NovelToon NovelToon
Istrinya Polisi?

Istrinya Polisi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan Tentara / Slice of Life
Popularitas:391.1k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Aya tak pernah menyangka sebelumnya, sekalipun dalam mimpi. Jika kepindahannya ke kota kembang justru menyeretnya ke dalam kehidupan 'ibu merah jambu'.

Kejadian konyol malam itu, membawanya masuk ke dalam hubungan pernikahan bersama Ghifari yang merupakan seorang perwira muda di kepolisian. Suka duka, pengorbanan dan loyalitas menjadi ujian selanjutnya setelah sikap jutek Ghi yang menganggapnya pengganggu kecil.

Sanggupkah Aya melewati hari-hari yang penuh dedikasi, di usia muda?

~~~~~
"Kamu sendiri yang bilang kalau saya sudah mele cehkan kamu. Maka sebagai perwira, pantang bagi saya untuk menjadi pengecut. Kita akan menikah..."

- Al Ghifari Patiraja -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. 24 hours without you

Makan duren, rebahan, gelendotan di lengan bunda, tidur, makan lagi, gelendotan lagi. Sikap Aya selayaknya anak remaja yang masih manja dan sedang lelah-lelahnya.

Lelahhhh!!! Dan begitulah cara sederhana Aya untuk sedikit me-recovery diri, setidaknya kesalnya berkurang.

Yudis setia menemani, bahkan sampai Aya beli nasi uduk aja ikut menemani atas perintah papa Sakti, kaya monyet sama ekornya.

"Om ngga cape apa? Ngintilin Aya, istri di rumah, ngga cemburu?" tanya nya memilih berjalan pagi itu, belum mandi, bahkan rambut saja masih tercepol sembarang.

Aya menelan salivanya, kiranya pertanyaan Aya salah...mana ada cemburu sama bocah!

Yudis tersenyum, "belum punya istri, bu."

Aya sontak membulatkan mulut dan menutupnya dengan sebelah tangan, "masaaa?!" serunya julid. Yang bener aja, orang keren gagah begini ngga ada yang punya?! Wah wah....sayang banget, langka!

Pria yang senantiasa rapi itu tersenyum, entah sejak kapan ia terbangun untuk berpomade, pasalnya sedari bangun Aya sudah melihat lelaki bertubuh tegap ini rapi begini, kayanya stok pomade om Yudis sepabrik. Tak tanggung-tanggung, Aya membandingkan dirinya yang masih kumel plus bau bantal dengan pria di sampingnya seumur-umur baru kali ini ia minder karena belum mandi.

"Betul bu."

"Kalo pacar udah kayanya, ya om..."

Om Yudis mengurai senyuman penuh makna, dan Aya tau apa artinya itu, ia justru mencolek-colek ajudan mertuanya itu usil, "cieeee! Pastilah ya...mana mungkin engga. Orang ganteng, keren, baik pasti sold out..." akuinya.

"Bang Ghifari juga lebih ganteng, keren, baik, karirnya bagus...mungkin calon penerus ndan Sakti." Balas Yudis yang segera di balas tatapan tajam Aya, "preet. Mana ada!" ucapnya cepat tanpa repot-repot menunggu nafas di detik selanjutnya.

"Cowok nyebelin, cowok pemaksa, penjajah, galak, jutek, kejam, tegaan, udah gitu idup lagi..." seketika nafas Aya memburu jika ingat sosok sang suami, bahkan wajahnya yang riang dan usil tadi berubah jadi jutek, kecut dan merah.

"Si alnya jadi suami Aya," tambahnya, "heran....dulu Aya liat bang ikan dari apanya sih, jelas-jelas bukan malaikat Ridwan, tapi bisa suka sampe smp." Marahnya memantik kekehan Yudis, "dosa bu, ngumpatin suami apalagi di depan orang lain. Pada dasarnya laki-laki itu makhluk dengan sifat keras, cuma kayanya kurang sentuhan perempuan aja...bu."

"Bukan kurang, tapi kayanya mama nyuruh se tan jadi nanny nya abang."

Kebersamaan mereka pagi itu tak luput dari tatapan para tetangga, apalagi keberadaan Aya yang diketahui sudah pindah, jadi kehebohan tersendiri di komplek itu. Dan tanpa sadar, jika obrolan pagi sepanjang membeli nasi uduk, adalah GHIFARI !! Jauh jauh ke ibukota cuma buat diskusi dan mengingatkan Aya tentang suami lak natnya itu.

Aya sudah berpakaian rapi, siang ini sebelum benar-benar pulang. Ia ingin ngafe bareng Kinan, nongki nongki cantik berujung ngabisin duit di dompet. Ia baru saja turun dari kamar dan langsung berjalan ke arah pintu, namun langkahnya terhenti manakala memergoki om Yudis tengah bertelfon ria.

Ia berdiri sejenak di balik tembok rumah demi mendengarkan apa yang dikatakan om Yudis, karena sepertinya pria itu tengah memberikan laporannya. Hanya saja....

"Siap bang. Hari ini saya mau antar ibu ketemu teman sekolahnya di cafe."

(..)

"Ibu belum bilang, saya usahakan memberi saran."

(..)

"Siap bang!"

Aya berdiri di belakang Yudis tepat saat ia selesai memberikan laporannya, "bu? Pergi sekarang?"

"Tadi itu----"

"Iya bu. Bang Ghifari." Jawabnya lugas.

Ada rasa penasaran di hati Aya dengan apa yang diucapkan si suami ngga ada akhlaknya itu pada om Yudis, terlebih semalam, panggilan telfon dari Ghi tak ia angkat. Mengingat rasa kesal serta kecewanya masih bercokol dalam benak, belum hilang dan mungkin akan lama hilangnya.

"Oh." Aya sudah duduk di teras demi memakai sepatu, namun rupanya tanpa harus bertanya, om Yudis sudah memberikan jawaban maksud hatinya yang urung disampaikan, "bu. Bang Ghi tanya, ibu mau pulang jam berapa ke Bandoenk. Beliau minta saya antar ibu dari ibukota sore."

Raut wajah itu langsung manyun, "Bilang aja saya pulang kalo dunia udah kiamat." Jawab Aya ngasal, Yudis mengehkeh tanpa suara, "ucapan adalah do'a bu." Ia tau jika menantu atasannya itu masihlah kecil dan masih membutuhkan bimbingan, maka Yudis tak sungkan memberikan pencerahan, siapa tau Aya sedang berada di kegelapan. Yudis melihat sosok adiknya di diri Aya, usianya pun sama persis, masih SMA.

"Yuk om. Kinan udah mau otewe juga, soalnya."

Kinan cengar cengir ngga karuan, senyam senyum jijay saat mencuri-curi pandang ke arah om Yudis yang memilih berbeda meja dari Aya.

"Ganteng banget masyaAllah..." pujinya kelilipan pesona sang polisi muda.

Aya menoleh ke arah apa yang dilihat Kinan, lantas Aya mengusap kasar wajah temannya itu, "udah punya pacar...mau tunangan juga! Ngga usah ngarep dot com." Sruputnya pada jus strawberry yang es nya hampir meleleh semua.

Wajah Kinan langsung kecut, "hebat banget loe Ay! Datang ke Bandoenk udah kaya tuan putri punya pengawal."

Aya tertawa namun ada kegetiran di balik tawanya, ngga tau aja loe Nan...gue udah ngga per-awan, status gue juga udah bukan gadis lagi.

"Jadi penasaran, sehebat apa om loe itu? Kok ngga pernah cerita sih, punya om pejabat polisi?" tanya nya sambil menyedot jus miliknya. Dua gelas jus strawberry plus cheese cake dan paket kentang goreng sosis menemani siang keduanya.

"Ngapain cerita?" Aya balik bertanya, "ntar disangka pamer." Kinan mengangguk be go, "iya juga sih. Mau ngapain... Tapi yaaaa anggap aja pengumuman."

"Ngga sekalian kasih tau dunia kalo nenek moyang gue seorang pelaut?" tanya Aya tengil memantik dengusan Kinan, "kakek moyang gue malah jawara kampung."

Aya tertawa, "maksudnya si pitung?"

Keduanya justru ngaler ngidul ngobrolin hal yang tak jelas, namun nyatanya hal itu mampu membuat Aya nyaman dan ceria kembali. Recovery itu memang tak harus melulu pasal liburan mahal dan menyendiri di hutan.

Berkali-kali gelagat om Yudis menunjukan bahwa lelaki itu tengah gusar menerima pesan. Dan Aya juga dapat melihat beberapa kali ajudan mertuanya mengangguk sopan nan paham menerima telfon yang entah dari siapa.

Membeli barang yang tak terlalu Aya butuhkan adalah kegiatan selanjutnya yang mereka lakukan. Bukan masalah ia yang menghambur-hambur uang dengan tak jelas, melainkan kegiatan itu ia lakukan demi melengkapi usahanya untuk mendapatkan rasa nyaman-nya kembali, sekaligus perpisahan kembali dengan Kinan.

"Udah mau balik lagi ke Bandoenk ya?" seketika Kinan memeluknya di bangku belakang mobil dengan rasa haru yang melingkupi, aura ceria dan kehebohan yang tadi menyeruak di setiap sudut mobil kini mendadak berubah saat Aya mengajaknya pulang bersama, bahkan ia berniat mengantarkan Kinan pulang terlebih dahulu.

"Iya. Rencananya sih gue pulang malem ini, soalnya besok udah mesti masuk sekolah."

"Mhhh, hati-hati ya Ay...sehat-sehat disana, sering-sering main ke sini. Atau nanti kalo liburan, gue yang main kesana."

"Iya." Aya mengusap punggung Kinan dan mengantarkannya tepat ke depan rumah, bahkan keluarga Kinan sempat menyambutnya dengan sepiring dodol betawi resep keluarga Kinan yang turun temurun.

"Ayaaa apa kabar ?!!!" heboh ibu Kinan.

Mama Rena terlihat menahan rasa marahnya pada sang putra. Pantaslah ia merasa ada yang janggal kali ini. Rupanya malam sebelumnya ada yang dilakukan Ghi pada Aya dan itu fatal menurut mama.

"Mama ngga habis pikir, dimana otak kamu Ghi?" tunjuknya pada sang putra.

//

Rasa kantuknya mendadak hilang, meski membuat kepalanya kian pusing. Terhitung sudah 24 jam Aya tak ada, namun kamar gadis itu nyatanya tak dikunci si empunya, hingga Ghi dapat leluasa memasukinya.

Selama ini, Ghi hanya mencerna semua hal negatif tentang Aya, hingga melupakan jika apa yang terlihat buruk, belum tentu buruk. Dan apa yang terlihat baik belum tentu baik.

Ghi menatap semua barang yang tersusun di dalam sana, mulai dari meja hingga kasur dingin yang sudah seharian ini tak dihuni oleh pemiliknya.

Selama ini, Ghi mengakui sikap ketusnya. Sikap menyebalkannya pada Aya, padahal gadis itu selalu memberikan keceriaan, Aya bahkan begitu menerima sikap dinginnya yang mungkin ia anggap sudah biasa Ghi berikan.

Bukan Aya yang menginginkan hubungan pernikahan ini, dan Ghi justru memberikan suasana neraka di dalam pernikahan keduanya, padahal ia tau tak mudah menjadi pendamping seorang abdi negara.

Tangan Ghi terulur demi memeriksa satu persatu buku di atas meja.

Pluk....

Sebuah buku note bersampul bludru biru jatuh ke lantai dan Ghi memungutnya. Ia kira hanya catatan sederhana, entah itu rumus pelajaran atau mungkin----

Selembar foto dimana ada potret dirinya memakai seragam resmi kebesaran kepolisian negri, tengah duduk tegap dengan Aya, yang membingkai senyum manisnya dalam balutan baju merah jambu berdiri di sampingnya menjadi pembuka buku itu.

Tangannya begitu nekat dan tak sopan menyibak lembar demi lembar catatan, dimana namanya tercatat di setiap halamannya. Netranya terarah pada tanggal paling lampau, dan menemukan jika si pemilik begitu mengaguminya sejak lama.

Hati Ghi benar-benar tertampar kala itu. Dengan segera ia menutup buku lalu memesan kursi travel ke ibukota.

.

.

.

.

1
oca rm
kapan up lagi kak
Zee Zee Zubaydah
kok blum up juga kak
'Nchie
haha kasian ica 😄dipenjara aja ca penjara orang2 sholeh biar dpt ustad ganteng plus sholeh
Ika Sembiring
up kak
sitimusthoharoh
dah kebayang serendom ap rumah tanggane merekq berdua.
lanjut
sitimusthoharoh
aya emang beda y kapt wkwkkwkwkwwkwk
lanjut
Anonymous
Up
Defvi Vlog
enak aja minta maaf, ga segampang itu ya ghi
Defvi Vlog
aku aja yg baca sedih sakit bacanya😢
Defvi Vlog
emang c klo suami pulang kerja cape pasti bawaannya emosi, apalagi istri bwt ulah.
Defvi Vlog
tegang berasa nonton film action 🤭
Ika Sembiring
up kakakkk
Yuni Widiyarti
siap2 ay tinggal dirumah sendiri
Yuni Widiyarti
emang ay nya bang ghi segokil itu dak heran aku
oca rm
lanjut kak
Ika Sembiring
up kakak
Ney Maniez
jangan atas nama kan jihadddd please 😭😭😭
lagi sedihhh pengen ketawa ngakak
Rita
sadizzzzz🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣dongkol ngga tuh
Rita
dijalanin Ay klo ngga dijalanin msh andai2 g bkln tau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!