Little Queen

Masih posisi yang sama di area kampus ternama , di mana seorang pria yang memperhatikan wanita yang berjalan beriringan dengan teman nya.

"Aku tidak akan membiarkan satu orang pun mengganggu wanita ku " ucap Devan.

Sedangkan Ara yang berada di kelas langsung duduk di tempat nya, dan tak lama dosen yang bertugas langsung memberikan materi perkuliahan dan sampai selesai.

"Kau pulang sama si apa " ucap Ara, melihat Ica yang berjalan menuju gerbang.

"Aku di jemput Daddy ku, kalau kau " ucap Ica.

"Biasa, naik motor " ucap Ara.

"Baiklah, aku ke parkiran dulu kau hati-hati " pamit Ara.

" kau hati-hati juga, by Ara " ucap Ica yang berpisah jalan dengan sahabat nya.

Sedangkan Ara yang berada di parkiran langsung menuju motor kesayangan nya, dan setelah menggunakan helm dia langsung menjalan Motor nya.

Dan bertepatan dengan sebuah mobil yang berhenti di samping Ica, saat dia melihat itu Ara membunyikan klakson motor nya.

KIKKKK KIKKKK

Ica yang ingin masuk mobil langsung memandang siapa yang membunyikan klakson, dan saat mengenal jelas siapa pengendaranya, dia langsung berteriak.

"Hati-hati Ara " teriak nya.

Deg ..

Sedangkan seorang pria yang duduk di bangku penumpang, jantungnya langsung terhenti saat mendengar nama yang familiar di sebut putrinya, dan langsung melihat si pengendara motor tapi sayang si pengendara langsung melajukan motor nya.

Sedangkan Ara yang mendengar teriakkan Ica, langsung melambaikan tangan dan langsung melajukan motor nya.

Kembali ke Ica, masuk ke dalam mobilnya, di mana Daddy nya dan supir yang menjemputnya.

"Daddy " ucap Ica.

"Hi sayang, apa kau mengenal si pengendara motor tadi " ucap Ardian.

"Oh itu, Ara dad teman yang Ica ceritakan kemarin " ucap Ica.

"Ara, kenapa nama itu sangat familiar di telinga nya " Ardian membatin.

"Dad, " ucap Ica, sambil melambaikan tangan di depan Ardian.

"Ha,,,,iya sayang " ucap Ardian sadar dari lamunan nya.

"Daddy kenapa , apa dad tidak enak badan " ucap Ica polos, sambil menyentuh kening Ardian dengan punggung tangan nya.

"Tidak panas " ucap Ica polos.

"Tidak, Daddy tidak sakit sayang " ucap Ardian.

"Kapan kapan ajak teman mu datang ke mansion utama " ucap Ardian.

"Sudah Ica ajak dad, tinggal nunggu dia kapan datang mansion karna dia sangat sibuk " ucap Ica.

"Dia bekerja " ucap Ardian.

"Ica tidak tau pasti dad, hanya saja dia seperti bukan orang biasa seperti kita " ucap Ica, saat mengingat di mana Ica langsung keluar pas ujian di salah satu mata kuliah dosen killer.

"Maksud nya bagaimana , dad tidak mengerti " ucap Ardian.

"Begini dad " ucap Ica, menceritakan sesuatu yang menjanggal menurut nya.

"Apa maksud mu dia ikut di sebuah organisasi mafia " tebak Ardian.

"Sepertinya kita sepemikiran dad, tapi Ica masih sedikit ragu jika Ara ikut dalam dunia mafia secara dia kan seorang wanita " ucap Ica.

"Kau benar, dad juga jarang menemukan wanita kecuali .... " Ardian menjeda ucapan nya, saat mengingat kejadian belasan tahun lalu.

"Kecuali apa dad " ucap Ica.

"Tidak, tidak sayang " Ardian dengan cepat mengusir jauh pikiran nya.

****

Sedangkan Ara yang sudah sampai di markas dia langsung menyimpan motor nya, di sana semua anggota sudah berjajar rapi menyambut kedatangan nya.

"Queen " ucap mereka serempak.

"Apa terjadi sesuatu " ucap Ara.

"Tidak ada Queen " ucap pria yang mengikuti Ara memasuki sebuah ruangan, ruangan apa lagi jika bukan ruangan penyiksaan di mana sepasang kekasih paruh baya yang sudah tak berdaya.

Karena setiap hari dan setiap detik mereka memberikan penyiksaan yang setimpal karna sudah berani menyentuh keluarga BENATA.

Ceklek....

Pintu ruangan penyiksaan terbuka, mereka dengan reflek memandang siapa yang datang kali ini .

"Sepertinya kalian sudah menunggu kedatangan ku" ucap Ara .

Arson yang melihat kedatangan Ara, sangat geram walau hampir semua tenaganya habis terkuras tapi tetap dia paling benci dengan wanita bertopeng yang berjalan mendekati nya.

"Kenapa dengan wajah mu " ucap Ara , walau dia tau betul wajah geram yang arson perlihatkan pada nya.

"Lepaskan kami " teriak marni.

Ara dengan teplek menutup telinga nya, mendengar teriak nenek Peyot di samping nya.

"Ini tempat yang pantas untuk mu nenek Peyot " ucap Ara.

Saat Ara melihat semua pahatan demi pahatan wajah Marni, semua adalah hasil Operasi plastik.

"Buka mulut nya " perintah Ara, pada pria yang menjaga ruang penyiksaan.

"Ternyata lidah mu cantik juga " ucap Ara tersenyum misterius.

Sedangkan Marni yang mendengar ucapan Ara, langsung pucat dia jadi mengingat indah yang dulu melukai lidahnya.

Dan dengan gerakan gesit, Ara langsung menembak pistolnya pada lidah Marni, bahkan mereka tidak menyadari gerakan Ara yang entah dari mana mendapatkan pistol.

DOOR

"Aaaarrrrggggg " teriak Marni.

"Begini kan cantik, kau tidak perlu memberinya anting, sudah aku beri " ucap Ara.

Ara langsung menatap , pria di samping nenek Peyot, yang entah siapa nama nya.

"Buka mulutnya " perintah Ara.

Dan saat dia melihat air yang masih mengepul asap nya, dia langsung memasukan air panas tersebut ke dalam mulut arson .

"Aku rasa kau haus, bagaimana " ucap Ara.

"Aaaarrrrggggg, panas " teriak arson.

"Dasar lemah " ucap Ara .

Saat merasa sudah cukup, Ara langsung keluar dari ruangan penyiksaan, dan langsung menuju di mana ruangan nya.

Jangan lupa untuk mampir di karya author yang lain dan mohon masukan dan saran nya KK 🙏🏻

Semoga puas dengan hasil halu author kali ini 🥰