Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

"Mbak, tolong bantu saya memperbaiki sekaligus merubah penampilan secara keseluruhan." Ucap Daisy kepada pegawai salon.

"Sebentar ya, saya panggilkan Pemilik Salon dulu karena dia lebih mengerti cara permak menyeluruh." Ucap seorang pekerja salon yang hanya bisa memotong rambut sesuai permintaan.

Sedangkan untuk merubah keseluruhan harus yang punya jam terbang tinggi.

Dalam artian, potongan rambut harus disesuaikan dengan bentuk wajah, body dan lainnya sehingga penampilannya berubah.

Seorang wanita berwajah cantik berpenampilan modis dengan setelah kemeja kerja mendatangi Daisy dan tersenyum ramah.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita bername tag Tania.

"Tolong ubah penampilan saya, dari rambut dan wajah kusam ini."

"Apa Anda sedang ingin menyamar?" Tanya Tania tapi tetap ramah. Sambil mempersilahkan Daisy masuk ruangan.

"Bukan, saya sedang ingin mencari suami yang hilang digondol pelakor." Jawab Daisy dengan aura gelap.

"Astaga... Kalau begitu, saya akan ubah Anda supaya tampil memukau. Biar suami Anda menyesal karena telah menyia-nyiakan." Ucap Tania.

Rambut hitam panjang tebal yang dimiliki Daisy dipotong berbentuk layer. Kemudian dicat dengan warna coklat tua yang terlihat alami dan cocok dengan kulit wajah Daisy. Setelah selesai dengan rambut, kini wajah Daisy diberi perawatan yang lebih dari sekedar facial biasa. Bahkan Perempuan bernama Tania itu, memanggil temannya yang seorang Dokter.

"Kenapa tidak kamu suruh dia datang ke Klinikku." Kesal Dokter kecantikan yang bernama Maureen Wijaya.

"Tidak ada waktu lagi, kasihan Mbak ini datang dari kampung. Mencari suaminya yang tidak pulang 3 bulan karena punya selingkuhan." Ucap Perempuan bernama lengkap Tania Singgih yang anti namanya PELAKOR.

"Astaga, kenapa nasibmu sama sepertiku."

Daisy tersenyum kecut, tidak menyangka jika seorang Dokter pun dikhianati. Apakah pria setia di dunia ini sudah tidak ada lagi, otak Daisy tiba-tiba blank.

"Baiklah, aku akan berikan perawatan gratis untukmu tapi di Klinikku. Karena di sana ada banyak alat canggih untuk membuat kulit kusammu menjadi bersinar." Ucapnya Maureen.

"Untuk sementara, aku berikan satu paket skin care platinum untukmu. Gunakan rutin tiap hari, sebelum lanjut dengan perawatan medis lainnya. Semoga setelah ini, suamimu akan menyesal telah membuang berlian berharga demi memungut butiran kerikil berlumut."

"Kenapa kalian mau membantuku? Bahkan kita tidak saling kenal sebelumnya?" Tanya Daisy dengan mata berembun.

"Sebagai sesama Perempuan, kami peduli. Bahkan jika itu kami lihat hanya dari siaran televisi pun. Apalagi kamu datang ke tempat kami untuk berjuang mencari suamimu. Aku, dulu juga pernah punya seorang suami yang sangat mencintaiku. Tapi dia pergi karena hasutan keluarganya yang katanya aku mandul. Bukankan itu menyedihkan?" Ucap Maureen.

"Ya, Maureen ini adalah korban. Keluarga mantan suaminya semuanya brengsek. Mendukung anaknya selingkuh, dan lucunya selingkuhannya hanya seorang wanita malam. Tidak sebanding dengan Maureen yang seorang Dokter kecantikan." Ucap Tania.

"Terima kasih, aku dipertemukan dengan orang baik seperti kalian berdua. Dengan begini misiku akan lebih berwarna, aku tak merasa sendirian."

"Memangnya, kalau sudah ketemu suamimu kamu mau apa? Ngajak balikan meskipun resikonya dipoligami?" Tanya Maureen.

"Aku hanya akan minta ditalak. Supaya status pernikahanku menjadi jelas. Aku tidak akan mengemis cinta dari pria yang tidak tahu arti ketulusan cinta yang sebenarnya." Ucap Daisy dengan suara tegas, membuat semua yang mendengar kagum.

"KEREN!" Teriak keduanya, kita bisa menjadi teman setelah ini?" Ucap Tania dan diangguki Maureen juga.

"Aku lihat meskipun dari kampung, tapi kamu bukan orang bodoh? Apa pekerjaanmu sebelum ke Jakarta?" Tanya Maureen sejak tadi memperhatikan cara Daisy berbicara dan duduk.

"Aku seorang guru TK, tapi sebenarnya aku bukan lulusan Pendidikan."

"Maksudnya, kamu menjadi guru tanpa ijazah pendidikan guru?" Tanya Tania.

"Benar, aku lulusan Sarjana Desain Grafis." Ucap Daisy penuh kebanggaan.

"Lah... Kok bisa jadi guru TK, gak nyambung dong. Hahaha..." Tania tertawa tapi bukan meremehkan.

"Karena aku tinggal di Desa, kebetulan guru TK jarang ada. Aku ambil kesempatan yang ada."

"Mau kerja di Perusahaan Besar, artinya aku harus pergi dari rumah peninggalan almarhum orang tuaku. Dulu pemikiranku masih sangat idealis, tapi lihatlah akhirnya aku pergi dari kampung demi mencari cecunguk sialan yang sudah mempermainkan hidupku."

"Berapa umur kamu?" Tanya Maureen.

"27 tahun, apa aku sudah terlalu tua dan tidak menarik?"

"Apanya yang tua, justru kamu terlihat lebih muda daripada kami. Aku dan Tania seumuran, yakni 25 tahun tapi beda status. Aku janda kembang, sedangkan Tania masih jomblo abadi." Ucap Maureen.

"Aku jomblo, karena menunggu Kakakmu. Giliran sudah duda, malah sulit didekati. Dasar pria sok cakep." Ucap Tania merasakan patah hati.

"Mungkin kamu kurang usaha, Tania. Terkadang pria butuh yang berani, berani menggoda maksudnya." Daisy menimpali.

"Tanya saja sama Maureen, sudah berapa tahun aku mengejar Kakaknya. Dari mulai bujang, sampai menduda. Sedetik saja, tak pernah memandangku." Tania berucap sendu membuat Daisy tak enak hati terhadap teman barunya yang membuatnya nyaman berbincang.

"Sudah... Sudah... Daripada mengsedih mikirin sikap Kakakku yang sedingin salju. Mending setelah ini kita shoping. Kalau kamu mau ikut silahkan?" Tanya Maureen ramah pada Daisy.

"Tidak, terima kasih! Karena masih banyak yang harus aku lakukan. Ngomong-ngomong kapan aku bisa datang ke Klinik kamu untuk melakukan perawatan lanjutan?" Tanya Daisy.

"Dua minggu dari sekarang saja. Karena aku ingin lihat dulu perubahan kamu setelah rutin memakai skin care yang aku berikan. Kita bisa tahu progressnya bagaimana, apa ada alergi atau masalah lainnya yang mungkin butuh tindakan." Ucap Maureen memberikan penjelasan singkat.

"Baiklah, kalau begitu berapa biaya perawatan rambutnya, Tania?" Tanya Daisy.

"Harga perkenalan, dan karena aku peduli denganmu maka aku gratiskan! Cukup jadilah perempuan yang berbeda, basmi PELAKOR sampai ke akarnya. Jangan beri celah pada mereka untuk bisa menyakitimu lebih dalam. Meskipun aku belum pernah menikah, tapi pengalaman Maureen memberiku pelajaran. Dia hanya menikah satu tahun tapi langsung diceraikan." Ucap Tania.

"Jadi... Kamu baru saja bercerai?" Tanya Daisy memandang tidak percaya.

"Ya, aku baru saja bercerai seminggu yang lalu ketok palu." Jawab Maureen seakan biasa saja.

"Tapi kok, kamu tidak kelihatan sedih?" Tanya Daisy merasa takjub.

"Untuk apa menangisi seorang pecundang, selama satu tahun menikah aku tak pernah benar-benar bahagia."

"Tuntutan segera hamil dari Ibu Mertua sejak bulan ketiga pernikahan hingga satu tahun membuatku merasa hidup dalam Neraka." Ucap Maureen.

"Maaf... Aku tak bermaksud mengungkit. Kalau begitu aku permisi pamit."

Setelah dari Salon, Daisy menuju ke toko perabot rumah tangga. Membeli banyak barang untuk mengisi rumah kontrakannya sebelum melanjutkan misi.