Seorang wanita yang terlahir di keluarga kaya raya, namun tidak membuatnya menjadi manja. Wanita tersebut anak perempuan satu-satunya dari keluarga max. Setelah di khianati oleh tunangannya tidak sampai membuat ia bersedih, justru ia malah bahagia telah lepas dari seseorang yang telah mengkhianati nya. Dengan keahlian yang ia punya dapat menarik perhatian nya seorang pria. Gimana cerita selanjutnya? Yuk simak cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
"Innalillahi, ko bisa " Teriak Kania terkejut yang juga mengejutkan Nadia. Nadia semakin bingung, melihat kepanikan sang ibunda dari bosnya. Kania pun langsung merebut kotak obat yang di pegang kevin, dan memulai mengobati pipi Nadia.
Sedangkan Nadia masih dalam mode shock.
" Kenapa ma? " Tanya Wijaya yang baru saja turun dari atas, Sultan pun terkejut saat melihat ada seorang perempuan di sebelah istrinya.
" Pipi kamu kenapa nak? " Tanya Wijaya membuat Nadia semakin terkejut, bagaimana pria di depannya bisa seperhatian ini , padahal hanya karyawan biasa.
Kevin hanya menghembuskan nafasnya kasar, kenapa kedua orang tuanya tidak bisa mengendalikan diri?
Wijaya langsung berjalan mendekati istrinya dan Nadia, sedangkan kevin masih diam berdiri memperhatikan drama kedua orang tuanya.
" Bisa-bisa Nadia bakalan di monopoli keluargaku, setiap kali aku membawanya ke rumah" Gumam kevin.
" Aw " Ucap sepontan Nadia saat pipinya di olesi cairan antiseptik. Kevin yang mendengarnya pun langsung khawatir.
" Maaf sayang, mama udah pelan padahal" Ucap Kania merasa bersalah.
" Ga papa ko tan, Nadia cuma kaget aja barusan " Ucap Nadia menenangkan Kania, namun wajah Kania malah terlihat murung. Sehingga membuat Nadia bingung dan ikut merasa bersalah.
" Maaf tan... "
" Ko panggil tante sih? " Potong Kania dengan mata berkaca-kaca. Kevin yang melihatnya pun memutar malas bola matanya.
" Drama " Gumamnya pelan.
" Ehh.. "Nadia pun menggaruk kepalanya yang tak gatal.
" Panggil mama, no tante " Pinta Kania . Nadia pun mengangguk
" I-iya ma " Ucap Nadia, senyuman Kania pun mengembang.
" Itu baru bener, panggil dia papa ya" Titah Kania seraya menatap Wijaya yang sedang tersenyum.
Nadia pun mengangguk walaupun aneh.
" Apa yang terjadi bang? " Tanya kevin
Kevin pun menghembuskan nafasnya dan menceritakan kejadian sore tadi.
" Nadia melindungi abang saat ada peluru yang akan mengenai abang dan Nadia pun mengejar SNIPER tersebut. Ia tertangkap, tapi tak mau mengatakan siapa dalangnya ". Jawab kevin langsung pada intinya, yang mana membuat Kania dan Wijaya terkejut.
" Lakukan seperti biasa bang, buat orang itu mengakui siapa yang menyeruhnya . " Ucap Wijaya marah dan di angguki kevin.
Memang bukan hanya sekali ini, ada orang-orang yang ingin menghabisi putranya.
Kania pun selesai mengobati luka Nadia, setelah membereskan obatnya. Kania langsung menggenggam tangan Nadia.
" Kaki kamu gimana sayang? Ada yang luka juga? " Tanya Kania seraya menatap Nadia, sehingga membuat Nadia kikuk.
" Ng-nggak ada ko ma, semua baik-baik aja " Jawab Nadia gugup.
"Ya udah, sebaiknya kamu masuk ke kamar tamu. Bersihkan tubuhmu dan ganti pakaian mu, sayang "titah Kania membuat Nadia semakin shock.
"Apa-apaan ini? Kenapa bisa semua keperluan ku sudah tersedia? " Gumam Nadia bingung.
"Abang, tolong antar Nadia ke kamarnya sayang" Titah Kania.
Kevin pun mengulurkan tangannya pada Nadia, dengan ragu Nadia pun mengulurkan tangannya dan menerima uluran tangan tersebut. Nadia pun bangun, dengan tangan yang masih berpegangan tangan. Nadia dan kevin berjalan menjauhi Kania dan Wijaya, sehingga membuat kedua orang tersebut tersenyum.
" Ternyata yang nolongin mama sudah semakin dekat dengan abang, semoga mereka berdua berjodoh ya pah" Ucap Kania senang.
" Aamiin. Semoga mereka berjodoh , tidak lama lagi rumah kita akan bertambah anak perempuan." Balas Wijaya.
Sedangkan kevin tengah menatap Nadia yang masih di genggam oleh dirinya. Tangan yang satunya pun memegang dadanya yang merasakan debaran jantung yang berdetak cepat.
" Ini ga beres, masa iya gue suka sama gadis culun karyawan gue sendiri.waktu sama mantan gue dulu belum pernah ngerasain seperti ini " Ucap kevin dalam hati.
"Masuklah " Ucap kevin yang langsung menyadarkan Nadia.
" Iya pak terima kasih " Ucap Nadia dingin.
" Hmmm"
Nadia pun masuk ke ruangan tersebut, sedangkan kevin pun pergi ke kamarnya.
"Awas lo ya bos tembok, bisa-bisa nya gue di bawa ke rumah ini tanpa meminta persetujuan gue." Ucap Nadia prustasi
.
.
.
Sedangkan di kantor, Doni yang tak tahu menahu masalah penyerangan pada Ilham tengah menggerutu.
" Kemana sih perginya si bos? Kenapa belum kembali juga sampai jam segini? Berkas yang harus di tanda tangani sebanyak ini dan kevin tak ada kabar sampai sekarang "gerutunya, waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Doni pun langsung menghubungi Ilham.
"Dimana bos? " Tanya Doni langsung.
" Di rumah " Jawab kevin seraya menggosokan kepalanya menggunakan handuk. Rupanya ia baru selesai mandi ternyata.
" Kenapa tidak mengabariku? Aku menunggu sejak tadi di sini " Protes Doni.
" Tadi terjadi insiden pas mau ke resto, jadi aku harus membawa Nadia pulang " Ujar kevin
" What? Kenapa harus di bawa ke rumah mu? Secepat itu kamu melupakan gadis yang ada di pantai waktu itu? " Tanya Doni.
" Sejauh itu isi kepala mu? " Tanya kevin balik
" Loh.. memang apa yang kamu pikirkan bos? " Tanya Doni mengejek kevin.
" Tadi terjadi penembakan di depan resto, yang melukai Nadia. Jadi aku harus membawanya pulang bukan, untuk mengobati gadis culun itu? " Lanjut kevin menjelaskan.
" APA?! Kenapa tidak memberitahukan aku? " Suara Doni pun meninggi, bagaimana ia tidak khawatir. Keselamatan kevin adalah tanggung jawabnya, walau Ilham juga memiliki kemampuan bela diri tetap saja itu berbahaya. Apalagi sudah hampir setahun ini, kevin tidak melatih fisiknya.
" Aku baik-baik saja, aku sudah bilang tadi. Bila Nadia yang terluka karena melindungi ku, ck... aku jadi merasa berhutang padanya " Ucap kevin
" Baiklah aku akan ke sana. Sekalian membawa berkas penting yang butuh tanda tangan mu" Ucap Doni
" Baiklah " Mereka pun menyudahi percakapan.
Sedangkan kevin pun keluar dari kamarnya setelah memakai baju santainya. Ia ikut bergabung dengan keluarganya yang ada di ruang keluarga. Tak lama, muncullah Nadia yang juga sudah menyelesaikan kegiatannya.
Kevin yang tengah meminum kopinya pun, sampai tersedak karena saking terkejutnya nya akan penampilan Nadia. Saat ini Nadia menggunakan dres berlengan pendek dengan panjang di bawah lutut, rambut panjang yang hanya di ikat separuh. Tidak memakai kacamata membuat kecantikan Nadia berkali lipat, Ilham pun terdiam menatap Nadia. Walau ada luka di pipi kiri Nadia, hal itu tak mengurangi kecantikan Nadia sama sekali.
Nadia yang merasa dirinya tengah di perhatikan, langsung menundukkan pandangannya. Vita yang sama terkesimanya pun langsung bangun dari duduknya dan menghampiri Nadia.
"MasyaAllah kak, ternyata kakak menyembunyikan kecantikan kakak selama ini. Kaka cantik banget kalau ga pake kacamata. Kalau Vita laki, kayanya udah jatuh cinta pada pandangan pertama" Ucap Vita seraya merangkul lengan Nadia dengan manja. Nadia yang di perlakukan sangat baik pun langsung tersenyum.
Syuuuttt duuaarrr
Terasa ada anak panah melesat dan tertuju langsung pada jantung kevin saat ia melihat Nadia tersenyum, kevin pun langsung menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan senyumannya.
" Cantik banget kamu sayang, padahal tanpa polesan make up " Ucap Kania seraya tersenyum dan sesekali melirik pada kevin
" Makasih ma" Ucap Nadia, rasanya ia pun mulai bisa beradaptasi di dalam keluarga Anderson..