Ustadz & Si Gadis Polos

Ustadz & Si Gadis Polos

Rumah Sakit

Di sebuah rumah sakit PERMATA SYIFA banyak sekali orang yang sedang berlalu lalang di sana. Bahkan banyak para keluarga-keluarga yang ingin menjenguk pasien dengan menunggu di depan ruangannya masing-masing.

Dari arah jauh, ada dua orang suster berusaha mendorong brangkar dengan cepat untuk segera di bawa ke ruangan UGD karena keadaan pasien kritis, membuatnya harus segera di tangani sang Dokter. Hal itu membuat dua seorang wanita di belakangnya menangis hebat.

"Ayah, Bu ... Ayah ..." Gadis itu menangis sambil memegang pundak Ibunya sambil memeluknya erat.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Nak, kita doakan saja agar Ayah mu cepat melewati masa kritis nya, Ibu juga sangat khawatir." ujar Wanita paruh baya sambil menyeka air mata anak perempuannya. Gadis itu menurut lalu menganggukkan kepalanya pelan.

Dokter keluar dengan kepala menoleh ke arah kanan dan kiri, "Keluarga pasien atas nama Bapak Husein?" seru Dokter, membuat Ibu dan Gadis tadi melangkahkan kaki nya mendekati sang Dokter.

"Kami dok ... Kami keluarga pasien. Bagaimana keadaan suami saya Dok?" ujar Bu Amirah yang merupakan istri dari Pak Husein.

"Kami akan segera melakukan tindakan operasi kepada Bapak Husein, tetapi sebelum nya mohon lakukan pembayaran administrasi terlebih dahulu agar tindakan operasi segera di lakukan." kata Dokter itu membuat Bu Amirah tertunduk lesu seraya menatap anaknya yang sama-sama shock mendengarnya.

"Kira- kira biaya operasi nya berapa banyak Dok?" tanya Adiba pelan. Adiba Afsheen Myesha, anak tunggal dari Bapak Husein dan Ibu Amirah.

"25 juta." ujar Dokter menyampaikan.

Sregg ...

Bu Amirah dan Adiba saling pandang, karena uang yang sangat begitu banyak bagi mereka harus dapatkan dari mana? Hutang kepada para rentenir saja belum lunas, di tambah biaya untuk operasi, membuat mereka semakin tertunduk lesu.

"Kalau begitu kami permisi dulu, jangan masuk dulu ya Bu ... karena keadaan pasien masih sama, belum ada perubahan." kata Dokter kemudian ia langsung melenggang pergi.

"Bu .... bagaimana? Hiks ..." tanya Adiba sambil menggenggam tangan Ibunya.

"Ibu juga nggak tahu Nak ..." kata Amirah sambil terisak.

"Bu Amirah?" celetuk laki-laki paruh baya menghampiri Bu Amirah lalu dengan intens menatap kedua nya, "Kalian ada disini? Dimana Pak Husein?" imbuh nya bertanya.

Degg ...

"Pak Alzam ... Tolong saya Pak, tolong saya ... Hiks ... Hiks ..." ujar Adiba dengan memeluk kaki Pak Alzam seraya meminta pertolongan.

"Ayah saya harus segera di operasi Pak ..." Adiba menjelaskan dan menyeka air mata nya, "Tapi kami belum ada biaya, bisakah Pak Alzam memberikan kami bantuan, saya janji Pak akan mengganti semua uang nya." kata Adiba sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa kalian nggak menelpon saya saja. Jangan sungkan dengan saya, bagaimana pun juga Pak Husein dulu pernah meminjamkan uangnya kepada saya untuk ke luar kota." ucap Pak Alzam sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya ke bagian Administrasi nya, kalian tunggu disini ... Nanti saya akan balik lagi kesini." ujar pak Alzam membuat Bu Amirah serta Adiba tersenyum lega.

"Bu ... Alhamdulillah akhirnya ada Pak Alzam ya Bu ... Pak Alzam baik sekali." kata Adiba.

"Iya sayang, Allah benar-benar sangat baik kepada kita, ya Allah terimakasih ... "

Pak Alzam merupakan sahabat Pak Husein sejak masa SMA nya, mereka duduk sebangku, mereka juga saling membantu ketika salah satu dari mereka ada yang kesusahan, dulu Pak Alzam sangat berterimakasih kepada Pak Husein karenanya lah membuat Pak Alzam sesukses ini. Ya, Pak Husein membiayai Pak Alzam untuk berangkat keluar kota untuk mencari pekerjaan pada masa itu.

Setelah selesai, Pak Alzam kembali lagi menghampiri Bu Amirah dan Adiba yang sedang duduk termenung di ruang tunggu, ia tidak sendiri melainkan dengan sang Istri nya.

"Saya sudah membayar biaya semuanya Bu Amirah." ucap Pak Alzam membuyarkan lamunan Bu Amirah dan Adiba.

"Ya Allah, terimakasih atas kebesaran hati mu Pak Alzam. Nggak tahu lagi saya harus berbuat apa untuk menebus kebaikan Pak Alzam ..." ucap Bu Amirah sambil meneteskan air matanya.

"Sudah tidak apa Bu Am ... Yang penting suami mu segera pulih kembali dan di angkat semua penyakitnya." ujar Bu Aisyi, istri dari Pak Alzam.

"Terimakasih Bu Aisyi sudah menolong kami." ucap Bu Amirah sambil memeluk Bu Aisyi.

"Terimakasih Pak Alzam ... Bu Aisyi ..." ucap Adiba seraya menundukkan kepala nya.

"Kalau begitu kami pulang dulu, nanti kami kesini lagi ... kabari jika Pak Husein sudah siuman." kata pak Alzam seraya tersenyum, "Istri saya sekarang harus bedrest, asam lambungnya sedang kumat." kata Pak Alzam lagi sambil merangkul pundak Bu Aisyi.

"Baik Pak ... saya akan kabari Pak Alzam jika Ayah saya sudah siuman," ucap Adiba sambil tersenyum menatap Pak Alzam dan Bu Aisyi secara bergantian. Mereka mengangguk mengerti dan langsung melenggang pergi meninggalkan Bu Amirah dan Adiba yang masih setia di ruang tunggu, tidak jauh dengan ruangan operasinya.

Dua jam berlalu, lampu di dekat pintu ruangan operasi sudah menyala, menandakan operasi itu sudah selesai. Dilihatnya Pak Husein dengan berbagai macam alat di tubuhnya dengan mata yang masih terpejam. Para Suster mendorong brangkar yang di naiki Pak Husei untuk segera di pindah ke ruang perawatan.

Ternyata tadi Pak Alzam juga selain membayar biaya operasi, ia juga sudah memesan ruangan VVIP untuk Pak Husein di rawat di Rumah Sakitnya.

Bu Amirah dan Adiba mengikuti arah brangkar tersebut berjalan hingga masuklah kedalam ruangan perawatan itu, rasanya tenang dan nyaman sekali.

Adiba meneteskan air matanya melihat sang Ayah tercintanya terbaring lemah di depannya. Bu Amirah yang saat ini hatinya benar-benar hancur, sangat tak tega melihat suaminya seperti itu, ia hanya pura-pura tegar dan menyimpan isakan tangisan nya di depan anaknya.

"Ayah bangun Ayah ..." ujar Adiba pelan sambil mengusap lembut tangan Lak Husein.

"Sabar sayang, biarkan Ayah mu istirahat, kamu makan dulu ... Nanti sakit, kamu dari pagi belum makan kan? Kalau begitu biar Ibu suapi." ujar Bu Amirah meletakan sendok kedepan mulut Adiba, Adiba menggeleng pelan.

Bu Amirah menghela nafas nya pelan, "Kalau Adiba nggak makan, nanti sakit ... Kan Ibu jadi repot kalau kedua kesayangan Ibu ini sakit semua ..." ucap Bu Amirah dengan menampakkan deretan giginya.

"Baiklah, biar Adiba makan sendiri saja, Bu. Ibu tunggu disini, Adiba ingin keluar. Adiba di luar saja makannya." ucap Adiba seraya berjalan keluar ruangan dan menuju kantin yang ada di Rumah Sakit tersebut.

Setelah perutnya terasa kenyang, Adiba kembali lagi menuju kamar Ayahnya dan duduk samping Ibunya.

"Mirah ... Diba ..." gumam Pak Husein pelan dengan mengerjapkan matanya sedikit demi sedikit.

"Alhamdulillah ya Allah ... Iya Mas, Mirah disini, dengan Adiba juga." ucap Amirah yang langsung merintihkan air matanya. Dengan cepat Adiba menekan tombol Nurse Cal Bell dengan tujuan agar Ayahnya segera di periksa kembali oleh Dokter.

Dokter pun tiba di ruangan dan langsung memeriksa keadaan Pak Husein, Dokter menghela nafasnya dan hanya tersenyum simpul.

"Alhamdulillah saat ini kondisi Pak Husein sudah lebih baik dari sebelumnya ... Di jaga terus ya Bu Pak Husein nya, supaya tidak banyak bergerak ... Agar semakin stabil keadaannya. Detak jantungnya juga sudah bagus, hanya saja badannya yang terasa lemas untuk melakukan semuanya, mungkin karena efek operasi." jelas Dokter itu lalu pamit permisi untuk keluar.

Adiba yang melihat Ayahnya sudah siuman, ia langsung menelpon Pak Alzam untuk mengabari nya.

...Next ......

...Jangan lupa Like, Komen, Hadiah & Vote nya ya guyss ... Happy reading ...😍😘...

Terpopuler

Comments

Budhiarty Sayekti

Budhiarty Sayekti

mampir dan menyimak semoga seru cerita nya

2024-02-25

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-06-21

0

alvika cahyawati

alvika cahyawati

aku masih menyimak moga cerita nya bagus dan menarik ya.

2022-11-08

4

lihat semua
Episodes
1 Rumah Sakit
2 Perjanjian
3 Memberitahu
4 Menerima
5 Jual Cincin
6 Amanah
7 Membeli Kebutuhan
8 Berkunjung Ke Pondokan
9 Nasihat
10 Hari Pertunangan
11 Berbelanja Seserahan
12 Persiapan
13 Jadi Ragu
14 Ijab Qabul
15 Masih Bingung
16 Cenayang Atau Dukun?
17 Kumat Vertigo
18 Saling Pandang
19 Mulai Dekat
20 Rindu
21 Mengantar
22 Berbelanja
23 Kejadian Di Resto
24 Canggung
25 Cekcok
26 Dia Yang Menyakiti, Dia Juga Yang Menyembuhkan
27 Rasa Nyeri Berubah Menjadi Rasa Nyaman
28 Pamit Membuat Panas
29 Mengajari
30 Sikap Aneh
31 Mencintai
32 Kaget
33 Berpamitan
34 Perjalanan
35 Perjalanan 2
36 Kairo
37 Malam Di Kairo
38 Perasaan Aneh
39 Belajar
40 Ternyata Suamiku Seorang Ustadz
41 Merindukan Cinta Yang Telah Di Pendam
42 Cuti
43 Membantu
44 Ibu Sakit
45 Terpaksa Pulang Ke Indonesia
46 Kejutan
47 Menjemput
48 Sedikit Rindu Dan Rencana
49 Fabian Dan Nadhifa
50 Makan Siang
51 Mengatakan Perasaan Yang Sebenarnya
52 Overthinking
53 Bahagia Juga Sedih
54 Memantapkan Hati
55 Niat Poligami
56 Ceraikan Aku Mas!!!
57 Pengakuan
58 Menyesal
59 Tak Terduga Akan Seperti Ini
60 Jaga Cucu Ibu Dengan Baik!
61 Obrolan Malam
62 Fabian Pulang
63 Aku Hamil Mas!
64 Reuni
65 Bermanja Dengan Ayahnya
66 Kata Maaf Kembali Terucap
67 Ke Pondok Bersama
68 Hanya Sekedar Obrolan
69 Perlakuan Manis
70 Masalalu Itu Wadah Pelajaran Di Masa Depan!
71 Ngidam
72 Merajuk
73 Mual
74 Sayang?
75 Rindu Istri
76 Dia Kembali
77 Bicara Baik-baik
78 Aku Sudah Di Khitbah
79 Nomer Asing
80 Memulai Hafalan
81 Rencana Perjodohan
82 Syakir & Kaira
83 Sholat Istikharah!
84 Kairo
85 Berbuka Puasa
86 Kaira Curhat
87 Morning Kiss
88 Enak Atau Hambar?
89 Muroja'ah Ala Pasutri
90 USG
91 Melamar Langsung Pada Orangtua
92 Bujuk
93 Pilihan Hati
94 Ayam Geprek
95 Undangan
96 Resign
97 Pasar Malam
98 Author is back!
99 Pernikahan Nadhifa
100 Sambutan Hangat
101 Pijatan Paksu
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Rumah Sakit
2
Perjanjian
3
Memberitahu
4
Menerima
5
Jual Cincin
6
Amanah
7
Membeli Kebutuhan
8
Berkunjung Ke Pondokan
9
Nasihat
10
Hari Pertunangan
11
Berbelanja Seserahan
12
Persiapan
13
Jadi Ragu
14
Ijab Qabul
15
Masih Bingung
16
Cenayang Atau Dukun?
17
Kumat Vertigo
18
Saling Pandang
19
Mulai Dekat
20
Rindu
21
Mengantar
22
Berbelanja
23
Kejadian Di Resto
24
Canggung
25
Cekcok
26
Dia Yang Menyakiti, Dia Juga Yang Menyembuhkan
27
Rasa Nyeri Berubah Menjadi Rasa Nyaman
28
Pamit Membuat Panas
29
Mengajari
30
Sikap Aneh
31
Mencintai
32
Kaget
33
Berpamitan
34
Perjalanan
35
Perjalanan 2
36
Kairo
37
Malam Di Kairo
38
Perasaan Aneh
39
Belajar
40
Ternyata Suamiku Seorang Ustadz
41
Merindukan Cinta Yang Telah Di Pendam
42
Cuti
43
Membantu
44
Ibu Sakit
45
Terpaksa Pulang Ke Indonesia
46
Kejutan
47
Menjemput
48
Sedikit Rindu Dan Rencana
49
Fabian Dan Nadhifa
50
Makan Siang
51
Mengatakan Perasaan Yang Sebenarnya
52
Overthinking
53
Bahagia Juga Sedih
54
Memantapkan Hati
55
Niat Poligami
56
Ceraikan Aku Mas!!!
57
Pengakuan
58
Menyesal
59
Tak Terduga Akan Seperti Ini
60
Jaga Cucu Ibu Dengan Baik!
61
Obrolan Malam
62
Fabian Pulang
63
Aku Hamil Mas!
64
Reuni
65
Bermanja Dengan Ayahnya
66
Kata Maaf Kembali Terucap
67
Ke Pondok Bersama
68
Hanya Sekedar Obrolan
69
Perlakuan Manis
70
Masalalu Itu Wadah Pelajaran Di Masa Depan!
71
Ngidam
72
Merajuk
73
Mual
74
Sayang?
75
Rindu Istri
76
Dia Kembali
77
Bicara Baik-baik
78
Aku Sudah Di Khitbah
79
Nomer Asing
80
Memulai Hafalan
81
Rencana Perjodohan
82
Syakir & Kaira
83
Sholat Istikharah!
84
Kairo
85
Berbuka Puasa
86
Kaira Curhat
87
Morning Kiss
88
Enak Atau Hambar?
89
Muroja'ah Ala Pasutri
90
USG
91
Melamar Langsung Pada Orangtua
92
Bujuk
93
Pilihan Hati
94
Ayam Geprek
95
Undangan
96
Resign
97
Pasar Malam
98
Author is back!
99
Pernikahan Nadhifa
100
Sambutan Hangat
101
Pijatan Paksu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!