NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Berkunjung Ke Rumah Lama

Setelah hampir seminggu mengikuti kelas memasak, Bella merasa nyaman karena tak ada seorang pun yang berani mengusiknya, terutama Bu Lili. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Devan memberikan ultimatum pada Pak Handoko untuk menghentikan istrinya.

Dan benar saja, Bu Lili tak lagi berani berkutik. Jika berpapasan, beliau hanya melemparkan tatapan sinis saja tanpa diiringi kalimat sindiran atau pun yang lainnya.

Setelah pertemuan kelas hari ini berakhir, Bella yang mengenakan pakaian overall berwarna coklat sebatas lutut, yang bawahnya berbentuk rok. Dipadukan dengan kaos putih biasa, senada dengan warna wedges yang dikenakannya. Sementara tatanan rambut gadis itu dicepol, memberikan kesan lucu dan imut bak anak-anak yang baru menginjak usia remaja.

Bella menghampiri mobilnya, Pak Darman yang sudah menjadi supir khusus untuk Bella pun langsung membuka pintu.

Setelah Bella masuk ke dalam mobil, Mayang yang ada di belakangnya pun ikut masuk ke dalam kendaraan tersebut.

"Mbak Mayang, bolehkah aku mampir ke rumah ibuku? Semenjak menikah, aku belum pernah mengunjunginya. Aku merindukan ibuku," ujar Bella dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kalau begitu, saya tanyakan dulu pada Nyonya Besar," timpal Mayang.

Mayang pun langsung mengambil ponsel yang ada di dalam sakunya.

"Biar aku saja yang meminta izin pada mertuaku," cegah Bella.

Gadis itu pun mencari kontak mertuanya, lalu kemudian menghubungi nomor tersebut.

"Halo ...."

"Mama ...," ujar Bella.

" Iya menantuku, ada apa?"

"Bolehkah hari ini aku mampir ke rumah ibu? Sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan ibu. Aku merindukannya," ujar Bella dengan nada yang dibuat semanja mungkin agar mertuanya itu luluh dan langsung mengizinkannya.

"Ya sudah kalau begitu, sampaikan salam ku pada ibumu. Katakan padanya lain kali aku juga akan berkunjung ke sana."

"Siap, Ma. Makasih ya."

"Iya, hati-hati di jalan ya, Sayang."

Panggilan pun terputus. Bella tampak kegirangan setelah mendapatkan izin dari mertuanya itu.

"Pak Darman, antarkan aku ke jalan melati blok A," titah Bella pada sang supir.

"Baik, Nyonya." Pak Darman menghidupkan mesin mobilnya, langsung membawa kendaraan roda empat itu menuju alamat yang disebutkan oleh Bella tadi.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit lamanya, mereka pun tiba di tempat yang di maksud. Bella tampak bersemangat sembari menatap ruko, yang tak lain adalah rumah sekaligus toko tersebut.

Usaha ibunya di lantai bawah. Baik itu proses pembuatannya, maupun gudang tempat susu kedelai yang sudah siap di antar. Sementara di lantai atas tak lain adalah rumahnya yang dihubungkan dengan sebuah tangga yang letaknya di depan.

Wajah Bella langsung cerah seketika saat melihat tempat tinggalnya dulu. Gadis itu pun langsung keluar mobil begitu saja, tanpa menunggu Pak Darman yang membukakan pintu untuknya.

"Ibu!!" seru Bella yang melihat ibunya menghitung jumlah box susu.

Lusy pun mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Ia tersenyum saat melihat anak gadis yang ia rindukan berlari menghampirinya.

"Ibu ...." Bella menghambur ke dalam pelukan ibunya. Pelukan hangat yang sangat dirindukannya.

"Ibu, Bella rindu," ucap Bella manja di dalam pelukan ibunya.

"Ibu juga merindukan Bella," timpal Lusy.

Cukup lama keduanya saling memeluk, hingga akhirnya Lusy pun melerai pelukannya.

"Mana suamimu? Dia tidak ikut?" tanya Lusy sembari mengedarkan pandangannya.

"Tidak, Bu. Dia sibuk dengan urusan kantornya," timpal Bella.

"Ya sudah, kalau begitu mari masuk dulu. Kalian juga ayo masuk," ajak Lusy pada Mayang dan Pak Darman.

Kedua orang tersebut mengekor di belakang Lusy sembari menaiki tangga yang membawanya ke atas.

Setelah membuka pintunya, Lusy pun mempersilahkan Mayang dan juga Pak Darman untuk duduk di ruang tengah.

Lusy berjalan menuju ke dapur untuk menyiapkan minuman serta camilan. Bella mengekor ibunya menuju ke dapur.

"Ibu masak apa hari ini?" tanya Bella sembari membuka tudung saji yang ada di atas meja.

"Masak tumis kangkung, ayam goreng, ikan asin, sama sambal terasi," papar Lusy sembari menghidupkan kompor untuk menghangatkan air.

"Enak sekali, Bella lapar." Gadis itu tersenyum sembari memegang perutnya.

"Ya sudah kalau begitu, sekalian ajak mereka ikut makan juga," ujar Lusy.

"Oh iya, yang datang bersamamu ... mereka siapa?" tanya Lusy.

"Mbak Mayang sama Pak Darman. Mereka suruhan mama mertua untuk menjagaku ketika aku berada di luar." sahut Bella.

"Oh ... Berarti besanku sangat baik. Dia memberikan keamanan yang cukup untuk putri cantikku. Ibu sangat bersyukur, Nak. Kamu bisa mendapatkan keluarga dengan berkecukupan, sedangkan ibu hanya bisa memberikan kehidupan padamu yang jauh dari kata mewah," tutur Lusy sembari mengingat kejadian yang lalu. Di mana saat itu mereka menyambung hidup serta membiayai sekolah Bella dengan berjualan gorengan.

Bella langsung memeluk ibunya. "Bu, kemewahan tidaklah menjamin semua orang akan bahagia. Meskipun hidup bersama ibu jauh dari kata mewah, tapi aku sangat bahagia pernah melalui semuanya meskipun dengan cara yang sederhana," papar Bella.

"Anak gadisku memang yang terbaik," ujar Lusy sembari mengelus punggung anaknya.

"Lekaslah siapkan semua perlengkapan untuk makan. Ibu akan memanggil Pak Darman dan Mayang untuk makan bersama."

Lusy melerai pelukannya. Ia pun hendak berjalan menuju ke ruang tengah. Baru beberapa langkah, Lusy kembali berbalik menatap Bella.

"Nak, jangan lupa matikan kompornya jika airnya sudah mendidih. Langsung tuangkan ke teko yang ada di atas meja," titah Lusy.

"Baik Bu,", timpal Bella patuh.

Lusy pun kembali melanjutkan langkahnya menuju ke ruang tengah.

"Pak Darman, Mayang, ayo kita makan dulu! Bella sudah menyiapkan semuanya di dapur," ajak Lusy.

"Tidak usah repot-repot, Bu." Mayang tampak malu-malu.

"Iya benar, Bu. Tidak perlu repot-repot," celetuk Pak Darman.

"Ayolah! Tidak usah malu-malu. Anggap saja seperti rumah sendiri," ujar Lusy.

Keduanya tampak saling melempar pandang. Lusy pun menarik tangan Mayang untuk ikut dengannya.

"Ibu tahu kalau kalian lapar, tidak usah berkilah."

Mendengar ucapan Lusy membuat Mayang terdiam. Memang sebenarnya ia sudah sangat lapar sedari tadi. Apalagi menunggu kelas Bella yang cukup lama baru selesai.

Setibanya di dapur, Lusy mempersilahkan keduanya untuk duduk di kursi. Bella datang sembari menaruh piring untuk orang-orang yang ada di sana.

"Silahkan Mbak Mayang, Pak Darman, jangan malu-malu."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Bella pun langsung menarik kursinya. Gadis itu membasuh tangannya terlebih dahulu lalu menduduki kursi tersebut.

"Di sini aku terbiasa makannya pakai tangan, Mbak. Menurutku lebih nikmat," ujar Bella sembari meletakkan nasi beserta lauk dan sayuran ke dalam piringnya.

"Saya juga begitu, Nyonya. Makan menggunakan sendok dan garpu hanya saat di kediaman Nyonya Besar saja," terang Mayang sembari tersenyum.

Semua orang yang ada di sana pun terkekeh mendengar ucapan Mayang.

"Maaf ya, Ibu kasih kalian lauk dan sayuran seadanya," ujar Lusy.

"Tidak apa-apa, bagi kami makanan seperti inilah yang terasa sangat lezat dan membangkitkan selera makan," ucap Pak Darman.

"Iya betul," celetuk Mayang.

"Kalau begitu, nikmatilah makanannya. Jangan sungkan-sungkan, masakan ibuku sangat luar biasa" ujar Bella seraya mengacungkan ibu jarinya.

"Jangan berlebihan Nak," ujar Lusy dengan wajah yang tampak bersemu.

Bersambung...

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya jika ada.

Yang belum favorit, yuk di favoritkan supaya dapat notifikasi update terbaru nya~

ig: ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!