[Mohon maaf novel ini, aku tulis ulang karena suatu hal]
Nolan Cahya seorang pengangguran atau NEET selama 20 tahun yang mengalami kecelakaan saat menyelamatkan seekor kucing di tengah jalan.
Namun, Nolan tidak pergi ke Nirwana melainkan dia bereinkarnasi ke dunia lain sebagai Dungeon Master atau Tuan bawah Tanah oleh Sistem Kehidupan.
Nolan yang hidup di dunia lain, dia pun mendapat beberapa skill dan perlengkapan yang luar biasa.
Dan, tujuan Nolan sendiri hidup di Dunia lain ingin melanjutkan kehidupan NEET.
Inilah kisah pria bernama Nolan Cahya dan Dungeon nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dungeon Master| Chapter 30. Nier, Muru VS para bandit
...Chapter 30. Nier, Muru VS para bandit....
Setelah 80 hari hidup, aku baru kali ini marah lantaran menghina Miku yang ingin menjual nya sebagai budak.
Meski, aku sudah membunuh yang berbicara seperti itu namun, amarah ku belum reda dan aku pun memanggil unit terkuat ku.
"Nier! Muru!"
Sesaat kemudian, Nier dan Muru datang dalam posisi berlutut satu kaki.
"Iya, Master!" jawab serempak Nier dan
"Bunuh semua bandit yang ada di desa barat! Tidak boleh ada yang tersisa! bahkan bangkai nya jangan sampai aku melihat nya!" Lalu, aku terpikir sesuatu, "Tapi juga jangan membunuh nya! Tangkap dan bawa dia kesini!"
"Baik, kami mengerti!" jawab serempak Nier dan Muru.
Dan, sesaat kemudian mereka pun menghilang.
Lalu, aku yang masih di paviliun taman duduk kembali menikmati teh yang dituangkan oleh Callista.
"Silahkan di minum, Master! Ini teh teratai yang memiliki efek menenangkan anda," ucap Callista.
Aku pun melihat kearah dengan senyuman. "Terimakasih, Callista."
Callista pun tersenyum. Lalu, mundur beberapa langkah.
Setelah itu, aku pun meminumnya dan sesaat itu juga ada energi sihir yang menyelimuti dirimu hingga amarah ku benar-benar menghilang.
"Produk dunia lain memang berbeda dari dunia ku sebelum nya yang hanya bisa iklan saja."
Setelah selesai menyeruput teh, aku memerintahkan Petapa Agung.
"Petapa Agung, tampilkan view untuk Nier!"
Sesaat kemudian muncul layar udara 42 inci yang mana menampilkan langkah Nier dan aku seperti menonton anime.
Tidak seperti dahulu yang mana aku selalu nonton sendiri. Sekarang, ada dua wanita cantik yang menemani ku, Miku dan Callista.
"Miku, Callista! Mari kita lihat bersama-sama Nier dan Muru beraksi!"
"Iya, Master," jawab serempak Miku dan Callista.
Dan, aku pun memfokuskan pandanganku kepada layar yang mana Nier dan Muru berlari dengan sangat cepat menelusuri hutan. Dengan kecepatan mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di desa barat.
Setibanya disana, Nier dan Muru disungguhi dengan banyak jasad warga desa yang berserakan dan rata-rata dari mereka adalah pria.
Adapun jasad wanita yang mana jasad lebih mengenaskan lantaran tubuh nya tidak mengenakan pakaian dan penuh luka.
Melihat jasad yang begitu banyak, Muru pun meminta izin melalui telepati nya.
"Master, saya ingin memakan mereka bolehkah?" pinta Muru.
"Muru, tahan rasa lapar mu. Habisi dahulu bandit dan kamu boleh menyantap bandit tersebut!"
"Benarkah, saya boleh memakan bandit. Terimakasih, Master!" ucap senang Muru.
Setelah beberapa langkah, Nier dan Muru bertemu dengan beberapa bandit yang sontak mengelilingi.
"Lihatlah! ada wanita cantik!"
"Bahkan monster ini juga terlihat cantik!"
"Ayolah, jangan melawan kita bersenang-senang!" ucap bandit seraya melangkah mendekati Nier dan Nier pun melihatnya dengan tajam.
Lalu, Nier mengambil pedang pendek dengan kecepatan tinggi memenggal kepalanya dan bandit itu terjatuh dengan kepala yang menggelinding seperti bola.
Muru yang melihat itu, dia langsung bersemangat. "Bandit, waktunya makan!"
Mulut Muru berubah menjadi besar dalam bentuk gel dan makan jasad para bandit.
Pemandangan itu membuat bandit yang lain ketakutan dan gementaran lalu mereka pun lari.
"Tidak akan aku biarkan!" gumam Nier.
Lalu, Nier dengan bergerak cepat mengambil katana dan membunuh bandit tersisa.
"Aaaaa ..."
"Aaaa... Tolong!"
Teriak para bandit sesaat Nier menebas para bandit dan Muru dengan sigap menyantap mereka satu persatu.
Teriakan itu membuat bandit yang berkumpul di pusat desa menjadi siaga dan disana juga terlihat para warga yang sebelumnya bersembunyi seperti yang dikatakan oleh Arin.
Disana terlihat salah satu bandit yang memimpin operasi mereka.
"Kalian jangan gentar!" seru pemimpin bandit.
"Baik!" jawab serentak bandit seraya memasang kuda-kuda nya.
Tidak lama kemudian, pemimpin bandit melihat gerakan angin yang membunuh satu persatu anak buahnya yang mana gerakan angin itu merupakan gerakan cepat dari Nier.
"Oi, Oi! apa yang terjadi?" ucap pemimpin bandit sambil mundur beberapa langkah.
Dan, gerakan itu sampai pada pemimpin bandit. Namun, Nier tidak membunuh nya melainkan memukul tepat di wajahnya hingga pemimpin bandit itu terpental jauh.
Semua warga terheran-heran dengan kedatangan Nier dan Muru. Mereka yang belum mengenal Nier dan Muru memiliki rasa lega dan takut.
Lalu, Pemimpin bandit yang masih hidup. Dia mengumpulkan tenaganya untuk berdiri meski wajahnya sudah bengkak dan dia pun semakin ketakutan saat melihat Muru yang sedang makan anak buahnya.
"Si-sfnejdn kaliwnavn," ucap tidak jelas bandit yang mana dia sudah sulit berbicara lantaran bengkak di wajahnya.
Lalu, Nier telepati kepadaku. "Master, sepertinya dia pemimpin bandit. Apa yang harus kulakukan?"
"Buat dia pingsan dan bawa ke Dungeon!"
"Baik, Master," jawab Nier.
Setelah itu, Nier dengan kecepatan tinggi berlari dan tiba dibelakang pemimpin bandit yang mana dia dengan sontak memukul tengkuk nya dan pemimpin bandit itu pingsan.
"Muru! Simpan dia dan jangan dibunuh!" seru Nier.
"Iya. Ya. Guru!" jawab Muru. Lalu, dia menyimpan pemimpin bandit di perut Muru.
Dengan ini petarung selesai.
Sesudahnya itu, Nier berjalan kearah warga desa yang disandera.
"Master, apa yang harus kulakukan dengan kumpulan manusia ini?" tanya Nier.
"Bawa mereka ke Aula pertemuan di Mansion lantai pertama Dungeon!"
"Baik, dimengerti!" jawab Nier.
Setelah itu, Nier meluruskan tangan nya dan merapal sihir gerbang yang membuat Nier, Muru dan warga desa tiba di Aula pertemuan dalam sekejap.
Aku yang melihat itu, menutup layar dan beranjak dari kursi.
"Sekarang waktunya untuk ku beraksi."
...____...
DAH TAU DIHINA, DIPERGUNAKAN, DITIPU MASIH AJA MAU
BINTANG MINUS
-