Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO

Ruang kerja itu berdiri megah di lantai atas kediaman Surya Atmaja. Dinding-dindingnya dilapisi panel kayu berwarna cokelat tua yang memberi kesan hangat namun tetap tegas. Sebuah rak buku besar menempel di sisi kanan ruangan, yang penuh dengan koleksi literatur bisnis, hukum, dan biografi para tokoh dunia yang tertata rapi, seolah mencerminkan pribadi pemiliknya yang disiplin dan perfeksionis.

Disinilah tempat yang hampir setiap waktu digunakan oleh Diandra untuk mengatur semua yang terjadi di rumahnya. Sejak ayahnya pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnisnya, Diandra dibuat sibuk dengan tanggung jawabnya untuk mengelola kediaman dan juga perusahaan yang dititipkan oleh ayahnya.

Setiap hari ia memeriksa jumlah pemasukan dari usaha perhiasan berlian yang dikelola oleh ayahnya, mengecek ketersediaan berlian untuk ditempa menjadi perhiasan, serta mengatur dan menekan pengeluaran yang tidak perlu, seperti yang dilakukan oleh ibu dan juga saudari tirinya yang hampir setiap hari menggunakan ATM perusahaan milik ayahnya untuk berfoya foya.

"Aku berhasil melakukannya, Santi. Aku berhasil melakukannya. Akhirnya pertunangan ku dengan Ragendra bisa dibatalkan." ucap Diandra dengan penuh suka cita dan membuat Santi ikut merasa bahagia.

"Selamat nona, nona memang hebat! Bisa mengetahui kebusukan Ragendra yang selama ini berusaha ditutupi oleh Bu Ratna dan juga Bu Claudia." ucap Santi yang merasa bahagia dengan batalnya pertunangan Diandra.

"Ini semua tidak bisa aku lakukan jika bukan karena bantuan mu, Santi. Kaulah yang mau membantuku dengan menyamar sebagai pelayan di kediaman Putraseta dan bisa memberitahuku tentang apapun yang terjadi di rumah itu. Jika bukan karena kau, aku mungkin tidak akan bisa lepas dari perjodohan ini." ucap Diandra sembari menggenggam tangan Santi dengan erat.

"Nona, aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Nona sudah banyak membantuku, dan aku juga merasa sangat senang bisa membantu nona untuk bisa keluar dari masalah ini." ucap Santi

"Meskipun begitu, aku tetap ingin mengucapkan terima kasih kepadamu Santi. Bagaimanapun juga ini berkat kerja kerasmu." ucap Diandra yang tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Santi.

"Sama sama nona" ucap Santi.

Disaat Diandra tengah bahagia karena rencana untuk menggagalkan perjodohannya berhasil, di dalam kamarnya, Bu Ratna dan juga Amara masih terlihat sangat kesal atas batalnya perjodohan Diandra. Mereka berdua merasa kalau usaha yang mereka lakukan untuk membuat Diandra terhempas dari kediaman Surya Atmaja, telah gagal dilakukan.

"Ibu, apa yang harus kita berdua lakukan sekarang? Pertunangan Diandra telah sepenuhnya dibatalkan dan kita tidak bisa melakukan apa apa untuk menyingkirkan wanita itu dari rumah ini." ucap Amara dengan penuh kebencian.

"Ibu juga tidak tahu, Amara. Diandra, wanita itu terlalu sulit untuk kita hancurkan. Apakah kau tidak ingat, sudah berapa kali kita berusaha untuk menyingkirkan wanita itu dari rumah ini? Tapi apa, wanita itu selalu saja memiliki cara untuk lepas dari rencanaku." ucap Bu Ratna

"Kalau Diandra masih berada di rumah ini terus, kita berdua tidak akan bisa menguasai semua harta kekayaan dan juga aset Tara Bumi Grup....ibu. Diandra pasti akan ditunjuk oleh ayah sebagai pengganti dari dirinya untuk meneruskan perusahaan itu. Aku tidak mau kalau itu sampai terjadi, ibu." ucap Amara dengan putus asa.

"Tidak sayang, kau tidak perlu khawatir. Selama ada ibu, tidak akan ada yang bisa merebut semua harta kekayaan itu dari tanganmu. Ibu akan memikirkan jalan lain untuk bisa membuatmu mendapatkan semua itu." ucap Bu Ratna dengan penuh ambisi sekaligus membuat Amara merasa sangat senang.

"Terima kasih ibu, kau memang yang terbaik." ucap Amara.