ini novel pertama yang saya tulis, tentang seorang gadis yang memperoleh Sistem Dewi yang merubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Alyssa
Alyssa menghentikan mobilnya di dekat Mansion mewah dengan pagar yang cukup tinggi.
Ada dua Security yang menjaga di depan, ada juga CCTV yang di pasang di dekat gerbang dan di sekitar pintu masuk mansion, ruang kerja dan ruang tamu.
Alyssa membuka Hpnya, dia meretas CCTV dia bisa melihat tata letak di dalam mansion, lalu Alyssa mematikan CCTV itu.
Dia memakai masker dan keluar dari Mobilnya.
Dengan sigap dia melompati dinding pagar mansion setinggi ±2,5 meter itu.
Dia berjalan mengendap tak menimbulkan suara, dia menyelinap masuk ke satu kamar yang dia yakini kamar Bianca.
Benar saja, Alyssa melihat Bianca sedang berbaring di kasurnya.
Alyssa melepas maskernya dan berjalan mendekatinya, Dia memperhatikan wajah Bianca, namun dia gagal mengingat kapan dia memiliki konflik dengan wanita ini.
Bianca yang saat itu baru memulai tidurnya dan belum pulas, merasakan ada orang yang nendekatinya.
Dia membuka matanya kaget melihat Orang yang ingin dia bunuh ada di depannya, dia hampir berteriak.
Beruntungnya Alyssa cepat tanggap membungkam mulut Bianca, Alyssa mengambil belati dari ruang penyimpanannya dan meletakkannya di leher Bianca.
"Berteriak sedikit saja, belati ini menembus lehermu" ucap Alyssa mengancam, kemudian melepaskan bekapannya
"Kenapa kau masih hidup?" ucap Bianca setengah berbisik takut dan terkejut
"Jadi benar kamu menyuruh orang-orang itu membunuhku? Apa aku memiliki masalah denganmu hingga kau menargetkanmu?" ucap Alyssa menahan emosinya.
"Ya, kau merebut priaku, dasar ******!" ucap Bianca dengan emosi tapi masih dengan suara pelan karena takut dengan belati yang menempel di lehernya.
"Priamu? siapa yang kau maksud?" Tanya Alyssa sedikit bingung, karena dia tidak dekat dengan banyak pria, hanya Alvin yang sedang dekat dengannya sekarang.
"Alvin Saga Ardhana, Kau merebut perhatiannya di pesta minggu lalu, hingga dia berani meninggalkanku dan mengabaikanku" ucap Bianca
"Alvin??? Hanya karena dia meninggalkanmu dan mengabaikanmu, lantas kau menyuruh orang untuk membunuhku?" ucap Alyssa sedikit emosi
"Ya, aku ingin melenyapkanmu, dengan begitu Alvin hanya akan menjadi milikku. Apa yang kau miliki hingga Alvin lebih tertarik padamu di banding diriku? Kau hanya ****** yang ingin naik kelas dengan cara menggodanya dengan tubuhmu, kau hanya bisa merangkak naik di atas ranjangnya bukan?" ucap Bianca
PLAK!!!
Alyssa menampar Bianca dengan keras. Alyssa cukup bisa menahan emosinya hingga dia tidak menusukan belati itu ke leher Bianca.
"Sistem apa ada obat yang bisa melumpuhkan saraf?" ucap Alyssa dalam hati
[ Menjawab Host, Ada. Pil Pelumpuh Saraf membuat orang yang mengkonsumsinya menderita lumpuh secara total, juga merusak pita suara dan hidup seperti mayat hidup. Pengaruh obat ini hanya bisa di sembuhkan menggunakan Magic Liquid (100 juta) ]
"Beli itu" ucap Alyssa lagi
"Apakah kau tidak takut dengan ucapanmu barusan? Aku bisa saja dengan mudah membunuhmu?" Ucap Alyssa pada Bianca
"Kau tak kan berani membunuhku. Kalau kau berani, keluargaku akan mencarimu dan membalasnya" Ucap Bianca percaya diri meskipun sebenarnya dia sangat ketakutan. Namun dia yakin Alyssa tak berani membunuhnya.
"Kau benar, aku tak bisa membunuhmu. Karena kematian terlalu mudah untukmu, aku akan memberikan hadiah yang lebih menarik dan pastinya kamu akan suka" Ucap Alyssa menyeringai, Bianca ketakutan, tubuhnya bergetar.
Alyssa menekan pipi Bianca, membuat mulutnya terbuka, lalu dia mengambil Pil pelumpuh saraf dan memasukannya kedalaman mulut Bianca.
Pil itu tertelan, Alyssa melepas belati yang dia tempelkan di leher Bianca.
"Apa yang kau berikan padaku" Ucap Bianca ketakutan, dia tidak tahu apa yang dia telan.
"Kau akan tahu sebentar lagi" ucap Alyssa
Bianca merasakan sakit di sekujur tubuhnya, dia ingin teriak namun suaranya tak keluar. tangan dan kakinya juga tidak bisa di gerakkan. Matanya melotot ke arah Alyssa meminta tolong.
"Sudah terlambat untuk kau menyesalinya, kamu sendiri yang memintanya. Sekarang nikmatilah apa yang kamu tanam, suruh siapa kau bermain-main denganku?" ucap Alyssa lalu bergegas pergi meninggalkan Bianca yang tergeletak di lantai kamar.
Alyssa berhasil keluar dari mansion itu dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari mansion.
Namun setelah dia sampai di Mobilnya dia terkejut.
Alvin sudah berdiri di depan mobilnya.
"Ka.. Kau, apa yang kau lakukan disini" Ucap Alyssa terkejut
Alvin yang melihat Alyssa sudah kembali, melangkah mendekati Alyssa.
Dia langsung memeluk Alyssa erat, Alyssa lebih terkejut lagi. Dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Alvin dengan nada yang khawatir
"Ya" ucap Alyssa singkat
Alvin lalu menuntun Alyssa duduk di kursi penumpang, dan Alvin mengambil kendali pengemudi.
Alyssa selama perjalanan hanya diam, Alvin pun merasa cemas karenanya.
"Kenapa kau ada disana? Apa kau membalaskan dendammu pada Bianca yang sudah mencoba membunuhmu?" tanya Alvin dengan nada yang masih khawatir.
Alyssa terkejut Alvin tau semuanya.
"Apa kau mengkhawatirkan Bianca? Tenang saja aku tak membunuhnya, aku hanya membuat dia lumpuh seumur hidup, kau bisa menyelamatkannya dengan Magic Liquid yang kamu miliki, sehingga dia bisa pulih lagi" Ucap Alyssa menahan rasa sakit di hatinya.
"Apa yang kamu bicarakan? Aku kemari karena aku mengkhawatirkanmu, Aku tak peduli dia, aku juga tak mengenalnya. Jika kau mau aku bisa menggantikanmu untuk membunuhnya" ucap Alvin
"Bukankah kau prianya?" Ucap Alyssa
Cekit!!
Alvin menginjak rem karena kaget.
Alvin menoleh ke arah Alyssa, dia melihat Alyssa menunduk, dilihatnya 2 tetes air mata itu jatuh di wajah cantik itu.
Alvin membuka sabuk pengamannya dan membawa Alyssa dalam pelukannya, Alyssa berusaha mendorong Alvin tapi tidak bisa.
"Dengarkan aku, Aku hanya akan menjadi Priamu, tak ada wanita lainnya. Aku tak mengenal Bianca atau siapapun itu. Aku mengetahui namanya karena Doni yang memberitahukannya padaku. Aku baru tahu hari ini, kalau dia yang menyuruh orang untuk membunuhmu. Aku berencana membalasnya untukmu, namun Doni mengatakan setelah aku pergi dari Apartement mu, kamu pergi sendirian membawa mobilmu ke rumah Bianca. Aku mengkhawatirkanmu makanya aku datang menyusulmu kesini" ucap Alvin
Alyssa diam, tak tahu harus berbuat apa, dia merasa malu karena sudah salah paham pada Alvin.
Dia kemudian mendorong Alvin dan melepas pelukannya.
"Tapi dia mengatakan kamu prianya, dan aku penyebab kamu meninggalkan dan mengabaikannya, aku merasa bersalah padanya karena itu, namun aku tak bisa memaafkan tindakannya padaku, jadi aku memberikannya pelajaran" ucap Alyssa
"Kamu tidak salah, dia sendiri yang terlalu memandang tinggi dirinya sendiri. Aku bahkan hanya bertemu sekali dengannya sewaktu di acara Nirwana Corp" ucap Alvin
"Apa kau cemburu?" Ucap Alvin semangat
"Tidak" ucap Alyssa wajahnya memerah
"Kenapa kau tidak jujur pada dirimu sendiri?" pancing Alvin
"Benar, sepertinya aku sudah mulai menyukaimu, aku merasa sakit saat ada wanita lain yang mengatakan kamu prianya. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa karena kau bukan pacarku" ucap Alyssa
Alvin yang mendengarnya sangat senang
"Kenapa kita tak memulainya dari sekarang? aku akan memperlakukan mu dengan baik" ucap Alvin
Alyssa mengangguk setuju, Alvin merasa sangat bahagia sekarang.
"Tapi aku tak suka di atur, aku tak ingin di batasi dalam berteman, aku tahu batasan dalam berteman. Aku juga tak membatasimu, tapi kau juga harus tau batasannya. Aku percaya padamu dan kamu juga harus percaya padaku. Aku juga tak menerima pengkhianatan, sekali kau melakukannya aku akan meninggalkanmu" Ucap Alyssa
"Tentu saja, aku tak akan mengkhianatimu. Aku janji dan akan membuktikannya padamu" ucap Alvin
"aku pegang janji mu" ucap Alyssa
"Jadi kita resmi pacaran sekarang?" ucap Alvin seraya tersenyum cerah.
Alyssa hanya mengangguk mengiyakan.
Malam ini adalah malam bersejarah bagi Alvin dan Alyssa.
Alvin menggenggam erat tangan Alyssa. Dia kemudian melanjutkan mengemudi, mengantar Alyssa pulang.