NovelToon NovelToon
Alunan Takdir

Alunan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Apakah kalian pernah takdir?

Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 -Alunan Takdir-

Karena waktu yang begitu singkat, Arya tidak bisa berlama-lama di kota ini, walau sebenarnya dia ingin mencari tahu lebih banyak tentang wanita yang bernama Luna itu.

Hari ini keberangkatan nya dan tim ke salah satu negara yang membutuhkan mereka, dan kali ini perjalanan yang ia tempuh cukup lama dari biasanya, yaitu delapan bulan dua hari, perjalanan mereka lama karena ada beberapa tugas yang harus mereka lakukan di sana.

Arya menatap langit kota Yogyakarta " aku titipan wanita cantik itu kepada mu Yogyakarta, walau dia tidak tau siapa aku, tapi aku kenal jelas bahwa dia adalah Rania ku " ucap Arya

Salah satu pasukan Arya menatap nya lalu mendekati nya, tak lupa memberikan hormat pada sang atasan " hormat ketua " ucap nya

Arya menatap nya dan memberikan hormat juga " ada apa? " menatap anak buah

" Saya lihat sejak tadi ketua hanya diam dan menatap langit, apakah kerja sedang meminta pada tuhan untuk menjaga sesuatu yang berharga? "

Arya tersenyum " saya meminta tuhan dan langit untuk menjaga seseorang yang lebih dari kata berharga, " senyuman Arya kali ini sangat indah, senyuman nya tak pernah seindah seperti saat ini

Sang anak buah pun terkejut melihat keindahan senyuman sang ketua pasukan " saya kita tidak ada hal yang membuat ketua bahagia, tetapi kali ini hanya dengan membicarakan seseorang yang anonim saja, ketua bisa tersenyum " pergi dari sana karena Arya masih saja tersenyum sambil menatap langit yang cukup indah

*

*

*

Hari ini Luna sama sekali tidak ada jadwal di rumah sakit, dia berencana untuk kembali ke rumah dan mengambil beberapa barang dan juga buku-buku yang ia perlukan untuk tes naik jabatan.

Luna mampir ke salah satu kamar pasien nya, dan dia menatap pasien nya yang sedang tidur di atas ranjang rumah sakit " apakah dia sudah memberikan respon? " menatap suster yang sedang memberikan suntikkan pada infus pasien

" belum dokter, sejak keluar dari ruangan operasi, pasien sama sekali tidak memberikan respon apapun " jelas nya

Luna keluar dari sana, dia menuju ke parkiran karena dia akan pulang ke rumah, walau ada banyak pikiran dan juga pertimbangan untuk kembali ke rumah, tetapi kali ini dia harus pulang.

Sampai di depan rumah, Luna menatap rumah yang mewah dan juga besar, Luna tidak tau mengapa tetapi rasa nya sangat berbeda.

Kasih sayang dan perhatian yang di berikan kedua orangtuanya untuk dirinya dan juga kedua adik nya, benar, Wulan yang di kira tidak bisa hamil, semenjak ada Luna di kehidupan nya, sekarang dia sudah mempunyai dua anak, dan Wulan sama sekali tidak seperti dulu.

Wulan dan Dodi tidak bisa adil kepada Luna dan kedua adik nya, itu terjadi baru-baru ini, namun Luna tetap diam, dia tetap saat dan mau kembali ke rumah.

Luna membuka pintu rumah nya dengan tas di tangan nya, dan juga ada tas ransel yang ia sandang " asalamualaikum " ucap nya saat masuk

Wulan menatap Luna " walaikumsalam sayang, kamu tumben pulang? ada barang yang mau kamu ambil? " kata-kata Wulan ini sudah biasa Luna dengar, seolah Luna pulang hanya untuk mengambil sesuatu lalu pergi lagi.

Luna menatap Wulan yang sedang berada di ruang tamu bersama kedua adik nya yang sama sekali tidak melihat ada kehadiran nya di sini " iya ma, Luna hanya mau mengambil barang lalu kembali ke rumah sakit, dan ma " Luna ingin mengatakan bahwa malam ini dia akan mengikuti tes untuk naik jabatan

Wulan menatap Luna " ada apa? apakah yang saku mu kurang? gaji mu tidak cukup? " Wulan yang sangat berbeda seperti dua puluh tahun lalu, kini dia menjadi sangat judes dengan Luna

Luna merasa tidak enak mengatakan nya, namun dia harus mengatakan nya karena doa ibu sangat ia butuhkan saat ini " malam ini, Luna akan ada ikut tes untuk naik jabatan, seperti yang mama tau, Luna sudah lama ingin naik jabatan, " jelas nya

" Lalu? " jawaban singkat dari Wulan, bahkan ia tak menatap Luna, dia masih fokus pada layar handphone nya

Luna hanya diam saja, dia ingin masuk ke dalam kamar nya, namun Dodi datang dan memeluk nya " semoga anak ayah bisa lulus dan naik jabatan, ayah selalu doa kan kamu sayang " memberikan kecupan hangat di kening Luna

Ini adalah salah satu alasan Luna tetapi kembali walau hanya sebentar, ayah nya, Dodi yang sama sekali tidak pernah berubah, baik sikap maupun kasih sayang nya, sosok yang membuat Luna menjadi sahabat tegar dan kuat seperti saat ini.

Luna memeluk sang ayah, karena Dodi sering dinas ke luar kota, jadi tak ada waktu banyak bagi kedua nya untuk berbincang satu sama lain " ayah " ucap Luna dengan suara yang gemetar, dia menangis di pelukan ayah nya

Dodi mengusap pelan dan berulang kali kepada sangat anak nya itu " ayah yakin Luna pasti bisa sayang, walau ayah tidak selalu berada di sisi Luna, tapi doa ayah selalu untuk Luna nak "

Luna menatap wajah yang selama ini ia rindukan, seolah sudah bertahun-tahun tidak berjumpa " ayah kenapa tidak bilang mau pulang? Luna bisa jemput ayah di bandara " mengusap air mata di wajah nya

Tak sempat Dodi menjawab Luna

" Mas kamu baru pulang loh, sapa aku dan anak-anak kita juga mas " Wulan berjalan menghampiri Dodi, dan itu membuat Luna menjauh dari Dodi

Luna yang sadar akan susana, dan ini sudah saat nya bagi dirinya untuk pergi, karena Dodi bukan hanya untuk nya, tetapi juga keluarga nya yang lain, satu pelukan dari Dodi sudah cukup untuk mengobati setiap luka yang Luna alami.

Semua keluarga sedang duduk di meja makan, Luna keluar dari kamar nya dengan pakaian yang sudah rapi dan juga dia sangat cantik malam ini, karena dia harus mengikuti tes.

Ros menatap Luna " seolah rumah hanya tempat singgah, datang lalu pergi " ucap nya menyindir Luna

Dodi menatap Luna " sudah lah bu, Luna saat ini sedang berjuang untuk masa depan nya, dia akan menjadi dokter yang sangat handal di masa depan nanti " Dodi menatap Luna dengan penuh rasa bangga, itu terlihat jelas dari mata nya

" boleh sukses, asal jangan lupa sama keluarga, nanti kalau udah sukses malah pergi kemana-mana " ucap Wulan judes

Luna tidak memperdulikan semua ucapan mereka, dia hanya menatap Dodi yang tersenyum melihat penampilan nya " Luna pamit dulu, dan Luna harap ayah dan ibu memberikan doa yang terbaik untuk Luna, asalamualaikum " ucap Luna lalu pergi dari hadapan mereka semua

" semoga sukses anak ku " ucap Dodi di dalam hati nya agar semua orang tidak ribut hanya karena satu kalimat dari nya

1
Hilda Rahma Dewi
bagus banget novel nya tapi saya juga tetap bahagia banget terima kasih dengan novel toon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!