Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Nayma dan Bram sangat senang melihat ekspresi yang ada diwajah Tyo, Bram memang sengaja membuat Tyo malu karena telah melukai hati pujaan hatinya sejak dulu.
"Apa perlu aku pecat dia Nay?? Ucap Bram dengan serius.
" Tidak perlu lah Bram, masalah pribadi jangan dibawah ke kantor, lagian kami sudah bercerai, untuk apalagi membahas tentang masa lalu". Nama tersenyum menenangkan.
"Baiklah Nay jika itu keinginanmu, tapi jika dia selalu mengganggu mu beritahu aku, aku akan memberinya pelajaran yang tidak akan dia lupakan nanti".
"Iya Bram, makasih yah, kamu harus sabar, jadi pemimpin itu banyak masalahnya". Ucapnya tersenyum.
"Ayo kita masuk meeting didalam". Bram menuntun Nayma masuk ke ruangan untuk meeting
Mereka berdua memasuki ruang meeting karena kedua perusahaan mereka akan bekerjasama, Nayma yang merupakan perwakilan untuk mempresentasikan proyek mereka.
Sedangkan Tyo kini berjalan menuju ruangannya berada, walau hatinya panas dan tidak terima, dia harus mengesampingkan emosinya karena harus bekerja, ria tidak mau dipecat gara-gara lalai dalam pekerjaannya, sudah cukup video viral kemaren membuatnya dalam masalah.
"Sial, ada hubungan apa mereka, kami baru saja bercerai, dia sudah dekat dengan orang lain, atau jangan-jangan dia selingkuh". Ucapnya dalam hati.
Dia menggelengkan kepalanya berusaha fokus pada pekerjaannya, tawa dan sikap Nayma tadi pada Bosnya menari-nari di benaknya. Sikap yang tak pernah lagi dia lihat selama ini saat ibunya selalu ikut campur tentang urusan rumah tangga mereka.
"Bagaimana ini, aku tidak bisa fokus bekerja, sialan". Umpatnya dengan kasar.
Sedangkan Nayma tersenyum lebar bersama Bram, mereka berdua berhasil memenangkan tender besar untuk perusahaan mereka.
"Terima kasih atas kerja samanya, kami akan melakukan yang terbaik". Ucap Nayma kepada kliennya.
"Kami juga akan melakukan yang terbaik, terima kasih kepercayaannya". Ucap Bram tersenyum lebar.
" Sama-sama Bu Nayma dan pak Bram, kami senang bekerjasama dengan kalian, saya harap kalian tidak mengecewakan kami". Nayma dan Bram mengangguk kemudian mengantar mereka keluar untuk makan siang bersama karena waktu sudah menunjukkan makan siang.
"Kalian berdua cocok sekali, apa kalian adalah pasangan?? Tanya pak Hutomo kepada keduanya.
"Bapak bisa saja, kami bukan pasangan pak, entah kalau nanti, kan tidak ada yang tahu". Bram tersenyum sedikit malu karena digoda seperti itu oleh klien mereka.
"Sayang sekali, kalian berdua sangat cocok, nanti jika kalian menikah, ibu Nayma akan jadi patner hebat untuk anda pak Bram, jangan terlalu lama membiarkan pak Bram, nanti ditikung orang". Canda Mereka.
"Ya kalau Nayma mau pak hayo aja, sekarang pun aku mau". Ucaonya dengan geli.
Sedangkan Nayma yang sejak tadi digoda hanya tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya karena tingkah mereka.
"Nanti saja pak, pikirkan itu, saya masih mau fokus mengurus karier saya dulu, lagian nanti setelah memilih pasangan akan repot". Ucap Nayma penuh arti.
" Ah benar bu, kadang kami para pria menginginkan istri kami dirumah saja, nanti dia akan menyambut kami pulang dan mengurus anak-anak, biar kami para pria yang bekerja karena itu tugas dan bentuk tanggung jawab kami".
"Itu memang bagus pak selama kebutuhan kita terpenuhi dengan sempurna kalau tidak yah istri juga harus bekerja, double deh pekerjaan kami para wanita".
"Tidak juga bu Nayma, itu tergantung pasangan, banyak kok yang sama-sama bekerja, tapi bekerjasama untuk mengurus rumah contohnya aku ini". Pak Hutomo tersenyum kecil
"wah hebat pak, bapak dan istri sama-sama bekerja yah??
"Iya bu Nayma, kami selalu bekerjasama untuk mengurus rumah, anak-anak kami pun sekarang sudah besar, masuk SMP dan ada yang Kelas 3 SMP".
"Kalau sudah besar seperti itu sudah bisa membantu pak dirumah".
"Iya bu sebelum berangkat bekerja dan sekolah kami bekerjasama mengurus rumah, ada yang menyapu, mengepel, cuci baju, cuci piring, memasak, intinya kita bagi-bagi tugas saja begitu".
"Hebat pak jika seperti itu, kita sangat perlu kerjasama tim dalam keluarga, kalau hanya berat sebelah itu yang sangat merepotkan ". Bram menanggapi dengan santai.
Dia mendengar dengan seksama dan senang mendapatkan ilmu tentang rumah tangga yang baik dan itu akan dia contoh
"Iya bu, pak Bram, kalau begitu mari, kami pulang dulu, kami masih ada pekerjaan di kantor setelah ini".
"Iya bapak-bapak, silahkan, terima kasih sekali lagi". Ucap Nayma dengan penuh senyuman.
"Ya sudah Nay, bagaimana kalau aku antar kamu ke kantor lagi untuk ambil mobil kamu sekalian aku kembali ke kantor".
"Iya Bram, makasih yah".
"Ya ampun Nay, kamu kayak sama siapa saja, yuk kita balik". Anaknya lagi tertawa pelan.
Mereka berdua beriringan masuk kedalam mobil menuju kantor Bram, saat mereka sampai, mereka kemabli bertemu Tyo diparkiran mobil.
"Loh Nay, kamu balik lagi??". Tanya Tyo melihat Nayma kembali dan keluar dari mobil Bram.
Dia bisa melihat Nayma berjalan menuju mobilnya yang terparkir cukup jauh dari mobil Bram.
"Iya lah kan mobilku disini, ngapain sih tanya-tanya melulu, berisik saja". Ketus Nayma tak peduli.
"Kamu kok berubah banget sih Nay, aku kan tanya kamu baik-baik". Ucap Tyo dengan sendu.
"Sudahlah, anggap saja kita orang asing, aku tidak mau berurusan lagi dnegan mu dan keluargamu, jadi tidak usah urusi urusan ku, kamu urus saja urusanmu". Kesal Nayma masuk ke mobil tanpa peduli keberadaan Tyo.
Tyo hanya mengelus dadanya mendapatkan sikap tak bersahabat dari mantan istrinya ini, dia tidak menyangka Nayma kini sangat membencinya.
"Aku tidak akan menyerah begitu saja Nay, aku masih menyayangimu, harta warisan mu itu bonus untukku, kau harus kembali bersama ku lagi".
Dia memasuki kantornya tapi dia kini dipanggil ke ruangan Bram karena ada hal yang akan mereka bicarakan.
"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu, bapak memanggil saya?? Tanya Tyo saat berada di ruangan Bram.
"Baik tidak perlu basa basi, saya minta tolong jangan pernah kamu mengganggu Nayma karena dia adalah calon istri saya, kami akan merancang pernikahan setelah masa iddah nya selesai, kau mengerti??
Mata Tyo membulat sempurna, bagaimana bisa Nayma sudha memiliki penggantinya dan akan langsung menikah setelah masa iddah selesai.
"Jangan mengarang cerita pak, tidka mungkin Nayma bisa secepat itu akan menikah".
"Terserah apa kataku, jika kamu tak mau saya pecat berhenti mengusik calon istriku, kau dengar itu".
"Loh bapak tidak bisa seperti itu, jangan mencampur adukkan pekerjaan dan masalah pribadi, itu tidak profesional". Kesalnya tidka terima.
"Terserah apa katamu, yang jelas jangan ganggu calon istriku, itu peringatan keras untukmu, silahkan kelaur dari ruangan saya". Usianya dengan penuh emosi.
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.