Azizah pura pura miskin demi dapat cinta sejati namun yang terjadi dia malah mendapatkan penghinaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SURYA VS JAYADI
Suasana tegang mencekam diluar rumah sakit Aditama jalan menuju rumah sakit terblokir dengan banyaknya mobil pengawal Aditama dan prtama yang sekarang sedang berhadapan
Seorang komandan polisi dengan menggunakan pengeras suara berkata " bapak bapak yang terhormat mohon jaga kondusifitas ini adalah rumah sakit banyak warga tak bersalah jika kalian bentrok disini" ucapnya ambigu.
Mungkin dia menyuruh untuk ributnya di lapangan Senayan saja jangan di rumah sakit.
"sebaiknya perwakilan dari bapak bapak yang terhormat melakukan mediasi saja, semuanya bisa di selsaikan dengan baik baik" ujar komandan polisi.
"kami menyediakan mobil komando untuk bapak bapak melakukan mediasi disini, dan saya pastikan tidak ada yang berpihak" sambung komandan polisi sambil menunju sebuah mobil bus yang sudah di sulap jadi ruang mediasi, sebuah mobil yang memang sering digunakan untuk melakukan mediasi jika ada dua kelompok bersebrangan akan bentrok.
"Baiklah aku akan kesana" ucap Jayadi dia juga tidak mau merugikan banyak orang, dia hanya ingin menunjukan pada keluarga aditama kalau Keluaga Pratama tidak bisa di anggap enteng. Sehingga tuan muda Aditama mereka dengan beraninya menculik anaknya itu adalah isi pikiran Jayadi
Surya aditama berdiri dengan elegan dia tidak akan tinggal diam kalau anaknya akan diserang oleh keluarga Pratama, mereka adalah dua keluarga yang mempunyai kekuatan sama besar tidak bersaing secara terang terangan tapi juga tidak melakukan kerjasama.
sekarang dua kubu berhadapan ditengahi oleh seorang komandan polisi.
"Suya lu ga becus didik anak lu ya, udah sombong sekarang nyulik anak gue, gue ga peduli lu punya harta berapa bakal gue lawan lu" ucap Jayadi menunjukan amarahnya.
"Jangan asal tuduh lu, lu udah cek belum kebenarannya, benar ga anak gue nyulik Anak lu, dan gue yakin harta gue lebih banyak dari harta lu jadi mau kemana aja gue jabanin" jawab Surya dia paling tidak suka dibandingkan.
Jayadi menyipitkan mata."emang harta gue lebih banyak dari lu, aset gue banyak mau di dalam atau di luar negri belum lagi saham saham gue diperusahaan internasional."
Surya mencibir. "Alah cuma catetan doang, harta gue lebih banyak dari lu bahkan gue mau liburan ke planet mars ga bisa kan lu."
Komandan polisi mulai mengurut pelipisnya. "Bapak-bapak tolong fokus pada pembahasan kita jangan kemana-mana."
Tapi kedua orang kaya itu tidak peduli.
"lu emang benar benar halu, gue udah punya jet pribadi 5, dan kapal pesiar". ucap jayadi
Surya tertawa sinis. "Lu punya kapal pesiar dan pesawat pribadi gue udah punya bandara dan pelabuhan."
Jayadi membalas cepat. "Alah cuma bandara doang, gue bahkan usah punya pulau pribadi."
Komandan polisi mulai merasa kepalanya berdenyut "bapak bapak tolong fokus sama pembahasan kita, bukan adu kekayaan."
Tapi Jayadi malah menunjuk Surya dengan penuh kemenangan. "Lagian, kalau anak lu nggak sombong, nggak mungkin masalah ini terjadi! Itu semua salah didikan lu, Surya!"
Surya membanting meja. "Didikan gue salah? Justru anak lu yang nggak bisa jaga diri sampai diculik! Itu artinya dia kurang pintar!"
Jayadi terkejut. "Gila ya lu! Anak gue itu IQ-nya 160, jenius! Lu pikir gampang nyulik anak gue? Itu pasti pakai tipu muslihat!"
Surya mendengus. "160? Itu masih kurang! Anak gue IQ-nya 180! Jadi lebih pintar dan lebih licik! Makanya bisa ngejebak anak lu!"
"Stop!" teriak Viona. "Kalian ini laki-laki, tapi mulutnya seperti ibu-ibu! Sekarang fokus! Surya, di mana anakmu sekarang?" tanyanya dengan nada marah.
"Iya kalian ini malah bahas hal hal yang ga berguna" tambah Laras yang sebenarnya kesal melihat perdebatan suaminya
Mereka berdua memang orang kaya, tetapi ada satu kelemahan yang sama: mereka takut pada istri masing-masing. Jayadi langsung terdiam.
Komandan polisi, yang sejak tadi pusing mendengar perdebatan absurd mereka, akhirnya bisa bernapas lega. "Ya, Pak, sebaiknya kita membahas hal itu," ucapnya, mendukung pernyataan Viona.
"Anakku ada di rumah sakit. Dan asal kau tahu, anakku tidak menculik anakmu!" tegas Surya. "Anakku justru menyelamatkan anakmu yang hendak melahirkan! Dia panik melihat Zee duduk di tepi jalan dalam kondisi mau melahirkan. Yang lalai itu anak buahmu! Seharusnya kau berterima kasih pada anakku!" lanjutnya dengan nada geram.
Jayadi mendengus. "Aku tidak akan percaya sebelum melihat sendiri keberadaan Zee! Lagian, anakmu sok tahu! Bukannya membawanya ke tempat yang sudah kusiapkan, malah langsung dibawa ke rumah sakit! Aku sudah menyediakan peralatan bersalin canggih dan lengkap di rumahku, tapi dia malah membawanya ke rumah sakit jelek ini!"
"Stop, Pah! Stop!" seru Viona, napasnya tersengal karena kesal. "Kalau kalian terus berdebat, kekayaan kalian bisa habis sampai pagi!"
Jayadi dan Surya saling tatap, tetapi kali ini tidak ada yang membalas.
"Sekarang antar kami menemui Zee! Kalau memang anakmu menyelamatkannya, tunjukkan!" lanjut Viona tegas.
"Ayo, kita ke sana," jawab Surya.
Jayadi menatapnya tajam. "Awas kalau anakku sampai kenapa-kenapa! Aku ratakan usahamu!" ancamnya.
"Pah!" pekik Viona, menghentikan mereka sebelum kembali berdebat.
Akhirnya, mereka bertiga berjalan menuju kamar tempat Azizah dirawat. Sementara itu, orang-orang kepercayaan dari kedua belah pihak sudah bersiaga. Mereka telah berkoordinasi dengan anak buah masing-masing untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
Di sisi lain, polisi juga telah bersiap. Mereka bahkan sudah meminta bantuan dari markas besar untuk mengantisipasi jika bentrokan pecah kapan saja
setiap langkah menuju kamar tempat Azizah di rawat maka ketegangan semakin meningkat, Jayadi berjanji kalau anaknya ditempatkan di kamar yang jelek maka dia akan membangkrutkan usaha Surya tapi dalam hati dia kagum dengan kondisi rumah sakit yang tertata dengan rapi dan sempurna
Mereka menuju ruangan paling atas dan ternyata itu adalah ruangan khusus super mewah khusus untuk keluarga Aditama.
Surya merutuki kelakuan anaknya Romi kenapa membawa Azizah ke ruangan khusus keluarga Aditama karena ruangan itu khusus untuk keluarga Aditama atau orang yang sudah masuk ke keluarga aditama kalau Azizah istrinya Romi maka Surya tidak akan sekesal ini.
Viona mulai lega karena Azizah di tempatkan di ruangan yang mewah dan fasilitas rangkap, Jayadipun sama merasa lega tapi dia tidak mau mengungkapkannya di depan Surya terlalu gengsi dia.
Namun rasa kesal dan marah Jayadi belum usai, dalam benak Jayadi kalau Azizah menangis walaupun di kamar mewah dia tetap akan meratakan usaha Aditama dengan segala upanya, dia tidak rela Aziza menangis ketakutan karena tindakan Romi.
"ceklek" seorang perawat membukan pintu
Suasana menegang, Jayadi mengepalkan tanganya tanda dia akan meledak amarahnya andai saja Azizah keluar air mata karena ketakutan.
Pintu terbuka dan pemandangan yang mereka lihat sangat mencengangkan.
Mereka melihat sesuatu yang mencengangkan.
Bersambung
gk sma suamix tinggal ,dodol bangat Rommy...kejar cinta msa lalu mu