Felisha Agatha Christie gadis barbar , mulut ceplas-ceplos, dan non akhlak harus mati ditangan sang ayah karna wajah nya yang mirip dengan sang Bunda.
Bukan nya masuk ke alam baka, Felisha justru terbangun ditubuh seorang wanita yang sudah bersuami lebih parah lagi dia memasuki tubuh seorang Antagonis yang memiliki tiga suami yang tidak ia pedulikan karna sibuk mengejar cinta sang protagonis pria.
____
"Gue mau cerai!" Felisha
"Jangan berharap bisa lepas Baby" A
"Bisa ntar gue menghilang" Felisha
"Sayangnya saya sudah menanam benih di perutmu" J
"Gampang, nanti gue cariin bapak baru buat anak gue" Felisha
"Saya kurang kaya? Tampan? Seksi? Kuat" D
"Punya lo kecil kagak puas gue" Felisha
Yuk lanjut......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulismalam4, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14_Hidup atau Mati?
Delisha terbangun dari tidur nya, ia memegang perutnya yang sakit dengan sekali sentakan selimut terbuka, Delisha melihat kasurnya basah oleh air ketuban yang pecah ia meremas perutnya yang sakit.
"m-mas" Delisha mengguncang tubuh Alister yang tertidur.
"aakkhhh" teriak nya kesakitan.
Nafas nya memburu, dada nya sesak jantung nya berdetak kencang, Delisha mengguncang tubuh Alister dengan keras.
"Mas!"
Alister terbangun, ia melihat kearah Delisha yang sedang kesakitan, dengan cepat ia bangun dan melihat sang istri.
"Sayang kenapa? apa yang sakit?" tanya Alister panik.
"Ketuban nya pecah Mas" ujar Delisha yang masih kesakitan.
Alister melihat kearah kasur ia dengan segera menggendong Delisha dan keluar dari kamarnya, Alister mendudukkan Delisha dengan pelan lalu memasuki mobil nya dan menjalankan nya dengan kecepatan rata-rata.
_____
Derap langkah kaki terdengar di koridor rumah sakit, Darion dan Jayden berlari dengan panik saat mendapatkan kabar tentang Istri nya yang akan melahirkan.
Mereka berdua kini berada didepan pintu ruang operasi, didalam ruangan sudah ada Alister yang sedang menangani sang istri.
Seorang dokter perempuan keluar dari ruang operasi, Jayden dan Darion mendekati dokter tersebut menanyakan keadaan sang Istri.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok?"tanya Jayden khawatir.
Dokter Lisa menghembuskan nafas panjang, menatap Jayden dan Darion.
"Begini, keadaan pasien sangat mengkhawatirkan. Saya sudah memberitahu pada Dokter Alister tentang pasien namun sepertinya dokter Alister belum memberi tahu kalian, Nyonya Delisha memiliki penyakit jantung bawaan dan saat ini jantung nya sangat lemah jika proses kelahiran ini terus dilanjutkan kami tidak bisa menjamin bahwa ibu dan anak akan baik-baik saja" jelas dokter Lisa.
Darion dan Jayden terdiam kaku ditempat mereka, terlalu terkejut mendengar kenyataan yang baru saja terungkap.
"Mari ikut saya masuk" ujar Dokter Lisa.
Darion dan Jayden mengikuti dokter Lisa masuk kedalam ruang operasi, jantung mereka berdetak kencang saat mendengar teriakkan sang istri yang sedang berjuang.
"Masss AKKHH!" teriak Delisha kesakitan.
Darion dan Jayden segera menghampiri Delisha, memegang masing-masing tangan Delisha.
"s-sayang"
Jayden menatap kosong Alister yang sedang terus menangani sang istri.
"HENTIKAN! cepat hentikan!" Teriak Jayden tiba-tiba.
Alister dan dokter lain nya terkejut mendengar teriakkan Jayden.
"M-mas" ujar Delisha lirih.
Jayden menatap Delisha, ia menggeleng cepat menggenggam tangan Delisha dengan erat.
"ga! Aku ga butuh anak itu sayang! Aku mau kamu plis jangan lahirkan anak itu aku ga mau kehilangan kamu aku ga mau!" racau Jayden.
Delisha tersenyum manis, mengelus rahang tegas suami nya.
"M-mas"
"Ga!" Teriak Jayden.
Delisha menatap Jayden dengan senduh.
"Jangan benci anak kita mas, please"
Alister mengepal erat tangan nya, kembali melanjutkan.
Delisha menggenggam kuat tangan kedua suami nya.
"AKKKKHHHHH!"
Oekkk oekkkk oekkk
Titt_________________
Seketika ruangan itu menjadi hening ketika mendengar suara tangisan Bayi.
Alister menggendong bayi laki-laki itu dengan tangan gemetar, suster mengambil alih bayi laki-laki itu lalu mendekatkan nya pada Delisha yang sudah tak sadarkan diri.
Para Dokter kembali menangani Delisha setelah melihat monitor yang menunjukkan lemah nya jantung Delisha, Alister mulai melakukan pembedahan terhadap istrinya untuk mengeluarkan kedua bayi nya yang masih berada didalam.
Jayden dan Darion menggenggam erat tangan Delisha yang terasa dingin.
"Dok jantung bayi nya melemah" ujar Sang suster.
Lisa mengambil alih kedua bayi itu dan menangani nya, Alister sendiri sedang berusaha menyelamatkan nyawa Delisha.
"Pliss, Sayang Mas mohon bertahan tolong bertahan demi anak kita" lirih Alister.
"Ga! Ga! Sayang jangan tinggalkan aku pliss mas mohon jangan tinggalkan Mas!" racau Jayden dengan airmata yang mengalir deras.
Darion sendiri terdiam kaku merasakan tangan dingin sang istri, ia menatap lekat wajah pucat Delisha dan monitor pendeteksi detak jantung yang menggambarkan garis lurus.
Para dokter yang lain mundur menjauhi brankar Delisha, mereka menghela nafas berat.
"Dokter Alister, Istri anda sudah tidak dapat bertahan, kami turut berduka" ujar Dokter satunya.
Alister menatap kosong wajah sang istri yang sudah pucat tak bernyawa, Jayden menangis histeris sembari memeluk tubuh sang Istri yang sudah tak bernyawa.
Bruk!
Para Dokter terkejut saat tubuh ketiga pria kembar itu ambruk, Para dokter segera menangani ketiga pria kembar yang pingsan itu karna syok dengan kematian sang istri.
Disaat yang lain sibuk menangani Alister, Jayden dan Darion salah satu seorang berpakaian perawat menghampiri brankar Delisha menatap benci tubuh Delisha.
"Selamat jalan menuju neraka Kakak tercinta, Mereka bertiga hanya punya gue dan gue akan ngerebut semua yang menjadi milik lo! termasuk suami lo!"
________
Brak!
Hendra menatap kosong tubuh yang tertutup kain putih diatas brankar, dengan perlahan ia berjalan menuju brankar.
Tangan Hendra terulur memegang kain putih, dengan perlahan ia menarik turun kain putih itu hingga terlihat wajah pucat milik Delisha.
Deg!
Bruk!
Hendra jatuh terduduk menatap wajah pucat Delisha.
"Saat ini Delisha sedang hamil dan kata orang ucapan ibu hamil itu bisa jadi kenyataan kan? Deli berharap saat anak Deli lahir Deli juga mati sama seperi mamah, dan jika saat itu tiba Deli mohon sama papah untuk tidak membenci anak Deli, bagaimanapun ini masih cucu papah dan Deli sayang papah"
Hendra bangun dan langsung memeluk tubuh tak bernyawa milik putri nya, air matanya merembes keluar dari matanya.
"Hikss b-bangun hikss"
"Deli sayang bangun nak jangan tinggalin Papah" ujar nya penuh penyesalan.
Hendra mengusap wajah Delisha menatap sayang pada Putri, ia bodoh dan sangat menyesal kenapa tidak dari dulu ia menyayangi Putri nya.
Sekarang semua nya sudah terlambat dan dirinya hanya dipenuhi oleh penyesalan yang mendalam.
"Maafin Papah Deli hikss tolong sampaikan permintaan maaf Papah pada Mama mu karna tidak bisa menepati janji Papah_"
Hendra mencium kening Delisha dengan penuh sayang.
"Papah Sayang Delisha" setelah mengatakan itu Hendra berjalan Keluar dari ruang jenazah.
Tepat disaat pintu tertutup, di brankar dimana tubuh Delisha terbaring kaku airmata nya menetes Keluar dari mata yang terus terpejam itu.
_________
Tamat!
TAPI BOONG!
Hiksss
Diruang yang gelap itu hanya terdengar suara isak tangis yang pilu.
Tepat di pojok ruangan terdapat seorang pria dengan penampilan yang sangat berantakan berbaring sembari memeluk foto pernikahan nya dengan sang istri.
"Mas kangen Yang hikss kamu jahat ninggalin Mas" isak nya.
"Ini sudah 5 tahun berlalu, Mas kangen sama kamu hiksss "
Tok tok tok
"Tuan Anda dipanggil ke sekolah tuan muda, katanya Tuan muda habis memukul teman sekelas nya" ujar tangan kanan nya dari luar pintu.
Jayden menghapus air matanya dam bangun dari tidur nya, tatapan yang tadi senduh kini berubah tajam.
Clek!
"Kosongkan ruang bawah, Aku akan menghukum anak itu" ujar nya dingin.
Jayden berjalan keluar dengan aura dingin, semua pelayan dan bodyguard yang berpapasan dengan nya menunduk takut, setelah kematian sang nyonya rumah tak ada lagi canda tawa atau kehangatan dirumah ini.
Para pelayan dan bodyguard hanya bisa berdoa semoga tuan muda mereka baik-baik saja.
__________
Dirumah sakit terbesar tepatnya diruang operasi hawa semakin mencekam, para perawat dan dokter tak berani bersuara dan terus bekerja.
Alister melakukan operasi besar, hanya ekspresi datar dan dingin yang ia tunjukkan. Para Dokter dan perawat sudah berkeringat dingin dibelakang nya, karna yang mereka tanganin saat ini adalah ketua mafia yang paling ditakuti di kota ini.
3 jam beralalu kini operasi nya sudah selesai, Alister keluar dari ruang operasi meninggalkan perawat dan Dokter disana.
Alister membuka jas putih nya lalu melempar nya ke jok belakang mobilnya, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Katakan!" ujarnya dingin.
Terdengar suara dibalik aerphond yang ia pakai.
"Tuan nona muda kembali mengamuk dirumah, ia tak mau makan dan keluar rumah, ia hanya ingin Anda dan terus berteriak menyebut nama Nyonya tuan" Alister menggenggamnya erat stir mobilnya.
Ia mematikan telepon nya menambah kecepatan mobilnya dengan tinggi.
Alister keluar dari mobilnya, berjalan melewati banyaknya gundukan tanah dengan setangkai bunga mawar ditangan nya.
Alister meletakkan setangkai bunga mawar itu tepat diatas tanah, Alister mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Sang istri.
"Sudah lima tahun Yang, sudah lima tahun kamu pergi. Aku kangen sama kamu anak kita juga_"
"Aku sudah berusaha untuk menjadi seorang Ayah tanpa membenci nya, tapi hatiku masih tidak terima karna kehadiran nya membuatku kehilangan kamu" ujar Alister lirih.
Alister mencium batu nisan itu, ia berdiri lalu pergi dari sana.
________
Dor!
Darion menatap dingin tubuh yang tergeletak tak bernyawa dihadapan nya itu, siapa suruh berani bermain-main dengan nya.
"Bereskan" ujar nya dingin.
Tangan kanan nya mengangguk lalu membereskan sampah tak tau diri itu.
Darion duduk dikursi kebesaran nya, ia menatap foto kecil di mejanya, foto seorang wanita cantik yang sedang tersenyum sembari mengelus perut besarnya.
Drrrt drrrt drrrt
Darion mengambil hp nya lalu menggeser icon hijau.
"Apa?" tanya nya to the poin.
"Selamat siang Tuan Darion, saya ingin memberi tahukan bahwa tuan muda dikeluarkan dari sekolah nya dan sekarang Tuan muda berada di kantor polisi kar_"
Darion langsung mematikan telepon nya sepihak, ia berdiri dari kursinya lalu berjalan keluar dari ruangan nya.