengan suaminya seakan ketakutan karena ditetapkan ditatap beberapa orang pelayan dan juga pengawal rumah.

"Mereka semua, dagunya terangkat. Seperti sengaja memberi kesan menakutkan," bisik Marsha.

Giorgio terkekeh, kemudian tanpa aba-aba ia mengangkat tubuh mungil Marsha. Membuat gadis itu menjerit dibuat takut.

"Tidak, lepaskan!" teriaknya sambil memukul-mukul kecil bagian dada Giorgio.

"Katanya lapar, kita harus cepat," tandas Gio.

Pria bertubuh kekar itu akhirnya bergerak cepat menuju ruangan besar nan mewah. Sofa di sudut ruangan, sengaja dihiasi dengan bulu-bulu halus yang membuat nyaman siapapun yang akan duduk di sana.

Mata Marsha terbelalak. Ia memperhatikan sekeliling dinding kamar. Gadis itu benar-benar terkejut melihat ada banyak potret dirinya yang terpajang di beberapa sudut dinding.

Perlahan, Giorgio menurunkan Marsha, lalu pria itu berjalan cepat menutup pintunya.

"Kenapa ada banyak sekali fotoku di sini?" tanya Marsha.

"Sya, sebenarnya pak Tama sudah lama memberikan foto kamu. Beliau juga memperkenalkan diri kamu, jika kamu adalah putri Satu-satunya," kata Giorgio memulai cerita, "sejak saat itu... aku tidak pernah dekat apalagi pacaran sama perempuan manapun. Aku bahkan sering mengikuti kamu diam-diam meski hanya sekedar mengambil gambar."

Darah Marsha seketika berdesir. Jantungnya terpacu cepat.

"Bukankah kaku mengatakan bahwa aku bukan tipemu? Bukankah kamu juga janji akan menceraikan aku setelah dua tahun pernikahan kita?" Marsha bertanya seakan mencecar.

Giorgio memejamkan matanya sesaat.

"Semua itu tidak benar. Maaf aku terpaksa berbohong, Sya. Cuma dengan cara ini aku bisa membujuk kamu agar mau kunikahi. Aku semakin cemas ketika Joey bercerita jatuh hati kepadamu," cetusnya dengan guratan wajah serius.

Marsha bisa tahu dari raut tanpa senyum itu jika kali ini Giorgio memang tidak sedang main-main dengan kalimatnya.

"Dari mana bisa tahu?" tanya Marsha.

Tatapan matanya masih sama. Tatapan mata penasaran dengan sedikit perubahan di wajahnya.

"Joey menceritakan tentang kamu pada seluruh keluarga, ia juga menunjukkan fotomu. Beruntungnya itu terjadi sehari setelah aku bertemu denganmu dan Papamu," ungkap Marsha.

Gadis itu menelan ludah, seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan suaminya. Jika ini benar, itu artinya bukan cinta, apalagi rasa kagum. Itu adalah obsesi.

Bagaimana mungkin, Marsha tidak pernah tahu jika ke manapun ia pergi selama ini selalu diikuti.

Kening Marsha berkerut, pikirannya menjalar di hari pertemuannya dengan Joey, Giorgio tidak membahas hari itu. Mungkinkah karena Marsha mencoba naik angkutan umum?

Ia terdiam.

"Ayo sarapan!" ajaknya.

Entah mengapa, suara serak yang terdengar berat itu kini berubah menjadi menakutkan?

Marsha masih mematu, membuat Gio langsung menangkup wajahnya. Ia mengangkat dagunya. Lalu, entah sejak kapan kedua bibir itu akhirnya mulai bersentuhan.

Ingin rasanya gadis itu menolak, tetapi ada ketakutan luar biasa dalam dirinya. Itu sebabnya ia hanya diam dan pasrah kali itu.

"Kenapa kamu hanya diam?" tanya Gio penasaran.

"Karena kita bukan siapa-siapa. Pernikahan ini, hubungan ini, hanya permainan 'kan bagimu?"

"Tidak, pernikahan kita sah, Sya. Kamu adalah milik. Dan maaf, aku tidak akan pernah melepaskan kamu."

Marsha memejamkan matanya sejenak. Kemudian menghela napas dalam, sebelum akhirnya ia mulai berbicara.

"Kita kembali ke hotel sekarang, aku ada janji," pinta Marsha terlihat serius.

"Oke, tapi sarapan dulu," sahut Gio.

Marsha merasa jika tinggal di sana seperti menjadi seorang tawanan. Ketakutan.

***

Waktu berlalu cepat, Marsha berjalan tergesa-gesa ke sebuah perusahaan kosmetik besar, atas undangan Joseph.

Pria itu tersenyum sumringah saat melihat gadis pujaan hatinya mau memenuhi undangannya.

"Halo, Sya. Aku gak nyangka kamu datang. Maaf ya, tentang kejadian kemarin," cetus Joseph sambil berjabat tangan seolah menyambut kedatangan Marsha.

"Kita profesional. Lagi pula aku diberikan kesempatan promosi novelku juga 'kan di live Bapak?" Marsha tersenyum.

Dan Joey lega. Ia tidak melihat Marsha ketakutan ketika berhadapan dengannya.

"Tentu, Sya. Ayo kita Jalan-jalan. Sekalian kamu liga beberapa parfum keluaran terbaru aku. Wanginya enak semua, kamu mau coba?" Joseph berbicara penuh harap.

Marsha mengangguk setuju. Entah apa yang ia pikirkan hingga tiba-tiba menerima tawaran adik iparnya. Mungkinkah karena ia mulai berpikir jika suaminya sudah berubah menjadi monster yang menakutkan? Entah.

Marsha berkeliling ke salah satu ruangan yang nyaris mirip toko di perusahaan itu. Ada banyak rak tertata tertata rapi, lengkap dengan berbagai skin care-nya di sana.

Ruangan itu bersebelahan dengan ruangan para petinggi perusahaan. Ruangan Erika dan mertua Marsha pun bahkan juga berada di sebelah ruangan itu. Hanya sebuah koridor panjang yang menjadi pemisahannya.

"Marsha, kamu datang? Kenapa gak bilang kalau kamu mau ke sini? Kita 'kan bisa barengan?" Suara bariton khas Gio, membuat Marsha tersentak.

Jantungnya terasa mau copot, matanya terbelalak lebar. Ia benar-benar tidak menduga jika suaminya ada di perusahaan yang sama dengan Joseph.

"Kenapa bisa ada dia?" tanya Marsha dengan raut wajah berubah ketakutan.

Kening Joseph sejenak sempat berkerut. Seolah sedang menerka jika hal buruk sempat mendera mereka.

"Ko Gio 'kan Presdir di tiga perusahaan keluarga, Sya. Jadi aku gak berani melarang," pungkas Joseph.

Mendadak, Marsha merasa jika dirinya tidak aman.

Bersambung....

1
Siti Juaningsih
Luar biasa
Lintang Lia Taufik: Wah, terimakasih banyak ya Kak, sudah mampir di tulisan receh saya, dan memberi Rate. Salam cinta, Lintang. ❤️❤️❤️
total 1 replies
Nina_Melo
Haiis, takut buat topeng si Gio aja tuh
Anne Clair
seru ya
Samantha
nah loh. Pilih duda apa bujang mapan
Samantha
cemburu si bos muda
Samantha
Aku mau sih jadi Marsha
Teddy
perhatian gitu si Gio
Nina_Melo
Jadi rebutan
Nina_Melo
Kok aku jadi sebel sama danu ya
Antonio Johnson
Diksinya keren sih ya
Antonio Johnson
Kenapa tulisanmu sedih semua? Moga tulisanmu sukses ya, biar bahagia. Canda, semangat Thor
Antonio Johnson
pilih aku aja gimana
Anne Clair
Keren, tapi nyesek
Anne Clair
Hayo pilih yang mana?
Anne Clair
Hei, Lintang. Aku mampir baca, eh keterusan
Teddy
Ditunggu Bab barunya yang seru ya Love
Nina_Melo
Nyesek woy
Nina_Melo
Ceritanya seru Guys
Nina_Melo
Tulisannya natural. Cocok untuk menghilangkan penat.
Nina_Melo
Bagus, natural. Semoga banjir pembaca ya Kak Thor 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!