NovelToon NovelToon
Ustadz & Si Gadis Polos

Ustadz & Si Gadis Polos

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua / Fantasi Wanita
Popularitas:283.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ditaa

❗️EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON❗️

Seorang Pria yang di paksa sang Ayah untuk menikahi Gadis yang tidak tahu asal-usul nya, pernikahan itu di dasarkan karena suatu perjanjian sebelum rekan Ayahnya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.

Memang benar, mencintai paksa orang yang tidak di cintainya benar-benar sangat sulit, tetapi dengan selalu berdekatan di antara keduanya akan membuahkan benih-benih cinta. Akan tetapi, apakah mereka benar-benar berhasil mencintai satu sama lain?

-----------

Yukk kepoin ... jangan lupa tambahkan favorite. Like, komen positive & vote nya juga ya bestie😍🔥

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ditaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencintai

Semua orang sudah kembali ke kamarnya masing-masing. Di dalam kamar Fabian, Adiba sudah menyusun bantal dan selimut di atas sofa.

Fabian sudah menyuruhnya untuk tidur bersama di atas ranjang, namun Adiba menolak.

"Ayo cepatlah." ujar Fabian menepuk tempat kosong di sebelahnya.

"Adiba belum terbiasa, Mas. Mas juga nggak memaksakan kan kalau Adiba tidur di sofa? Bukankah dulu-"

"Sekarang berbeda." Fabian memotong ucapan Adiba.

"Adiba sudah bilang, Adiba belum terbiasa, Mas."

"Lama-lama juga akan terbiasa." ujar Fabian kekeh dengan ucapannya.

"Kamu mau jadi istri durhaka yang nggak nurut sama suami, hm?" tanya Fabian, membuat Adiba bungkam. Mendengar kata 'istri durhaka' saja membuatnya merinding.

"E-enggak lah, ngaco." Adiba menggeleng.

"Ya sudah, mulai hari ini kamu tidur satu ranjang denganku." Fabian menaik turunkan alisnya.

"Ta-tapi? Janji nggak di apa-apain kan?" tanya Adiba pelan, tangan keduanya saling meremas.

"Nggak." ujar Fabian yakin.

'Iya nggak, kalau nggak khilaf.' batin Fabian.

"Janji ya?" Adiba masih ragu. Namun akhirnya ia berdiri sambil membawa kedua bantal nya, ia biarkan selimut tergelar di atas sofa, karena di atas kasur sudah ada selimut lain yang biasa di pakai Fabian tidur.

"Iya. Kan kamu lagi haid." ujar Fabian menahan tawanya.

Dengan kesal Adiba melempar bantalnya ke arah suaminya, "Nggak mau, nggak jadi. Mau tidur di sofa saja."

"Hahaha. Ya Allah, Aku hanya bercanda saja. Nggak ada niatan seperti itu." ujar Fabian meyakinkan istri kecilnya.

"Cepatlah kesini. Sudah malam, jangan berisik." Fabian merangkak diatas kasur dan menarik tangan Adiba hingga jatuh di atas kasur.

"Ih, Mas. Jangan pegang-pegang!" Adiba menepis tangan Fabian.

"Kenapa? Kan sudah halal." ujar Fabian datar.

"Ya-ya, nggak boleh!" Adiba merapihkan jilbab nya, ia mulai membaringkan tubuhnya di dekat Fabian, hanya berbatasan dengan satu bantal guling saja.

"Sudah tidur. Jangan memikirkan yang macam-macam, jangan lupa berdoa." ujar Fabian kemudian ia mematikan lampu kamarnya dan menggantikannya dengan lampu tidur.

"Hm." gumam Adiba pelan.

***

"Adiba, bangun ..." ucap Fabian setelah merasakan topangan berat pada tubuhnya.

"Eughh ..." Adiba hanya menggeliat kecil saja.

"Hey ... Bangunlah ..." Fabian menepuk-nepuk kecil pundak istrinya hingga sang empu nya mulai membuka kedua kelopak matanya.

"AAAAA!!!" Jerit Adiba, ia tak sadar semalaman dengan nyaman memeluk tubuh suaminya. Entahlah guling yang menjadi pembatas antara dirinya dan suaminya pergi kemana.

Adiba dengan cepat berbalik badan, memunggungi suaminya. Rasanya benar-benar sangat malu sekali.

"Ayo bangun, mandi." ujar Fabian.

"Nanti." jawab Adiba cepat.

"Kapan?" tanya Fabian.

"Coba kalau lagi mengobrol, posisi nya yang betul. Masa iya cuman aku doang yang ngelihatin kamu, kamu nya enggak." usil Fabian.

"Malu." jawab Adiba.

Fabian terkekeh mendengar penuturan istrinya.

"Malu? Bukannya sudah nggak malu lagi ya, peluk-peluk aku dari malem sampe pagi buta gini." sindir Fabian.

"Mana nggak izin dulu." sambungnya.

"Ishh, Mas! Bisa nggak jangan di ungkit-ungkit lagi ... Adiba maluuu ..."

"Hahaha ... Ya sudah deh, aku mandi dulu." ujar Fabian lalu bangkit meninggalkan istrinya di atas kasur.

'Bisa-bisanya aku peluk-peluk Mas Fabian sampe pagi begini!! Mana nyaman banget, duhh!!' batin Adiba kesal. Ingin mengulang takdir pun tak bisa. Rasanya ingin pulang saja ke rumah orangtua nya.

Padahal perbuatan yang Adiba lakukan sangat beruntung bagi Fabian. Ia tak lagi membujuk istrinya untuk melakukan hal-hal yang menguntungkan baginya.

***

Seteleh selesai mandi, Fabian melihat Adiba yang tertidur lagi. Ia biarkan saja, toh sedang tidak sholat ini.

Fabian mulai menggelar sajadahnya, dan melakukan sholat tahajud, sholat hajat dan sholat-sholat sunnah lainnya sebelum adzan subuh tiba.

Mendengar adzan subuh dari toa masjid di dekatnya serta dari ponselnya. Fabian yang sedang mengaji langsung memberhentikan kegiatannya dan mulai melaksanakan sholat subuh.

Seusai salam, Fabian langsung saja merapihkan tempat sholatnya dan ikut berbaring dengan istrinya. Ia ingin tidur lagi, tapi sudah terbiasa bangun. Fabian pun membuka ponselnya. Pria itu mengernyit dahinya heran karena ada salah satu pesan dari nomer asing yang belum ia simpan.

("Mas Fabian ingin berangkat ke Kairo ya? Hati-hati ya, Mas. Semoga perjalanannya lancar dan di beri keselamatan. Oh ya, titip salam juga ya untuk istrimu. Aku tak sengaja mendengar percakapan kalian kemarin di rumah Nenek Anin.")

"Siapa ini? Nadhifa?" gumam Fabian.

"Akhh! rasanya sulit bagiku untuk melupakannya. Namun aku sadar, bahwa ada yang lebih berhak diberi cinta dan kasih sayang yang tulus dariku yaitu istriku" batin Fabian, ia menoleh ke arah Adiba yang tertidur di samping nya.

Fabian tidak membacanya saja, ia langsung membalasnya.

("Ya, syukron Nadhifa ... Aku sampaikan nanti salam mu kepada istriku." ) balas Fabian.

Benarkah ini dirinya?

Kemana dirinya yang menginginkan Nadhifa?

Hilang begitu saja?

Fabian menghembuskan nafasnya berat.

Batin Fabian bertanya-tanya.

'Aku akan mulai belajar mencintai kekasih halalku. Cepat atau lambat dia juga pasti akan mencintaiku. Maafkan aku Zawjati ...' batin Fabian.

1
Erni Zahra76
alhamdulillah...sdh sekian purnama br up lg...semangat kk author 💪💪🙏
Erni Zahra76: ihhh aq g punya hehee
Ditaa: Kak, aku terharu lho ternyata masih ada yang ngikutin ceritaku, aku usahain biar up terus ya Kak dan tamatin ceritanya... Kalau Kakak mau baca novel aku, cek apk sebelah ya Kak, dua tamat, satunya lagi on going💞💞💞🙏🏻😊
total 2 replies
Siwi nur Asih
Luar biasa
Purwadi
lanjut thor
Eka Mardika Banchin
Tulisan yang bagus
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut dong Thor...
kairin
ceritanya bagus.tpi syang blom ada lanjutannya.
pelajaran yg bisa di ambil.ustadz hanyalah gelar saja.tpi orangnya tetap manusia biasa yg TDK terlepas dari khilaf.tetapi kmudian kembali ke jalan Allah SWT
Erwin Cuantiq
Luar biasa
kairin
kapok bian, jgn di maafkan dulu, kasih pelajaran buat bian
kairin
gobloknya bian.ih...bikin emosi...
kairin
udah panas dingin nih....
kairin
udah mulai greget nih
Zuny Achmad
alhmdulillah lnjut kak
Helda Watie
syukur alhamdulillah..akhir nya dpt juga kmi membaca sambungan nya..terima kasih banyak2 wahai sang penulis..god jop..terbaik
Helda Watie
lanjut kn lh..lama kmi menunggu..sambungan nya..cerita yg mantop.harus ada ending nya..terus kn lh berkarya .jng berhenti..semoga anda tetap maju dlm karya mu..berapa kli sudah aku membaca cerita ini.tanpa jemu..sehingga setiap episod sudah ku hafal..🤣🤣🤣..kmi tunggu sambungan nya .wahai penulis..
Ditaa: Siap Kak hehehe🤗🤗
total 1 replies
Helda Watie
mana sambungan nya..lama sudah menunggu.sayang sekali.jln cerita sudah bagus tapi sayang seribu kli sayang cerita nya tergantung...lama sudah kmi pembaca menunggu sambungan nya..
Ditaa: Stay tune ya kak😁
total 1 replies
Roudhotul Zannah
Lumayan
Roudhotul Zannah
Biasa
micha_chaa
next kak
𝐈𝐬𝐭𝐲
lanjuut thor..
𝐈𝐬𝐭𝐲
wanita mah gak bakalan lupa mas malah sukanya ungkit² hal yg sudah berlalu yg bikin kesel.. 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!